HJ. RUSNI
NIM. K. 08. 248
Hj. Rusni
ABSTRAK
Hj. Rusni
ABSTRACT
The Factors Whhich Related to Chikungunya Case in Sukaraja Tuha Village Work
Area Of Sukaraja Public Health Centre In East Oku In 2010
Chikungunya is the deseases wich always appeared KILB (the Extra Ordinary
Case). Chikungunya is reemerging deases which was used to be so long time but now it
appeared any more. First time the deases is recorded in Tanzania, Africa in 1952, then in
Uganda in 1963. In Indonesia 1973 Chikungunya is reported in Samarinda and Jakarta.
In season regulation Chikungunya cases increasing. In 2009 Chikungunya cases were
also increasing to be 184 cases (15,69%).
This research is purposed to know the factors which related to Chikungunya
cases in Sukaraja Tuha village work area’s Sukaraja goverment clinic in East OKU in
2010.
This research is analystic research. The data were analyzed by cross sectional
approach. To collect the data the writer used interviewing and observation by giving
quesioner and check list. Then the data were analyzed by using univariat analysis and
bivariat analysis with statistic Chi – Square. The test taker of this study is the societis of
Sukaraja village East OKU for about 1.172 people. The focus sampling of this study is
principal family who are ever suffering Chikungunya in three mounth ago and are never
doing it. The sampling is 174.
Based on the identification of the data, it was found that the respondent who
suffered Chikungunya is about 139 (79,9%), the respondent who having hard risk job for
about 80 (46%), and respondent who having hard risk job about 94 (54%), the
respondent who having bad knowledge is about 76 (43,7%) and the respondent who
having a good knowledge is about 98 (56,3%). The respondent who having negative
attitude is about 85 (48,9%) and the respondent who having positive attitude is about 89
(51,1%), the respondent who having dirty environment is about 78 (44,8%) and the
respondent who having clean environment is about 96 (55,2%), the respondent who
having bad role’s employee is 75 (43,1%), and the respondent who having good role’s
employee is 99 (56,9%).
Based on the result of the research, it was got that all variables have meaning
relations with Chikungunya cases. The occupation variable is p value = 0,005,
knowledge variable p value = 0,047, attitude variable with p value = 0,001, place
variable of masquito with p value = 0,010 and the role’s healthy employee with p value
= 0,000.
Healthy department of East OKU district has to make a strategy in by increasing
PSN, to avoid Chikungunya, doing observation, scolding twice a year in endemis area.
The society have also to be ready in facing KLB. To avoid Chikungunya, the societies
are used to sleep by using mosquito net, drain flooded area, clean the bath room one a
week, close the places where are flooded area and bury the former things like cans and
splinter of botols.
References : 31 (2000-2008)
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT PEKERJAAN
PEMBIMBING I,
PEMBIMBING II,
PEMBIMBING I,
PEMBIMBING II,
PEMBIMBING SKRIPSI,
PEMBIMBING LAPANGAN,
(Faisal, SKM, MM)
Kupersembahkan Kepada . . .
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi atas hidayah
dan ridha Allah sehingga skripsi berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Chikungunya di Desa Sukaraja Tuha Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010” ini dapat kami selesaikan.
Kami sadar bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud sesuai harapan tanpa
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Perkenankanlah kami menyampaikan
penghargaan yang tinggi dan terima kasih kepada: Bapak Drs. H. Rachman Djalili,
M.Kes sebagai Ketua Yayasan Al-Ma’arif Baturaja; Ibu Dra. Hj. Herawaty, Mkes
sebagai Ketua STIKES Al-Ma’arif Baturaja; Bapak Marwan Baits, SKM, MKM sebagai
Ketua Program Studi SKM STIKES Al-Ma’arif Baturaja yang sekaligus sebagai
Pembimbing I; Bapak Suharmasto, SKM, M.Epid selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Ogan Komering Ulu yang sekaligus sebagai Pembimbing II; Bapak Deddy
Wijaya, SKM sebagai penguji hasil penelitian; Seluruh dosen dan staf Program Studi
Kesehatan Masyarakat Al-Ma’arif Baturaja; Bapak dr. H. M. Farid Fairuzi, Mkes
selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur; Bapak Faisal, SKM. MM
selaku penguji lapangan; Ibu dr. Heliyanti selaku Kepala Puskesmas Sukaraja atas izin
dan perkenannya dalam pengambilan data di desa Sukaraja Tuha; terkhusus saudari
Neneng Fauziah yang telah secara sukarela membantu dalam pengumpulan data
penelitian ini.
Sesungguhnya masih banyak lagi pihak yang membantu, namun tidak sempat
kami sebutkan satu persatu disini. Untuk itu kami mohon maaf dan menyampaikan
terima kasih atas segala bantuan dan kebaikannya.
Akhirnya, Allah Azza Wajaalla jualah Yang Maha Sempurna untuk membalas
segala kebaikan dan bantuan, semoga limpahan rahman dan rahim Allah tercurah kepada
kita semua. Mudah-mudahan Allah ridha sehingga skripsi ini dapat bermanfaat adanya.
Wallahu’alam Bissawaf.
