Anda di halaman 1dari 7
 
 
85
BAB IV PEMBAHASAN A.
 
Assesment
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2009). Proses  pengkajian yang dilakukan tanggal 17 Januari 2018 pada pasien An. I A  berumur 5 tahun anak pertama dari 2 bersaudara yang terdiri dari 1 saudara  perempuan, dengan dianosa medis saat pasien masuk Susp Dengue Hemoragic Fever, pasien dirawat di ruang Alexandri RSUD Anshari Saleh Banjarmasin. Data pasien menyangkut riwayat penyakit serta keluhan
 – 
 keluhan diperoleh dari pengkajian dengan cara wawancara dengan orangtua  pasien, mengobservasi langsung, melakukan pengkajian fisik langsung kepada  pasien. Selain itu data lainnya diperoleh penulis melalui catatan medis dokter, catatan perawat, data
 – 
 data pemeriksaan penunjang dari laboratorium serta data
 – 
 data yang ada pada status rawat inap pasien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi juga disesuaikan dengan konsisi pasien, pada saat pengkajian pasien cukup terbuka untuk  berkomunikasi dengan perawat begitu juga dengan bibi pasien mau bekerja sama dengan baik, serta terjalin hubungan saling percaya, sehingga mempermudah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Data yang didapat  pada saat dilakukan pengkajian pada An. A I dengan diagnosa medis Dengue Hemoragik Fever yaitu Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah kurang lebih 4 hari dan muntah dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit sudah 3 hari, sudah diberi obat paracetamol sirup yang didapatkan dari berobat ke  puskesmas dan
bye-bye fever 
 penurun demam, namun demam tak kunjung membaik, dan akhirnya orang tua pasien memutuskan untuk membawa
 
86
 
 berobat ke IGD RSUD H.Moch Anshari Saleh Banjarmasin, sesampainya di IGD pasien dianamnesa dan diberikan tindakan pemasangan infus RL 10 tpm, Antrain 17 mg, omeprazole 3,5 mg, dan oleh dokter jaga IGD pasien disarankan untuk rawat inap karena curiga DBD, keluarga pun setuju, pasien dirawat di ruang Alexandri kamar 2b. Diruangan dilakukan pengkajian keperawatan oleh mahasiswa tanggal 17-01-18 pukul 10.00 WITA, didapatkan keluhan terdapat berak berwarna hitam, pasien mulai panas 5 hari yang lalu, panasnya tinggi secara mendadak dan naik turun, nafsu makan  berkurang, minum juga tidak terlalu banyak. Pasien merasa gatal pada seluruh tubuh, lokasi kulit pucat dan ada bintik-bintik merah pada kulit mulai 4 hari yang lalu Selain itu pengakajian juga dilihat dari 11 pola gordon yaitu mengenai Persepsi terhadap kesehatan- manajemen kesehatan, pasien mengatakan, kebisaan sehari-hari jika sakit minum obat yang dibeli diwarung,  jika tidak sembuh berobat ke Puskesmas didekat rumah. Untuk keadaan saat ini, anak nampak sakit sedang, dengan keluhan demam. Pola aktivitas dan latihan, sehari-hari pasien beraktivitas dengan melakukan kegiatannya sebagai murid. Untuk keadaan saat ini, pasien terbaring ditempat tidurnya, dapat mobilisasi dengan bebas, dan untuk memenuhi kebutuhan dasar hanya sebagian yang perlu bantuan dari orang lain, seperti ke toilet. Pola istirahat dan tidur, orangtua pasien mengatakan, tidur siang kadang-kadang biasanya kurang lebih hanya 2 jam, untuk tidur malam biasanya jam 9 malam.Untuk keadaan saat ini, orangtua pasien mengatakan sudah kurang lebih 1 setengah hari anak tidur di RS kadang nyenyak, kadang tidak nyenyak. Orangtua pasien mengatakan, sehari makan 3x, dengan porsi yang cukup dan makanan apa adanya dirumah, dan terkadang jajanan makanan disekitar sekolah. Untuk keadaan saat ini, pasien mengatakan dapat menghabiskan makanan yang diberikan RS. Pola eliminasi orangtua pasien mengatakan, tidak ada masalah dengan kebiasaan BAB maupun BAK nya sehari-hari.Untuk saat ini orangtua pasien mengatakan, BAB dan BAK lancar,
 
87
 
tidak nyeri. Pola kognitif
 – 
 perceptual, orangtua pasien mengatakan, karena sehari-hari sebagai murid, jadi pasien mampu berorientasi dan mengingat segala sesuatu dengan baik. Untuk keadaan saat ini, pasien mampu mengingat dan berorientasi dengan baik. Pola konsep diri untuk identitas diri, pasien adalah seorang anak yang aktif.. Pola koping keluarga, setiap ada masalah dirumah, orangtua pasien mengatakan selalu bertukar pikiran dengan keluarga. Setiap ada masalah di RS pun, yang berhubungan dengan penyakit dan keluhan pasien dibicarakan dengan keluarga dan perawat. Pola seksualitas
 – 
 reproduksi, pasien seorang anak perempuan. Pola peran
 – 
 hubungan, orangtua pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga sebelum sakit baik dan harmonis. Selama sakit pun, hubungan dengan keluarga, perawat dan dengan pasien di sekitarnya baik Pola nilai dan kepercayaan, Pasien beragama islam seperti kedua orantunya, orangtua pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan ibadah dengan mengajarkan pasien membaca doa, namun saat sakit seperti ini kemampuan untuk bisa beribadah menjadi berkurang, karena anak tampak lemah. Sedangkan menurut Sudoyo Aru, dkk 2011 teori kepustakaan Demam Berdarah Dengue mempunyai karakteristik yaitu adanya demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau  penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock  sydrome)
 adal demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok. Dari hasil pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan fisik pasien dokter yang merawat Nn. R menyatakan diagnosa medis Nn. R adalah Dengue Hemoragic Fever, kemudian melihat hasil laboratorium yang  berkaitan dengan penyakit tersebut yaitu penurunan Trombosit karena adanya infeksi pada darah sehingga menyebabkan kerusakan pada trombosit di

Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.
Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.
Tanpa Komitmen. Batalkan kapan saja.
576648e32a3d8b82ca71961b7a986505