Penyimpangan Sosial 3
Penyimpangan Sosial 3
a. Pengertian Perilaku Menyimpang
1. Secara umum : Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan
nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan
(agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian
daripada makhluk sosial.
2. Menurut James Worker Van der Zaden : Penyimpangan sosial
adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal
yang terceladan di luar batas toleransi.
b. Ciriciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki ciriciri sebagai berikut :
1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan. Perilaku dikatakan menyimpang atau
tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Perilaku menyimpang tidak
selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan bisa diterima masyarakat, misalnya
wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan merupakan penyimpangan
sosial yang ditolak masyarakat.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak. Semua orang pernah melakukan
perilaku menyimpang, akan tetapi pada batasbatas tertentu yang bersifat relatif
untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya hanya
pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum, penyimpangan yang
dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang telah melakukan
penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal. Budaya ideal adalah
segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Akan
tetapi pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap
peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu
terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum
dalam kenyataan kehidupan seharihari cenderung banyak dilanggar.
5. Terdapat normanorma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran
adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka,
tanpa harus menentang nilainilai tata kelakukan secara terbuka. Jadi norma
norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat
setengah melembaga.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak
selamanya menjadi ancaman karena kadangkadang dapat dianggap sebagai alat
pemikiran stabilitas sosial.
c. Penyebab Perilaku Menyimpang
1. Sudut Pandang Kriminologi
a. Teori Pengendalian
Pengedalian dari dalam berupa norma yang dihayati dan nilai sosial yang
dipelajari seseorang. Pengendalian dari luar berupa imbalan sosial terhadap
konformitas(kecocokan dengan norma) dan sanksi terhadap penyimpangan.
Dalam masyarakat tradisional, ada empat hal yang mengikat individu terhadap
norma masyarakat nya , yaitu :
Kepercayaan, mengacu pada norma yang dihayati.
Ketanggapan, yakni sikap tanggap seseorang terhadap pendapat orang lain.
Keterikatan (komitmen), berhubungan dengan berapa banyak imbalan yang
diterima seseorang.
Keterlibatan, mengacu pada kegiatan seseorang dalam berbagai lembaga
masyarakat seperti sekolah dan organisasiorganisasi masyarakat.
B. Teori Konflik
dalam teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut:
Konflik budaya, apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah
kebudayaan khusus yang masingmasing tertutup sehingga mengurangi
kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai.
Konflik kelas sosial, terjadi akibat suatu kelompok menciptakan peraturan
sendiri untuk melindungi kepentingannya.
2. Sudut Pandang Biologis
Perilaku menyimpang seseorang bisa menjadi awal dari terbentuknya suatu
norma baru. Pada masyarakat modern dewasa ini, banyak kita temukan para
wanita yang bekerja di luar rumah dan mengerjakan pekerjaanpekerjaan yang
dilakukan oleh para pria. Dulu sudut pandang biologis, penyimpangan sosial
berhubungan dengan faktorfaktor biologis, seperti selsel tubuh. Sejumlah
ilmuan seperti Lambroso, Kretschmer, Hooton, Von Hentig, dan Sheldon
melakukan berbagai studi menyatakan bahwa orang yang mempunyai tipe
tubuh tertentu lebih cenderung menyimpang. Kriminolog Italia, Cesare
Lambroso, berbendapat bahwa orang jahat dicirikan dengan ukuranrahang dan
tulang pipi panjang, kelainan pada mata yang khas, tangan, jarijari, kaki serta
tangan relatif besar, dan susunan gigi yang abnormal. Sheldon
mengidentifikasi tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar, yaitu endomorph (bundar,
halus, dan gemuk), mesomorf (berotot dan atletis), ektomorf (tipis dan kurus).
Masingmasing mempunyai sifatsifat kepribadiannya sendiri.Para ahli ilmu
sosial meragukan kebenaran teori tentang tipe tubuh tersebut.
3. Sudut Pandang Psikologis
4. Sudut Pandang Sosiologi
Perilaku Menyimpang Karena Kurangnya Sosialisasi
Teori ini menekankan bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang
maupun yang tidak menyimpang, berkaitan dengan kurangnya sosialisasi
norma dan nilainilai masyarakat. Perilaku menyimpang disebabkan oleh
adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilainilai tersebut
dalam perilaku seseorang (sosialisasi). Teori sosialisasi didasarkan pada
pandangan bahwa dalam sebuah masyarakat ada norma inti dan nilainilai
tertentu yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Seseorang biasanya
menyerap nilainilai dan normanorma dari beberapa orang yang cocok
dengan dirinya saja. Akibatnya, jika ia banyak menyerap nilainilai atau
norma yang tidak berlaku secara umum,ia akan cederung berperilaku
menyimpang.