Baturaja, Mei 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISTILAH/ SINGKATAN .................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ........................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C.Pertanyaan Penelitian ................................................................. 4
D.Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RALAT
DAFTAR TABEL
Halaman
GAMBAR 2.1 Kerangka Teori Penelitian .......................................................... 31
RI : Republik Indonesia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit reemerging yaitu penyakit yang keberada-annya sudah ada sejak lama tetapi
sekarang muncul kembali. Sejak tahun 1779 di Batavia (Jakarta), telah dilaporkan
penyakit yang memiliki gejala mirip chikungunya yang dikenal dengan nama
Zimbabwe, dan negara lainnya, dan virusnya diisolasi pertama kali pada tahun 1952
Kalimantan Timur dan di Jakarta, tahun 1979 di Bengkulu. dan sejak itu menyebar
ke seluruh daerah baik di Sumatera (Kuala Tungkal dan Jambi, 1982) maupun di luar
Sumatera yaitu pada tahun 1983 di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan
Sulawesi Selatan. Pada tahun 1984 terjadi KLB di Nusa Tenggara Timur dan Timor
Timur, sedangkan pada tahun 1985 di Maluku, Sulawesi Utara dan Irian Jaya.
Setelah hampir 20 tahun tidak ada kejadian maka mulai tahun 2001 mulai dilaporkan
adanya KLB chikungunya lagi di Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera Selatan, dan
Jawa Barat, sedangkan pada tahun 2002 terjadi KLB di Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan, Sumatera Selatan, dan Jawa Barat. Secara epidemiologis, saat ini hampir
3.918 dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini. Penyebaran penyakit
potensial terjadinya KLB Chikungunya. KLB sering terjadi pada awal dan akhir
tercatat 9.864 kasus, pada tahun 2008 tercatat 10.975 kasus dan pada tahun 2009
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan OKU Timur pada tahun 2007 penemuan
penderita chikungunya berjumlah 5.651 kasus (0,85 %), pada tahun 2008 berjumlah
5.830 kasus (0,88 %), dan pada tahun 2009 berjumlah 6.219 kasus (0,94 %) dari
2007 ditemukan penderita chikungunya sebanyak 406 kasus (1,16 %), pada tahun
2008 ditemukan penderita chikungunya sebanyak 453 kasus (1,29 %) dan pada
tahun 2009 ditemukan penderita chikungunya sebanyak 497 kasus (1,42 %) dari
Sedangkan di desa Sukaraja Tuha yang merupakan salah satu desa yang berada
chikungunya sebanyak 93 kasus (7,93 %), pada tahun 2008 ditemukan penderita
chikungunya sebanyak 124 kasus (10,58 %), dan pada tahun 2009 terjadi
peningkatan menjadi 184 kasus (15,69 %) dari j umlah penduduk 1.172 Orang.
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
desa Sukaraja Tuha wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur ?
desa Sukaraja Tuha wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur ?
Timur?
desa Sukaraja Tuha wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
3. Bagi Masyarakat
chikungunya.
4. Bagi Peneliti
sehari-hari.
Mengingat keterbatasan dana dan waktu untuk menyusun skripsi, maka ruang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Chikungunya
1. Pengertian Chikungunya
berikut : nyeri sendi (artralgia), nyeri otot, nyeri kepala, ruam (rash), nyeri
(Judarwanto, 2007)
3. Gejala Chikungunya
a. Demam
penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari kemudian naik lagi membentuk kurva
penderita mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa terlihat mata
b. Sakit Persendian
radang sendi, yaitu kemerahan, kaku, dan bengkak. Sendi yang sering
dikeluhkan adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku, jari, lutut, dan
pinggul.
Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan
selama beberapa minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa
c. Nyeri Otot
Nyeri otot (fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada otot
penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu, dan
Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih
sering pada hari ke 4-5 demam. Kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh
bagian anggota gerak, telapak tangan dan telapak kaki). Lokasi kemerahan
Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan
f. Sakit Kepala
g. Gejala lain :
Nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti berukuran kecil dibanding nyamuk
lain: ukuran badan 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan titik-titik putih
dibadannya; dan pada kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup
nyamuk betina yang menggigit; yang diperlukan untuk membuat telur. Telur
bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa dalam beberapa minggu. Nyamuk bila
terbang hampir tidak mengeluarkan bunyi; sehingga manusia yang diserang tidak
sangat cepat.
Telur nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti dapat bertahan lama dalam
kekeringan (dapat lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur.
albopictus dan Aedes aegypti. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes
africanus (Judarwanto,2007)
5. Vektor Penular
Di Indonesia vektor penular chikungunya ini adalah nyamuk Aedes
albopictus dan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini saat hinggap posisinya
rumah. Nyamuk ini menggigit pada pagi dan sore hari (Depkes RI, 2001)
berupa genangan air yang tertampung disuatu wadah yang disebut container
yang dapat menampung air terutama air hujan, bukan pada genangan air yang
Kontainer ini dapat di bedakan menjadi 3 macam yaitu Depkes RI, 2001) :
lainnya, yang pada umumnya airnya jernih, tenang dan tidak mengalir
seperti bak mandi, bak WC, drum penyimpanan air, tempayan dan lain-
lain
Bukan tempat penampungan air tetapi secara alami tempat tersebut dapat
b. Ekologi vektor
vektor.
d). Iklim
apabila suhu kurang dari 10ºC atau lebih dari 40ºC. Curah hujan
penerbangan nyamuk.
