Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak
didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketrampilan dan
menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga
mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi
profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan
guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan
pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki
guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian guru.
2. Untuk mengetahui apa sajakah tugas-tugas guru.
3. Untuk mengetahui dan memahami pendapat dari para ahli mengenai tugas-
tugas guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang
berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun
bangsa dan Negara.
4
Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi
para siswanya.
Tugas kemasyarakatan adalah tugas sebagai anggota masyarakat dan warga
negara yang berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan.
Keberadaan guru bahkan menjadi faktor penentu yang tidak mungkin bisa
digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu
apalagi pada masa kini.
Menurut Chatarina (2008), tugas guru hendaknya disesuaikan dengan misi
kemanusiaan, artinya bahwa tugas yang dilakukan guru tatkala mengajar dan
mendidik selalu terfokus pada loyalitasnya terhadap masyarakat.
Tugas-Tugas Guru :
1. Tugas Mendidik
Mendidik adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa oleh
manusia yang telah sewasa dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai
tercapainya kedewasaan dalam arti rohaniah dan jasmaniah. Yang dimaksud
dewasa disi adalah anak didik itu sudah mampu menyadari dirinya, berdiri
sendiri dan bertanggung jawab.
Sebagai guru, Anda bertindak sebagai penuntun peserta didik SD dalam
pertumbuhan dan perkembangannya sampai ia menamatkan pendidikan SD.
Tugas mendidik mengarah pada pembentukan sikap dan nilai-nilai, sehingga
peserta didik berperilaku sesuai dengan norma sekolah (tata tertib), norma
masyarakat (adat istiadat), norma negara (pancasila) dan norma Tuhan
(agama). Untuk dapat melaksanakan tugas ini diperlukan sejumlah alat
pendidikan , yaitu :
a. Sugesti
Sugerti adalah pengaruh terhadap hidup kejiwaan seseorang sehingga
pikiran dan perasaan terkalahkan atau tidak berdaya. Guru dapat
menggunakan sugesti agar anak berbuat baik. Sugerti ada yang bersifat
positif (memberi semangat), ada yang bersifat negatif (melemahkan,
menentang dan merintangi). Kepada peserta didik yang lemah, loyo, kacau
perlu diberi sugesti positif dan kepada peserta didik yang berbuat tidak
baik, diberi sugerti negatif.
5
b. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang - ulang sehingga berlaku secara
otomatis, yang kadang-kadang masih disertai pemikiran. Banyak perilaku
yang terbentuk melalui pembiasaan, misalnya kebiasaan-kebiasaan :
1) Berdoa sebelum mulai pelajaran.
2) Meminta ijin guru jika keluar kelas saat pelajara berlangsung.
3) Duduk tidak membungkuk.
4) Membersihkan ruang kelas sebelum pelajaran dimulai.
5) Memberi salam pada guru.
6) Memberikan sesuatu dengan tangan kanan.
7) Membuang sampah di tempat sampah.
c. Teladan
Maksudnya menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang patut dan perlu
dilakukan sehingga peserta didik meniru apa yang dilakukan guru. Teladan
merupakan alat mendidik yang penting karena anak lebih mudah meniru
dari pada menerima penjelasan penjelasan verbal.
d. Hadiah (pengutan)
Maksudnya agar dengan hadiah itu pesertadidik menjadi gembira sehingga
terdorong untuk berbuat baik selalu. Hadiah tu dapat berupa pujian baik
verbal maupun non verbal, berupa kegiatan yang menyenangkan,
kebebasan, dapat juga berupa benda seperti buku, pensil boll poin dan lain
lain.
e. Hukuman
Fungsi memebrikan hukuman bagi peserta didik yang telah melakukan hal
yang tidak baik dapat memberikan suatu penderitaan kepada peserta didik
agar mereka sadar akan perbuatan yang salah sehingga tidak berbuat salah
lagi.Dalam memberikan hukuman, hendaknya guru menghindari untuk
memberi hukuman yang berhubungan dengan fisik. Hukuman yang
diberikan guru hendaknya bersifat pedagogis (bimbingan).
f. Pengawasan
Memeriksa apakah peraturan – peraturan ditaati peserta didik atau tidak
dan menjaga agar peserta didik tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran.
