Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat

dipanen hasilnya dalam satu musim tanam. Tanaman semusim istilah dalam bahasa

Inggris annual plant, yang dimaksud satu musim adalah satu tahap dalam setahun.

Bagi pertanian di daerah beriklim sedang seringkali yang dimaksud semusim adalah

tanaman yang tidak perlu mengalami musim dingin bagi pembungaannya

(vernalisasi). Tanaman semusim dalam pengertian botani yaitu tumbuhan yang

menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam rentang setahun.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap

pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi

tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian

antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman

biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika

Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika

Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa

Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber

karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya),

diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung

jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku

pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam

sebagai penghasil bahan farmasi.

Cabai merah besar (Capsicum annum L.) merupakan komoditas sayuran yang

banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya

jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai.

Cabai merah memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini dipengaruhi

oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90% dari kandungan cabai

merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat menjadi penyebab

kerusakan cabai pada saat musim panen raya. Hal ini dikarenakan hasil panen yang

melimpah sedangkan proses pengeringan tidak dapat berlangsung secara serentak,

sehingga menyebabkan kadar air dalam cabai masih dalam keadaan besar, sehingga

menyebabkan pembusukan.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya tanaman

jangung dan cabai besar.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jagung (Zea mays L.)


Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman biji-bijian dari

keluarga rumput–rumputan (Graminae). Jagung diklasifikasikan ke dalam divisi

Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, Ordo Poales, Famili Poaceae, dan Genus

Zea. Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika dan merupakan

tanaman sereal yang paling penting di benua tersebut. Berdasarkan bentuk bijinya

(kernel), ada 6 tipe utama jagung, yaitu dent, flint, flour, sweet, pop, dan pod corns

(Darrah, 2003).

Sedangkan pengaruh pengaturan pola tanam terhardap jagung menunjukkan

dengan jarak tanam yang makin rapat produktivitas jagung yang diperoleh per satuan

m2 makin meningkat. Produksi jagung pada pola tanam jagung dan sambiloto jarak

tanam 150 cm x 20 cm, sambiloto jarak tanam 120 cm x 20 cm, sambiloto jarak

tanam 90 cm x20 cm berturut-turut adalah 13,3 tongkol/m 2, 16,7 tongkol/m2 dan 22,2

tongkol/m2 untuk dua kali panen. Dengan asumsi per tongkol jagung setara dengan 25

gr jagung kering pipil, maka hasil jagung yang diperoleh dengan pola tanam dengan

sambiloto mencapai 3,33 ton/ha sampai 5,55 ton/ha setiap kali panen, hasil ini lebih

tinggi dari produktivitas rata-rata jagung nasional yang hanya mencapai 3,24 ton/ha

dan pola tanam jagung dengan kelapa yang hanya mencapai 1.668 ton/ha (Ekwasita

2007).

Menurut Purwono dan Hartono (2004), jagung diklasifikasikan sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays L)

Morfologi jagung secara detail adalah meliputi tongkol dan biji, bunga, batang

dan daun, serta sistem perakaran. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Bagian tongkol dan biji

Bagian ini merupakan bagian buah jagung. Bagian ini adalah bagian utama

pada jagung, dimana bagian inilah hasil utama yang dipetik. Seperti yang kita kenal,

bahwa morfologi jagung pada bagian tongkol ini diselimuti oleh dinding pericarp.

Pericarp ini menempel dengan biji sehingga dapat melindungi biji jagung dengan

baik.Dalam biji jagung, ada bagian luar atau pericarp, bagian dalam atau endosperm,

serta bagian lembaga atau embrio. Fungsi pericarp adalah menjaga embrio agar selalu

cukup air, kemudian bagian endosperm ini berfungsi sebagai cadangan makanan pada

jagung. Dimana ada kandungan pati sebanyak 90 % dan 10% kandungan zat yang

lainnya (minyak, protein, dan mineral).Sedangkan bagian embrio sendiri merupakan

inti dari tanaman jagung ini. Dimana embrio ini akan menjadi cikal bakal

terbentuknya biji yang bisa ditanam lagi untuk menjadi tanaman jagung baru.

