Bab Ii
Bab Ii
RETENSIO PLACENTA
2.1 Definisi
Apabila plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir, maka disebut
retensio plasenta.7,8
2.2 Epidemiologi
berturut-turut dari yang paling banyak disebabkan oleh atonia uteri (50-60%), sisa
plasenta (23-24%), retensio plasenta (16-17%), laserasi jalan lahir (4-5%) dan
2.3 Etiologi9
Apabila plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan. Jika
mengeluarkannya.
adhesive)
ii. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah
2.4 Patofisiologi
retraksi otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah
berkontraksi, sel miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan
secara progresif, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran juga mengecil.
plasenta.
jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat
di uterus berada di antara serat-serat otot miometrium yang saling bersilangan.
Kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan retraksi otot ini
kala tiga persalinan. Kala tiga yang normal dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu:
1. Fase laten, ditandai oleh menebalnya duding uterus yang bebas tempat
pemisahannya dari dinding uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang
disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan otot uterus yang
bergerak turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil
selama pemisahan plasenta lebih merupakan akibat, bukan sebab. Lama kala
tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase kontraksi. Dengan
menggunakan ultrasonografi pada kala tiga, 89% plasenta lepas dalam waktu
meninggi ke arah abdomen karena plasenta yang telah berjalan turun masuk ke
vagina, serta tali pusat yang keluar lebih panjang. Sesudah plasenta terpisah dari
menyebabkan plasenta meluncur ke arah bagian bawah rahim atau atas vagina.
Kadang-kadang, plasenta dapat keluar dari lokasi ini oleh adanya tekanan inter-
abdominal. Namun, wanita yang berbaring dalam posisi terlentang sering tidak
2.5 Klasifikasi
a) Plasenta Adhesiva
c) Plasenta Inkreta
memasuki miornetnum.
d) Plasenta Pankreta
e) Plasenta Inkarserata
(a) (b)
2.7 Diagnosis
secara spontan setelah setengah jam bayi lahir atau timbul perdarahan aktif
kanalis servikalis tetapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterus.
2.8 Penatalaksanaan12-15
Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan darah
dan jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase.
Retensio Plasenta
Penanganan Umum:
1. Infuse tranfusi darah
2. Pertimbangan untuk referral RSU C
Plasenta manual
Histerektomi
Pertimbangan:
1. Keadaan umum
2. Umur penderita
3. Paritas penderita
Perdarahan terus: Ligasi arteri hipogastrika
1. Tampon basah
2. Atonia uteri
2.9 Komplikasi
1. Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan hingga
kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak
menutup.
2. Infeksi
pertumbuhan bakteri dibantu dengan port d’entre dari tempat perlekatan plasenta.
invasif. Sekali menjadi mikro invasiv atau invasiv, proses keganasan akan
berjalan terus menerus. Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para ilmuwan
yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah
awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun
LAPORAN KASUS
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Hindu
3.2. Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSU Bangli pada pukul 19.50 atas rujukan Puskesmas
Puskesmas Kintamani 1 pukul 18.00 wita. Setelah 30 menit placanta belum lahir,
lalu diinjeksi okxytosin kedua, namun placenta belum juga lahir kemudin di
putuskan untuk drujuk di RSU Bangli. Saat ini pasien mengeluh nyeri pada perut,
HPHT : Lupa
TP : 28/12/2017 (USG)
Riwayat Persalinan : I.
Riwayat KB : disangkal
Status Present
Nadi : 84 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Berat Badan : 57 kg
Status General
Mata : Anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ bulat isokor
+|+ -|-
Status Obstetri
Abdomen : Abdomen
Nyeri ulu hati (-), nyeri simfisis (-), nyeri tekan (-)