beristirahat seperti pada baju yang bergantungan, kopiah dan tas, serta
c. Bionomik vektor
jarak terbang
bertelur yang disukai oleh nyamuk betina adalah dinding vertikal bagian
dalam dari suatu tempat atau kontainer yang berisi air sedikit diatas
pagi hari dan sore hari. Aedes albopictus lebih banyak menggigit di luar
rumah dari pada diluar rumah. Nyamuk Aedes albopictus dan nyamuk
terbang dan menggigit orang lain sampai cukup darah untuk pertumbuhan
beristirahat, setelah itu nyamuk akan bertelur dan menggigit lagi. Tempat-
tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap atau istirahat adalah
tempat-tempat yang gelap, lembab dan sedikit dingin, juga pada baju
6. Cara Penularan
nyamuk Aedes albopictus dan Aedes Aegypti meskipun dapat juga ditularkan
oleh Aedes Albopictus yang hidup di kebun. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk dalam
nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain, virus ini akan tetap
berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Sehingga selain menjadi
vektor juga menjadi reservoir dari virus chikungunya (Depkes RI, 2001).
Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum
nyamuk menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat
tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur
yang telah terinfeksi oleh virus chikungunya melalui gigitan nyamuk, akan
mengalami masa inkubasi selama 2-12 hari tetapi umumnya 3-7 hari, selama
masa inkubasi ini virus berada didalam darah yang disebut dengan fase akut/
viremia (5-7 hari). Penderita yang dalam masa viremia inilah yang dapat
ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes albopictus dan Aedes
aegypti, nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu
Nyamuk Aedes albopictus dan Aedes aegypti tersebut dapat mengandung virus
yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian
virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari
adalah karena virus telah berada dalam darah 1-2 hari sebelum penderita
penderita secara dini. Selain itu tidak mudah menganjurkan pada penderita
c. Memberantas vektor agar virus tidak ditularkan kepada orang lain meskipun
memberantasnya.
d. Menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti sehingga orang yang sehat tidak
nyamuk tidak bisa masuk kedalam kamar. Dari keempat cara diatas, cara
pemberantasan yang paling afektif dan dapat dilakukan saat ini adalah
sehingga tidak cocok untuk berkembang biak atau tempat istirahat vector.
a. Pemberantasan jentik
pecahan piring atau gelas, tempat minum hewan peliharaan, vas atau pot
Cara biologi ini dapat dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik
untuk tiap 100 liter air. Abatesasi dengan temephos ini mempunyai efek
ditempat penampungan air (TPA) yang airnya jernih untuk mencuci atau
air minum sehari-hari. Selain itu dapat digunakan pula racun pembasmi
jentik yang lain seperti : bacillus thuringiensis var israeliensis (Bti) atau
b. Pemberantasan Vektor
adalah cara yang paling mudah dilakukan serta murah dan aman.
Cara ini lebih dikenal dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu
b). Menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih sekurang-
botol bekas dan pecahan piring atau gelas serta lainnya yang dapat
d). Memelihara ikan pemakan jentik dalam kolam-kolam ikan yang ada
hari.
9. Pencegahan Chikungunya
rumah dan lingkungannya bebas dari jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan
Sasaran utama dari gerakan ini adalah agar semua keluarga dan pengelola
(Yahya H, 2006).
kegiatan fogging ini terdiri dari dua macam, yaitu (Yahya, H., 2006) :
e. Abatesasi
didalam rumah maupun diluar rumah, pada seluruh rumah dan bangunan
didaerah endemis juga dengan penaburan bubuk abate pada tempat
1. Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh
untuk suatu tugas/ kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang dalam
sebanyak 143 responden (60,6%) tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga, Pelajar,
2. Pengetahuan
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
kecerdasan dan rohaniah yaitu patuh pada ajaran agama, cukup santapan rohani,
menuntut ilmu dibangku sekolah ataupun dengan belajar dari pengalaman hidup.
chikungunya.
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi
bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana objek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang
(Notoatmodjo, 2003) :
meliputi :
tentang penyakit chikungunya (dibawah atau sama dengan median hasil) dan
3. Sikap
Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang
bertingkah laku, dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk respons evaluatif yaitu
(Notoatmodjo, 2007).
(Notoatmodjo, 2003).
peranan penting.
Blum dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan alamiah dan lingkungan buatan
manusia. Paradigma sehat berperan untuk menciptakan lingkungan buatan yang
lebih baik, yang merupakan faktor yang berperan besar dalam menentukan
dengan klimatologi, karena Iklim adalah salah satu komponen pokok lingkungan
fisik, yang terdiri dari; suhu udara, curah hujan, dan kecepatan angin
sampai 27ºC, pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama sekali apabila suhu
tempat perindukan nyamuk, karena air hujan dapat tertampung didalam tempat
berpengaruh pada jarak terbang dan penyebaran nyamuk, bila kecepatan angin
melakukan hal-hal yang diinginkan dalam bentuk sikap dan perilaku kesehatan
C. Kerangka Teori
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi oleh tiga faktor
sumber daya atau fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku. dan faktor-faktor
yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factor) yaitu sikap dan perilaku
diluar individu yang menguatkan perilaku seseorang, misalnya pengaruh dari teman
- Umur
- Sex
- Pendidikan
- Sikap
- Pekerjaan
- Pengetahuan
- Penghasilan
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Nilai dan Kebiasaan
Perilaku
Kesehatan
- Lingkungan fisik
- Fasilitas pelayanan kesehatan
- Sumber Daya
- Sarana Penunjang Kesehatan
BAB III
KERANGKA KONSEP,
A. Kerangka Konsep
Pekerjaan Responden
Pengetahuan Responden
KEJADIAN
CHIKUNGUNYA
Sikap Responden
Tempat Perindukan
Nyamuk
Peran Petugas
Kesehatan
B. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
mengenai Chikungunya
benar < 5)
≥ 5)
benar < 5)
benar ≥ 5)
masyarakat
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
cross sectional dimana data yang dikumpulkan pada saat penelitian berlangsung dan
1. Populasi
Populasi Sasaran adalah Kepala Keluarga baik yang anggota keluarganya pernah
di desa Sukaraja Tuha wilayah kerja Puskesmas Sukaraja kabupaten OKU Timur,
n= Z²1-ά/2. p(1-p) N .