6
g. Permainan
Maksudnya memberikan kegembiraan dan kesibukan kepada peserta didik
agar terhindar dari melakukan perbuatan yang tidak baik.
h. Pekerjaan
Memberikan tugas atau sesuatu kesibukan kepada peserta didik sehingga
tercegah dari kesempatan melakukan hal yang tidak baik
i. Perintah dan Larangan
Perintah, mengenai apa - apa yang harus dikerjakan, larangan mengenai
apaapa yang tidak boleh dikerjakan.
2. Tugas Mengajar
Bagi guru, tugas mengajar merupakan tugas yang paling dominan. Sebagian
besar waktu disekolah digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran.
Guru mewariskan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik.
Perbuatan mengajar mengarah pada pengembangan aspek intelektual
(kognitif) peserta didik. Pelaksanaan tugas ini diawali dengan perancangan
berbagai program. Biasanya dimulai dari penyusunan program tahunan,
dilanjutkan dengan perancangan program semester, penyusunan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bagaiman program-program itu
dirancang, tidak dibicarakan disini, karena Anda telah mempelajari pada mata
kuliah
Pengembangan Kurikulum SD, dan berlatih menyusun program-program
diatas saat PPL di SD.
Setelah program-program tersebut selesai di rancang, barulah guru mulai
melaksanakan program pembelajaran. Guru berinteraksi dengan peserta didik
melalui pengkajian materi pelajaran, dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran, yaitu dikuasainya kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta
didik.
3. Tugas Melatih
Tugas melatih, mengarah pada penguasaan keterampilan/skill, baik
keterampilan fisik maupun keterampilan intelektual. Dalam melatih, guru
memberikan stimulus(S) supaya muncul respon (R) dari peserta didik.
Latihannya berpola S – R yang dilakukan berulang ulang sampai peserta didik
7
menguasai keterampilan yang dilatihkan guru. Misalnya guru melatih supaya
peserta didik terampil menangkap bola, maka guru mengompan bola(S) yang
ditangkap(R) peserta didik. Stimulus – Respon itu dilakukan berulang ulang
sampai peserta didik terampil menangkap bola.
Latihan keterampilan intelektual prosesnya sama dengan latihan keterampilan
fisik. Misal guru menghendaki supaya peserta didik terampil dalam hal
perkalian bilangan bulat. Guru memberikan stimulus(S), berapa 2 X 2 ?
Peserta didik merespon(R), 4 pak. S- R itu diulang ulang hingga peserta didik
hafal bahwa 2 X 2 sama dengan 4.
Tugas melatih banyak dilakukan guru pada mata pelajaran Pendidikan
Jasmani, Kerajinan Tangan, kesenian dan Matematika. Hal ini tidak berarti,
mata pelajaran lain tidak ada tugas melatih.
4. Tugas Mengarahkan
Tugas mengarahkan bisa terjadi pada saat guru sedang melaksanakan tugas
mengajar, membimbing, melatih maupun mendidik. Berikut ini contoh
mengarahkan pada saat guru sedang melaksanakan tugas mengajar.
Coba Anda simak baik-baik.
Guru : Berapa luas bujur sangkar yang panjang salah satu sisinya 10 cm
? Kamu Simon !
Simon : Diam.
Guru : Coba kamu lihat catatanmu / bukumu ! Bagaimanakah luas bujur
sangkar itu?
Simon : Sisi X sisi, pak.
Guru : Ya, bagus. Berapa panjang sisi bujur sangkar dalam soal tersebut?
Simon : 10 cm, pak.
Guru : Ya, benar. Lalu berapa sisi bujur sangkar yang lain?
Simon : Diam.