2. Bagian bunga

Jagung juga mempunyai bagian bunga. Bunga yang memang berfungsi

sebagai mahkota dari tumbuhan. Walaupun bagian bunga pada jagung tidak
berwarna-warni atau semenarik bunga-bunga yang ada di kebun (seperti Bungan

mawar atau bunga melati), tetapi keberadaan bunga jagung ini menjadi salah satu

bagian yang penting. Bagian morfologi jagung ini menjadi bagian yang penting,

karena bunga inilah yang menjadi alat untuk penyerbukan jagung. Ada dua jenis

bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina. Keduanya akan mengalami penyerbukan,

hasilnya adalah berupa pati yang kemudian berkumpul menjadi tongkol jagung.

3. Bagian batang dan daun

Batang menjadi bagian morfologi jagung yang berfungsi untuk menopang

tubuh tanaman jagung. Bentuk dari batang tanaman jagung adalah tipis, berbuku-

buku, beruas, dan bercabang-cabang. Ada 3 bagian yang ada pada batang, yakni

bagian epidermis atau bagian kulit luar, bagian jaringan pembuluh dan bagian pusat

batang.Kemudian pada bagian daun jagung terdiri dari bagian helai daun, pelepah

daun, serta bagian ligula. Daun jagung ini akan tumbuh di setiap ruas yang ada pada

batang jagung.

4. Sistem perakaran

Karena tanaman jagung merupakan tanaman dikotil, maka akarnya pun dalam

bentuk akar serabut. Dimana pada akar serabut jagung sendiri ada 3 bagian, yaitu akar

adventif, akar penyangga dan akar seminal. Ketiga bagian akar tersebut memiliki

fungsi sendiri-sendiri.Bagian akar pertama yakni akar penyangga, yang berfungsi

untuk membuat tanaman jagung tetap tegak dan juga untuk menyerap air dan zat

hara. Kemudian pada akar adventif berfungsi untuk mengambil zat hara dan air dari

dalam tanah. Sedangkan untuk akar seminal berfungsi untuk mengembangkan

embrio.
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan

lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada

kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya, jagung

menghendaki beberapa persyaratannya adalah sbb:

1. Iklim

 Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-

daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah.

Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40

derajat LS.

 Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah

hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan

pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung

ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

 Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman

jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan

hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

 Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi

bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27

derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok

sekitar 30 derajat C.
 Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada

musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan

hasil.

2. Media Tanam

 Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat

tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.

 Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari

gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur

berat (grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan

pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat

(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.

 Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara

tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH

antara 5,6 - 7,5.

 Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air

dalam kondisi baik.

 Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapat ditanami jagung, karena

disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan

tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.

3. Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah

pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan

ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi

pertumbuhan tanaman jagung (Anonim, 2017).

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.)

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang termasuk ke

dalam keluarga tanaman Solanaceae. Cabai mengandung senyawa kimia yang

dinamakan capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide). Selain itu, terkandung

juga berbagai senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang dinamakan capsaicinoids.

Sedangkan buah cabai merupakan buah buni dengan bentuk garis lanset, merah cerah,

dan rasanya pedas. Daging buahnya berupa keping-keping tidak berair. Bijinya

berjumlah banyak serta terletak di dalam ruangan buah (Setiadi, 2008).

Tanaman cabai (Capsicum annum Linn) adalah merupakan tanaman sayuran

yang tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu, dari suku (famili) terong-terongan

(Solanaceae). Menurut Tindall (1983) tanaman ini dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Ordo : Polemoniales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L.


Morfologi tanaman cabai

1. Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun

yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun

bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan.

Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda,

hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang

berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara

1 — 5 cm.
2. Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu.

Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk

banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak

melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian)

dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau

tua, atau hijau muda. Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling

bawah), akan muncul wama coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang

diperoleh dari pengerasan jaringan parenkim.


3. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari

akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil

simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar

tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai

akar tunggang semu.


4. Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama,

yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub

kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun,

dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan

biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya

bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga

antara 5 — 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma, artinya

dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga

jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama), sehingga

tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri.

5. Buah dan biji

Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan

memiliki banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano,

cubanelle, cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho,

banana, dan blocky bell. Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe

elongate bell dan blocky bell dianggap sama.

Syarat Tumbuh Cabai Merah (Capsicum annuum L.).

1. Jenis Tanah

Tanah yang paling sesuai untuk tanaman cabai merah (terutama cabai

hibrida) adalah tanah yang bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat, dan tidak

terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah yang terlalu liat kurang baik karena

sulit diolah, drainasenya jelek, pernafasan akar tanaman dapat terganggu dan dapat

menyulitkan akar dalam mengadopsi unsur hara. Tanah yang terlalu poros/banyak
pasir juga kurang baik, karena mudah tercucinya pupuk oleh air. Penambahan

pupuk kandang 20-25 ton/ha dapat memperbaiki tanah terlalu liat atau terlalu

poros.