d²(N-1)+ Z²1-ά/2. p(1-p)
Keterangan :
15,69% = 0,1569
Jadi perhitungan besar sampel dengan derajat kepercayaan 95%, presisi 5% pada
= 595,5822 .
2,9275 + 0,5081
= 595,5822
3,4356
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Sukaraja Tuha wilayah kerja Puskesmas Sukaraja
D. Waktu Penelitian
1. Sumber Data
a. Data primer
b. Data sekunder
3). Kantor Kepala Desa Sukaraja Tuha yang meliputi data demografi dan data
F. Pengolahan Data
Data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan diolah dengan melakukan
1. Editing
2. Coding
menganalisis data.
3. Entry
4. Cleaning
p value ≤ 0,05 dan tidak ada hubungan yang bermakna apabila p value > 0,05
(Hastono, 2001).
BAB V
HASIL PENELITIAN
1. Keadaan Geografi
kurang 550 meter diatas permukaan laut. Wilayah kerja Puskesmas Sukaraja
menaungi 15 desa antara lain: Desa Sukaraja, Desa Kurungan Nyawa I, Desa
Kurungan Nyawa II, Desa Kurungan Nyawa III, Desa Way Halom, Desa Sumber
Agung, Desa Tebat Jaya, Desa Pisang Jaya, Desa Sridadi, Desa Tanjung Bulan,
Desa Cipta Muda, Desa Aman Jaya, Desa Ganjar Agung Desa Sukaraja Tuha.
Desa Sukaraja Tuha merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
Desa Sukaraja Tuha terdiri dari 2 dusun yaitu dusun I dan dusun II.
2. Keadaan Demografi
Keadaan penduduk desa Sukaraja Tuha pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :
- Puskesmas : 1 unit
SKM : 2 orang
Perawat : 12 orang
Bidan : 5 orang
5. Sarana Kesehatan Desa Sukaraja Tuha
- Poskesdes : 1 unit
- Posyandu : 1 buah
B. Analisa Univariat
1. Kejadian Chikungunya
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Kejadian Chikungunya di Desa Sukaraja Tuha Wilayah kerja
Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.1, dari analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden
2. Pekerjaan Responden
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Desa Sukaraja Tuha Wilayah kerja
Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.2, dari analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden
yang dengan pekerjaan beresiko ada sebanyak 80 (46%), dan responden dengan
3. Pengetahuan Responden
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Desa Sukaraja Tuha Wilayah
kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.3, dari analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden
yang dengan pengetahuan tidak baik ada sebanyak 76 (43,7%), dan responden
4. Sikap Responden
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Sikap Responden di Desa Sukaraja Tuha Wilayah kerja
Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.4, dari analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden
yang dengan sikap negatif ada sebanyak 85 (48,9%) dan responden dengan sikap
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Tempat Perindukan Nyamuk di Desa Sukaraja Tuha
Wilayah kerja Puskesmas sukaraja Kabupaten OKU timur Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.5, dari analisa univariat didapatkan hasil bahwa responden
yang dengan ada tempat perindukan nyamuk ada sebanyak 78 (44,8%), dan
responden dengan tidak ada tempat perindukan nyamuk ada sebanyak 96 (55,2%).
Tabel 5.6.
Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan di Desa Sukaraja Tuha
Wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur
Tahun 2010
yang dengan peran petugas kesehatan tidak aktif ada sebanyak 75 (43,1%), dan
C. Analisa Bivariat
Tabel 5.7.
Hubungan Pekerjaan Responden dengan Kejadian Chikungunya di Desa Sukaraja
Tuha Wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
Kejadian Chikungunya
Penderita Bukan
No Pekerjaan Chikungunya Penderita Jumlah P
Chikungunya Value
1. Beresiko 24 56 80 0,005
(30%) (70%) (100%)
2. Tidak Beresiko 11 83 94
(11,7%) (88,3%) (100%)
Jumlah 35 139 174
(20,1%) (79,9%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.7, dari hasil analisa bivariat antara pekerjaan dengan
beresiko dan menderita chikungunya ada sebanyak 24 (30%), lebih besar bila
< 0,05), berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden
Kejadian Chikungunya
Penderita Bukan
No Pengetahuan Chikungunya Penderita Jumlah P
Chikungunya Value
1. Tidak Baik 21 55 76 0,047
(27,6%) (72,4%) (100%)
2. Baik 14 84 98
(14,3%) (85,7%) (100%)
Jumlah 35 139 174
(20,1%) (79,9%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.8, dari hasil analisa bivariat antara pengetahuan dengan
tidak baik dan menderita chikungunya ada sebanyak 21 (27,6%), lebih besar bila
Uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan hasil p value 0,047 (p value <
0,05), berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden
.