Guru : Coba kamu lihat lagi bukumu! Apakah ciri-ciri bangun bujur
sangkar itu?
Simon : Sisi sisinya sama panjang, pak.
Guru : Bagus, Jadi berapa panjang sisi yang lain.
Simon : 10 cm X 10 cm = 100 cm2
8
Guru : Ya, bagus. Jawabanmu benar.
5. Tugas Menilai
Menilai atau penilaian adalah proses membuat pertimbangan berdasarkan
informasi yang tersedia dan mengarah pada pengambilan keputusan.
Pelaksanaan tugas menilai, diawali dengan pembuatan alat alat penilaian yang
akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Alat alat itu dapat berupa
Tes atau non Tes. Selanjutnya alat alat tersebut digunakan untuk mengukur
aspek - aspek kepribadian peserta didik yang sudah direncanakan. Dari
kegiatan ini diperoleh informasi berupa hasil tes atau non tes ditambah hasil-
hasil portofolio yang dikembangkan peserta didik.
Langkah selanjutnya, membuat pertimbangan berdasarkan data yang ada.
Guru mengkonsultasikan data yang tersedia dengan suatu kriteria tertentu,
apakah data itu memenuhi kriteria yang ditentukan atau tidak. Tahap terakhir,
guru mengambil keputusan, yaitu menetapkan apakah yang dipertimbangkan
itu baik atau buruk, naik atau tidak naik, lulus atau tidak lulus.
Kegiatan menilai dapat terjadi saat guru melaksanakan tugas membimbing,
mendidik, mengajar ataupun melatih, tetapi yang paling menonjol saat guru
melaksanakan tugas mengajar.
6. Tugas Membimbing Peserta Didik
Di SMP dan sekolah sekolah pada jenjang menengah, terutama sekolah negeri,
biasanya memiliki guru yang khusus melayani bimbingan peserta didik, yaitu
guru BP (Bimbingan Penyuluhan) atau guru BK (Bimbingan Konseling) atau
konselor. Guru tersebut disiapkan secara khusus diperguruan tinggi melalui
program studi BK yang berjenjang S1. Meskipun di sekolah itu ada
konselornya. Misalnya seorang siswa mengalami kesulitan menguasai konsep
konsep matematika. Konselor tidak akan berdaya menghadapi hal semacam
itu, maka guru bidang studilah yang harus menangani karena ia ahlinya.
Di SD pada umumnya tidak ada tenaga konselor. Layanan bimbingan
dirangkap guru kelas atau guru bidang studi. Tugas guru SD tambah berat dan
sulit karena harus membawakan peran bermacam-macam. Peran yang
dibawakan itu ada yang tidak sejalan. Sebagai pengajar, guru boleh
memberikan hukuman pada peserta didik, tetapi sebagai pembimbing,
9
memberikan hukuman harus dihindari, karena kalau itu dilakukan guru,
layanan bimbingan akan macet. Oleh karena itu, guru SD mesti pandai-pandai
membawakan peran agar tugas mengajar dapat dilaksanakan dengan baik,
begitu pula tugas bimbingan. Anda sebagai guru SD memang tidak di
programkan untuk menjadi konselor, maka layanan bimbingan kepada peserta
didik SD, lebih terfokus pada bimbingan belajar. Hal ini tidak berarti bahwa
layanan bimbingan diluar bimbingan belajar tidak Anda laksanakan.
Sepanjang sejarah perkembangannya, rumusan profil tenaga pengajar (guru)
ternyata bervariasi, tergantung bagaimana cara mempersepsikan dan memandang
apa yang menjadi peran dan tugas pokoknya.
1. Guru sebagai pengajar
Ia harus menampilkan pribadinya sebagai cendekiawan (scholar) dan
sekaligus juga sebagai pengajar (teacher) .Dengan demikian yang
bersangkutan itu harus menguasai :
a. Bidang disiplin ilmu (scientific discipline) yang akan diajarkannya, baik
aspek substansinya maupun metodologi penelitian dan
pengembangannnya.
b. Cara mengajarkannya kepada orang lain atau bagaimana cara
mempelajarinya.