Perilaku Menyimpang Karena Anomi
Menurut Emile Durkheim, anomi adalah suatu situasi tanpa norma dan tanpa
aturan sehingga tidak tercipta keselarasan dan ketertiban dalam masyarakat.
Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang
memiliki banyak norma dan nilai, tetapi antara norma dan nilai yang satu
dengan yang lainnya saling bertentangan.
Akibatnya, timbul keadaan tidak adanya seperangkat nilai atau norma yang
dapat dipatuhi secara konsisten oleh masyarakat. Menurut Robert k. Merton,
anomi disebabkan adanya ketidak harmonisan antara tujuan budaya dengan
caracara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Teori ini sangat cocok
untuk menganalisis banyak perilaku menyimpang di negara berkembang,
misalnya perilaku KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).
d. JenisJenis Perilaku Menyimpang
a. Penyimpangan menurut sifatnya (kekerapannya) yaitu :
Penyimpangan Sosial Primer :
Penyimpangan sosial yang bersifat sementara atau temporer yaitu
penyimpangan ini hanya terjadi beberapa kali saja dan tidak terus
berulang,pelaku dari penyimpangan ini biasanya masih diterima oleh
lingkungan sosialnya.
Contoh : misalnya mabuk saat pesta, mencoretcoret tembok tetangga,
balapan liar di jalan.
Penyimpangan Sosial Sekunder :
Penyimpangan sosial ini bersifat terusmenerus atau berulang,sehingga
pelaku sulit untuk diterima atau bahkan akan ditolak oleh lingkungan
sosialnya.Pelaku penyimpangan ini disebabkan karena ia tidak bisa
berlaku sesuai dengan status dan perannya dalam lingkungan sosialnya.
Contoh : pembunuhan, perampokan, dan pencurian.
b. Penyimpangan Menurut Pelaku yaitu :
Penyimpangan Individual :
Penyimpangan ini dilakukan oleh individu atau seseorang dan disebabkan
karena ia tidak bisa atau belum bisa untuk mengendalikan dirinya.
Contoh : mencuri, menodong, memeras
Penggolongan sesuai dengan kadarnya :
1. Pembandel yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh pada
nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik
2. Pembangkang yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat pada
peringatan orangorang.
3. Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma
norma umum yang berlaku dalam masyarakat.
4. Perusuh atau penjahat yaitu penyimpangan yang terjadi karena
mengabaikan normanorma umum, sehingga menimbulkan kerugian
harta benda atau jiwa di lingkungannya.
5. Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji,
berkata bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak membela.
Penyimpangan Kelompok :
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang,mereka mematuhi
normanorma yang berlaku di kelompok mereka,tapi normanorma
tersebut bertentangan dengan normanorma yang berlaku di lingkungan
sosial.
Contoh : mafia obatobatan terlarang, geng, komplotan penjahat
c. Penyimpangan Menurut Tipenya yaitu :
Menurut Light,Keller,dan Calhoun (1989); kejahatan dibedakan menjadi :
Kejahatan tanpa Korban (crimes without victims)
Yaitu kejahatan yang tidak membawa korban tetapi dianggap sebagai
perbuatan tercela oleh masyarakat ataupun kelompok yang berkuasa.
Contoh: mabukmabukan,pecandu narkoba.
Kejahatan Terorganisasi (organized crime)
Yaitu komplotan berkesinambungan untuk memperoleh uang atau
kekuasaan dengan jalan menghindari hukum melalui penyebaran rasa
takut atau melalui korupsi.
Contoh: monopoli secara tidak sah atas jasa tertentu,pemutaran uang hasil
kejahatan dalam bentuk saham.
Kejahatan Kerah Putih (whitecollar crime)
Yaitu kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang
berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya.
Contoh: penggelapan uang perusahaan
Corporate Crime
Yaitu kejahatan yang dilakukan atas organisasi formal dengan tujuan
menaikkan keuntungan dan menekan kerugian.Dibedakan menjadi 4 jenis
antara lain: kejahatan terhadap konsumen,publik,pemilik perusahaan,dan
karyawan.
e. BentukBentuk Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan primer
2. Penyimpangan sekunder
3. Penyimpangan individu
4. Penyimpangan kelompok
PENGENDALIAN SOSIAL
a. Pengertian Pengendalian Sosial
1. Secara Umum : Pengendalian sosial. kontrolisasi sosial adalah suatu konfigurasi
untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan
masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku.