Tabel 5.9.
Hubungan Sikap Responden dengan Kejadian Chikungunya di Desa Sukaraja
Tuha Wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
Kejadian Chikungunya
Penderita Bukan
No Sikap Chikungunya Penderita Jumlah P
Chikungunya Value
1. Negatif 26 59 85 0,001
(30,6%) (69,4%) (100%)
2. Positif 9 80 89
(10,1%) (89,9%) (100%)
Jumlah 35 139 174
(20,1%) (79,9%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.9, dari hasil analisa bivariat antara sikap dengan kejadian
chikungunya didapatkan hasil bahwa responden yang dengan sikap negatif dan
dengan responden yang dengan sikap positif dan menderita chikungunya yaitu
sebanyak 9 (10,1%).
Uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan hasil p value 0,001 (p value <
0,05), berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan
kejadian chikungunya.
Tabel 5.10.
Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dengan Kejadian Chikungunya di Desa
Sukaraja Tuha Wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun
2010
Kejadian Chikungunya
Penderita Bukan
No Tempat Perindukan Chikungunya Penderita Jumlah P
Nyamuk Chikungunya Value
1. Ada 23 55 78 0,010
(29,5%) (70,5%) (100%)
2. Tidak Ada 12 84 96
(12,5%) (87,5%) (100%)
Jumlah 35 139 174
(20,1%) (79,9%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.10, dari hasil analisa bivariat antara tempat perindukan
dengan ada tempat perindukan nyamuk dan menderita chikungunya ada sebanyak 23
(29,5%), lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang dengan tidak ada
Uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan hasil p value 0,010 (p value <
0,05), berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara tempat perindukan nyamuk
Kejadian Chikungunya
Penderita Bukan
No Peran Petugas Chikungunya Penderita Jumlah P
Kesehatan Chikungunya Value
1. Tidak aktif 25 50 75 0,000
(33,3%) (66,7%) (100%)
2. Aktif 10 89 99
(10,1%) (89,9%) (100%)
Jumlah 35 139 174
(20,1%) (79,9%) (100%)
Berdasarkan tabel 5.11, dari hasil analisa bivariat antara peran petugas kesehatan
dengan kejadian chikungunya didapatkan hasil bahwa responden yang dengan peran
petugas kesehatan tidak aktif dan menderita chikungunya ada sebanyak 25 (33,3%),
lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang dengan peran petugas
Uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan hasil p value 0,000 (p value <
0,05), berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan kemampuan, waktu, tempat, dan dana serta data yang diperoleh
dari kantor kepala desa dan puskesmas serta masyarakat mengakibatkan pengolahan
kurang maksimal.
dan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden, sehingga kualitas data tergantung
pada motivasi responden untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner
tersebut secara jujur karena dipengaruhi rasa takut atau segan saat mengemukakan
tahun 2010.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden dengan kejadian
Februari 2010).
responden dengan pekerjaan tidak beresiko yang menderita chikungunya, hal ini
tahun 2010.
nilai p value 0,047. Jadi ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
(dibawah atau sama dengan median hasil) dan menunjukkan tidak ada hubungan
Februari 2010).
Menurut dr. Indan Entjang (2006) dalam bukunya yang berjudul Ilmu
kecerdasan dan rohaniah yaitu patuh pada ajaran agama, cukup santapan rohani,
menuntut ilmu dibangku sekolah ataupun dengan belajar dari pengalaman hidup.
chikungunya.
bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
2010.
Hasil analisa bivariat (uji statistik) dengan Chi-Square diperoleh nilai p value
0,001. Jadi ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan
kejadian chikungunya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyudin. dkk (2003) yang
responden dengan sikap positif yang menderita chikungunya, hal ini disebabkan
karena responden dengan sikap negatif dapat membuat hal-hal yang kurang
chikungunya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang menyatakan
bertingkah laku, dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk respons evaluatif
yaitu suatu respons yang sudah dalam pertimbangan oleh individu bersangkutan.
dengan Chi-Square diperoleh nilai p value 0,010. Jadi ada hubungan yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyudin dkk (2003) yang
proporsi responden dengan tidak ada tempat perindukan nyamuk yang menderita
chikungunya, hal ini disebabkan karena bila di sekitar rumah tempat tinggal
Hal ini sejalan dengan pernyataan yang ada di dalam buku kesehatan
terbitan Depkes RI tahun 2001 yang menyatakan bahwa lingkungan fisik tempat
adalah salah satu komponen pokok lingkungan fisik, yang terdiri dari; suhu
tahun 2010.
p value 0,000. Jadi ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan
hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan kejadian luar
peran petugas kesehatan tidak aktif yang menderita chikungunya lebih besar
menderita chikungunya, hal ini disebabkan karena responden yang tidak rutin
atau bahkan tidak pernah sama sekali mendapatkan penyuluhan kesehatan sama
untuk melakukan hal-hal yang diinginkan dalam perilaku kesehatan. Teori lain
A. Kesimpulan
Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur tahun 2010 disimpulkan sebagai berikut
5. Ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan kejadian
endemis. Disamping itu perlu kesiapan dan antisipasi apabila terjadi kejadian
penyakit chikungunya.
masing, dengan melaksanakan program jum’at bersih minimal 1 kali per minggu
kawat kassa, mengeringkan tempat air tergenang, menguras bak mandi sekurang-
mengubur barang-barang bekas seperti kaleng, ban bekas, botol, pecahan piring
atau gelas, tempat minum hewan peliharaan, vas atau pot bunga.
