Di susun oleh :
Yulia mufarikhah
SDN PUNDENARUM O3
DEMAK
2018
KIDS ATLETIK
Cabang olah raga yang di perlombakan dalam event POPDA baik itu tingkat kecamatan,
kabupaten bahkan propinsi adalah Kids Atletik.Kid’s Athletic adalah jenis dari cabang olahraga
atletik yang diperuntukan khusus untuk sekolah dasar. Jenis cabang olahraga ini diperkenalkan
pertama kali oleh IAAF (International Association of Athletics Federation). Kemudian disebarkan di
sekolah - sekolah melalui berbagai pendidikan dan pelatihan oleh Pusat Pembinaan Atletik Pelajar
(PPAP).
Seperti diketahui bahwa Atletik merupakan “Mother Of Sport” yaitui ibu dari semua cabang
olahraga,sehingga atletik menjadi cabang olahraga wajib bagi pelajar sekolah dasar. Departemen
Pendidikan Nasional pun menyetujui anjuran PB PASI agar cabang atletik yang dimainkan adalah
Kids' Athletics yaitu program pembinaan atletik bagi atlet usia pelajar sekolah dasar sesuai dengan
kebijakan IAAF (International Association of Athletics Federation). Nomor-nomor perlombaannya
adalah Kanga's Escape (Sprint/Gawang), Frog Jump (Loncat Katak), Turbo Throwing (Lempar
Turbo) dan Formula 1 (Lari, Rintangan, Slalom).
Dengan dijadikannya Kids' Athletics sebagai cabang olahraga resmi, PB PASI telah berhasil
mensosialisasikan atletik di tingkat sekolah dasar di Indonesia. Melalui usaha ini, diharapkan atletik
semakin digemari oleh anak-anak dan bibit-bibit baru semakin banyak ditemukan. Secara bertahap
Departemen Pendidikan Nasional harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan di sekolah-sekolah
di provinsi-provinsi. Harga satu set peralatan Kids' Athletics adalah sekitar Rp 2-3 juta.
Dalam Kids' Athletics, olahraga atletik dibuat lebih mudah dilakukan karena banyak
mengandung permainan dan dipertandingkan dalam nomor beregu sehingga tidak menimbulkan rasa
bosan. Selain juga tidak dibedakan kategori putra dan putri.
Adapun sarana dan prasarana athletic kids itu dapat dijabarkan sebagai berikut:
Permainan ini dilakukan dalam lintasan lari dimana lintasan dibuat dalam dua lintasan setiap
tim, satu dengan gawang dan satunya tidak. Dua orang dalam tim berdiri di satu sisi dan dua yang lain
disisi seberangnya. Peserta pertama start dari start berdiri dan lari 40 meter tanpa gawang. Pada akhir
lintasan memberikan gelang estafet (gelang diberikan dibelakang bendera) ke pelari nomor dua yang
meneruskan lari melewati gawang. Pelari kedua juga start dengan posisi berdiri dan lari melewati
gawang sampai ujung lintasan dan memberikan gelang estafet ke pelari ketiga. Pelari ketiga lari tanpa
gawang dan memberikan ke pelari empat dan seterusnya sampai semua pelari melakukan lari tanpa
gawang dan dengan gawang.
Dengan demikian pelari ketiga adalah pelari terakhir melewati gawang dan diambil waktunya.
Gelang estafet dibawa dengan tangan kanan dan diberikan kepada pelari selanjutnya yang menerima
juga dengan tangan kanan.
1. 1 buah Stopwatch
2. 1 kartu even/pos
3. 1 meteran
5. 2 tiang bendera.
Prosedur :
Dua lintasan tim, satu dengan gawang dan satunya tidak. Dua orang dalam tim berdiri di satu sisi dan
dua yang lain disisi seberangnya. Peserta pertama start dari start berdiri dan lari 40 meter tanpa
gawang pada akhir lintasan memberikan gelang estafet (gelang diberikan dibelakang bendera) ke
pelari kedua juga start dengan posisi berdiri dan lari melewati gawang sampai empat dan ketiga.
