Anda di halaman 1dari 8

Universa Medicina Vol.24 No.

Pengaruh suplementasi zat besi satu dan dua kali


per minggu terhadap kadar hemoglobin
pada siswi yang menderita anemia
Sandra Fikawati*, Ahmad Syafiq*, Sri Nurjuaida**
*Lintas Departemen Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Kesehatan Masyarakat UI
**Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Tangerang, Jawa Barat

ABSTRAK

Kelompok remaja putri merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap anemia padahal mereka merupakan
sumber daya manusia yang harus dilindungi karena potensinya yang sangat besar dalam upaya pembangunan
kualitas bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh suplementasi TTD satu kali per
minggu dan dua kali per minggu terhadap kenaikan kadar hemoglobin (Hb) siswi penderita anemia yang sudah
menstruasi di SLTP Kota Tangerang. Disain penelitian adalah non-blinded randomized experiment. Subyek
penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan suplementasi TTD satu kali per
minggu (40 orang) dan dua kali per minggu (38 orang). Pemberian suplementasi TTD diminum di depan peneliti
diberikan selama 11 minggu. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar Hb yang
bermakna antara kedua kelompok intervensi tersebut (p=0,31). Rata-rata kenaikan kadar Hb siswi yang diberikan
suplementasi 1 kali per minggu adalah sebesar 2,20 g/dl sedangkan yang diberikan suplementasi 2 kali per
minggu sebesar 2,28 g/dl. Dengan demikian intervensi pemberian suplementasi zat besi, disertai dengan memonitor
konsumsi TTD, dapat diberikan cukup satu kali per minggu karena hasilnya terhadap kenaikan kadar Hb tidak
berbeda dengan pemberian suplementasi TTD dua kali per minggu .

Kata kunci : Zat besi, defisiensi, suplementasi, anemia, remaja

Effect of once and twice weekly of iron supplementation


on hemoglobin level among students with anemia

ABSTRACT

Despite their importance as potential human resource, female teenager is recognized as a group that
prone to iron-deficient anemia. This study aims to investigate difference in hemoglobin level increments
between those who received once per week iron supplementation and twice per week supplementation
among anemic students in SLTP Kota Tangerang. Design of this study is non-blinded-randomized experiment.
Subjects were randomized into two groups, once per week supplementation group (40 subjects) and twice
per week supplementation group (38 subjects). Supplementation of iron tablet was given for a consecutive
11 weeks. The study shows no difference found in the increment of the two groups (p=0,31). Mean hemoglobin
increment in once per week group was 2.20 g/dl while in the twice per week group the increment was 2.28
g/dl. The study results was in favor of strictly monitored iron supplementation once per week since it
provide similar increments in hemoglobin level compared to twice per week supplementation.