5. Diharapkan kepada kader kesehatan untuk mau berperan aktif dalam melakukan
Ariawan, Iwan. 2002; Dasar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Jadwal :
Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta.
Budiarto, Eko, 2003; Metode Penelitian Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Departemen kesehatan RI. 2001; Tata Laksana Chikungunya di Indonesia. Ditjen PPM-
PLP. Jakarta.
-------------------------------- 2001; Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Ditjen
PPM-PLP. Jakarta.
-------------------------------- 2003; Survei Cepat. Pusat Data dan Informasi. Jakarta.
------------------------------- 2004; Pennyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (Pedoman Epidemiologi Penyakit). Ditjen PPM-PLP. Jakarta.
------------------------------ 2005; Pencegahan dan Pemberantasan Chikungunya di
Indonesia. Bakti Husada. Jakarta.
------------------------------- 2007; Pedoman Pengendalian Penyakit Chikungunya, Ditjen
PPM-PLP. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur. 2009; Profil Kesehatan Kabupaten OKU
Timur. Martapura
Hastono Sutanto Priyo. 2001; Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2003; Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta.
Jakarta.
------------------- 2005; Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
------------------- 2007; Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Edisi Revisi. Rineka Cipta
Jakarta
Oktikasari, Susanna, Djaya. 2006; Faktor Sosio Demografi dan Lingkungan yang
mempengaruhi Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di
Kelurahan Cinere Kecamatan Limo kota Depok. Skripsi Sarjana,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.
www.http://id.wikipedia.org/wiki/chikungunya, diakses pada tanggal
15 Februari 2010. Baturaja.
DAFTAR PERTANYAAN
(KUESIONER)
No. Responden :
Tanggal di isi :
A. Biodata Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Status dalam keluarga :
B. Kejadian Chikungunya
Apakah saudara/ anggota saudara pernah menderita sakit chikungunya dengan gejala
demam mendadak, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri kepala, ruam (rash), nyeri menelan,
mual, muntah dalam 3 bulan terakhir dan sudah mendapat diagnosis dari petugas
kesehatan profesional?
a. Pernah
b. Tidak pernah
C. Pekerjaan
1. PNS
2. Pedagang
4. Lain-lain
5. Tidak bekerja
9. Kapan kebiasaan nyamuk betina Aedes albopictus dan Aedes aegypti menggigit?
b. Pada pagi dan sore hari
c. Pada malam hari
Petunjuk : Anda diminta menilai pernyataan – pernyataan yang ada, yang menurut
anda paling sesuai dengan kenyataan dan hati nurani anda dengan
memberi tanda (v) pada kolom yang telah disediakan.
No Pernyataan Tidak Setuju Setuju
1. Saya merasa Chikungunya merupakan
penyakit yang menular
MASTER TABEL
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Chikungunya di Desa Sukaraja
Tuha wilayah kerja Puskesmas Sukaraja Kabupaten OKU Timur Tahun 2010
37. Ainayya 2 1 1 1 1 1
38. Musri 1 1 2 2 2 2
39. Marhamah 2 1 2 2 1 2
40. Imron 2 2 2 2 2 2
41. Istiqomah 2 2 1 1 1 2
42. Supangat 1 1 2 2 2 2
43. Sya’diah 2 2 2 2 2 2
44. Hafiz 2 2 2 1 1 1
45. Rambat 2 1 1 2 1 2
46. Arini 2 2 2 2 2 2
47. Sudiono 1 1 1 1 1 1
48. Wulandari 2 2 2 2 2 2
49. Robiatul 2 2 2 1 1 2
50. Satibi 2 2 2 2 2 2
51. Munasikah 2 2 2 2 2 2
52. Septiana 2 2 2 2 2 2
53. Livia 2 1 1 1 1 1
54. A. Rahman 1 1 1 1 1 1
55. Khoirunisa 2 1 2 2 2 2
56. Adi Putra 2 2 1 1 1 1
57. Ahmad 2 2 1 1 1 1
58. Sumardi 2 2 2 2 2 2
59. Qodariah 2 1 1 2 1 2
60 M. Anwar 2 1 1 1 2 1
61. Muhtarom 2 2 2 1 1 1
62. Waryanti 2 2 2 2 2 2
63. Alif Ulfa 2 1 1 1 1 1
64. Dika Aulia 2 1 1 1 1 1
65. Kusnan 2 2 2 2 2 2
66. Wiwin 2 2 2 2 2 2
67. Susi 2 2 2 2 2 2
68. Musiyah 2 2 2 2 2 2
