Neuropati serabut kecil merupakan gangguan yang cukup sering disebabkan oleh
berbagai kondisi sistemik, seperti HIV, dan vaskulitis. Rasa terbakar pada kaki
dengan nyeri yang disertai dengan penurunan rasa nyeri dan persepsi terhadap
suhu, dan pada beberapa kasus terjadi disfungsi otonom, merupakan tanda khas
sindroma ini. Selain lamanya gejala ada beberapa tanda objektif untuk menilai dan
memastikan neuropati-neuropati ini. Biopsi kulit dan teknik pewarnaan
imunohistokimia yang terbaru dapat membantu menegakkan diagnosa sindroma ini.
1
elektrofisiologis yang abnormal, seperti kecepatan konduksi sensoris dan motoris
yang bertambah lambat, penurunan amplitudo potensial aksi sensoris dan motoris,
dan denervasi pada elektromiogram.
Gangguan serabut saraf kecil. Kondisi sistemik yang ditinjukkan oleh neuropati
serabut saraf kecil adalah HIV, terapi anti retroviral untuk HIV, penyakit Fabry,
neuropati otonom sensorik herediter, ataksia Friedrich, amiloid sistemik, vaskulitis,
dan diabetes. hampir semua pasien ini tidak memiliki etiologi yang jelas.
Evaluasi klinis. Pada pasien-pasien yang dicurigai menderita neuropati serabut saraf
kecil, anamnesa dan pemeriksaan secara menyeluruh harus dilakukan. Riwayat
penyakit harus ditanyakan mengenai kondisi medis, riwayat keluarga, pengobatan dan
paparan terhadap zat toksik. Pemeriksaan neurologis yang menyeluruh harus
dilakukan evaluasi untuk tekanan darah ortostatik dan perubahan sensasi kulit.
2
Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium harus terdiri dari hitung
darah lengkap, nitrogen urea serum, BUN, kreatinin, elektrolit, enzim hati,
pemeriksaan fungsi tiroid. Gula darah puasa, gylycosalated hemoglobin, B12,
Vitamin E, fluorescent treponemal antibody test (FTA), laju endap eritrosit, human
immunodeficiency virus (HIV), antibodi antinuklear, anti Hu, imunofiksasi, dan
elektroforesis imunoglobulin.
3
dengan biopsi kulit menggunakan pewarnaan perak dan kolinesterase menunjukkan
hasil yang tidak konsisten. Biopsi nervus suralis juga bermanfaat dalam mendiagnosa
adanya serabut saraf besar yang bermielinisasi tetapi sensitivitas pemeriksaan ini
terhadap serabut saraf kecil menurun akibat inklusi serabut saraf proksimal non-end
organ dan serabut saraf otonom kecil. Pemeriksaan terhadap nervus suralis juga
memerlukan mikroskop elektron.
Fungsi serabut saraf epidermal belum diketahui dengan jelas. Penelitian terbaru
cenderung menunjukkan korelasi fungsi nosiseptor dengan densitas serabut saraf
intraepidermal (intraepidermal nerve fiber/IENF). Contohnya pengobatan dengan
capsaicin menurunkan sensitivitas nyeri kutaneus dan berhubungan dengan hilangnya
serabut saraf epidermal kecil. Ketika sensasi mulai membaik, hasil biopsi serial
menunjukkan peningkatan densitas serabut saraf. Kennedy dan Wendelschafer-Crabb
menemukan bahwa teknik ini bermanfaat dalam memantau fungsi serabut saraf kecil
pada pasien diabetes. Perkiraan klinis tentang keparahan penyakit yang berhubungan
dengan banyaknya serabut saraf yang hilang. McCarthy melaporkan terjadinya
penurunan kepadatan IENF pada pasien-pasien HIV yang disertai dengan neuropati
sensoris, baik yang diobati maupun yang tidak diobati (dengan terapi antiviral). Pada
sepertiga kelompok pasien HIV tanpa manifestasi klinis neuropati, penurunan
4
densitas IENF menunjukkan penyakit yang bersifat subklinis. Holland dkk
mengevaluasi pasien-pasien degan nyeri pada kaki tanpa sebab yang jelas dan
menemukan hilangnya serabut saraf pada plexus subpapillaris di bawah epidermis.
biopsi juga menunjukkan adanya penambahan cabang dan edema, yang mungkin
merupakan suatu fase pre-degeneratif dari neuropati.
Pola klinis yang jelas muncul berdasarkan distribusi spasial dari gejala-gejala dan
hasil pemeriksaan IENF. Mayoritas pasien datang dengan disestesia perifer progresif
dan hilangnya serabut saraf distal disertai dengan proses kematian saraf. Kelompok
pasien kedua yang jumlahnya lebih sedikit menderita penyakit monofasik yang
ditandai dengan onset akut dari nyeri terbakar kutaneus generalisata pada ekstrenitas
dan tubuh akibat penyembuhan yang lambat. Pada kelomok ini, pemeriksaan IENF
menunjukkan hilangnya serabut saraf secara menyeluruh tanpa gradien proksimal-
distal. Gambaran ini menunjukkan adanya keterlibatan ganglia akar dorsal.
Restless leg syndrome.leg syndrome (RLS) dapat muncul tanpa sebab tertentu atau
dapat dihubungkan dengan berbagai kondisi medis. Neuropati perifer berhubungan
dengan RLS. Pemeriksaan IENF menunjukkan adanya neuropati serabut saraf kecil
pada pasien RLS tanpa disestesia. Keadaan ini dapat menjelaskan respon terhadap
obat-obat anti nyeri pada beberapa pasien dengan RLS
5
Kesimpulan. Banyak orang yang menderita nyeri terbakar pada kaki akibat neuropati
serabut saraf kecil. Perkembangan pewarnaan imunohistokimia pada serabut saraf
epidermis telah meningkatkan pemahaman kita tentang gangguan ini. Aplikasi dari
teknik ini membuat kita mampu untuk mengidentifikasi sindroma-sindroma ini dan
memantau efektivitas berbagai terapi baru.