Keywords: Iron, deficiency, supplementation, anemia, adolescent

167
Fikawati, Syafiq, Nurjaida Suplementasi zat besi satu dan dua kali

PENDAHULUAN perkembangan anak dan remaja. (9,10) Anemia


pada anak menyebabkan pertumbuhan dan
Populasi remaja di Indonesia mencapai perkembangan tidak optimal dan menurunkan
20% dari total populasi penduduk Indonesia prestasi belajar karena rasa cepat lelah,
yaitu sekitar 30 juta jiwa. (1) World Health kehilangan gairah dan tidak dapat
Organization (2) menyebutkan bahwa banyak berkonsentrasi. (6) Sedangkan pada remaja
masalah gizi pada remaja masih terabaikan penderita anemia, sebagai calon ibu yang akan
disebabkan karena masih banyaknya faktor- melahirkan generasi penerus bangsa, anemia
faktor yang belum diketahui, padahal remaja akan menyebabkan tingginya risiko untuk
merupakan sumber daya manusia Indonesia melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
yang harus dilindungi karena potensinya yang yang mempunyai kualitas hidup yang tidak
sangat besar dalam upaya pembangunan optimal. (9,10)
kualitas bangsa. Melihat dampak anemia yang sangat besar
Anemia akibat kekurangan zat gizi besi dalam menurunkan kualitas sumber daya
(Fe) merupakan salah satu masalah gizi utama manusia, maka sebaiknya penanggulangan
di Asia termasuk di Indonesia. Pada anak usia anemia perlu dilakukan sejak dini, sebelum
sekolah, prevalensi anemia tertinggi remaja putri menjadi ibu hamil, agar kondisi
ditemukan di Asia Tenggara dengan perkiraan fisik remaja putri tersebut telah siap menjadi
s e k i t a r 6 0 % a n a k m e n g a l a m i a n e m i a . (3) ibu yang sehat. (11) Remaja putri termasuk
Laporan berbagai studi di Indonesia kelompok yang rawan terhadap anemia, hal
memperlihatkan masih tingginya prevalensi ini disebabkan karena kebutuhan Fe pada
anemia gizi pada remaja putri yang berkisar wanita 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria.
antara 20-50%. Survei yang dilakukan oleh Wanita mengalami menstruasi setiap bulannya
Gross et al (4) di Jakarta dan Yogyakarta yang berarti kehilangan darah secara rutin
melaporkan prevalensi anemia pada remaja dalam jumlah cukup banyak, juga kebutuhan
s e b e s a r 2 1 , 1 % . P e n e l i t i a n B u d i m a n (5) Fe meningkat karena untuk pertumbuhan
menyebutkan dari sejumlah 545 orang sampel fisik, mental dan intelektual, dan kurang
siswi SLTA di Kabupaten dan Kotamadya mengkonsumsi sumber makanan hewani yang
Sukabumi, Cirebon dan Tangerang Propinsi merupakan sumber Fe yang mudah
Jawa Barat sebanyak 40,4%-nya menderita d i s e r a p . (6,12) K e l o m p o k r e m a j a p u t r i
anemia. Survei Kesehatan Rumah Tangga mempunyai risiko paling tinggi untuk
tahun 2001 melaporkan 28,3% anak dan menderita anemia karena pada masa itu terjadi
remaja dalam kelompok umur 5-14 tahun peningkatan kebutuhan Fe. Peningkatan
menderita anemia. (6) Penelitian Hamid (7) di kebutuhan ini terutama disebabkan karena
Padang, Sumatera Barat mendapatkan angka pertumbuhan pesat yang sedang dialami dan
prevalensi anemia pada siswi SLTA sebesar terjadinya kehilangan darah akibat
2 9 , 2 % . P e n e l i t i a n F e b r u h a r t a n t y e t a l (8) menstruasi. (9) Kelompok ini juga memiliki
terhadap 137 siswi SLTP di Kupang, Nusa kebiasaan makan tidak teratur, mengkonsumsi
Te n g g a r a Ti m u r m e n d a p a t k a n a n g k a makanan berisiko seperti fast food, snack
prevalensi anemia sebesar 49,6%. dan soft drink (13,14) dan tingginya keinginan
Berbagai studi menunjukkan dampak mereka untuk berdiet agar tampak langsing (15)
negatif dari anemia akibat kekurangan zat gizi yang mempengaruhi asupan zat gizi termasuk
besi terhadap pertumbuhan dan sumber Fe yang adekuat.

