Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SOSIOLOGI

penyimpangan sosial, pengendalian sosial

Alifa Hibatillah Rayyana X IIS 6


PERILAKU MENYIMPANG

a. Pengertian Perilaku Menyimpang
1. Secara umum : Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan 
nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai­
nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan 
(agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian 
daripada makhluk sosial.
2. Menurut James Worker Van der Zaden : Penyimpangan sosial 
adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal 
yang terceladan di luar batas toleransi.

b. Ciri­ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki ciri­ciri sebagai berikut :

1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan. Perilaku dikatakan menyimpang atau 
tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Perilaku menyimpang tidak 
selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan bisa diterima masyarakat, misalnya
wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan merupakan penyimpangan 
sosial yang ditolak masyarakat.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak. Semua orang pernah melakukan
perilaku menyimpang, akan tetapi pada batas­batas tertentu yang bersifat relatif 
untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya hanya 
pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum, penyimpangan yang 
dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang telah melakukan 
penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal. Budaya ideal adalah 
segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
   masyarakat. Akan 
tetapi pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap 
peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu 
terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum 
dalam kenyataan kehidupan sehari­hari cenderung banyak dilanggar.
5. Terdapat norma­norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran 
adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, 
tanpa harus menentang nilai­nilai tata kelakukan secara terbuka. Jadi norma­
norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat 
setengah melembaga.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak 
selamanya menjadi ancaman karena kadang­kadang dapat dianggap sebagai alat 
pemikiran stabilitas sosial.

c. Penyebab Perilaku Menyimpang
1. Sudut Pandang Kriminologi

a. Teori Pengendalian
Pengedalian   dari   dalam   berupa   norma   yang   dihayati   dan   nilai   sosial   yang
dipelajari seseorang. Pengendalian dari luar berupa imbalan sosial terhadap
konformitas(kecocokan  dengan   norma)  dan   sanksi  terhadap   penyimpangan.
Dalam masyarakat tradisional, ada empat hal yang mengikat individu terhadap
norma masyarakat nya , yaitu :
Kepercayaan, mengacu pada norma yang dihayati.
Ketanggapan, yakni sikap tanggap seseorang terhadap pendapat orang lain.
Keterikatan (komitmen), berhubungan dengan berapa banyak imbalan yang
diterima seseorang.
Keterlibatan,   mengacu   pada   kegiatan   seseorang   dalam   berbagai   lembaga
masyarakat seperti sekolah dan organisasi­organisasi masyarakat.

B.    Teori Konflik
dalam teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut:
Konflik   budaya,   apabila   dalam   suatu   masyarakat   terdapat   sejumlah
kebudayaan   khusus   yang   masing­masing   tertutup   sehingga   mengurangi
kemungkinan timbulnya kesepakatan nilai.
Konflik   kelas   sosial,   terjadi   akibat   suatu   kelompok   menciptakan   peraturan
sendiri untuk melindungi kepentingannya.

2.  Sudut Pandang Biologis

Perilaku menyimpang seseorang bisa menjadi awal dari terbentuknya suatu
norma baru. Pada masyarakat modern dewasa ini, banyak kita temukan para
wanita yang bekerja di luar rumah dan mengerjakan pekerjaan­pekerjaan yang
dilakukan oleh para pria. Dulu sudut pandang biologis, penyimpangan sosial
berhubungan   dengan   faktor­faktor   biologis,   seperti   sel­sel   tubuh.   Sejumlah
ilmuan   seperti   Lambroso,   Kretschmer,   Hooton,   Von   Hentig,   dan   Sheldon
melakukan   berbagai   studi   menyatakan   bahwa   orang   yang   mempunyai   tipe
tubuh   tertentu   lebih   cenderung   menyimpang.   Kriminolog   Italia,   Cesare
Lambroso, berbendapat bahwa orang jahat dicirikan dengan ukuranrahang dan
tulang pipi panjang, kelainan pada mata yang khas, tangan, jari­jari, kaki serta
tangan   relatif   besar,   dan   susunan   gigi   yang   abnormal.   Sheldon
mengidentifikasi tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar, yaitu endomorph (bundar,
halus, dan gemuk), mesomorf (berotot dan atletis), ektomorf (tipis dan kurus).
Masing­masing mempunyai sifat­sifat kepribadiannya sendiri.Para ahli ilmu
sosial meragukan kebenaran teori tentang tipe tubuh tersebut.