2. Derajat Keasaman Tanah (pH)

Derajat keasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5,5-6,8 dengan

pH optimum 6,0-6,5. Cendawan berkembang pada hampir semua tingkatan pH,

cendawan penyebab layu Fusarium dan cendawan penyebab rebah kecambah

seperti Rhizoctoma sp, Phythium sp. berkembang baik pada tanah-tanah asam.

Cendawan yang hidup pada pH>5,5 kehidupannya bersaing dengan bakteri, karena

bakteri berkembang baik pada pH>5,5. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan

penambahan kapur pertanian pada pH rendah dan belerang (S) pada pH tinggi.

3. Iklim

Faktor iklim yang penting dalam usaha budidaya cabai merah adalah angin,

curah hujan, cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Angin sepoi-sepoi akan

membawa uap air dan melindungi tanaman dari terik matahari sehingga penguapan

yang berlebihan akan berkurang. Selain lebah, angin juga berperan penting sebagai

perantara penyerbukan, namun angin yang kencang justru akan merusak tanaman.

Curah hujan yang diperlukan adalah 1500-2500 mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh

dan berproduksi baik pada iklim A, B, C, dan D (tipe iklim menurut Schmid dan

Ferguson).

Kelembaban relatif yang diperlukan 80% dan sirkulasi udara yang lancar.

Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga tidak terserbuki dan banyak

rontok. Lamanya penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10-12


jam/hari, intensitas cahaya ini dibutuhkan untuk fotosintesis, pembentukan bunga,

pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu untuk perkecambahan benih paling

baik antara 25-30 ˚C. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 24-28 ˚C. Pada

suhu <150C>32 ˚C buah yang dihasilkan kurang baik, suhu yang terlalu dingin

menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga kurang

sempurna, dan pemasakan buah lebih lama.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman jagung, tanaman

cabai dan kertas quisioner.

Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah kamera dan alat tulis.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 06 Mei 2017 pada pukul 08.30

WITA sd selesai bertempat di kebun jagung dan kebun cabai Loktabat Utara,

Banjarbaru.

Prosedur Kerja

1. Mengamati tanaman jagung dan tanaman cabai yang ada di lapangan


2. Mendokumentasikan tanaman yang telah diamati.
3. Melakukan tanya jawab dengan narasumber (petani) mengenai teknik budidaya

tanaman dari pengolahan lahan hingga pemasaran.


4. Mencatat hasil tanya jawab dari narasumber (petani).

Tabel 1. Hasil wawancara tentang tanaman jagung (Zae mays)


No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara pengolahan lahan? Membersihkan gulma dengan cara

manual, kemudian tanah dibalik

dan digemburkan dan dibuat

gundukan tanah dengan

menggunakan cangkul
2. Bagaimana proses penanaman? Pembuatan lubang sebagai tempat

penanaman bibit dengan

menggunakan tongkat, dengan jarak

tanam yang jarang untuk

menghasilkan produksi yang tinggi.


3. Bagaimana perawatan yang dilakuan? Setelah 1 minggu penanaman
dilakukan pemupukan susulan

setela pemberian pupuk urea

dengan menggunakan pupuk

kandang (kotoran ayam), dilakukan

penyemprotan rutin dilakukan 4

hari sekali.
4. Bagaimana sistem pengelolaan air? Pemilihan lahan yang sesuai,

seperti:

a. Curah hujan yang sesuai pada

saat musim tanam.


b. Lahan yang tidak rawan

kekeringan maupun kebanjiran.


5. Bagaimana proses pemanenan dan Jagung dipanen pada umur ±90 hari

pemasaran? setelah tanaman.


Narasumber : Bapak Wahyu.
Pembahasan

Tanaman Jagung

Tanamn jagung mampu tumbuh pada Suhu yang dikehendaki tanaman jagung
berkisar antara 21ºC – 30ºC. Akan tetapi untuk pertumbuhan yang baik tanaman
jagung khususnya jagung hibrida suhu yang optimal adalah 23ºC – 27ºC. Suhu
sekitar 25ºC akan mengakibatkan perkecambahan biji jagung lebih cepat dan suhu
tinggi lebih dari 40ºC akan mengakibatkan kerusakan embrio sehingga tanaman tidak
jadi berkecambah.