2. Guru sebagai pengajar dan juga sebagai pendidik
Ia harus menampilkan pribadinya sebagai ilmuwan dan sekaligus sebagai
pendidik, sebagai berikut :
a. Menguasai bidang disiplin ilmu yang akan diajarkannya.
b. Menguasai cara mengajarkan dan mengadministrasikannya.
c. Memiliki wawasan dan pemahaman tentang seluk beluk kependidikan,
dengan mempelajari, filsafat pendidikan, sejarah pendidikan, sosiologi
pendidikan, dan psikologi pendidikan.
Konsorsium ilmu pendidikan (yang dikembangkan oleh T.Raka Joni,1992)
mengetengahkan unsure-unsur program pendidikan guru itu hendaknya
mencakup :
1) Bidang kajian umum yang berlaku bagi setiap program studi di jenjang
pendidikan tinggi (MKDU)
10
2) Bidang ilmu sebagai sumber bahan ajar (MKK-bidang studi)
3) Bidang pemahaman mendalam atas peserta didik (MKDK-Kependidikan)
4) Bidang teori dan keterampilan keguruan (MKK-Keguruan)
3. Guru sebagai pengajar, Pendidik, dan Sebagai agen pembaharuan dan
pembangunan masyarakat
Yang bersangkutan diharapkan dapat menampilkan pribadinya sebagai
pengajar dan pendidik siswanya dalam berbagai situasi (individual dan
kelompok, di dalam dan diluar kelas, formal dan non-formal serta informal)
sesuai dengan keberagaman karakteristik dan kondisi objektif dengan
lingkungakn kontekstualnya , lebih luas lagi sebagai penggerak dan pelopor
pembaharuan dan perubahan masyarakatnya dimana ia berada.
Gagasan model ini sebenarnya telah dikembangkan pola dasar pemikirannya
semenjak awal pendirian PTPG sebagai miniature LPTK di negeri ini,
berdasarkan kajian komparatif dari negara-negara maju di antaranya USA ,
Australia dan Eropa. Dengan demikian seorang guru yang dapat menyandang
tugas professional itu seyogyanya :
a. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang pertumbuhan jiwa manusia
dari segala segi dan sendinya, demikian pula tentang proses belajar.
b. Memiliki pengetahuan dan pengertian tentang alam dan masyarakat, yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar khususnya dan
pendidikan umumnya. Hal ini sangat penting bagi pembentukan dasar latar
belakang kulturil untuk seorang guru mengingat kedudukan dan fungsinya
dalam masyarakat di mana ia mengabdi.
c. Mengetahui sepenuhnya pengetahuan dan pemahaman tentang vak (bidang
disiplin ilmu/studi) yang ia ajarkan.
d. Memiliki secukupnya pengetahuan dan pengalaman tentang seni mengajar,
hal ini hanya dapat diperoleh setelah memperlajari metodik dan didaktik
teoritis maupun praktis umum maupun khusus, termasuk praktik mengajar
secukupnya.
Paling sedikit syarat-syarat umum tersebut harus dipenuhi dengan sebaik-
baiknya oleh mereka yang akan terjun dalam kalangan pendidikan dan
pengajaran. Biar bagaimana pun juga pekerjaan mengajar adalah suatu “
11
profession” , dan syarat-syarat umum tadi dengan segala pendidikan dan
latihan yang diperlukan untuk memenuhinya, adalah akibat wajar yang lahir
dari suatu “profesion status”. Oleh karena itu, atas dasar syarat-syarat umum
tersebut, susunan rencana pelajaran untuk guru berpokok pada :
Pendidikan professional (untuk memenuhi syarat a dan b )
Pendidikan umum (untuk memenuhi syarat b)
Pendidikan spesialisasi ( untuk memenuhi syarat c )
Gagasan model ketiga ini ternyata amat selaras dengan dasar pemikiran yang
berkembang di lingkungan UNESCO sebagaimana dikemukakan Goble
(1977) dalam bukunya The Changing Role of The Teacher , yang
mengidentifikasikan beberapa kecenderungan perubahan peranan guru, yaitu :
a. Kecenderungan kearah diversifikasi fungsi-fungsi proses pembelajarab
dan peningkatan tanggung jawab yang lebih besar dalam pengorganisasian
isi dari proses belajar mengajar.