168
Universa Medicina Vol.24 No.4

Strategi untuk mengatasi masalah anemia Fe harian lebih efektif daripada mingguan
pada remaja putri adalah dengan perbaikan dalam menurunkan prevalensi anemia
kebiasaan makan, fortifikasi makanan dan balita. (21) Berbagai studi lain memperlihatkan
pemberian suplementasi Fe. Mengubah pola bahwa suplementasi mingguan cukup efektif
makan dan fortifikasi makanan merupakan dan ekonomis dalam menurunkan prevalensi
strategi jangka panjang yang penting namun a n e m i a . (4,18) S a l a h s a t u m a s a l a h d a l a m
tidak dapat diharapkan dapat berhasil dengan program suplementasi adalah rendahnya
c e p a t . (16) C a r a l a i n a d a l a h d e n g a n k e p a t u h a n . (22-24) D a t a S u r v e i D e m o g r a f i
memberikan suplementasi Fe melalui Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-
pemberian tablet tambah darah (TTD). Untuk 2003 pada ibu hamil menunjukkan bahwa
pencegahan dan pengobatan anemia, hanya kurang dari sepertiga ibu hamil
suplementasi TTD merupakan cara yang mengkonsumsi TTD sebanyak 90 tablet,
efisien karena mudah didapat, efeknya cepat sepertiga mengkonsumsi <60 tablet, dan 20%
terlihat, dan harganya relatif murah sehingga tidak mengkonsumsi sama sekali. (1)
terjangkau oleh masyarakat luas. Brabin and Masalah kepatuhan merupakan kendala
B r a b i n (17) m e r e k o m e n d a s i k a n p r o g r a m utama suplementasi besi harian, dan karena
pencegahan anemia dengan suplementasi Fe itu alternatif suplementasi mingguan
lebih banyak ditargetkan kepada remaja putri diharapkan dapat mengurangi masalah
dari pada anak-anak, wanita dewasa atau ibu kepatuhan ini. Tetapi suplementasi mingguan
hamil karena pemberian suplementasi kepada menghadapi masalah dalam hal dosis Fe yang
remaja putri akan memberi dampak yang lebih diperlukan untuk meningkatkan kadar
besar pada kesehatan reproduksi dan hemoglobin dalam darah agar setara dengan
keberhasilan proses reproduksi dibandingkan suplementasi harian. (24) Sebagai salah satu
dengan suplementasi selama masa hamil saja. opsi, dengan demikian, diperlukan penelitian
Remaja putri merupakan calon ibu yang harus untuk mengetahui keefektifan suplementasi Fe
sehat dan tidak anemia, untuk dapat dengan frekuensi di antara mingguan dan
melahirkan bayi yang sehat. harian misalnya dua kali per minggu untuk
Berbagai studi intervensi menunjukkan menilai keefektifan suplementasi terhadap
bahwa dosis, frekuensi pemberian dan lama kadar hemoglobin (Hb).
pemberian TTD berbeda-beda. (18-20) Namun Tujuan studi ini adalah menilai pengaruh
demikian dibandingkan dengan dosis yang suplementasi Fe yang diberikan 2 kali per
umumnya relatif hampir sama (60 mg besi minggu dibandingkan dengan suplementasi 1
elemental dan 0,25 mg asam folat), frekuensi kali per minggu dalam menaikan kadar Hb
pemberian per minggu dan lama pemberiannya siswi yang anemia.
masih sangat bervariasi. Departemen
Kesehatan RI (15) menyebutkan dosis terapi METODE
untuk remaja putri yang anemia adalah 1 kali
per hari selama satu bulan sedangkan WHO/ P e n e l i t i a n d i l a k u k a n d i S LT P K o t a
UNICEF dalam Gross et al. (4) menyebutkan Tangerang pada Januari-April 2004. Penelitian
dua kali per hari untuk waktu dua sampai ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
dengan tiga bulan. Studi evaluasi program metoda experimental randomised non
suplementasi Fe sirup untuk balita di Nusa blinded. Pemeriksaan kadar Hb awal dengan
Tenggara Timur menunjukkan pemberian sirup menggunakan metoda cyanmethemoglobin