2. Menurut Peter L. Berger : Pengendalian sosial menurut Peter ialah berbagai cara
yang dilakukan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang
b. Sifat Pengendalian Sosial
a) Tindakan Preventif
Preventif sendiri berarti pencegahan. Tindakan preventif artinya suatu cara atau
tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kemungkinan individu
melakukan pelanggranpelanggaran terhadap norma yang berlaku.
Contoh : orang tua menasihati anaknya agar tidak bolos ke sekolah.
b) Tindakan Represif Aktif
Tindakan represif aktif disini berarti pengendalian sosial yang bertujuan untuk
mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu
pelanggaran terhadap norma yang berlaku dengan cara memberikan sanksi
terhadap pelanggarnya sesuai dengan tingkat kesalahannya.
Contoh : sanksi skorsing yang diberikan kepada anak yang tidak masuk sekolah
c. Cara Pengendalian Sosial
a) Tindakan Persuasif
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara persuasive memiliki makna
sebagai pengendalian yang dilakukan tanpa kekerasan, seperti membujuk,
mengajak, membinmbing, dan menasihati anggota masyarakat. Terdapat dua cara
pengendalian secara persuasive, yaitu pengendalian lisan dan simbolik.
Pengendalian lisan berarti pengendalian yang dilakukan langsung dengan lisan
tanpa ada alat bantu apapun, contoh sosialisasi tentang bahaya narkoba
Pengendalian simbolik berarti pengendalian yang dilakukan dengan alat peraga
seperti spanduk, poster, dan lain sebagainya. Contoh spanduk tentang larangan
memakai narkoba
b) Tindakan Koersif
Merupakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara paksaan, paksaan dalam
artian ialah memberikan sanksisanksi tegas terhadap pelanggarnya, agar orang lain
tidak berani melakukan pelanggaran berulang.
Contoh : sanksi yang diberikan kepada para pedagang kaki lima
d. Fungsi Pengendalian Sosial
1. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma
2. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
3. Mengembangkan rasa malu
4. Mengembangkan rasa takut
5. Menciptakan sistem hukum
e. JenisJenis Lembaga Pengendalian Sosial
1. Kepolisian
Bertugas untuk memelihara ketertiban di dalam kehidupan masyarakat. Apabila terdapat
orang atau kelompok yang mengganggu dan melanggar ketertiban, maka kepolisian
berhak untuk menindak dan memberikan sanksi yang telah disusun secara resmi
2. Tokoh Adat
Tokoh adat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat adat. Peranan
tersebut ialah membina dan mengendalikan tingkah hidup dan pola perilaku masyarakat
agar sesuai dengan adat yang berlaku
3. Pengadilan
Pengadilan merupakan tindak lanjut daripada penindakan yang dilakukan oleh kepolisian.
Jadi setelah pihak kepolisian menangkap dan memproses pihakpihak yang emlanggar
ketertiban, maka pihak itu akan dibawa ke pengadilan untuk diproses secara hukum
4. Tokoh Agama
Tokoh agama merupakan lembaga pengendalian sosial yang bergerak di dalam koridor
agama. Merek amemberikan nasehat dan membina masyarakatnya agar tidak keluar dari
koridor agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat mempunyai andil yang besar di dalam kehidupan bermasyarakat.
Tokoh ini diangkat dan dipandang sebagai orang yang memiliki pengaruh yang besar
karena mereka memiliki aktivitas yang patut dicontoh, kecakapannya, dan sifatsifat
tertentu yang dimilikinya.
f. Pengendalian Sosial Secara Informal
DesasDesus ( Gosip )
Berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta ( kenyataan ) atau
buktibukti yang kuat. Dengan beredarnya gosip orangorang yang telah
melakukan pelanggaran akan merasa malu dan berusaha untuk memperbaiki
perilakunya.
Pengucilan
Suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap
seorang anggota masyarakat yang telah melakukan pelanggaran terhadap nilai dan
norma yang berlaku
Celaan
Tindakan kritik atau tuduhan suatu pandangan, sikap dan perilaku yang tidak
sejalan ( tidak sesuai ) dengan pandangan, sikap dan perilaku anggota kelompok
pada umumnya.
Ejekan
Tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan katakata kiasan,
perumpamaan atau katakata yang berlebihan serta bermakna negatif. Mungkin
juga dengan menggunakan katakata yang artinya berlawanan dengan yang
dimaksud.