69. Hasyim 1 1 2 1 1 1
70 Markhama 1 1 1 2 2 2
h
71. Asroni 2 2 2 2 2 2
72. Suparti 2 2 2 2 2 2
73. Ali Imron 2 1 1 1 1 1
74. Masngud 2 2 2 2 2 2
75. Suparlan 1 1 1 1 1 1
76. Marsini 1 1 1 2 2 2
77. Sulistiowati 2 1 1 2 1 2
78. M. Chairul 2 2 2 2 2 2
79. Suliyati 2 2 2 2 2 2
80. Dzimas 2 1 1 1 1 1
81. Salman 1 1 2 2 2 1
82. Khoiriyah 2 2 2 2 2 2
83. Uliya 2 1 1 1 1 1
84. Fitria 2 1 1 1 1 1
85. Subagio 2 2 2 2 2 2
86. Zaitin 2 2 2 2 2 2
87. Doni 2 1 1 1 2 1
88. Ardi 2 1 1 1 2 1
89. Ifan 2 2 2 1 1 1
90. Katiran 1 1 1 2 2 2
91. Sukinah 2 1 1 2 2 2
92. Danang 2 2 2 1 1 1
93. Wahyu 2 1 1 1 1 1
94. Rosid 1 1 1 1 1 1
95. Tugini 2 2 1 1 1 2
96. Azhari 2 2 2 2 2 2
97. Tinik 2 2 2 2 2 2
98. Khanif 2 2 2 2 2 2
99. Itok 2 1 1 1 1 1
100. Gufron 2 2 2 2 2 2
101. Musringah 2 2 2 2 2 2
102. Tarni 2 2 2 1 1 2
103. Supinah 2 1 1 2 2 2
104. Suhadi 2 2 2 1 2 2
105. Suharto 1 1 2 1 1 1
106. Isnaini 2 2 2 2 2 2
107. Didik 2 1 1 1 1 1
108. Melly 2 1 1 1 1 1
109. Mujilah 2 1 2 2 2 2
110. Imam Khoiri 2 2 2 2 2 2
111. Siti Kholifah 2 2 2 2 2 2
112. Agung 2 1 1 1 2 1
113. Suratman 1 1 1 1 1 1
114. Niswatun 2 1 2 2 2 2
115. Romadhon 2 2 1 1 1 1
116. Ahmad 2 2 1 1 1 1
117. Agus 1 2 2 1 2 1
118. Mar’atus 1 2 2 2 2 2
119. Revandra 2 1 1 1 1 1
120 A. Supono 2 2 2 2 1 2
121. Marinah 2 1 1 2 2 2
122. Edi 2 2 2 2 2 2
123. Effendi 2 1 1 1 1 1
124. Hendri 1 2 1 1 1 1
125. Prayitno 2 2 2 2 1 2
126. Iis Lestari 2 2 2 2 2 2
127. Brian 2 1 1 1 1 1
128. Sariadi 2 2 2 2 2 2
129. Mariani 2 2 2 2 2 2
130 Wawan 2 2 2 1 1 1
131. Andri 2 1 1 2 2 1
132. Maftuh 1 1 1 1 1 1
133. Gunarti 1 1 1 1 2 2
134. Nanang 2 1 2 2 1 1
135. Neneng 2 1 1 1 1 1
136. Nunung 2 2 2 2 2 2
137. Khusnul 2 2 2 2 2 2
138. Supardi 1 2 2 1 1 1
139. Ameliya 2 1 1 1 2 1
140. Abd. Wahid 1 1 1 1 1 1
141. Rumini 2 1 1 2 2 2
142. Sukadi 2 2 2 2 2 2
143 Anis 2 2 2 2 2 2
144 Munir 2 1 1 2 1 2
145 M. Subri 2 2 2 2 2 2
146 Lia Adistya 1 2 1 1 1 1
147 Heri 1 2 1 1 1 1
148 Yulika 2 1 1 1 1 1
149 Kandias 2 2 2 2 2 2
150 Asni 2 2 1 2 2 2
151 Jeni 2 2 1 1 1 1
152 Mustangin 1 1 1 1 1 1
153 Umi Rosidah 2 2 2 2 2 2
154 Febrian 2 2 1 1 1 1
155 Adb. Kadir 2 2 2 1 2 2
156 Nafsiah 2 1 2 1 1 2
157 Istiana 2 2 2 2 2 2
158 Sukarlan 1 1 1 2 1 2
159 Romlah 2 1 1 2 2 2
160 Alimun 1 2 2 1 1 1
161 Zulaikah 2 2 2 2 2 2
162 Dasril 2 1 1 1 2 1
163 Roekan 1 2 2 1 1 1
164 Dwi Hartati 2 2 2 2 2 2
165 Veronika 2 1 1 1 2 1
166 Habib 1 1 1 1 1 1
167 Karnatak 1 1 1 1 1 2
168 Suhartatik 2 1 1 1 2 1
169 Sunaryono 2 2 2 2 2 2
170 Eka Susiani 2 2 2 2 2 2
171 Safe’i 1 1 1 1 1 1
172 Paijem 2 1 1 1 1 2
173 Nursanti 2 2 2 2 2 2
174 Winda 2 2 1 1 1 2
DAFTAR PENDERITA CHIKUNGUNYA
Statistics
CHIKUNGUNYA PEKER PENGETA SIKAP TEMPAT PERAN
JAAN HUAN PERINDUKAN PETGS
NYAMUK KESH
N Valid 174 174 174 174 174 174
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1,80 1,54 1,56 1,51 1,55 1,57
Median 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Mode 2 2 2 2 2 2
Std. ,40 ,50 ,50 ,50 ,50 ,50
Deviation
Variance ,16 ,25 ,25 ,25 ,25 ,25
Minimum 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2 2
Percentiles 25 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
50 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
75 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Frequency Table
PEKERJAAN RESPONDEN
PENGETAHUAN RESPONDEN
Crosstab
Angka Kejadian Chikungunya Total
penderita bukan
chikungunya chikungunya
Pekerjaan beresiko Count 24 56 80
% within Pekerjaan 30,0% 70,0% 100,0%
tidak beresiko Count 11 83 94
% within Pekerjaan 11,7% 88,3% 100,0%
Total Count 35 139 174
% within Pekerjaan 20,1% 79,9% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9,005 1 ,003
Continuity Correction 7,902 1 ,005
Likelihood Ratio 9,097 1 ,003