169
Fikawati, Syafiq, Nurjaida Suplementasi zat besi satu dan dua kali

dilakukan terhadap 254 siswi yang sudah sebesar 13,13 ± 1,03 g/dl dan nilai akhir Hb
mendapat menstruasi dan ditemukan 81 siswi kelompok suplementasi 2 kali per minggu 13,30
(31,89%) menderita anemia. Intervensi ± 1,10 g/dl. Hasil pemeriksaan kadar Hb akhir
pemberian suplementasi Fe program siswi menunjukkan bahwa pemberian
p e m e r i n t a h y a n g k a n d u n g a n n y a f e rro u s suplementasi TTD baik satu kali per minggu
sulfat (60 mg Fe dan 0,25 mg asam folat) maupun dua kali per minggu selama waktu 11
dilakukan selama 11 minggu pada 78 siswi dari minggu dapat menaikkan kadar Hb siswi
81 siswi yang anemia tersebut (sebanyak 3 secara bermakna. Pada kelompok suplementasi
orang siswi yang anemia pindah ke pesantren satu kali per minggu didapatkan penurunan
sehingga tidak ikut dalam intervensi). Sampel siswi yang anemia sebesar 95% (38 siswi dari
secara acak dibagi menjadi dua kelompok 40 siswi) dan pada kelompok suplementasi dua
yaitu kelompok yang mendapat intervensi kali per minggu didapatkan hasil penurunan
suplementasi Fe satu kali per minggu dan dua jumlah siswi yang mengalami anemia sebanyak
kali per minggu. Monitoring pemberian Fe 94,7% (36 dari 38 siswi). Gambar 1
dilakukan dengan meminta responden untuk memperlihatkan perbedaan antara nilai mean
meminum TTD di depan peneliti. Selanjutnya kadar Hb sebelum dan sesudah intervensi pada
pada akhir intervensi dilakukan kembali kedua kelompok. Hasil uji statistik didapatkan
pemeriksaan kadar Hb. Uji statistik yang peningkatan kadar Hb secara bermakna pada
digunakan adalah uji t (independent-t test) masing-masing kelompok intervensi (p =
untuk menguji perbedaan rata-rata kadar Hb 0,0000).
awal studi dan kenaikan kadar Hb setelah Hasil uji beda kenaikan kadar Hb siswi
pemberian pada kedua kelompok. berdasarkan kelompok suplementasi TTD
menunjukkan rata-rata kenaikan kadar Hb
HASIL siswi kelompok suplementasi TTD 1 kali per
minggu adalah 2,20 ± 1,39 g/dl dan rata-rata
Rata-rata kadar Hb awal siswi yang kenaikan kadar Hb siswi kelompok
mendapat suplementasi satu kali per minggu suplementasi 2 kali seminggu adalah 2,28 ±
sebesar 10,93 ± 0,87 g/dl dan median 11,15 g/ 1,34 g/dl. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
dl sedangkan pada kelompok awal siswi yang = 0,31 (1-tailed) maka disimpulkan bahwa
mendapat suplementasi dua kali per minggu tidak ada perbedaan yang bermakna antara
adalah 10,86 ± 0,83 g/dl dan median 11,10 g/ rata-rata kenaikan kadar Hb siswi yang diberi
dl (Tabel 1). suplementasi satu kali per minggu dengan
Setelah intervensi didapatkan nilai akhir rata-rata kenaikan kadar Hb siswi yang diberi
Hb kelompok suplementasi 1 kali per minggu suplementasi dua kali per minggu (Gambar 2).

Tabel 1. Distribusi kadar Hb awal dan dan akhir siswi berdasarkan kelompok intervensi