 Teknik Budidaya Tanaman Jagung


1. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan

tempat tumbuh bagi tanaman jagung, sehingga perakaran tanaman dapat berkembang

dengan baik. Dengan demikian absorbsi hara oleh tanaman berlangsung secara

optimal. Pengolahan tanah pada lahan jagung ini menggunakan cangkul.

Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan traktor dan juga cangkul.

Pengolahan lahannya terbatas hanya pada bagian yang digunakan untuk pertanaman,
sehingga bisa lebih menghemat waktu dan tenaga. Pengolahan lahan diberikan setiap

akan menanam jagung, dilakukan pada awal musim penghujan sehingga petani tidak

perlu melakukan pengairan lagi. Lahan diolah dengan sistem bedengan agar

mempermudah dalam proses pengairan.

Jarak antara bedengan tergantung pada lokasi lahan, kepekaan erosi tanah, dan

erosivitas hujan. Semakin curam lahan tersebut, semakin pendek jarak guludan,

semakin peka tanah terhadap erosi semakin pendek jarak lereng dan semakin tinggi

erosivitas hujan, semakin pendek jarak lereng.Pengolahan minimum yang dilakukan

seperti mencangkul tanah dengan kedalaman 15-20 cm pada lahan yang akan

ditanami dan membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya hanya pada

lahan yang ditanami. Tanah diolah dengan membuat alur-alur pada lahan yang akan

ditanami.

2. Penanaman

Proses penanaman dapat dimulai setelah proses persiapan lahan selesai.

Penanaman jagung merupakan proses memasukkan benih jagung ke dalam lubang

tanam yang telah disiapkan. Penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi harapan produksi yang diperoleh karena jagung akan

diambil hasilnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan tersebut adalah:

a. Waktu Tanam

Waktu penanaman yang sesuai dapat menurunkan resiko kegagalan pada saat

panen. Sesuatu yang sekiranya menjadi kendala pada proses pengelolaan tanaman

hingga panen perlu mendapat perhatian, misalnya musim tanam, kesulitan air,

pengaruh hama yang menyerang tanaman jagung pada saat tertentu.


b. Jarak Tanam

Penggunaan jarak tanam yang sesuai dapat meningkatkan hasil. Peningkatan

populasi per satuan luas sampai batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji, akan

tetapi penambahan jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil, dikarenakan

terjadi persaingan hara, air dan cahaya matahari, serta ruang tumbuh tanaman.

Penurunan jumlah biji per tanaman ini lebih besar dibandingkan dengan penambahan

jumlah tongkol dan berat biji, karena kerapatan tanaman. Populasi tanaman sangat

tergantung dengan jenis jagung yang dipakai, lingkungan pertumbuhan tingkat

kesuburan tanah dan distribusi curah hujan atau ketersediaan air. Jarak tanam yang

dipakai yaitu 75 cm x 30 cm.

c. Cara Menanam Jagung

Proses penanaman jagung yang biasa dilakukan oleh para petani pada umumnya

menggunakan alat sederhana yang dinamakan tugal. Tugal adalah alat semacam

tongkat yang terbuat dari kayu dan pada salah satu ujungnya dibuat runcing. Alat

tersebut digunakan dengan cara ditugalkan kedalam tanah sesuai dengan pengaturan

jarak tanam tertentu dengan kedalaman lubang 2-3 cm.

Kondisi benih yang baik dan lingkungan yang mendukung, serta kelembaban

dalam tanah dan suhu dapat mempengaruhi perkecambahan. Kedalaman penanaman

dan penutupan lubang sangat berpengaruh terhadap kecepatan perbenihan.Kedalaman

lubang tanam harus diperhatikan agar proses perkecambahan tidak terhambat dan

tidak mudah rebah. Biji yang dimasukkan pada tiap lubang sebanyak sekitar 2 biji.

Setelah itu tanah ditutup kembali dan ditambahkan pupuk kandang atau kompos.

Pengairan dilakukan 2 hari setelah masa tanam.


3. Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi kegiatan penyulaman, penyiangan, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman tidak dilakukan karena tanah yang

digunakan termasuk tanah yang basah. Selain itu, penyiraman jug telah dibantu oleh

turunnya hujan.

