Makalah Multitester
Makalah Multitester
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Tuhan YME atas segala
rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan makalah tentang multitester ini dapat
terselesaikan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai salah
satu sumber belajar, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita
tentang multitester dalam kehidupan kita.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kimpulan ..................................................................................................................... 14
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan
bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan
satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multitester selalu
mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa
multitester menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam
penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari
volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multitester masih
diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal
multitester analog maka akhir-akhir ini perkembangan multitester menunjukkan
multitester versi yang terbaru yakni multimeter digital. Multitester digital tentunya
lebih baik dari multitester analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan
kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur
membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multitester analog
ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan
multitester digital karena merasa sudah terbiasa dan selain itu harganya lebih
murah daripada harus membeli multitester versi digital.
B. RUMUSAN MASALAH
2. Jenis-jenis Multitester ?
3
C. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Multitester
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM
(Volt-Ohm Meter). Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk
mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere
meter). Multitester ada 2 jenis yaitu multitester analog dan digital.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur
berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital
menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan
yang dikonversi ke sinyal digital.
Spesifikasi Multitester
· Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC & AC), arus (DC), dan
resistensi
· Ketelitian dalam %
4
· Jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-bal yang mampu diukur
(misalnya antara 20 Hz - 30 KHz).
B. Jenis-jenis Multitester
1. Multitester Analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para
tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini.
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih
simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital.
5
1. Papan skala
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah
DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan
AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
6
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
2. Multitester Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-
tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya
dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan
tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service
center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi
bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur
siap dipakai.
7
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah
disambungkan dengan alat ukur.
a. Mengukur tegangan DC
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
b. Mengukur tegangan AC
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di
cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V.
8
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,
misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur
250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan
putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti
dulu.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan
probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek
pemakaian arusnya.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
9
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil
penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama
dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR) yang akan
diukur.
10
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang
ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
g. Mengecek diode
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek,
led akan menyala.
6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan
probe (-) pada katoda.
7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik,
jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
11
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan
probe (-) pada kolektor.
7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan
probe (-) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor
tidak diperlukan.
3. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
12
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan
probe (+) pada kolektor.
7. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan
probe (+) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor
tidak diperlukan.
2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk
nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K
untuk nilai elko dibawah 10uF.
13
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki
(-) elko.
5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
14
Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar
(Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara
tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir melalui meter
dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja (merupakan stator), dan
suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet
tetap tersebut.
Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa
miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan
potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua
macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.
15
c. mengukur kapasitansi
d. mengukur induktansi
Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm
meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-)
hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga
menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol
ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu
menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti
batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau
multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih
pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.
16
KESIMPULAN
17