170
Universa Medicina Vol.24 No.4

Gambar 1. Distribusi rata-rata kadar Hb siswi sebelum dan sesudah intervensi

Gambar 2. Distribusi kenaikan kadar Hb siswi berdasarkan kelompok intervensi TTD

171
Fikawati, Syafiq, Nurjaida Suplementasi zat besi satu dan dua kali

PEMBAHASAN menunjukkan efek suplementasi Fe dua kali


per minggu sama dengan suplementasi satu
Berdasarkan hasil skrining kadar Hb kali per hari pada anak-anak pra-sekolah.
terhadap 254 siswi SLTP Kota Tangerang yang Demikian pula hasil penelitian Gross et al (4)
telah menstruasi diperoleh gambaran bahwa dan Ridwan et al (28) pada ibu hamil ternyata
31,9% anak menderita anemia (Hb<12 g/dl) pemberian suplementasi Fe dosis mingguan
dengan rata-rata kadar Hb awal sebesar 10,9 lebih efektif dan ekonomis dibandingkan
g/dl. Hasil ini sedikit lebih baik bila dengan suplementasi dosis harian. Hasil studi
dibandingkan dengan hasil penelitian melaporkan bahwa suplementasi Fe satu kali
Budiman (5) terhadap perempuan remaja siswi dalam seminggu pada manusia efisien karena
S LTA d i K a b u p a t e n d a n K o t a m a d y a sesuai dengan siklus pembaharuan sel-sel
Sukabumi, Cirebon dan Tangerang Jawa mukosa usus manusia yang terjadi setiap 5
Barat yang menujukkan prevalensi anemia hari. (18)
sebesar 40,4% dan Saraswati et al(25) pada Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
remaja putri SMU swasta dan negeri di dari segi efektifitas yang diukur melalui
Propinsi Jawa Barat dengan prevalensi kenaikan kadar Hb, suplementasi mingguan
anemia sebesar 42,4%. (satu kali per minggu) ternyata sama
Setelah intervensi 11 minggu terlihat efektifnya dengan suplementasi dua kali per
kenaikan rata-rata kadar Hb yang bermakna minggu. Dari segi kepatuhan pemberian
antara kadar Hb sebelum dan sesudah cenderung meningkatkan kepatuhan dan
perlakuan dengan rata-rata kenaikan kadar dengan demikian diharapkan tingkat
Hb 2,24 g/dl. Hasil ini jauh lebih tinggi kepatuhan suplementasi satu kali per minggu
dibandingkan dengan penelitian Saidin et al(26) lebih tinggi dari suplementasi dua kali per
dengan pemberian suplementasi pil besi satu minggu meskipun dalam penelitian ini
kali seminggu pada remaja putri di Bandung kepatuhan merupakan variabel yang dikontrol
selama 13 minggu dengan rata-rata kenaikan sehingga tidak dapat dilihat perbedaan tingkat
kadar Hb hanya 0,39 g/dl. Hasil ini juga lebih kepatuhan antara dua kelompok suplementasi
tinggi dari penelitian Sakti et al(20) tentang tersebut.
pengaruh pemberian tablet besi 2 kali
seminggu terhadap kadar Hb pada remaja putri KESIMPULAN DAN SARAN
SLTP di Karangawen selama 12 minggu
dengan rata-rata kenaikan kadar Hb 1,08 g/ Prevalensi anemia pada siswi yang sudah
dl. Hal ini mungkin disebabkan karena pada mendapat menstruasi adalah 31,89%.
penelitian lain rata-rata kadar Hb awal siswi Suplementasi TTD satu kali per minggu yang
lebih tinggi dan dalam penelitian yang lain disertai monitoring konsumsi TTD mampu
TTD tidak diminum di depan peneliti. meningkatkan kadar Hb pada siswi yang
Melihat jenis intervensi yang dilakukan menderita anemia.
(suplementasi satu kali per minggu dan dua Disarankan melakukan p emeriksaan
kali per minggu), ternyata kenaikan kadar Hb kadar Hb pada siswi yang sudah mendapat
antara suplementasi satu kali per minggu dan menstruasi untuk seleksi/skrining program
dua kali per minggu tidak menunjukkan suplementasi TTD. Pemberian TTD diminum
perbedaan yang bermakna. Hasil ini sesuai dengan pengawasan baik oleh guru atau
dengan penelitian Schultink et al (27) yang petugas kesehatan di sekolah.