Pelari ketiga lari tanpa gawang dan memberikan ke pelari keempat dan seterusnya sampai semua
pelari melakukan lari ke gawang dan dengan gawang.
Dengan demikian pelari ketiga adalah pelari terakhir melewati gawang dan diantaranya Gelang estafet
dibawah dengan tangan kanan dan diberikan kepada pelari selanjutnya yang menerima juga dengan
tangan kanan.
Penilaian :
Renking dilakukan berdasarkan waktu.
Tim penilaian adalah tim yang paling cepat menyelesaikan Iari di atas.
Satu kali lari dapat dilakukan oleh sejumlah tim bersamaan dari jumlah tim dan ketersediaan panitia.
Dari garis start seorang peserta melakukan “loncat katak” tiga kali berturut-turut dengan
bertumpu dan mendarat dua kaki. Petugas memberi tanda bagian tubuh yang terdekat dari garis start
(tumit). Bila peserta jatuh ke belakang maka tandanya adalah pada tangan yang dekat dengan garis
start. Titik pendaratan peserta pertama adalah titik awal lompat peserta kedua dan seterusnya.
Lomba diselesaikan setelah anggota regu terakhir meloncat dan mendarat serta diberi tanda pada
pendaratannya.
Gerakan ini dilakukan dua kali, dan hasil terbaik yang digunakan.
1. Alat Penanda
2. 1 buah meteran
3. Kartu lomba
Prosedur :
Dari garis star seorang peserta melakukan ” Loncat Katak ” tiga kali berturut-turut dengan bertumpu
dan mendarat dengan dua kaki. Petugas memberi tanda bagian tubuh yang terdekat dari garis start
(tumit). Bila peserta jatuh ke belakang maka tandanya adalah pada tangan yang dekat dengan garis
start. Titik pendaratan peserta pertama adalah titik awal lompat peserta kedua dan seterusnya. Lomba
diselesaikan setelah anggota regu terakhir meloncat dan mendarat serta diberi tanda pada
pendaratannya.
Gerakan ini dilakukan dua kali dan hasil terbaik yang digunakan.
Penilaian :
Setiap anggota tim berlomba dan hasilnya adalah jumlah jarak yang dicapai oleh 4 peserta anggota
tim.
Pengukuran dilakukan sampai pada 1 cm.
Peralatan :
Setiap tim memerlukan peralatan sebagai berikut :
1. Meteran fiberglass 30 m = 1 buah
2. Tongkat / alat penanda = 1 batang
3. Kartu Lomba (Blangko 2) = 1 lembar
Lempar turbo diawali dengan awalan sejauh 5 meter, Setelah melakukan awalan pendek
peserta melempar turbo ke area lemparan dengan dibatasi garis lempar. Setiap peserta melakukan dua
kali lemparan.
Lembing yang dipergunakan berbahan dasar pipa paralon,dengan panjang 40cm,dan berat
200gr,di ujung dibuat lancip sehingga bila lemparan yang dilakukan benar dapat menancap di
tanah,disebelah pangkal dibuat sayap seperti rudal.
Deskripsi : Lempar satu tangan untuk mencapai jarak dengan lembing anak.
Nama lomba : ” Lempar Turbo ”
Prosedur :
Lempar lembing anak-anak diawali dengan awalan 5 meter. Setelah melakukan awalan pendek
peserta melempar lembing anak ke area lemparan dengan dibatasi garis lempar. Setiap peserta
melakukan dua lemparan.
Keamanan :
Karena keamanan cukup rawan dalam lempar lembing maka hanya petugas yang boleh berada di area
pendaratan lemparan. Sangat terlarang melempar balik lembing kearah batas garis lempar.
Penilaian :
Setiap lemparan diukur dengan memberi tanda yang ditarik 90 derajat ke arah garis batas lempar dan
dicatat per interval 25 cm. Bila lembing jatuh diantara / tengah garis 25 cm maka dibulatkan ke atas.
Jumlah jarak terbaik dari dua lemparan masing-masing anggota tim merupakan hasil prestasi tim.
