Anda di halaman 1dari 15

718

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT


TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS BATUA
KOTA MAKASSAR

* Maria Sumaryati *

Dosen tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa Makassar

ABSTRAK

Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran pencernaan
seperti gastitis. Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu
penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut
maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian nyerinya hilang. Penyakit
gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan (hemorha gastritis)
sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpuldi lambung, selain itu juga dapat menimbulkan
tukak lambung, kanker lambung sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam,
Hastuti:2007).
Dikertahuinya gambaran secara umum tentang Tingkat Pengetahuan dan sikap Masyarakat
Tentang Penyakit Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Kota Makassar.
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variable yang menyangkut masalah yang diteliti (Suyanto
2011).Populasi pada penelitian ini adalah Semua masyarakat yang berdomisili di wilayah kerja
Puskesmas Batu Kota Makassar.
Tingkat pengeahuan masyarakat entang penyakit gastritis di puskesmas batua kota Makassar
mayoritas paling banyak berada dalam kategori sebanyak 55 responden, diikuti kategori cukup
sebanyak 6 responden, dan kategori kurang tidak ada. Sikap masyarakat tentang penyakit gastritis di
puskesmas batua kota Makassar mayoritas berada dalam kategori sikap yang baik yaitu sebanyak 56
responden, dan paling rendah kategori sikap kurang yaitu sebanyak 5 responden.
Diharapkan kepada masyarakat berupaya untuk dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
penyakit gastritis dengan mengakses berbagai informasi tetang penyakit gastritis di berbagai media
massa seperti nternet. Diharapkan agar pihak puskesmas mendukung masyarakat agar lebih berminat
mengetahui tentang penyakit gastritis yakni dngan memberikan penyuluhan tentang penyakit gastritis
pada khususnya.

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Sikap Masyarakat dan Penyakit Gastritis

Pendahuluan menimbulkan perdarahan (hemorha


A. Latar Belakang gastritis) sehingga banyak darah yang
Salah satu masalah kesehatan yang kita keluar dan berkumpuldi lambung, selain itu
hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran juga dapat menimbulkan tukak lambung,
pencernaan seperti gastitis. Masyarakat kanker lambung sehingga dapat
pada umumnya mengenal gastritis dengan menyebabkan kematian (Harison,
sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).
menurut mereka bukan suatu masalah yang Indonesia terus berupaya melakukan
besar, misalnya jika merasakan nyeri perut pembangunan Nasional, salah satunya
maka mereka akan langsung mengatasinya dibidang kesehatan yaitu MDGs.
dengan makan nasi, kemudian nyerinya Komitmen Negara terhadap rakyat
hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada
atasi dengan cepat maka dapat masyarakat global yang merupakan suatu

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


719

kesepakatan dan kemitraan global untuk melalui endoskopi pada populasi di


memperbaiki kesejahteraan masyarakat Shanghai sekitar 17,2% yang secara
ditunjukkan oleh paket berisi tujuan yang substantial lebih tinggi daripada populasi di
mempunyai batas waktu dan target terukur. barat yang berkisar 4,1% dan bersifat
Komitmen Indonesia mencapai MDGs asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap
adalah komitmen meningkatkan sebagai suatu hal yang remeh namun
kesejahteraan rakyat Indonesia (DKK gastritis merupakan awal dari sebuah
Padang, 2011). penyakit yang dapat menyusahkan kita.
Permasalahan dalam sistem pencernaan Persentase dari angka kejadian gastritis di
tidak boleh diabaikan. Masalah pencernaan Indonesia menurut WHO adalah 40,8%.
yang paling umum terutama maag pada Angka kejadian gastritis pada beberapa
remaja adalah penyakit meningkatknya daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
asam lambung atau gastro-esophageal prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952
reflux, sebagian besar dikenal sebagai jiwa penduduk ( WHO:2011).
penyakit maag. Gangguan ini harus diberi Berdsarkan data dari dinas kesehatan
perlakuan khusus karena dapat Republik Indonesia (2012) Penerita
menimbulkan masalah yang lebih serius penyakit Gastritis di inodonesia terdapat
yang dapat mempengaruhi sistem 40,5%, angka kejadian gastritis beberapa
pernapasan. Pola makan adalah berbagai daerah di Indonesia cukup tinggi dengan
informasi yang memberikan gambaran dan prevalensi 274,396 kasus dari 238,672,223
jumlah bahan makanan yang dimakan tiap jiwa penduduk.menurut Maulidiya (2010),
hari guna untuk mendapatkan kebutuhan zat di Kota Surabaya angka kejadian gastritis
gizi yang cukup untuk kelangsungan hidup, sebesar 31,2%, Denpasar 46%, Sulawesi-
pemulihan setelah sakit, beraktivitas, selatan 30,3%, sedangakan di Medan angka
pertumbuhan dan perkembangan. Apabila kejadian cukup tinggi sebesar 91,6%.
pola makan tidak sehat akan terjadi Berdasarkan profil kesehatan Indonesia
gangguan pola makan seperti timbulnya tahun 2011, Gastritis merupakan salah satu
gastritis. Maka perlu diperhatikan penyakit di dalam sepuluh penyakit
frekuensi, waktu dan jenis makanan dan terbanyak pada pasien di RS di Indonesia
pada remeja yang paling rawan terserang dengan jumlah 30.154 (4,9%). Berdasarkan
penyakit ini. data dinas kesehatan Provinsi Sulawesi-
Penyakit gastritis terjadi karena dua Selatan, Gastritis menempati urutan ke 4
hal, yaitu gangguan fungsional dari dari 10 penyakit yang ada di Sul-sel pada
lambung yang tidak baik dan terdapat tahun 2012 yaitu sebesar 202.577 kasus
gangguan struktur anatomi. Gangguan (11,18%).
fungsional berhubungan dengan adanya Data dinas kesehatan kota Makassar
gerakan dari lambung yang berkaitan tahun 2012 menyebutkan gastritis
dengan sistem saraf di lambung atau hal-hal menempati urutan ke-2 dari 10 penyakit
yang bersifat psikologis. Gangguan suktur terbanyak dengan jumlah 7.729 kasus. Pada
anatomi bisa berupa luka erosi atau juga tahun 2013 meningkat menjadi 9.773 kasus
tumor. Faktor kejiwaan atau stres juga (12,20%).
terhadap timbulnya serangan ulang Data Penderita penyakit Gastritis di
penyakit gastritis (Sukarmin, 2011). Puskesmas Batua Kota Makassar Tahun
Badan penelitian kesehatan dunia 2014 sebanyak 514 Pasien. Penderita
WHO mengadakan tinjauan terhadap terbanyak berada pada Umur 20-44 tahun
beberapa negara dunia dan mendapatkan sebanyak 233 pasien sedangkan penderita
hasil persentase dari angka kejadian Penyakit Gastritis berada pada umur 5-9
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, Tahun dengan jumlah Pasien 2 orang.
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Berdasarkan latar belakang di atas dan
dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden dikarenakan gastritis dapat berakibat fatal
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah terhadap kesehatan di masyrakat, sehingga
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya peneliti tertarik melakukan penelitian
gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 tentang “ Gambaran Tingkat Pengetahuan
dari jumlah penduduk setiap tahunnya. dan sikap masyarakat terhadap Gastritis di
Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


720

wilayah kerja Puskesmas Batua Raya Kota bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial
Makassar”. mengidentifikasikan ada: masyarakat
B. Tujuan Penelitian pemburu, masyarakat pastoral
1. Tujuan Umum nomadis, masyarakat bercocoktanam,
Dikertahuinya gambaran secara umum dan masyarakat agrikultural intensif,
tentang Tingkat Pengetahuan dan sikap yang juga disebut masyarakat
Masyarakat Tentang Penyakit Gastritis peradaban. Sebagian pakar
di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Kota menganggap masyarakat industri dan
Makassar. pasca-industri sebagai kelompok
2. Tujuan Khusus masyarakat yang terpisah dari
a. Diketahuinya tingkat Pengetahuan masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat Tentang Penyakit 2. Ciri-ciri Masyarakat Kota dan
Gastritis diWilayah Kerja Masyarakat Desa
Puskesmas Batua Kota Makassar. a. Masyarakat Kota:
b. Diketahuinya sikap Masyarakat Ciri-ciri masyarakat kota:
Tentang Penyakit Gastritis di a. Pengaruh alam terhadap
Wilayah Kerja Puskesmas Batua masyarakat kota kecil.
Kota Makassar. b. Mata pencahariannya sangat
beragam sesuai dengan keahlian
Tinjauan Pustaka danketrampilannya.
A. Tinjauan umum tentang Masyarakat. c. Corak kehidupan sosialnya
1. Defenisi Masyarakat bersifat gessel schaft
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah (patembayan), lebihindividual
society) adalah sekelompok orang yang dan kompetitif.
membentuk sebuah sistem semi d. Keadaan penduduk dari status
tertutup (atau semi terbuka), dimana sosialnya sangat heterogen
sebagian besar interaksi adalah antara e. Stratifikasi dan diferensiasi
individu-individu yang berada dalam sosial sangat mencolok. Dasar
kelompok tersebut. Kata “masyarakat” stratifikasi adalahpendidikan,
sendiri berakar dari kata dalam bahasa kekuasaan, kekayaan, prestasi,
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, dll.
sebuah masyarakat adalah suatu f. Interaksi sosial kurang akrab
jaringan hubungan-hubungan antar dan kurang peduli terhadap
entitas-entitas. Masyarakat adalah lingkungannya.
sebuah komunitas yang interdependen g. Keterikatan terhadap tradisi
(saling tergantung satu sama sangat kecil.
lain).Umumnya,istilah masyarakat h. Masyarakat kota umumnya
digunakan untuk mengacu sekelompok berpendidikan lebih tinggi,
orang yang hidup bersama dalam satu rasional, menghargai waktu,
komunitas yang teratur.Kata society kerja keras, dan kebebasan.
berasal dari bahasa latin, societas, yang i. Jumlah warga kota lebih
berarti hubungan persahabatan dengan banyak, padat, dan heterogen
yang lain. Societas diturunkan dari kata j. Pembagian dan spesialisasi kerja
socius yang berarti teman, sehingga arti lebih banyak dan nyata
society berhubungan erat dengan kata k. Kehidupan sosial ekonomi,
sosial. politik dan budaya amat
Menurut ahli seperti menurut dinamis,
Koentjaraningrat Masyarakat adalah sehinggaperkembangannya
kesatuan hidup manusia yang sangat cepat.
berinteraksi menurut suatu sistem adat- l. Masyarkatnya terbuka,
istiadat tertentu yang bersifat kontinu, demokratis, kritis, dan mudah
dan yang terikat oleh suatu rasa menerima unsur-
identitas bersama. unsurpembaharuan.
Masyarakat sering diorganisasikan
berdasarkan cara utamanya dalam

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


721

m. Pranata sosialnya bersifat formal tingkatperkembangan


sesuai dengan undang-undang yang lamban.
danperaturan yang berlaku. 11) Masyarakatnya kurang
n. Memiliki sarana – prasarana dan terbuka, kurang kritis,
fasilitas kehidupan yang sangat pasrah terhadap nasib,
banyak. dan sulitmenerima unsur-
b. Masyarakat pedesaan unsur baru
Letaknya relatif jauh dari kota dan 12) Memiliki sistem nilai
bersifat rural. budaya (aturan moral)
1) Lingkungan alam masih besar yang mengikat dan
peranan dan pengaruhnya terhadap dipedomiwarganya dalam
kehidupanmasyarakat pedesaan melakukan interaksi
2) Mata pencaharian bercorak agraris sosial. Aturan itu
dan relatif homogen (bertani, umumnya tidak tertulis
beternak, nelayan,dll) 13) Penduduk desa bersifat
3) Corak kehidupan sosialnya bersifat konservatif, tetapi sangat
gemain schaft (paguyuban ddan loyal kepada
memilikicommunity sentiment pemimpinnya dan
yang kuat) menjunjung tinggi tata
4) Keadaan penduduk (asal- nilai dan norma-norma
usul), tingkat ekonomi, ang berlaku.
pendidikan dan 3. Unsur – Unsur Masyarakat
kebudayaannya relatif Menurut Soerjono Soekanto alam
homogen. masyarakat setidaknya memuat
5) Interaksi sosial antar unsur sebagai berikut ini :
warga desa lebih intim a. Berangotakan minimal dua
dan langgeng serta orang.
bersifat familistik b. Anggotanya sadar sebagai
6) Memiliki keterikatan satu kesatuan.
yang kuat terhadap tanah c. Berhubungan dalam waktu
kelahirannya dan tradisi- yang cukup lama yang
tradisiwarisan leluhurnya menghasilkan manusia baru
7) Masyarakat desa sangat yang saling berkomunikasi
menjunjung tinggi dan membuat aturan-aturan
prinsip-prinsip hubungan antar anggota
kebersamaan / masyarakat.
gotongroyong d. Menjadi sistem hidup bersama
kekeluargaan, solidaritas, yang menimbulkan
musyawarah, kerukunan kebudayaan serta keterkaitan
dan kterlibatan social. satu sama lain sebagai
8) Jumlah warganya relatif anggota masyarakat
kecil dengan penguasaan Menurut Marion Levy
IPTEK relatif rendah, diperlukan empat kriteria yang
sehinggaproduksi barang harus dipenuhi agar sekumpolan
dan jasa relatif juga manusia bisa dikatakan / disebut
rendah sebagai masyarakat.
9) Pembagian kerja dan a. Ada sistem tindakan utama.
spesialisasi belum banyak b. Saling setia pada sistem
dikenal, sehingga tindakan utama.
deferensiasisosial masih c. Mampu bertahan lebih dari
sedikit masa hidup seorang anggota.
10) Kehidupan sosial d. Sebagian atan seluruh anggota
budayanya bersifat statis, baru didapat dari kelahiran /
dan monoton dengan reproduksi manusia.
4. Ciri-Ciri Masyarakat

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


722

Menurut Durkheim, mukosa lambung samapai


masyarakat bukanlah hanya terlepasnya epitel mukosa
sekedar suatu penjumlahan superfisial yang menjadi penyebab
individu semata, melainkan suatu terpenting dalam gangguan saluran
system yang hanya dibentuk dari pencernaan. Pelepasan epitel akan
hubungan antar (anggota merangsang timbulnya proses
masyarakat), sehingga inflamasi pada lambung
menampilkan suatu realita tertentu (Sukarmin,2012).
yang mempunyai cirri-cirinya Menurut Hirlan dalam Suyono
sendiri. (2008), gastritis adalah proses
a. Soerjono Soekarno (1986) inflamasi pada lapisan mukosa dan
menyatakan, bahwa sebagai suatu submukosa lambung, yang
pergaulan hidup atau suatu bentuk berkembang bila mekanisme
kehidupan bersama manusia, maka protektif mukosa dipenuhi dengan
masyarakat itu mempunyai cirri- bakteri atau bahan iritan lain.
ciri pokok, yaitu: Secara hispatologi dapat dibuktikan
1) Manusia yang hidup bersama. dengan adanya infiltrasi sel-sel.
2) Bercampur untk waktu yang cukup Sedangkan, menurut Surantum
lama (2010), gastritis adalah suatu
3) Mereka sadar bahwa merupakan keadaan peradangan atau
suatu kesatuan. perdarahan mukosa lambung yang
4) Mereka merupakan suatu system dapat bersifat akut, kronis, difus,
hidup bersama atau lokal.
b. Abu ahmad (1985) menyatakan, Gastritis atau yang secara
bahwa masyarakat harus umum dikenal dengan istilah sakit
mempunyai cirri-ciri; “maag” atau sakit ulu hati ialah
1) Harus ada pengumpulan suatu peradangan mukosa lambung
manusia dan harus banyak, paling sering diakibatkan oleh
bukan pengumpulan binatang. ketidakteraturan diet, misalnya
2) Telah bertempat tinggal dalam makan terlalu banyak dan cepat
waktu yang lama di suati atau makan makanan yang terlalu
daerah tertentu. berbumbu atau terinfeksi oleh
3) Adanya aturan-aturan atau penyebab yang lain seperti alkohol,
undang-undang yang aspirin, refluks empedu atau terapi
mengatur mereka untuk radiasi (Yuliarti, 2009).
menuju kepada kepentingan Dari definisi-definisi di atas,
dan tujuan berama. dapat disimpulkan bahwa gastritis
c. Abdul Syani (2003) menyebutkan, adalah suatu peradangan atau
masyarakat ditandai oleh cirri-ciri; perdarahan pada mukosa lambung
1) Adanaya interaksi yang disebabkan oleh faktor iritasi,
2) Ikatan pola tingkah laku infeksi, dan ketidakteraturan dalam
yang khas di dalam pola makan, misalnya telat makan,
semua aspek kehidupan makan terlalu banyak, cepat, makan
yang bersifat mantap. makanan yang terlalu banyak
3) Adanya rasa identitas bumbu dan pedas.
terhadap kelompok, 2. Klasifikasi GastritisMenurut
dimana individu yang Mustakim (2009), gastritis dibagi
bersangkutan menjadi menjadi 2 yaitu :
anggota kelompok. a. Gastritis Akut
B. Tinjauan umum tentang gastritis. Gastritis akut merupakan
1. Pengertian Gastritis. penyakit yang sering
Gastritis merupakan ditemukan dan dapat
peradangan yang mengenai mukosa disembuhkan atau sembuh
lambung. Peradangan ini dapat sendiri merupakan respon
mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung terhadap

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


723

berbagai iritan local. i. Sering bersendawa terutama dalam


Endotoksin, bakteri , alcohol, keadaan lapar
kafein dan aspirin merupakan j. Rasa seperti terbakar di dalam
agen-agen penyebab yang perut
sering, obat-obatan lain seperti k. Diare
NSAID juga terlibat. Beberapa l. Perasaan kenyang atau „begah‟
makanan berbumbu termasuk m. Kelelahan yang teramat sangat dan
cuka, lada, atau mustard dapat tidak wajar.
menyebabkan gejala yang Sedangkan beberapa gejala yang
mengarah pada gastritis. tidak terlalu sering ditemui pada
b. Gastritis Kronik gastritis adalah:
Gastritis kronik ditandai a. Adanya darah pada muntahan
oleh atropi progresif epitel anda
kelenjar disertai dengan b. Ditemukannya darah pada
kehilangan sel pametel dan cref feses atau tinja
cell. Gastritis kronis diduga c. Feses/tinja yang berwarna
merupakan predisposisi hitam
timbulnya tukak lambung akut
karsinoma. Insiden kanker
lambung khususnya tinggi pada 5. Pencegahan Gastritis
anemia pernisiosa. Gejala Agar kita terhindari dari penyakit
gastritis kronis umumnya gastritis, sebaiknya lakukan
bervariasi dan tidak jelas antara pencegahangastritis dibawah ini:
lain perasaan perut penuh, a. Mengatur pola makan yang normal
anoreksia, dan distress dengan memilih makanan yang
epigastrik yang tidak nyata. seimbang dengan kebutuhan dan
3. Penyebab Gastiris jadwal makan yang teratur.
a. Pola Makan b. Batasi atau hilangkan kebiasaan
b. Jenis Makanan mengkonsumsi alkohol.
c. Porsi Makan Tingginya konsumsi alkohol
d. Kopi dapat mengiritasi atau merangsang
e. The lambung bahkan menyebabkan
f. Rokok terkelupas sehingga terjadi
g. Stres peradangan-pendarahan di
h. Alkohol lambung.
i. Pemakaian obat antiinflamasi c. Makanan sebaiknya lunak, mudah
nonsteroid. di cerna, makan dengan porsi kecil
j. Usia tapi sering dan sebaiknya tidak
4. Manifestasi Klinik mengkonsumsi makanan yang
Gejala penyakit gastritis yang biasa pedas dan asam.
terjadi adalah : d. Jangan merokok. Merokok akan
a. Mual dan muntah merusak lapisan pelindung
b. Nyeri epigastrum yang timbul lambung. Karena orang yang
tidak lama setelah makan dan merokok lebih sensitif terhadap
minum unsur-unsur yang dapat gastritis maupun ulcer. Merokok
merangsang lambung ( alkohol, juga akan meningkatkan asam
salisilat, makanan tercemar toksin lambung, melambatkan
stafilokokus ) kesembuhan, dan meningkatkan
c. Pucat resiko kanker lambung.
d. Lemah e. Bila harus mengkonsumsi obat
e. Keringat dingin karena suatu penyakit, sebaiknya
f. Nadi cepat menggunakan obat sesuai dosis
g. Nafsu makan menurun secara yang benar dan tidak mengganggu
drastis fungsi lambung.
h. Suhu badan meningkat

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


724

f. Hindari stress dan tekanan emosi sistem pencernaan dan mengurangi


yang berlebihan karena dapat penyakit maag. Seperti kita ketahui
mempengaruhi kerja lambung. jenis maag ada dua macam: maag
6. Diet Pada Gastritis ringan dan maag berat. Untuk
Diet pada penderita gastritis adalah diet seseorang yang menderita maag berat
lambung.Prinsip diet pada penyakit memang tidak dianjurkan untuk
lambung bersifat ad libitum, yang berpuasa. Namun bagi penderita maag
artinya adalah bahwa diet lambung ringan, puasa justru akan membantu
dilaksanakan berdasarkan kehendak proses kesembuhan penyakit maag
pasien.Prinsip diet diantaranya pasien (Sulistiawati, 2010).
dianjurkan untuk makan secara teratur, Pada intinya maag disebabkan
tidak terlalu kenyang.Makanan yang oleh tidak teraturnya pola makan
dikonsumsi harus mengandung cukup seseorang.Timbulnya pergesekan pada
kalori dan protein (TKTP) namun jaringan pencernaan sehingga
kandungan lemak/minyak, khususnya menyebabkan asam lambung
yang jenuh harus dikurangi.Makanan meningkat. Puasa merupakan sebuah
pada diet lambung harus mudah cara untuk mendisiplinkan diri dalam
dicernakan dan mengandung serat hal makan. Dengan sendirinya tubuh
makanan yang halus (soluble dietary akan terbantu dengan asupan yang
fiber).Makanan tidak boleh kontinyu dan bergizi (Sulistiawati,
mengandung bahan yang merangsang, 2010).
menimbulkan gas, bersifat asam, Hal-hal yang harus dilakukan saat penderita
mengandung minyak/lemak secara maag berpuasa:
berlebihan dan yang bersifat a. Pilihlah makanan yang berserat, bergizi
melekat.Selain itu makanan tidak boleh dan mengandung vitamin.
terlalu panas atau dingin. Beberapa b. Minum air putih sebanyak-banyaknya
makanan yang berpotensi ketika sahur.
menyebabkan gastritis antara lain c. Mengkonsumsi suplemen tambahan
garam, alkohol, rokok, kafein yang untuk menambah aktivitas tubuh.
dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, d. Selama puasa, usahakan untuk terus
teh hijau, beberapa minuman ringan menata emosi. Karena maag berkaitan
(soft drink), dan coklat. Beberapa erat dengan stress (sulistiawati, 2010).
macam jenis obat juga dapat memicu 8. Penatalaksanaan Gastritis
terjadinya gastritis.Garam dapat Menurut Suyono (2008),
mengiritasi lapisan lambung.Beberapa penatalaksanaan medikal untuk
penelitian menduga bahwa makanan gastritis akut adalah dengan
bergaram meningkatkan risiko menghilangkan etiologinya, diet
pertumbuhan infeksi Helicobacter lambung dengan posisi kecil dan
pylori.Gastritis juga bisa terjadi pada sering.Obat-obatan ditujukan untuk
alkoholik.Perokok berat dan mengatur sekresi asam lambung berupa
mengkonsumsi alkohol berlebihan antagonis reseptor H2 inhibition pompa
diketahui menyebabkan gastritis proton, antikolinergik dan antasid juga
akut.Makanan yang diketahui sebagai ditujukan sebagai sifoprotektor berupa
iritan, korosif, makanan yang bersifat sukralfat dan prostaglandin.
asam dan kopi juga dapat mengiritasi Penatalaksanaan sebaiknya
mukosa lambung (Healthzone, 2009). meliputi pencegahan terhadap setiap
7. Puasa bagi Penderita Maag pasien dengan resiko tinggi,
Apakah seorang yang memiliki pengobatan terhadap penyakit yang
penyakit maag bisa berpuasa?Sering mendasari dan menghentikan obat yang
kita mendengar pertanyaan itu. Kadang dapat menjadi kuasa dan pengobatan
orang umum berpendapat bahwa puasa suportif. Pencegahan dapat dilakukan
akan mengakibatkan seseorang akan dengan pemberian antasida dan
makin parah penyakit maagnya. antagonis H2 sehingga mencapai pH
Menurut pendapat ahli kesehatan, lambung 4. Meskipun hasilnya masih
ternyata puasa dapat memperbaiki jadi perdebatan, tetapi pada umumnya

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


725

tetap dianjurkan.Pencegahan ini kanker ata ulkus di usus (Dermawan,


terutama bagi pasien yang menderita 2010).
penyakit dengan keadaan klinis yang
berat.Untuk pengguna aspirin atau anti C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
inflamasi nonsteroid pencegahan yang 1. Pengertian
terbaik adalah dengan Misaprostol, Pengetahuan (knoeledge) adalah hasil
atau Derivat Prostaglandin Mukosa. penginderaan manusia, atau hasil tahu
Pemberian antasida, antagonis H2 seseorang terhadap objek melalui
dan sukralfat tetap dianjurkan indera yang dimilikinya (mata, hidung,
walaupun efek teraupetiknya masih telinga, dan sebagainya). Dengan
diragukan. Biasanya perdarahan akan sendirinya, pada waktu penginderaan
segera berhenti bila keadaan si pasien sampai menghasilkan pengetahuan
membaik dan lesi mukosa akan segera tersebut sangat dipengaruhi oleh
normal kembali, pada sebagian pasien intensitas perhatian dan persepsi
biasa mengancam jiwa. Tindakan- terhadap objek. Sebagian besar
tindakan itu misalnya dengan pengetahuan seseorang diperoleh
endoskopi skleroterapi, embolisasi melalui indera pendengaran (telinga),
arteri gastrika kiri atau gastrektomi. dan indera penglihatan (mata)
Gastrektomisebaiknya dilakukan hanya (Notoatmodjo, 2010).
atas dasar abolut. 2. Macam-Macam Pengetahuan
Penatalaksanaan untuk gastritis a. Pengetahuan analitis apriori : hal-hal
kronis adalah ditandai oleh progesif yang diketahui lepas dari pengalaman
epitel kelenjar disertai sel parietal dan dan karena itu bersifat pasti, namun
chief cell. Dinding lambung menjadi tidak informative atau tak berisi sebab
tipis dan mukosa mempunyai ia hanya menjelaskan apa yang sudah
permukaan yang rata, Gastritis kronis terdapat dalam makna kata.
ini digolongkan menjadi dua kategori b. Pengetahuan sintesis aposteriori yaitu
tipe A (altrofik atau fundal) dan tipe B pengetahuan yang diperoleh lepas dari
(antral). pengalaman.
Pengobatan gastritis kronis c. Pengetahuan sintesis apriori :
bervariasi, tergantung pada penyakit pengetahuan yang dapat diperoleh
yang dicurigai. Bila terdapat ulkus lepas dari pengalaman. Jadi bersifat
duodenum, dapat diberikan antibiotik pasti, namun pada saat yang sama
untuk membatasi Helicobacter Pylory. berisi. Pengetahuan jenis ini diperolah
Namun demikian, lesi tidak selalu dengan merefleksikan pengalaman
muncul dengan gastritis kronis alkohol rasional sedemikian rupa, dan
dan obat yang diketahui mengiritasi mengungkapkan adanya kategori-
lambung harus dihindari. Bila terjadi kategori dalam pemikiran yang manata
anemia defisiensi besi (yang hasil cerapan indera itu menjadi
disebabkan oleh perdarahan kronis), pengalaman rasional. ( Sunaryo. 2009).
maka penyakit ini harus diobati, pada 3. Cara-cara Memperoleh pengetahuan
anemia pernisiosa harus diberi Menurut Notoatmodjo 2010
pengobatan vitamin B12 dan terapi pengetahuan seseorang terhadap objek
yang sesuai. mempunyai intensitas atau tingkat yang
Gastritis kronis diatasi dengan berbeda-beda. Secara garis besarnya
memodifikasi diet dan meningkatkan dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,
istirahat, mengurangi dan memulai yaitu :
farmakoterapi. Apabila penyebabnya a. Tahu (know)
adalah Helicobacter Pylory dapat b. Memamahami
diatasi dengan antasida, obat Pompa c. Aplikasi (application)
Proton Inhibitor (PPI), yang bekerja d. Analisis (analysis)
mengurangi jumlah asam lambung dan e. Sintetis (syntetis)
antibiotik seperti Amoxicillin dan f. Evaluasi (Evaluation)
Klaritromisin untuk membunuh 4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
bakteri. Infeksi ini dapat menyebabkan antara lain:

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


726

a. Usia menginterpretasikan stimulus yang kita


Usia adalah umur individu yang peroleh (Notoatmodjo, 2004).
terhitung mulai saat dialahirkan sampai 2. Sumber Pengetahuan
saat berulang tahun. Semakin cukup Pengetahuan dapat diperoleh melalui fakta
umur tingkat kematangan dan kekuatan dengan melihat dan mendengar sendiri serta
seseorang akan lebih matang dalam melalui alat-alat komunikasi, misalnya
berfikir dan bekerja (Nursalam dan dengan membaca surat kabar/buku,
Pariana, 2004). mendengar radio, melihat televisi dan lain-
b. Pendidikan lain (Notoatmodjo, 2004).
Pendidikan berarti bimbingan yang 3. Pengukuran Pengetahuan
diberikan seseorang tehadap Pengukuran pengetahuan dapat dilakuakan
perkembangan orang lain menuju dengan wawancara atau angket yang
kearah suatu cita-cita tertentu. menanyakan tentang isi materi yang ingin
Kegiatan formal dan informal berfokus diketahui atau diukur dapat disesuaikan
pada proses belajar mengajar, dengan dengan tingkatan-tingkatan tersebut.
tujuan agar terjadi perubahan perilaku,
yaitu dari tidak tahu menjadi tahu,dari
tidak mengerti menjadi mengerti,dan B. Tinjaun Umum Tentang Sikap
tidak dapat menjadi dapat. Maka makin 1. Defenisi Sikap
tinggi pendididkan seseorang makin Sikap merupakan reaksi atau
mudah menerima informasi sehingga respon seseorang yang masih tertutup
makin banyak pula pengetahuan yang terhadap suatu stimulus atau objek.
dimiliki (Sunaryo, 2004). Setiap tindakan selalu diawali oleh
c. Pekerjaan proses yang cukup kompleks. Sebagai
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus titik awal penerimaan suatu stimulus,
dilakukan terutama untuk menunjang sementara dalam individu terjadi
kehidupan dan kehidupan keluarganya dinamika berbagai psikosifik seperti
(Nursalam dan Pariana, 2004). kebutuhan,perasaan, perhatian dan
d. Sosial ekonomi pengambilan keputusan.Dalam
Sosial ekonomi adalah tingkat kehidupan sehari-hari adalah
kemampuan seseorang untuk merupakan reaksi yang bersifat
memenuhi kebutuhanya (Nursalam dan emosional terhadap stimulus
Pariana, 2004). sosial.(Notoatmodjo,2009)
e. Informasi Menurut Newcomb salah seorang
Informasi akan memberikan pengaruh ahli psikologi sosial menyatakan
pada pengetahuan seseorang meskipun bahwa sikap itu merupakan kesiapan
seseorang memiliki pendidikan yang atau kesediaan untuk bertindak, dan
rendah tetapi jika ia mendapatkan bukan merupakan pelaksana motif
informasi yang baik dari berbagai tertentu. Sikap merupakan suatu
media misalnya TV, radio atau surat tindakan atau aktifitas, akan tetapi
kabar, maka hal itu akan lebih adalah merupakan predisposisi
meningkatkan pengetahuan seseorang tindakan atau perilaku. Sikap itu masih
(Nursalam dan Pariana,2004). merupakan reaksi tertutup, bukan
f. Kebudayan merupakan reaksi terbuka tingkah laku
Kebudayaan mencakup segala cara yang terbuka. (Notoatmodjo,2009)
atau pola pikir merasakan dan Dalam bagian lain Allport (1954)
bertindak prilaku seseorang juga menjelaskan bahwa sikap itu
tergantung pada budaya yang mempunyai tiga komponen pokok
dianutnya, perilaku seseorang yaitu :
dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan
yang didmiliki dan didapatkannya konsep terhadap suatu objek.
(Suekanto, 2004). b. Kehidupan emosional atau
g. Pengalaman evaluasi emosional terhadap suatu
Pengalaman yang dimiliki seseorang objek.
merupakan faktor yang sangat berperan

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


727

c. Kecenderungan untuk bertindak untuk berafilisasi dan


(terend to behave) keinginan untuk menghindari
Ketiga komponen ini secara konflik dengan orang yang di
bersama-sama membentuk sikap yang anggap penting tersebut.
utuh (total attitude) dalam penentuan c. Pengaruh Kebudayaan
sikap yang utuh ini, pengetahuan, Tanpa disadari kebudayaan
berpikir, keyakinan dan emosi telah menanamkan garis
memegang peranan penting yaitu pengaruh sikap kita terhadap
seperti halnya dengan pengetahuan berbagai masalah. Kebudayaan
untuk mengetahui sikap seseorang telah mewarnai sikap anggota
dalam penerimaan suatu masalah. masyarakatnya, karena
Menurut Krathowi disebut bahwa sikap kebudayaanlahyang memberi
seseorang terhadap sesuatu mempunyai corak pengalaman individu-
tahapan-tahapan sebagai berikut: individu masyarakat
a. (receiving) adalah bila seseorang asuhannya.
telah menyadari adanya suatu dan
mulai menaruh perhatian dan
berpartisipasi dalam masalah d. Media massa
tersebut. Dalam pemberitaan surat kabar
b. Menghargai (Valuing) adalah bila maupun radio atau media
seseorang telah mampu menilai, komunikasi lainnya, berita
menghayati permasalahan dan yang seharusnya faktual
melaksanakannnya atau bila telah disampaikan secara obyektif
mampu mengajak orang lain untuk cenderung dipengaruhi oleh
mengerjakan atau sikap penulisannya, akibatnya
mendiskusikannya dengan orang berpengaruh terhadap sikap.
lain terhadap suatu masalah. e. Lembaga Pendidikan dan
c. Bertanggung jawab (responsible) lembaga agama
adalah bertanggung jawab atas Konsep moral dan ajaran dari
segala sesuatu yang telah lembaga pendidikan dan agama
dipilihnya dengan segala resiko sangat menentukan sitem
adalah mrupakan sikap yang kepercayaan tidaklah
paling tinggi (Mar‟at 1999) . mengherankan jika kalau pada
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi gilirannya konsep tersebut
sikap yang di jelaskan oleh Azwar mempengaruhi sikap.
(2009) adalah sebagai berikut: f. Faktor emosional
a. Pengalaman pribadi Suatu bentuk sikap merupakan
Untuk dapat menjadi dasar pernyataan yang didasari emosi
pembentukan sikap, yang berfungsi sebagai
pengalaman pribadi haruslah semacam penyaluran frustasi
meninggalkan kesan yang kuat. atau pengalihan bentuk
Karena itu, sikap akan lebih mekanisme pertahanan ego.
mudah terbentuk apabila Pengukuran sikap dapat
pengalaman pribadi tersebut dilakukan secara langsung dan
terjadi dalam situasi yang tidak langsung. Secara
melibatkan faktor emosional. langsung dapat dilakukan
b. Pengaruh orang lain yang dengan menanyakan pendapat
dianggap penting atau pertanyaan
Pada umumnya, individu seseorang/response terhadap
cenderung untuk memiliki suatu obyek. Sedangkan secara
sikap yang konformis atau tidak langsung dapat dilakukan
searah dengan sikap orang dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diangap penting. hipotesis kemudian ditanyakan
Kecenderungan ini antara lain pendapatnya
dimotivasi oleh keinginan (Notoatmodjo,2009)

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


728

b. Perilaku mempunyai satu atau


C. Tinjauan Umum Tentang Perilaku lebih dimensi yang dapat
1. Pengertian Perilaku diukur, yaitu : frekuensi,
Perilaku manusia adalah sekumpulan durasi, dan intensitas.
perilaku yang dimiliki oleh manusia c. Perilaku dapat diobservasi,
dipengaruhi oleh dijelaskan, dan direkam oleh
adat,sikap,emosi,nilai,etika,kekuasaan, orang lain atau orang yang
persuasi dan genetika. terlibat dalam perilaku
Bimo Walgito (2003) berpendapat tersebut.
bahwa sikap yang ada pada seseorang d. Perilaku mempengaruhi
akan memberikan warna atau corak lingkungan, lingkungan fisik
pada perilaku atau perbuatan orang atau sosial.
yang bersangkutan. Sementara sikap e. Perilaku dipengaruhi oleh
pada umumnya mengandung tiga lingkungan (lawful).
komponen yang membentuk struktur Perilaku bisa tampak atau
sikap, yaitu: komponen kognitif, tidak tampak. Perilaku yang tampak
komponen afektif, dan komponen bisa diobservasi oleh orang lain,
konatif. sedangkan perilaku yang tidak
Dalam sosiologi, perilaku dianggap tampak merupakan kejadian atau
sebagai sesuatu yang tidak ditujukan hal pribadi yang hanya bisa
kepada orang lain dan oleh karenanya dirasakan oleh individu itu sendiri
merupakan suatu tindakan sosial atau individu lain yang terlibat
manusia yang sangat mendasar. dalam perilaku tersebut.
Perilaku tidak boleh disalahartikan 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
sebagai perilaku sosial, yang Perilaku Manusia
merupakan suatu tindakan dengan Perilaku atau aktivitas pada individu atau
tingkat lebih tinggi, karena perilaku organisme tidak timbul dengan sendirinya,
sosial adalah perilaku yang secara tetapi sebagai akibat dari stimulus yang
khusus ditujukan kepada orang lain. diterima oleh organisme yang bersangkutan
Penerimaan terhadap perilaku baik stimulus eksternal maupun stimulus
seseorang diukur relatif terhadap internal. Perilaku individu dapat
norma sosial dan diatur oleh berbagai mempengaruhi individu itu sendiri, di
kontrol sosial. Dalam kedokteran samping itu perilaku juga berpengaruh pada
perilaku seseorang dan keluarganya lingkungan. Demikian pula lingkungan
dipelajari untuk mengidentifikasi dapat mempengaruhi individu, demikian
faktor penyebab, pencetus atau yang sebaliknya. Oleh sebab itu, dalam
memperberat timbulnya masalah perspektif psikologi, perilaku manusia
kesehatan. Intervensi terhadap perilaku (human behavior) dipandang sebagai reaksi
seringkali dilakukan dalam rangka yang dapat bersifat sederhana maupun
penatalaksanaan yang holistik dan bersifat kompleks (Bandura, 1977; Azwar,
komprehensif. 2003).
Perilaku manusia dipelajari dalam Secara garis besar, perilaku manusia
ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, diakibatkan oleh:
antropologi dan kedokteran.Perilaku a. Genetika
seseorang dikelompokkan ke dalam b. Sikap adalah suatu ukuran tingkat
perilaku wajar, perilaku dapat diterima, kesukaan seseorang terhadap perilaku
perilaku aneh, dan perilaku tertentu.
menyimpang. c. Norma sosial adalah pengaruh tekanan
4. Karakteristik Perilaku sosial.
a. Perilaku adalah perkataan dan d. Kontrol perilaku pribadi adalah
perbuatan individu. Jadi apa kepercayaan seseorang mengenai sulit
yang dikatakan dan dilakukan tidaknya melakukan suatu perilaku.
oleh seseorang merupakan 4. Penyebab Perilaku
karakteristik dari perilakunya. a. Pendekatan kognitif, perilaku
dikatakan timbul dari

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


729

ketidakseimbangan atau perilaku, pengalaman, dan reaksi


ketidaksesuaian pada struktur affektifnya berbeda satu sama lain.
kognitif, yang dapat dihasilkan Pendekatan yang sering
dari persepsi tentang lingkungan. dipergunakan untuk memahami
b. Pendekatan reinforcement perilaku manusia adalah;
menyatakan bahwa perilaku itu pendekatan kognitif,
ditentukan oleh stimuli lingkungan reinforcement, dan psikoanalitis.
baik sebelum terjadinya perilaku Berikut penjelasan ketiga
maupun sebagai hasil dari pendekatan tersebut dilihat dari;
perilaku. penekanannya, penyebab
c. Menurut pendekatan psikoanalitis, timbulnya perilaku, prosesnya,
perilaku itu ditimbulkan oleh kepentingan masa lalu di dalam
tegangan (tensions) yang menentukan perilaku, tingkat
dihasilkan oleh tidak tercapainya kesadaran, dan data yang
keinginan. dipergunakan.
4. Taksonomi Perilaku Metode Penelitian
Kalau perilaku individu mencakup 1. Desain Penelitian
segala pernyataan hidup, betapa Jenis penelitian yang dilakukan dalam
banyak kata yang harus penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian
dipergunakan untuk deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikannya. Untuk untuk mendeskripsikan atau memberi
keperluan studi tentang perilaku gambaran terhadap suatu objek yang
kiranya perlu ada sistematika diteliti. Sedangkan menurut bentuk
pengelompokan berdasarkan pelaksanaannya penelitian ini menggunakan
kerangka berfikir tertentu metode penelitian deskriptif kuantitatif
(taksonomi). Dalam konteks yang merupakan penelitian dengan tujuan
pendidikan, Bloom untuk menggambarkan keadaan atau suatu
mengungkapkan tiga kawasan fenomena yang sedang dihadapi pada
(domain) perilaku individu beserta situasi sekarang.
sub kawasan dari masing-masing 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
kawasan, yakni kawasan Penelitian ini dilakukan Puskesmas Batua
kognitif,kawasan afektif dan Raya Kota Makassar, Provinsi Sulawasi-
kawasan psikomotor. Taksonomi Selatan.
perilaku di atas menjadi rujukan 3. Populasi dan Sampel
penting dalam proses pendidikan, a. Populasi
terutama kaitannya dengan usaha Populasi adalah keseluruhan dari suatu
dan hasil pendidikan. Segenap variable yang menyangkut masalah
usaha pendidikan seyogyanya yang diteliti (Suyanto 2011).Populasi
diarahkan untuk terjadinya pada penelitian ini adalah Semua
perubahan perilaku peserta didik masyarakat yang berdomisili di
secara menyeluruh, dengan wilayah kerja Puskesmas Batu Kota
mencakup semua kawasan Makassar.
perilaku. b. Sampel
4. Pendekatan Untuk Memahami Sampel adalah bagian dari populasi
Perilaku yang diambil sebagai sumber data dan
Perilaku manusia sangat berbeda dapat mewakili seluruh populasi
antara satu dengan lainnya. (Suyanto,2011).Sampel dalam
Perilaku itu sendiri adalah suatu penelitian ini adalah Pasien yang
fungsi dari interaksi antara berkunjung di Puskesmas Batua Kota
seseorang individu dengan Makassar.Pengambilan sampel
lingkungannya. Ditilik dari menggunakan teknik random sampling
sifatnya, perbedaan perilaku yaitu sampel tersebut diambil secara
manusia itu disebabkan karena acak (Suyanto,2011).
kemampuan, kebutuhan, cara c. Sampling
berpikir untuk menentukan pilihan

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


730

Teknik sampling merupakan suatu SLTA merupakan responden


proses seleksi sampel yang digunakan terabanyak dan sebagian besar
dalam penelitian dari populasi yang menengetahui tentang penyakit
ada, sehingga jumlah sampel akan gastritis.
mewakili keseluruhan populasi yang d. Pekerjaan
ada (Ridwan,2009). Dalam penelitian Berdasarkan hasil penelitian
ini menggunakan tekhnik random menunjukan bahwa Pekerjaan
sampling yaitu pengambilan sampel Sebagai IRT merupakan responden
dilakukan secara acak. Tekhnik terabanyak dan sebagian besar
pengambilan sampel menggunakan menengetahui tentang penyakit
rumus dari Taro Yamane atau Slovin gastritis.
dalam Ridwan(2009) sebagai berikut: 2. Variabel yang diteliti
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan
Keterangan: n = jumlah sampel penelitian yaitu untuk mengetahui
N = jumlah populasi gambaran pengetahuan dan sikap
d² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat Masyarakat Terhadap Penyakit Gastritis
kepercayaan 95%) Kabupaten Maros, maka pembahasan hasil
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh penelitian dapat di uraikan sebagai berikut:
jumlah sampel sebagai berikut: a. Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian di dapat
bahwa pengetahuan Masyarakat
tentang penyakit Gastritis paling
banyak berada dalam kategori baik
sebanyak 55 Responden (90,2%), di
ikuti kategori cukup sebanyak 6
Responden (9,8%), dan kategori
kurang sebanyak tidaj ada.
Berdasarkan data Dinas
A. Pembahasan Kesehatan (2009) pengetahuan
1. Karateristik Responden masyarakat tentang penyakit Gastritis
Karateristik responden yang masih rendah. Hasil penelitian
didefenisikan dalam penelitian ini tersebut tidak sejalan dengan
pembahasannya tidak untuk untuk penelitian ini. Hasil penelitian
mencari gambaran antara pengetahuan mengenai tingkat pengetahuan ini
dan sikap dengan karateristik, namun juga tidak sesuai dengan penelitian
untuk mengetahui karateristiknya saja. Chiuman (2009) dan Rahayu (2009)
a. Usia yang mengemukakan bahwa tingkat
Hasil penelitian menunjukan pengetahuan remaja terhadap penyakit
bahwa usia responden antara 18- Gastritis berada dalam kategori
42 Tahun, sesuai dengan kurang.
perkembangan pada usia, masa ini Berdasarkan hasil penelitian di
merupakan masa dimana dapatkan ada 55 responden (90,2 %)
masyarakat sering terserang yang mempunyai pengetahuan yang
penyakit Gastritis. baik tentang penyakit Gastriti.
b. Jenis Kelamin Baiknya pengetahuan responden
Hasil penelitian menunjukan tentang penyakit Gastritis karena
bahwa jenis kelamin laki-laki sebelumnya responden pernah
merupakan responden terbanyak mendapatkan informasi tentang
dan sebagian besar telah penyakit Gastritis melalui berbagai
menegtahui tentang penyakit media massa. Hal ini sesuai dengan
Gastritis. pendapat Notoatmodjo (2009) bahwa
c. Pendidikan pengetahuan dapat dimiliki jika
Berdasarkan hasil penelitian seseorang telah mempelajari
menunjukan bahwa pendidikan sebelumnya. Pengetahuan remaja

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


731

tentang penyakit Gastritis juga dapat sikapnya. Sikap seseorang terhadap


diperoleh melalui berbagai cara salah suatu objek menunjukkan
satunya dengan cara bertanya kepada pengetahuan orang tersebut terhadap
tenaga kesehatan ketika berkunjung objek yang bersangkutan.
ke sarana kesehatan sehingga Berdasarkan hasil penelitian di
pengetahuan Masyarakat menjadi temukan ada 16 responden (26%)
lebih baik di masa yang akan datang. yang bersikap kurang baik terhadap
Berdasarkan hasil penelitian di penyakit menular seksual. Responden
temukan ada 6 responden (9,8 %) yang bersikap kurang baik terhadap
yang berpengetahuan cukup terhadap penyakit menular seksual karena
penyakit Gastritis. Cukupnya kurangnya motivasi responden untuk
pengetahuan responden tentang mengolah sumber informasi yang ada.
penyakit Gastritis karena masih Hal ini sesuai dengan pendapat
kurangnya rasa ingin tahu responden Chiuman (2009) yang mengemukakan
mencari informasi di media massa bahwa sikap adalah tanggapan
tentang penyakit Gastritis karena berdasarkan hasil penalaran atau
pengetahuan dapat dihasilkan jika pengolahan terhadap sumber
seseorang memiliki rasa ingin tahu informasi serta keyakinan yang ada.
akan sesuatu hal. Hal ini sesuai Sikap juga di tentukan oleh seberapa
dengan pendapat Sadulloh (2007) baik penalaran responden untuk
dalam Rahayu (2012) bahwa berbagai memilah atau mengolah informasi
jenis pengetahuan yang dimiliki mana yang benar dan mana yang
sesuai dengan tingkat kemampuan dan salah.Hal tersebut sesuai juga dengan
rasa ingin tahunya. pendapat Purwanto (2008) bahwa
Berdasarkan hasil penelitian salah satu komponen sikap adalah
tidak di Responden yang kognitif yang terbentuk dari informasi
berpengetahuan kurang terhadap yang diterima yang selanjutnya
penyakit Gastritis. diproses menghasilkan sesuatu
b. Sikap keputusan untuk bertindak.
Berdasarkan hasil analisa data di
dapat bahwa sikap terhadap penyakit
Gastritis banyak berada dalam
kategori sikap yang baik yaitu
sebanyak 56 responden (91,8%) dan
paling rendah kategori sikap kurang
yaitu sebanyak 5 responden (8,2%).
Berdasarkan data dinas kota Makassar
(2009) dan penelitian Chiuman (2009)
sikap masyarakat tentang penyakit
gastritis dalam kategori baik
Berdasarkan hasil penelitian di
temukan ada 45 responden (74%)
yang bersikap baik terhadap penyakit
menular seksual. Responden yang
bersikap baik karena mempunyai
pengetahuan yang cukup baik tentang
penyakit menular seksual. Hal ini
sejalan dengan apa yang di
kemukakan Walgito (2008) bahwa
faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang adalah faktor
pengetahuan,dimana sikap seseorang
sangat erat kaitannya dengan tingkat
pengetahuannya. Semakin baik
pengetahuannya semakin baik pula

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015


732

Penutup DAFTAR PUSTAKA


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian gambaran Arikunto,S.2008.Manajemen Penelitian.Jakarta
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat : Rineka Cipta
terhadap penyakit gastritis di puskesmas Azwar, S. 2009. Sikap Manusia teori dan
batua kota Makassar maka dapat diambil pengukurannya. Yogyakarta :
kesimpulan sebagai berikut : Pustaka Pelajar Offset.
1. Tingkat pengeahuan masyarakat entang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
penyakit gastritis di puskesmas batua Nasional.2009.Lomba Karya Tulis
kota Makassar mayoritas paling banyak Ilmiah
berada \dalam kategori sebanyak 55 KRR(Online).(http://www.bkkbn.go.i
responden, diikuti kategori cukup d/popus/print.php) diakses 28 Mei
sebanyak 6 responden, dan kategori 2015
kurang tidak ada. Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu
2. Sikap masyarakat tentang penyakit Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
gastritis di puskesmas batua kota Penerbitan Departemen Ilmu
Makassar mayoritas berada dalam Penyakit Dalam FKUI
kategori sikap yang baik yaitu Mansjoer.Arief,Triyanti.K.dkk.2001.Kapita
sebanyak 56 responden, dan paling Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid
rendah kategori sikap kurang yaitu 1 : Media Aesculapius fakultas
sebanyak 5 responden. Kedokteran UI
B. Saran Notoatmodjo,S.2009.Promosi Kesehatan dan
Berdasarkan kesimpulan dari hasil tersebut Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta
diatas, mak apeneliti dapat memberikan Nuzulul. 2011. Askep Gastritis. http://nuzulul-
saran-saran sebagai berikut : fkp09.web.unair.ac.id/artikel_ detail-
1. Responden atau masyarakat 35839-Kep-Pencernaan-Askep-
Diharapkan kepada masyarakat Gastritis.html. Diakses pada tanggal
berupaya untuk dapat meningkatkan 28 Mei 2015
pengetahuannya tentang penyakit Ridwan.2009.Metode dan Tekhnik Menyusun
gastritis dengan mengakses berbagai Proposal Penelitian. Bandung :
informasi tetang penyakit gastritis di Alfabeta
berbagai media massa seperti nternet. Syaifudin.2006.Anatomi fisiologi untuk
2. Ilmu pengetahuan mahasiswa keperawatan,edisi
Perlu penekanan informasi kepada 3.jakarta :Penerbit buku kedokteran
masyarakat tentang pentingnya untuk EGC
mengetahui penyakit gastritis dan Walgito B, 2008. Psikologi Sosial (Suatu
akibat yang ditimbukan dengan Pengantar). Yogyakarta : Andri
memberikan penyuluhan kepada orang- Offset
orang yang beresiko tinggi Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku
3. Puskesmas atau tempat penelitian Diagnosis Keperawatan dengan
Diharapkan agar pihak puskesmas Intervensi NIC dan Kriteria NOC.
mendukung masyarakat agar lebih berminat Jakarta : EGC
mengetahui tentang penyakit gastritis yakni
dngan memberikan penyuluhan tentang
penyakit gastritis pada khususnya
4. Peneliti
Perlu penelitian lebih lanjut tentang
penyakit gastritis dengan instrument dan
pengukuran yang tepat sehingga dapat
diperoleh hasil ang lebih maksimal.

JIK.SH / Nomor 1 / Volume 2 / September 2015

Anda mungkin juga menyukai