172
Universa Medicina Vol.24 No.4

Daftar Pustaka 13. Fomon SJ, S Zlotkin. Nutritional anemias. Nestle


Nutrition Services. New York: Raven Press;
1. Statistics Indonesia, National Family Planning 1992.
Board, Ministry of Health, ORC Macro. 14. Moore MC. Pedoman terapi diet dan nutrisi.
Indonesia Demographic Health Survey 2002- Jakarta: Hipotekrates; 1997.
2003. Maryland: BPS and ORC Macro; 2003. 15. Depkes RI. Pedoman Pemberian Tablet Besi,
2. WHO. Adolescent nutrition: a neglected Folat dan Sirup Besi Bagi Petugas. Jakarta:
dimension. WHO; 2003. Available at http:// Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat;
www.who.int/nut/ado.htm. Accessed May, 19
1999.
2004.
16. Angeles-Agdeppa, Imelda T. Daily versus
3. Tee ES. Priority nutritional concerns in Asia.
weekly supplementation with iron, vitamin A,
Food and nutrition Bulletin 2002; 23: 345-8.
folic acid and vitamin C to improve iron and
4. Gross R, Angeles-Agdeppa I, Schultink W,
vitamin A status of female adolescents. Med J
Dillon D, Sastroamidjojo S. Daily versus weekly
Indones 1997; 6: 52-69.
iron suplementation: programmatic and
17. Brabin and Brabin. Parasitic infections in women
economic implications for Indonesia. Food and
and their consequences. Am J Clin Nutr 1992;
Nutrition Bulletin 1997; 18: 64-9.
55: 955-8.
5. Budiman. Hubungan pengetahuan dengan
18. Angeles-Agdeppa I, Schultink W, Sastroamidjojo
status anemia pada remaja putri murid SMU dan
S, Gross R, and Karyadi D. Weekly micronutrient
MAN di 6 daerah tingkat II di Jawa Barat (Tesis).
supplementation to buid iron stores in female
FKM UI: Jakarta 1999.
Indonesian adolescents. Am J Clin Nutr 1997; 66:
6. Depkes RI. Program penanggulangan anemia gizi 177-83.
pada wanita usia subur (WUS). Jakarta: 19. Schultink W. Iron supplementation programmes:
Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal compliance of target groups and frequency of
Bina Kesehatan Masyarakat; 2001. tablet intake. Food and Nutrition Bulletin 1996;
7. Hamid S. Peran asupan zat gizi dan faktor lain 17: 22-6.
terhadap kadar hemoglobin siswi SMUN 3 Kota 20. Sakti H, Rahmawati B, Rahfiludin MZ. Pengaruh
Padang Propinsi Sumatra Barat tahun 2001 suplementasi tablet besi dan pendidikan gizi
(Tesis). FKM UI: Jakarta; 2002. terhadap pengetahuan, sikap, praktek tentang
8. Februhartanty J, Dillon D, Khusun H. Will daily anemi dan kadar hemoglobin (Hb) pada remaja
iron supplementation given during menstruation putri. Media Medika Indonesiana 2003;38:24-30.
improve iron status better than weekly 21. Setiarini A. Evaluation of iron supplementation
supplementation? Asia Pacific J Clin Nutr 1992; program among under-five children in East Nusa
11: 36-41. Tenggara, Indonesia (Tesis). Seameo UI: Jakarta;
9. Krummel B. Nutrition in women’s health. New 1999.
York: Aspen Publ; 1996. 22. Fahmida U, Dillon D, Schultink W, Untoro J. Iron
10. Worthington-Roberts BS, Williams SR. Nutrition supplementation in women of reproductive age:
throughout the life cycle. Fourth ed. McGraw- the influence of distribution channels on
Hill International Editions, Health Profession compliance. Australian Journal of Nutrition and
Series. Singapore; 2000. Dietetics 1998; 55: S 35.
11. Gopalan, C. Nutrition development transition in 23. UNICEF and Government of Indonesia.
South-East Asia. WHO Regional Office for Challenges for a New Generation. The Situaition
South-East Asia, New Delhi; 1994. of Children and Women in Indonesia. 2000.
12. Bergstorm E, Hernell O, Lonnerdal B, Persson 24. Bowman BA, RM Russell. Present knowledge
LA. Sex differences in iron stores of adolescents. in nutrition. 8th ed. Washington D.C.: ILSI Press;
Iron nutrition in health and disease. In: Hallberg 2001.
L, Asp NG, Libbey J, editors. Company Ltd; 1996. 25. Saraswati E, Imam S. Perbedaan tingkat
p. 157-63. pengetahuan anemia remaja putri Sekolah

173
Fikawati, Syafiq, Nurjaida Suplementasi zat besi satu dan dua kali

Menengah Umum anemia dan non anemia di Matulessi P. Effect of daily vs twice weekly iron
enam Dati II Propinsi Jawa Barat. Penelitian Gizi supplementation in Indonesian preschool
dan Makanan 1997; 20: 16-27. children with low iron status. Am J Clin Nutr
26. Saidin M, Saidin S, Supaina I, Yuniar Y, 1995; 61: 111-5.
Komarudin, Muhilal. Efektivitas suplementasi pil 28. Ridwan E, Schultink W, Dillon D, Gross R.
besi satu kali per minggu dalam penanggulangan Effects of weekly iron supplementation on
masalah anemia pada kelompok wanita remaja. pregnant Indonesian women are similar to those
Laporan Penelitian. Bogor: Puslitbang Gizi; 1997. of daily supplementation. Am J Clin Nutr 1996;
27. Schultink, W, Gross R, Gliwitzki M, Karyadi D, 63: 884-90.

174

Anda mungkin juga menyukai