Penyulaman berfungsi untuk menggantikan benih tanaman jagung yang tidak

tumbuh dengan baik dengan benih tanaman jagung yang tumbuh baik. Pemupukan

dilakukan pada saat tanaman mulai tumbuh cukup besar. Cara pemupukan yang

digunakan yaitu pupuk langsung disebar di sekitar tanaman jagung. Jenis pupuk yang

digunakan adalah Urea dan juga ZA. Pemupukan tersebut dilakukan dengan cara

manual sehingga tidak memerlukan alat pertanian. Pemupukan berguna untuk

meningkatkan hasil produksi dan juga ketahanan terhadap penyakit.

Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 14 HST, dengan

membersihkan rumput atau gulma dengan menggunakan alat bantu berupa cangkul

dan sabit. Tidak ada hama dan penyakit yang terlalu berpengaruh terhadap

pertumbuhan jagung, sehingga tidak dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

Jagung masih tetap tumbuh normal meski terdapat sedikit hama disana.

4. Pemanenan

Tanaman jagung siap dipanen ketika sudah mulai menguning dan buah jagung

tumbuh besar dan berwarna kuning. Kebanyakan pemanenan dilakukan secara

manual dengan menggunakan sabit. Pemanenan dilakukan dengan cara memangkas

pohon dari bagian bawah sampai pangkal pohon. Lalu diikat, kemudian diangkut ke

dalam truk untuk dijual. Pemanenan dilakukan saat jagung berumur 3 bulan. Kondisi
pohon saat panen berwarna coklat muda kering. Selain itu juga ditandai dengan biji

yang sudah terisi semua dan penuh. Klobot jagung dibuka saat masih dalam tanaman.

Tanaman jagung disiangi terlebih dahulu, kemudian baru dipanen. Panen tongkol

umum dilakukan pada petani lahan tadah hujan. Pemanenan tongkol pada lahan tadah

hujan, kadar air biji sudah agak rendah, yaitu 25-30%. Tongkol kemudian diangkut ke

tempat pengumpulan untuk diangin-anginkan beberapa saat, lalu dikupas, dan

dikeringkan. Batang tanaman ditebang untuk dijadikan pakan atau tetap dibiarkan di

lapang.

5. Pengolahan Pasca Panen dan pemasaran

Dalam pasca panen yang dilakukan adalah mengolah hasil panen menjadi pakan

ternak. Pengolahan biji jagung dengan pemipilan. Pemipilan bertujuan untuk

memudahkan biji jagung untuk diolah menjadi pakan ternak. Selain itu hasil panen

ada yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

Tujuan utama pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air agar

memudahkan pemipilan dan meningkatkan daya simpan biji jagung. Pengeringan

adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman disimpan. Kadar air

biji yang aman untuk disimpan berkisar antara 12%-14%. Pada saat jagung

dikeringkan terjadi proses penguapan air pada biji karena adanya panas dari media

pengering, sehingga uap air akan lepas dari permukaan biji jagung ke ruangan di

sekeliling tempat pengering.

Dari hasil pengamatan, hasil panen yang diperoleh sebagian dijual kepada

tengkulak. Jadi setelah panen, hasil panen tersebut diangkut menggunakan truk.

Bagian tanaman seperti daun, batang, digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan biji
jagung atau tongkol akan diambil bijinya lalu dikeringkan untuk dijual sebagai pakan

burung dan juga dijual ke konsumen dan terkadang untuk digunakan sendiri.

Tanaman Cabai Besar

Tanaman cabe (Capsicum Annum varlongum) merupakan tanaman

holtikultura yang mempunyai umur yang pendek, Sistem perakarannya agak

menyebar, daun hati berbentuk hati lonjong atau bulat telur dengan letak yang

berselang-seling. Batang utamanya tegak dan berkayu pada pangkalnya, dengan

tinggi tanaman 30-75 cm tergantung tingkat kesuburan tanah itu sendiri.

 Teknik Budidaya Tanaman Cabai Besar

Ekwasita Rini Pribadi 2007. Jurnal Kajian Kelayakan Usahatani Pola Tanam Sambiloto
dengan Jagung. Vol. 13. No. 3.
Darrah L L M D McMullen dan M S Zuber 2003. Breeding, Genetics, and Seed Corn
Production. Di dalam: White, P. J. dan L. A. Johnson (eds.). Corn: Chemistry and
Technology, 2nd edition. (Terjemahan). American Association of Cereal Chemistry
Inc., St. Paul, Minnesota, USA.
Anonim, 2017. http://www.petanihebat.com/2013/10/syarat-tumbuh-tanaman-
jagung.html . diakses pada tanggal 10 Mei 2017. Banjarbaru

Anda mungkin juga menyukai