b. Kecenderungan kea rah bergesernya titik berat dari pengajaran yang
merupakan pengalihan/tranformasi pengetahuan oleh guru kepada proses
belajar oleh siswa, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin
penggunaan sumber-sumber belajar yang inovatif di lingkungan
masyarakat.
c. Kecenderungan kea rah individualisasi proses belajar dan berubahnya
struktur hubungan anatar guru dan siswa.
d. Kecenderungan ke arah pengguanaan teknologi pendidikan modern dan
penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan yang dieprlukan.
e. Kecenderungan kearah diterimanya bentuk kerja sama yang ruang
lingkupnya lebih luas bersama guru-guru yang mengajar di sekolah lain,
dan berubahnya struktur hubungan antara para guru sendiri.
f. Kecenderungan ke arah kebutuhan untuk membinan kerjasama yang lebih
erat dengan orang tua dan orang lain di dalam masyarakat serta
meningkatkan keterlibatan di dalam kehidupan masyarakat.
g. Kecenderungan kea rah diterimanya partisipasi pelayan sekolah dan
kegiatan ektrakurikuler.
12
h. Kecenderungan kea rah sikap yang menerima kenyataan bahwa otoritas
tradisional dalam hubungannya dengan anak-anak telah berkurang
terutama antara anak-anak yang lebih tua terhadap orang tuanya.
4. Guru yang berkewenangan Berganda sebagai pendidik professional dengan
bidang keahlian lain selain kependidikan.
Mengantisipasi kemungkinan terjadinya perkembangan dan perubahan
tuntutan dan persyaratan kerja yang dinamis dalam alam globalisasi
mendatang, maka tenaga guru harus siap secara luwes kemungkinan alih
fungsi atau alih profesi (jika dikehendakinya). Ide dasarnya adalah untuk
memberi peluang alternative bagi tenaga kependidikan untuk meraih taraf dan
martabat hidup yang layak, tanpa berperensi mengurangi makna dan martabat
profesi guru, sehingga para guru sudah siao menghadapi persaingan
penawaran jasa pelayanan professional di masa mendatang.
Keterampilan
Bahan ajar
dan
Moral dan Norma dan tata berupa ilmu
1. Isi kecakapan
kepribadian tertib pengetahuan dan
hidup (life
teknologi
skill)
13
telah menjadi seni dengan konsep yang
kesepakatan menggunakan telah diberikan
bersama strategi dan kepada siswa
metode menjadi
mengajar yang kecakapan yang
sesuai dengan dapat digunakan
perbedaan dalam kehidupan
individual siswa sehari-hari
14
Bahkan, secara administrative guru hendaknya juga memiliki rencana
mengajar, program semester, dan program tahunan.
Menurut Djamaroh (2005) guru berfungsi sebagai berikut :
1. Guru sebagai perencana kurikulum.
2. Guru menghadapi anak-anak setiap hari sehingga gurulah yang paling tau
kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan
kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan. Guru adalah perencana,
pelaksana, dan pengembang kurikulum.
3. Guru sebagai pemimpin (guidance worker).
4. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi
untuk membimbing anak ke arah pemecahan masalah, membentuk
keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem.
5. Guru sebagai sponsor kegiatan anak.
6. Guru harus selalu aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam
ektrakulikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.
Dalam pasal 40 ayat 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa guru sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki kewajiban sebagai berikut :
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
3. Member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Tugas guru secara khusus dalam proses pembelajaran tatap muka sebagai berikut :
Tugas pengajar sebagai pengelola pembelajaran
1. Tugas manajerial
Menyangkut fungsi administrasi(memimpin kelas),baik internal maupun
eksternal.