3. Sudut Pandang Psikologis

Teori   ini   berpandangan   bahwa   penyakit   mental   dan   gangguan   kepribadian


berkaitan   erat   dengan   beberapa   bentuk   perilaku   menyimpang   seringkali
dianggap   sebagai   sebagai   suatu   gejala   penyakit   mental.   Ilmuwan   yang
terkenal   di   bidang   ini   adalah   Sigmund   Freud.   Dia   membagi   diri   manusia
menjadi tiga bagian penting, sebagai berikut :
Id, yaitu bagian diri yang bersifat tidak sadar, naluriah, dan impulsif (mudah
terpengaruh gerak hati).
Ego,  yaitu   bagian   diri  yang   bersifat   sadar   dan   rasional   (penjaga   pintu
kepribadian).
Superego,  yaitu   bagian   diri   yang   telah   menyerap   nilai­nilai   cultural   dan
berfungsi sebagai suara hati.

4.  Sudut Pandang Sosiologi

Perilaku Menyimpang Karena Kurangnya Sosialisasi
Teori ini menekankan bahwa perilaku sosial, baik yang bersifat menyimpang
maupun   yang   tidak   menyimpang,   berkaitan   dengan   kurangnya   sosialisasi
norma   dan   nilai­nilai   masyarakat.   Perilaku   menyimpang   disebabkan   oleh
adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai­nilai tersebut
dalam   perilaku   seseorang   (sosialisasi). Teori   sosialisasi   didasarkan   pada
pandangan   bahwa   dalam   sebuah   masyarakat   ada   norma   inti   dan   nilai­nilai
tertentu yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Seseorang biasanya
menyerap   nilai­nilai   dan   norma­norma   dari   beberapa   orang   yang   cocok
dengan   dirinya   saja.   Akibatnya,   jika   ia   banyak   menyerap   nilai­nilai   atau
norma   yang   tidak   berlaku   secara   umum,ia   akan   cederung   berperilaku
menyimpang.

Perilaku Menyimpang Karena Anomi
Menurut Emile Durkheim, anomi adalah suatu situasi tanpa norma dan tanpa
aturan sehingga tidak tercipta keselarasan dan ketertiban dalam masyarakat.
Konsep   tersebut   dipakai   untuk   menggambarkan   suatu   masyarakat   yang
memiliki  banyak norma  dan nilai, tetapi  antara  norma dan  nilai  yang satu
dengan yang lainnya saling bertentangan.
Akibatnya, timbul keadaan tidak adanya seperangkat nilai atau norma yang
dapat dipatuhi secara konsisten oleh masyarakat. Menurut Robert k. Merton,
anomi disebabkan adanya ketidak harmonisan antara tujuan budaya dengan
cara­cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Teori ini sangat cocok
untuk   menganalisis   banyak   perilaku   menyimpang   di   negara   berkembang,
misalnya perilaku KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).

d. Jenis­Jenis Perilaku Menyimpang
a. Penyimpangan menurut sifatnya (kekerapannya) yaitu :

        Penyimpangan Sosial Primer :
Penyimpangan sosial yang bersifat sementara atau temporer yaitu 
penyimpangan ini hanya terjadi beberapa kali saja dan tidak terus 
berulang,pelaku dari penyimpangan ini biasanya masih diterima oleh 
lingkungan sosialnya.
Contoh : misalnya mabuk saat pesta, mencoret­coret tembok tetangga, 
balapan liar di jalan.