Fisher's Exact Test ,004 ,002
Linear-by-Linear Association 8,953 1 ,003
N of Valid Cases 174
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan Responden 3,234 1,468 7,126
(beresiko / tdk beresiko)
For cohort Angka Kejadian Chikungunya 2,564 1,341 4,903
= penderita chikungunya
For cohort Angka Kejadian Chikungunya ,793 ,675 ,931
= bukan chikungunya
N of Valid Cases 174
Crosstab
Angka Kejadian Chikungunya Total
Penderita Bukan
chikungunya chikungunya
Pengetahuan tidak Count 21 55 76
Responden baik % Within Pengetahuan 27,6% 72,4% 100,0%
baik Count 14 84 98
% Within Pengetahuan 14,3% 85,7% 100,0%
Total Count 35 139 174
% Within Pengetahuan 20,1% 79,9% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 4,745 1 ,029
Continuity Correction 3,950 1 ,047
Likelihood Ratio 4,715 1 ,030
Fisher's Exact Test ,036 ,024
Linear-by-Linear Association 4,717 1 ,030
N of Valid Cases 174
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,29.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan Responden 2,291 1,075 4,883
(tidak baik / baik)
For cohort Angka Kejadian Chikungunya 1,934 1,055 3,547
= penderita chikungunya
For cohort Angka Kejadian Chikungunya ,844 ,719 ,992
= bukan chikungunya
N of Valid Cases 174
Sikap Responden * Kejadian Chikungunya
Crosstab
Angka Kejadian Chikungunya Total
Penderita Bukan
chikungunya chikungunya
SIKAP negatif Count 26 59 85
% Within Sikap 30,6% 69,4% 100,0%
positif Count 9 80 89
% Within Sikap 10,1% 89,9% 100,0%
Total Count 35 139 174
% Within Sikap 20,1% 79,9% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11,344 1 ,001
Continuity Correction 10,105 1 ,001
Likelihood Ratio 11,710 1 ,001
Fisher's Exact Test ,001 ,001
Linear-by-Linear Association 11,279 1 ,001
N of Valid Cases 174
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Sikap Responden 3,917 1,709 8,977
(negatif / positif)
For cohort Angka Kejadian Chikungunya 3,025 1,506 6,075
= penderita chikungunya
For cohort Angka Kejadian Chikungunya ,772 ,660 ,904
= bukan chikungunya
N of Valid Cases 174
Crosstab
Angka Kejadian Chikungunya Total
Penderita Bukan
chikungunya chikungunya
Tempat ada Count 23 55 78
Perindukan % Within Tempat 29,5% 70,5% 100,0%
Nyamuk Perindukan Nyamuk
tidak ada Count 12 84 96
% Within Tempat 12,5% 87,5% 100,0%
Perindukan Nyamuk
Total Count 35 139 174
% Within Tempat 20,1% 79,9% 100,0%
Perindukan Nyamuk
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7,728 1 ,005
Continuity Correction 6,707 1 ,010
Likelihood Ratio 7,746 1 ,005
Fisher's Exact Test ,007 ,005
Linear-by-Linear Association 7,684 1 ,006
N of Valid Cases 174
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Tempat Perindukan Nyamuk 2,927 1,347 6,362
(ada / tdk ada)
For cohort Angka Kejadian Chikungunya = 2,359 1,255 4,433
penderita chikungunya
For cohort Angka Kejadian Chikungunya = ,806 ,685 ,948
bukan chikungunya
N of Valid Cases 174
Crosstab
Angka Kejadian Chikungunya Total
Penderita Bukan
chikungunya chikungunya
Peran tdk aktif Count 25 50 75
Petugas % Within Peran Petugas 33,3% 66,7% 100,0%
Kesehatan Kesehatan
aktif Count 10 89 99
% Within Peran Petugas 10,1% 89,9% 100,0%
Kesehatan
Total Count 35 139 174
% Within Peran Petugas 20,1% 79,9% 100,0%
Kesehatan
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 14,333 1 ,000
Continuity Correction 12,924 1 ,000
Likelihood Ratio 14,411 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 14,251 1 ,000
Association
N of Valid Cases 174
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Peran Petugas Kesehatan 4,450 1,978 10,014
(tdk aktif / aktif)
For cohort Angka Kejadian Chikungunya 3,300 1,690 6,444
= penderita
For cohort Angka Kejadian Chikungunya ,742 ,624 ,882
= bukan chikungunya
N of Valid Cases 174