Peralatan :
Peralatan yang diperlukan untuk perlombaan ini sebagai berikut :
1. Roket / Rudal / Turbo = 2 Buah
2. Garis ukur yang telah dikalibrasi dengan meteran = 1 buah
3. Kartu Lomba (Blangko 3) = 1 lembar
Keliling lintasan sekitar 80 meter yang dibagi menjadi area lari/sprint, lari gawang, dan
slalom (lihat gambar). Gelang estafet digunakan sebagai alat perpindahan. Setiap peserta harus mulai
dengan roll depan atau samping di atas matras.
Setiap peserta harus melakukan lintasan secara lengkap dan memberikan gelang kepada peserta
selanjutnya. Sekali star dapat dilakukan sampai enam tim bersama-sama.
1. 9 gawang.
3. 3 busa/matras
4. Sekitar 30 kerucut/tanda.
5. 1 stopwatch
6. 1 Kartu lomba
Prosedur :
Keliling lintasan sekitar 80 meter yang dibagi menjadi area lari/sprint, lari gawang dan slalom (lihat
gambar). Gelang estafet digunakan sebagai alat perpindahan. Setiap peserta harus mulai dengan roll
depan atau samping di atas matras. Setiap peserta harus melakukan lintasan secara lengkap dan
memberikan gelang kepada peserta selanjutnya. Sekali start dapat dilakukan sampai enam tim
bersama-sama.
Penilaian :
Rangking dilakukan dengan melihat waktu yang dicatat setiap tim.
Demikian juga dengan group-group selanjutnya, sesuai dengan rangking waktu.
BOLA BASKET
B. SEJARAH
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang
guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru Olahraga asal Kanada
yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah
wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan
di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New
England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith
menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.
Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang
cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa
peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan
meminta para siswa untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari
1892 di tempat kerja Dr.James Naismith.Basket adalah sebutan yang diucapkan oleh salah
seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat.
Penggemar fanatik ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi
pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble, sehingga bola
hanya dapat berpindah melalui lemparan. Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13
aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith.
C. PERKEMBANGAN
Permainan basket sudah sangat berkembang dan digemari sejak pertama kali diperkenalkan
oleh James Naismith. Salah satu perkembangannya adalah diciptakannya gerakan slam dunk
atau menombok, yaitu gerakan untuk memasukkan dan melesakan bola basket langsung ke
dalam keranjang yang bisa dilakukan dengan gerakan akrobatik yang berkekuatan luar biasa
.
D. BOLA BASKET DI INDONESIA
Ada beberapa informasi mengatakan masuknya basket bersamaan dengan kedatangan
pedagang dari Cina menjelang kemerdekaan. Tepatnya, sejak 1894, bola basket sudah
dimainkan orang-orang Cina di Provinsi Tientsien dan kemudian menjalar ke seluruh daratan
Cina.
Mereka yang berdagang ke Indonesia adalah kelompok menengah kaya yang memilih
olahraga dari Amerika itu sebagai identitas kelompok Cina modern. Informasi ini diperkuat
fakta menjelang dan pada awal kemerdekaan klub-klub bola basket di sejumlah kota besar
seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, DI Yogyakarta, dan Surabaya sebagian besar
tumbuh dari sekolah-sekolah Cina. Dari klub itu pula kemudian lahir salah seorang pemain
legenda Indonesia, Liem Tjien Siong yang kemudian dikenal dengan nama Sonny Hendrawan
(Pada 1967 Sonny terpilih sebagai Pemain Terbaik pada Kejuaraan Bola Basket Asia IV di
Seoul, Korea Selatan. Waktu itu, tim Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah Filipina,
Korea, dan Jepang). Pada 1948, ketika Negara Indonesia menggelar PON I digelar di Solo,
bola basket, sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini
membuktikan bahwa basket cepat memasyarakat dan secara resmi diakui Negara.
Tiga tahun kemudian, Maladi sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang
kemudian menjadi Menteri Olahraga, meminta Tonny Wen dan Wim Latumeten untuk
membentuk organisasi bola basket. Namun akhirnya karena tuntutan kebutuhan untuk
menyatukan organisasi basket, disepakati pembentukan Persatuan Bola Basket Seluruh
Indonesia pada 1955, disingkat Perbasi