Penyimpangan Sosial Sekunder :
Penyimpangan sosial ini bersifat terus­menerus atau berulang,sehingga 
pelaku sulit untuk diterima atau bahkan akan ditolak oleh lingkungan 
sosialnya.Pelaku penyimpangan ini disebabkan karena ia tidak bisa 
berlaku sesuai dengan status dan perannya dalam lingkungan sosialnya.
Contoh : pembunuhan, perampokan, dan pencurian.

b. Penyimpangan Menurut Pelaku yaitu :

Penyimpangan Individual :
Penyimpangan ini dilakukan oleh individu atau seseorang dan disebabkan 
karena ia tidak bisa atau belum bisa untuk mengendalikan dirinya.
Contoh : mencuri, menodong, memeras
Penggolongan sesuai dengan kadarnya :
1. Pembandel yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh pada
nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik
2. Pembangkang yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat pada
peringatan orang­orang.
3. Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma­
norma umum yang berlaku dalam masyarakat.
4. Perusuh   atau   penjahat   yaitu   penyimpangan   yang   terjadi   karena
mengabaikan   norma­norma   umum,   sehingga   menimbulkan   kerugian
harta benda atau jiwa di lingkungannya.
5. Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji,
berkata bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak membela.

Penyimpangan Kelompok :
Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang,mereka mematuhi 
norma­norma yang berlaku di kelompok mereka,tapi norma­norma 
tersebut bertentangan dengan norma­norma yang berlaku di lingkungan 
sosial.
Contoh : mafia obat­obatan terlarang, geng, komplotan penjahat

c. Penyimpangan Menurut Tipenya yaitu :
Menurut Light,Keller,dan Calhoun (1989); kejahatan dibedakan menjadi :
Kejahatan tanpa Korban (crimes without victims)
Yaitu kejahatan yang tidak membawa korban tetapi dianggap sebagai 
perbuatan tercela oleh masyarakat ataupun kelompok yang berkuasa. 
Contoh: mabuk­mabukan,pecandu narkoba.

Kejahatan Terorganisasi (organized crime)
Yaitu komplotan berkesinambungan untuk memperoleh uang atau 
kekuasaan dengan jalan menghindari hukum melalui penyebaran rasa 
takut atau melalui korupsi. 
Contoh: monopoli secara tidak sah atas jasa tertentu,pemutaran uang hasil 
kejahatan dalam bentuk saham.

Kejahatan Kerah Putih (white­collar crime)
Yaitu kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang yang 
berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya.
Contoh: penggelapan uang perusahaan

Corporate Crime
Yaitu kejahatan yang dilakukan atas organisasi formal dengan tujuan 
menaikkan keuntungan dan menekan kerugian.Dibedakan menjadi 4 jenis 
antara lain: kejahatan terhadap konsumen,publik,pemilik perusahaan,dan 
karyawan.
e. Bentuk­Bentuk Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan primer
2. Penyimpangan sekunder
3. Penyimpangan individu
4. Penyimpangan kelompok

PENGENDALIAN SOSIAL

a. Pengertian Pengendalian Sosial
1. Secara Umum : Pengendalian sosial. kontrolisasi sosial adalah suatu konfigurasi   
untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan 
masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku.
2. Menurut Peter L. Berger : Pengendalian sosial menurut Peter ialah berbagai cara 
yang dilakukan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang

b. Sifat Pengendalian Sosial 
a) Tindakan Preventif
Preventif sendiri berarti pencegahan. Tindakan preventif artinya suatu cara atau 
tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kemungkinan individu 
melakukan pelanggran­pelanggaran terhadap norma yang berlaku. 
Contoh : orang tua menasihati anaknya agar tidak bolos ke sekolah.