Berhubungan dengan peserta didik.
Alat perlengkapan kelas (material).
Tindakan-tindakan professional.
15
1. Tugas edukasional
Menyangkut fungsi mendidik, bersifat :
Motivasional
Pendisiplinan
Sanksi social (tindakan hukuman)
1. Tugas instruksional
Menyangkut fungsi mengajar, bersifat :
Penyampaian materi
Pemberian tugas-tugas pada peserta didik
Mengawasi dan memeriksa tugas
Tugas pengajar sebagai pelaksana (Executive Teacher)
Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan
belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Lingkungan belajar yang
kondusif adalah lingkungan yang bersifat menantang dan merangsang peserta
untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Sedangkan secara khusus, tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran
sebagai berikut :
1. Menilai kemajuan program pembelajaran.
2. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar
sambil bekerja (learning by doing).
3. Mampu mengembbangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan
alat-alat belajar.
4. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas.
5. Mengkomunikasikan semua informasi dari dan/atau ke peserta didik.
6. Membuat keputusan intruksional dalam situasi tertentu.
7. Bertindak sebagai manusia sumber.
8. Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari.
9. Mengarahkan peserta didik untuk mandiri (member kesempatan pada
peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya
pada guru).
16
10. Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk
mencapai hasil optimal.
Guru dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF
(Edukator, Manager, Administrator, Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator,
Evaluator, dan Facilitator). Berikut lebih merupakan peran kepala sekolah, tetapi
dalam skala mikro di kelas, peran itu dimiliki pula oleh guru (Suparlan, 2006).
Tugas guru sebagai EMASLIMDEF menurut Suparlan (2006)
· Mengembangkan kepribadian
· Membimbing
E Edukator
· Membina budi pekerti
· Memberikan pengarahan
· Memantau
S Supervisor · Menilai
· Memberikan bimbingan teknis
17
dengan kemampuan dan perbedaan individual
peserta didik
Husin (1995) memaparkan peran guru dalam berbagai aspek yaitu sebagai berikut
:
Peran guru dalam pendidikan menurut Husin (1995)
· Mengembangkan kepribadian
1. Pendidik
· Membina budi pekerti
· Memotivasi siswa-siswi
· Membantu siswa-siswi
3. Fasilitator · Membimbing siswa-siswi dalam proses
pembelajaran di dalam dan di luar kelas
· Menggunakan strategi dan metode pembelajaran
18
yang sesuai
· Menggunakan pertanyaan yang menggugah siswa
untuk belajar
· Menyediakan bahan pengajaran
· Mendorong siswa-siswi untuk mencari bahan ajar
· Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat
pendidikan
· Mewujudkan disiplin
19
efektif
· Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
dalam menggunakan strategi dan metode mengajar
· Mau mencoba dan menerapkan strategidan metode
pembelajaran yang baru
20
Guru tidak hanya berkutat pada penyampaian materi, melainkan juga
membentuk kepribadian manusia, sehingga guru harus mampu memahami
respons-respons pendengarnya. Dengan begitu guru dapat mengerti sikap yang
harus dilakukan.
5) Sebagai Emansipator
Guru tidak membeda-bedakan latar belakang. Jenis kelamin, social budaya
siswa-siswinya, sehingga tidak ada pilih kasih dalam proses pembelajaran.
6) Sebagai konservator
Maksudnya guru harus menjaga tradisi kekayaan kebudayaan masa lampau
dan mentransfer kepada peserta didik.
7) Sebagai kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses pembelajaran dari pembelajaran
dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya.
Dengan memperhatikan dan melaksanakan peran dan fungsi guru secara
simultan, peserta didik akan lebih terkondisi untuk siap menggapai masa depan
yang cemerlang, sebab guru adalah barisan terdepan dalam membentuk karakter
calon pemimpin bangsa.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
22