Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia adalah negara kepulauan, berdasarkan data yang diperoleh

dari PBB pada 30th session of the UNGEGN dan 11th Conference on the

Standardization of Geographical Names pada tgl 7-18 agustus 2017 di New

York adalah 16.056 pulau bernama, dan 1.493 pulau Indonesia yang tidak

bernama.

(https://unstats.un.org/unsd/geoinfo/UNGEGN/docs/11th-uncsgn-

docs/E_Conf.105_115_CRP.115_Agenda%209a%20Identification%20of%20Isla

nds%20and%20Standardization%20of%20Their%20Names_BIG_Indonesia.pdf

)
Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan, total panjang garis

pantai Indonesia adalah 99.093 kilometer. Indonesia tentunya memiliki

segudang potensi pariwisata bahari maupun budaya yang masih belum

terungkap di mata masyarakat dunia. Panjangnya garis pantai Indonesia

memungkinkan banyak wilayah yang dapat dijadikan destinasi pariwisata

bahari, dengan menonjolkan keeksotisan daerah masing-masing.

Dengan ini, Indonesia tentunya memiliki segudang potensi pariwisata

bahari maupun budaya yang masih belum terungkap di mata masyarakat dunia.

Jumlah pulau yang banyak menyebabkan keragaman budaya yang melimpah,

hal ini tentu akan mendatangkan keuntungan bagi sektor pariwisata di

Indonesia. Coral Triangle, salah satu habitat laut yang paling beragam di bumi,

juga berada di laut Indonesia.


Bali merupakan salah satu contoh pulau di Indonesia yang berhasil

mendatangktan ratusan ribu turis per bulannya. Bali sanggup menyumbang

sebesar 40% bagi devisa negara pada sektor pariwisata, hal ini disampaikan

oleh Arief Yahya yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dalam acara

peresmian Sanur Village Festival 2017, Rabu, 9 September 2017 lalu. Destinasi

lain dengan penyumbang devisa pariwisata terbanyak adalah Manado. Tercatat

oleh CNN Indonesia bahwa perkembangan sektor pariwisata di Manado melaju

dengan pesat. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

(Wisman) yang meningkat drastis hingga 449% pada Mei 2017 dibandingkan

dengan Mei 2016. Hal ini juga telah diungkapkan oleh Kepala Bidang Statistik

dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Marthedy Tenggehi.

Bedasarkan data yang di peroleh dari World Tourism Barometer 2015,

pada tahun 1950 dengan jumlah 25 juta wisatawan, pada tahun 1980 meningkat

menjadi 278 juta wisatawan, terus naik sejumlah 528 juta wisatawan di tahun

1995 hingga mencapai 1,14 miliar wisatawan di tahun 2014. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa, meski terjadi krisis global beberapa kali namun jumlah

perjalanan wisatawan internasional tetap menunjukkan trend positif. Jika potensi

pariwisata Indonesia dikembangkan, maka kedatangan wisatawan ke objek

pariwisata akan menyumbang angka pertumbuhan ekonomi makro maupun

mikro.
Pengembangan potensi pariwisata dilakukan bertahap, saat ini presiden

Joko Widodo merencanakan untuk membangun serta mempromosikan 10

daerah yang berpotensi menjadi destinasi wisata ternama layaknya Bali, yang

sudah cukup siap menyambut datangnya wisatawan, diantaranya adalah Danau

Toba, Belitung, Tanjug Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Bromo-

Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Taman Nasional Wakatobi, dan

Morotai, dan Raja Ampat.

Nias adalah kepulauan kecil yang berada di sebelah barat Sumatera.

Kepulauan Nias, memiliki potensi pariwisata yang tinggi dan bertaraf

internasional jika benar-benar dikembangkan. Potensi pariwisata diantaranya

adalah bahari, budaya, dan kuliner.

Potensi pariwisata juga terbukti dengan pernyataan presiden Joko

Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Nias, Jumat 19 Agustus

2016. “Saya lihat dari atas pas turun, potensi terbesar ada dua menurut saya.

Pertama, pariwisata. Kedua, perikanan. Dua ini kita harus fokus,” tegas

Presiden. Presiden Joko Widodo meyakini, bila Kabupaten Nias ini fokus pada

dua potensi tersebut, pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan meningkat

dengan tajam.

Keindahan bahari Kepulauan Nias, sebetulnya sudah mulai dilihat oleh

turis mancanegara, kebanyakan dari mereka yang datang adalah orang-orang


yang berasal dari Australia, Amerika Serikat, Brazil, dan Prancis. Wisatawan

mancanegara yang datang, cenderung memiliki ketertarikan pada olahraga

selancar (surfing) dan keindahan alam bawah laut. Bahkan, data dari Nias.com

mengatakan tempat surfing atau selancar yang disebut paling baik kedua

setelah Hawaii adalah Pantai Sorake dan Lagundri yang berada di Kepulauan

Nias. Ombak di pantai Sorake ini bisa mencapai ketinggian 15 m karena

langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia. Ombak di Sorake ini konon

memang sangat ideal untuk olahraga air berselancar. Ombak di pantai ini

memiliki lima tingkatan. Tidak ada tempat lain di dunia yang memiliki ombak

seperti itu. Pesona Indonesia juga mengatakan hal yang hampir serupa, dimana

karena keindahan dan kekuatan ombak yang dimiliki oleh Nias, maka Nias

sempat menjadi tuan rumah dalam acara Indonesian Open Surfing

Championship yang berlokasi di Pantai Lagundri.

Seni dan Budaya Nias yang masih sangat kental dan dijaga dengan baik,

dapat menjadi hiburan yang menarik bagi wisatawan. Beberapa kebudayaan

Nias yang menarik diantaranya adalah silat tradisional Sile, Hombo Batu (Tradisi

Lompat Batu), Tari Mogaele, Tari Perang, dan lain sebagainya. Wisata kuliner

juga patut di coba, masakan seafood yang masih segar atau makanan khas

Nias, seperti Babae, yang terbuat dari kacang kedelai atau kacang hijau. Babae

telah mendapat sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada bulan

Oktober 2017 di Gedung Kesenian Jakarta. Adapun lokasi peninggalan sejarah


yang bisa dikunjungi di kepulauan Nias, antara lain Museum Pusaka Nias,

Kampung Tua Boronadu, Situs Megalit Tetegewo.

Gambar olahan dan pencarian dari Peneliti


Saat ini Kepulauan Nias masih dalam kondisi perekonomian yang

tergolong lemah, terlebih jika harus dibebani untuk memajukan tempat-tempat

pariwisata, agar dapat bersanding dengan lokasi lain, yang telah menjadi

destinasi wisata favorit. Pembangunan infrastruktur juga belum merata terbukti

dengan masih banyaknya daerah di Nias yang mengalami kekurangan pasokan

listrik, ketersediaan air bersih, dan sarana transportasi yang masih sangat

minim.
Disebutkan sendiri oleh Bupati Kabupaten Nias, Sokhiatulo Laoli dalam

acara peluncuran tagline "Nias Pesona Pulau Impian" yang diresmikan di

Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, pada tanggal 2 Juni 2016. Bahwa

terdapat 7 masalah yang dirasakan para wisatawan terhadap pulau Nias.

Masalah tersebut yaitu :

1. Aksesibilitas: “Bandara Binaka di Nias hanya bisa didarati ATR, itu pun

aksesnya hanya dari Bandara Kualanamu ”

2. Daya tarik wisata yang rendah: “Ini karena mayoritas spot wisata belum

tertata dengan baik.”

3. Minimnya fasilitas pendukung: "Air bersih dan listrik, masih sangat buruk.

Jujur itu sangat menjadi kendala," tambahnya

4. Sarana akomodasi dan rumah makan.

5. Prasarana dan sarana transportasi menuju obyek wisata

6. Kurangnya promosi dan belum ada jaringan terhadap pelaku dan pasar

pariwisata," jelasnya.

7. Kesadaran dan kesiapan masyarakat Nias: Bupati Sokhiatulo

menjelaskan, keterbukaan masyarakat terhadap pariwisata umumnya

masih kurang.

Masalah pasokan listrik, pada awalnya dikeluhkan oleh Bupati Nias

dikarenakan masalah tersebut menjadi persoalan utama. Seringnya terjadi

pemadaman listrik di nias yang membuat Investor enggan menanamkan


modalnya ke Nias. Pemadaman listrik tersebut mencapai krisis pada 1 April

2016 yaitu terjadi pemadaman listrik selama 12 hari dikarenakan adanya 2

pembangkit tenaga listrik tenaga disel (PLTD) sewa 2 x 10 MW yang berhenti

beroprasi. Pemilik PLTD menghentikan oprasi mesin tersebut berkaitan dengan

masalah kontrak dengan PT. PLN. Masalah tersebut akahirnya dapat dijawab

oleh PT.PLN dengan mendatangkan genset pengganti melalui jalan darat

maupun laut. Masalah seperti kondisi jalan yang buruk dan masih sedikitnya

jumlah kapal-kapal penyebrangan membuat adanya keterlambatan pengantaran

genset.

Permasalahan tersebut akhirnya mendapat solusi dari Presiden Jokowi

saat pertama kali beliau mendatangi Nias pada 19 Agustus 2016. Pada saat itu

Presiden Joko Widodo mengatakan “Saya jawab langsung tadi. Saya tambah 25

megawatt. Yang sekarang ada 27, saya tambah 25 megawatt. Selesai nanti

bulan Oktober, Kalau pariwisata di sini berkembang, masih kurang 25

megawatt,” ujar Presiden Jokowi. Presiden Jokowi juga mengatkan, pembangkit

dengan kapasitas 27 megawatt ditargetkan beroperasi pada Oktober 2016.

Sedangkan 25 megawatt yang dijanjikannya ditargetkan beroperasi pada akhir

2017. Sedangkan pada kasus terbatasnya runway, membuat pesawat yang

mendarat di bandara Binaka hanya sebatas pesawat ATR. Masalah tersebut

akhirnya juga mendapat tanggapan yaitu adanya perpanjangan jalur runway

yang akan dibuat dalam dua periode, 2.200 meter pada tahun 2017 dapat
membuat pesawat ATR dan Bomber untuk mendarat di Bandara Binaka dan

2.800 meter pada tahun 2018 untuk menampung mobilisasi berbagai jenis

macam pesawat.

Apabila Potensi pariwisata di kepulauan Nias mulai di promosikan, maka

akan ada peningkatan kedatangan wisatawan, kemudian seiring bertambahnya

wisatawan yang berdatangan, ekonomi mikro akan meningkat, dan dapat

menunjang pembangunan infrastruktur, sehingga Kepulauan Nias dapat

menampung gelombang wisatawan lebih banyak lagi. Peningkatan kesadaran

masyarakat luas mengenai pariwisata sangat diperlukan untuk memajukan

kepulauan Nias.

Perubahan persepsi dan peningkatan kesadaran masyarakat dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengadakan special

event dan rangkaian acara dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan juga di

dahului dengan . Maka masyarakat Indonesia maupun turis mancanegara dapat

mengenal dan tertarik untuk berdatangan ke kepulauan Nias.

1.2 MASALAH PERENCANAAN

Bagaimana membuat sebuah kampanye PR yang efektif, sehingga

masyarakat sadar akan potensi pariwisata nias dan tertarik untuk datang

berlibur ke Kepulauan Nias?

1.3 TUJUAN PERENCANAAN


Tujuan perencanaan pembuatan Kampanye PR yaitu untuk

meningkatkan awareness masyarakat Indonesia maupun masyarakat ASEAN

tentang Nias.

Adapun, kampanye tersebut akan di didahului dengan Pra Event berupa

Press Conference, untuk menjelaskan akan tujuan dan alasan dibuatnya

kampanye PR melalui penayangan Film berjudul Lost in Nias. Dengan adanya

Kampanye PR ini, dharapkan, masyarakat ASEAN maupun lokal nantinya akan

datang berkunjung ke Nias untuk kebutuhan Pariwisata.

Ide pembuatan kampanye PR dengan pembuatan film pendek dilakukan

karena menyesuaikan dengan lifestyle anak muda maupun dewasa saat ini.

Mereka menilai, bahwa new media lebih praktis dan mudah untuk diakses dan

untuk mendapatkan berbagai macam informasi. Maka itu, pembuatan film

tersebut akan di tayangkan melalui Youtube Channel dan Applikasi Line sebagai

pemberi informasi mengenai tanggal penayangan maupun synopsis singkat

mengenai episode yang akan ditayangkan.

Sehingga dengan cara ini, diharapkan dapat unutk menjadikan Nias

sebagai destinasi wisata yang dapat dikenal oleh masyarakat ASEAN. Sehingga

dapat meningkatkan kedatangan Wisatawan ke daerah tersebut. Jadi masyarkat

ASEAN maupun Indonesia tidak hanya berwisata ke Bali, Manado, Raja Ampat,

dan Belitung untuk menikmati wisata bahari.


1.4 MANFAAT KARYA

1.4.1 MANFAAT AKADEMIS

Perencanaan kampanye PR ini diharapkan dapat mengembangkan

pengetahuan dan minat untuk berkunjung ke Nias.

1.4.2 MANFAAT PRAKTIS

Hasil dari salah satu rangkaian acara di dalam Kampanye PR yaitu Charity

Event, dapat membantu pembangunan dan pelayakan infrastruktur di Nias,

terlebih lagi untuk pembetulan jalan raya di Nias yang masih terlbilang kurang.

Dan dapat meningkatkan ekonomi Nias secara makro maupun mikro.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan perencanaan tersusun dari:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, menceritakan mengenai keadaan Nias saat ini, latar

belakang masalah, tujuan pembuatan kampanye PR, serta manfaat karya.

BAB 2 KERANGKA KONSEP

Bab kedua berisikan tentang karya yang direncanakan secara terperinci dan

perbandingan dengan karya sebelumnya. Selain itu, juga teori-teori yang


berhubungan dengan penggunakan komunikasi dan karya terutama Public

Relation, Persuasive, dan Campaign serta teori komunikasi lainnya.

BAB 3 LANGKAH-LANGKAH KARYA

Bab ketiga, berisi tentang langkahpermbuatan karya berdasarkan buku Planning

and Managing Public Relation Campaign karya dari Anne Gregory.

BAB 4 APLIKASI

Bab ke-empat berisi tentang aplikasi dan uraian data-data gambar dari data dan

karay yang telah ada di bab 3.

BAB 5 SIMPULAN KARYA

Peneliti, menjabarkan secara lengkap simpulan dan saran serta masukan dari

khalayak, sehingga karya dari peneliti dapat di kembangkan dan digunakan

serta bermanfaat dikemudian hari.

BAB II

KERANGKA KONSEP

2.1 Karya Sebelumnya

Untuk menyusun karya ini, diperlukan karya pembanding untuk

menyempurnakannya. Maka itu, perancang mengacu pada karya Non-Skripsi


yang dibuat untuk Mall Artha Gading dengan judul Perencanaan Kampanye

Public Relations “Welcome Back to Mall Artha Gading”. Di dalam karya Non-

Skripsi tersebut dijelaskan bahwa World Bank mencatat bahwa terdapat kurang

lebih 74 juta orang tergolong dalam kelas menengah di Indoensia. Dan pada

tahun 2020 dipekirakan akan mengalami kenaikan dua kali lipat menjadi sekitar

141 juta orang. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, kondisi konsumen di

Indonesia juga akan semakin meningkat. Peningkatan konsumen terlihat dari

Indeks Tendensi Konsumen yang juga meningkat dari 105,22 ke 112,18. Hal ini

juga didorong oleh peningkatan perkiraan pendapatan rumah tangga dan

pembelian barang tahan lama, pesta, dan rekreasi. Dan provinsi yang memiliki

perkiraan nilai Indkes Tendensi Konsumen (TKI) tertinggi yaitu sebesar 116,38

adalah provinsi DKI Jakarta.

Fakta dari Marketplus juga menyebutkan bahwa kebiasaan sehari-hari

masyarakat Jakarta yang rata-rata mengabiskan waktu di mall sebanyak 3 jam/

hari. Gaya hidup modern masyarakat menengah keatas inilah yang mendorong

pebisnis untuk membangun pusat perbelanjaan.

Sebagian besar mall di Jakarta, memiliki lahan yang luas dengan konsep yang

menarik. Kompas.com menyebutkan bahwa 3 mall besar tersebut yaitu Taman

Anggrek, Artha Gading, dan Grand Indonesia. Perancang karya Non skripsi kali

ini, memusatkan penelitiannya pada Mal Artha Gading yaitu mal yang terletak di

daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dan perancang juga membandingkan


mal Artha Gading dengan dua mall yang berada di satu kawasan yaitu Mall of

Indonesia, dan Mall Kelapa Gading. Mall pembanding tersebut dipilih

dikarenakan sama-sama mengusung tema mall keluarga. Dilihat dari interior

dan kegiatan-kegiatan dari ketiga mall didaerah Kelapa Gading tersebut,

akhirnya terkuaklah masalah yang dimiliki oleh Mall Artha Gading (MAG).

Masalah terbesar yang terlihat setelah perancang melakukan FGD (Focus

Group Disscusion) yaitu, MAG merupakan mall yang popular pada fase awal

mall tersebut dibuka tetapi seiring berjalannya waktu, MAG tidak lagi dapat

mengikuti tren yang ada sehingga menyebabkan turunnya popularitas mall

tersebut. Untuk itu, perancang memilih untuk membuat sebuah kampanye

Public Relations yang berguna agar dapat mempromosikan MAG sebagai mall

pilihan masyarkat Jakarta Utara. Cara yang digunakan perancang untuk

membuat kampanye MAG yaitu dengan membuat speciial event yang terfokus

pada tema utama MAG yaitu Jalur Sutra yang diaplikasikan pada 3 aspek yaitu

hiburan, kuliner, dan fashion.

Karya pembanding kedua adalah sebuah karya web series Youtube yang

berjudul 2nd Chance. Web series atau yang biasa dikenal dengan sebutan film

pendek ini di produseri oleh Ernerst Prakasa. Web Series bergenre komedi ini

bercerita tentang keseharian empat orang di sebuah cafe. Kevin adalah si

pemilik cafe, anak dari pengusaha cafe ternama yang ingin membuktikan pada

ayahnya bahwa ia bisa sukses secara mandiri. Jimmy adalah sahabat Kevin
sejak kuliah. Karena berprofesi sebagai penulis, Jimmy sering nongkrong di cafe

Kevin. Lilis, adalah waitress Kevin yang baru lulus dari SMA-nya di desa

Cikurubuk, Sumedang. Dan Simson , juga karyawan Kevin, adalah mantan

narapidana yang ingin memulai hidup yang baru. Film ini dibuat, berawal dari

adanya peluncuran jaringan 4G LTE oleh XL Axiata dengan tema 4Goodness,

pada akhir tahun 2004. XL Axiata membuat kampanye berbentuk digital yang

dimana diselipkan tentang kegunaan dari Internet jaringan 4G yang dapat

mempermudah aktifitas sehari-hari di dalam web series bergenre komedi

tersebut.
Gambar diperoleh dari Youtube XL-Axiata (myXL)

Dari kedua karya pembanding tersebut, peneliti melihat bahwa terdapat

kesamaan dalam kampanye yang dilakukan dalam penelitan pertama maupun

kedua yaitu dengan menggunakan sarana special event dan social media

campaign. Peneliti menggunakan social media campaign dalam

mempromosikan Nias kepada masyarakat ASEAN. Nantiniya, peneliti juga akan

membuat sebuah web series sebanyak 10 episode, menceritakan kehidupan

para traveler dan youtubers yang terdampar di Kepulauan Nias dengan judul

Lost in Nias. Dalam web series tersebut,akan disisipkan budaya, kuliner

maupun keindahan bahari Kepulauan Nias dan kehidupan masyarakat Nias

pada saat ini. Dan peneliti juga menggunakan Special Event untuk mendukung

keberhasilan kampanye ini dengan cara membuat meet and greet ke

Universitas-universitas di JaBoDetaBek yang didatangi oleh para artis pengisi


web series. Dan di dalam meet and greet tersebut, mereka akan menceritakan

pengalaman selama berada di Kepulauan Nias dan mempromosikan kepada

mahawsiswa

Anda mungkin juga menyukai