b) Tindakan Represif Aktif
Tindakan represif aktif disini berarti pengendalian sosial yang bertujuan untuk 
mengembalikan keserasian yang pernah terganggu karena terjadinya suatu 
pelanggaran terhadap norma yang berlaku dengan cara memberikan sanksi 
terhadap pelanggarnya sesuai dengan tingkat kesalahannya. 
Contoh : sanksi skorsing yang diberikan kepada anak yang tidak masuk sekolah

c. Cara Pengendalian Sosial
      a) Tindakan Persuasif
Pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara persuasive memiliki makna 
sebagai pengendalian yang dilakukan tanpa kekerasan, seperti membujuk, 
mengajak, membinmbing, dan menasihati anggota masyarakat. Terdapat dua cara 
pengendalian secara persuasive, yaitu pengendalian lisan dan simbolik.
      Pengendalian lisan berarti pengendalian yang dilakukan langsung dengan lisan      

tanpa ada alat bantu apapun, contoh sosialisasi tentang bahaya narkoba
Pengendalian simbolik berarti pengendalian yang dilakukan dengan alat peraga 
seperti spanduk, poster, dan lain sebagainya. Contoh spanduk tentang larangan 
memakai narkoba

b) Tindakan Koersif
Merupakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara paksaan, paksaan dalam 
artian ialah memberikan sanksi­sanksi tegas terhadap pelanggarnya, agar orang lain 
tidak berani melakukan pelanggaran berulang. 
Contoh : sanksi yang diberikan kepada para pedagang kaki lima

d. Fungsi Pengendalian Sosial
    1. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma
    2. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma
    3. Mengembangkan rasa malu
    4. Mengembangkan rasa takut
    5. Menciptakan sistem hukum

e. Jenis­Jenis Lembaga Pengendalian Sosial
  1. Kepolisian
Bertugas untuk memelihara ketertiban di dalam kehidupan masyarakat. Apabila terdapat 
orang atau kelompok yang mengganggu dan melanggar ketertiban, maka kepolisian 
berhak untuk menindak dan memberikan sanksi yang telah disusun secara resmi
2. Tokoh Adat
Tokoh adat memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat adat. Peranan 
tersebut ialah membina dan mengendalikan tingkah hidup dan pola perilaku masyarakat 
agar sesuai dengan adat yang berlaku

3. Pengadilan
Pengadilan merupakan tindak lanjut daripada penindakan yang dilakukan oleh kepolisian.
Jadi setelah pihak kepolisian menangkap dan memproses pihak­pihak yang emlanggar 
ketertiban, maka pihak itu akan dibawa ke pengadilan untuk diproses secara hukum

4. Tokoh Agama
Tokoh agama merupakan lembaga pengendalian sosial yang bergerak di dalam koridor 
agama. Merek amemberikan nasehat dan membina masyarakatnya agar tidak keluar dari 
koridor agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.

5. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat mempunyai andil yang besar di dalam kehidupan bermasyarakat. 
Tokoh ini diangkat dan dipandang sebagai orang yang memiliki pengaruh yang besar 
karena mereka memiliki aktivitas yang patut dicontoh, kecakapannya, dan sifat­sifat 
tertentu yang dimilikinya.

f. Pengendalian Sosial Secara Informal

  Desas­Desus ( Gosip )
Berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta ( kenyataan ) atau
bukti­bukti   yang   kuat.   Dengan   beredarnya   gosip   orang­orang   yang   telah
melakukan   pelanggaran   akan   merasa   malu   dan   berusaha   untuk   memperbaiki
perilakunya.

 Pengucilan
Suatu   tindakan   pemutusan   hubungan   sosial   dari   sekelompok   orang   terhadap
seorang anggota masyarakat yang telah melakukan pelanggaran terhadap nilai dan
norma yang berlaku

 Celaan
Tindakan   kritik   atau   tuduhan   suatu   pandangan,   sikap   dan   perilaku   yang   tidak
sejalan ( tidak sesuai ) dengan pandangan, sikap dan perilaku anggota kelompok
pada umumnya.

 Ejekan
Tindakan   membicarakan   seseorang   dengan   menggunakan   kata­kata   kiasan,
perumpamaan atau kata­kata yang berlebihan serta bermakna negatif. Mungkin
juga   dengan   menggunakan   kata­kata   yang   artinya   berlawanan   dengan   yang
dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai