Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Tuhan YME atas segala
rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan makalah tentang multitester ini dapat
terselesaikan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai salah
satu sumber belajar, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita
tentang multitester dalam kehidupan kita.

Penyusun

Bekasi, 13 Juli 2017

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Multitester ........................................................................................ 6


B. Jenis – jenis Multitester...................................................................................... 6-7
C. Fungsi Multitester .............................................................................................. 7-9
D. Prosedur Penggunaan Multitester ...................................................................... 1

BAB III PENUTUP

Kimpulan ..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Multitester lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan
bisa digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan
satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multitester selalu
mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa
multitester menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam
penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan gabungan alat ukur dari
volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata multitester masih
diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal
multitester analog maka akhir-akhir ini perkembangan multitester menunjukkan
multitester versi yang terbaru yakni multimeter digital. Multitester digital tentunya
lebih baik dari multitester analog, dengan akurasi pengukuran yang tinggi dan
kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur
membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multitester analog
ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan
multitester digital karena merasa sudah terbiasa dan selain itu harganya lebih
murah daripada harus membeli multitester versi digital.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Multitester ?

2. Jenis-jenis Multitester ?

3. Apa fungsi dari Multister ?

4. Bagaimana Prosedur Penggunaan Multitester ?

3
C. Tujuan

1. Memahami pengertian Multitester

2. Mengetahui jenis-jenis Multitester

3. Mengetahui Fungsi dari Multitester

4. Dapat mengaplikasikan Prosedur Penggunaan Multitester dengan baik dan


benar

BAB 2

PEMBAHASAN

A.Pengertian Multitester

Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM
(Volt-Ohm Meter). Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk
mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere
meter). Multitester ada 2 jenis yaitu multitester analog dan digital.
Multitester analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur
berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multitester digital
menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan
yang dikonversi ke sinyal digital.

Spesifikasi Multitester

· Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC & AC), arus (DC), dan
resistensi

· Sensitivitas pengukuran tegangan

· Sensitivitas pengukuran tegangan dalam ΩΩ/V/V

· Ketelitian dalam %

4
· Jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-bal yang mampu diukur
(misalnya antara 20 Hz - 30 KHz).

· Batere yang diperlukan

B. Jenis-jenis Multitester

Multitester ada 2 jenis, yaitu multitester analog dan multitester digital

1. Multitester Analog

Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para
tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini.
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih
simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital.

Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai


berikut:

5
1. Papan skala

2. Jarum penunjuk skala

3. Pengatur jarum skala

4. Knop pengatur nol ohm

5. Batas ukur ohm meter

6. Batas ukur DC volt (dcv)

7. Batas ukur AC volt (acv)

8. Batas ukur ampere meter DC

9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)

10. Test pin positif (+)

11. Test pin negatif (-)

Cara Menggunakan Multimeter Analog

Multitester analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:

1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka


nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila
jarum belum tepat pada angka nol (0).

2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah
DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan
AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.

6
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif.
Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.

4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna


hitam ke jolok negatif.

5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

2. Multitester Digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-
tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya
dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan
tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service
center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi
bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.

Cara Menggunakan Multimeter Digital

Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana


dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display
4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.

1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur
siap dipakai.

7
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah
disambungkan dengan alat ukur.

3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.

4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya


terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.

a. Mengukur tegangan DC

a. Atur Selektor pada posisi DCV.

b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.

c. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.

d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan


dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik

(-) tidak boleh terbalik.

e. Baca hasil ukur pada multimeter.

b. Mengukur tegangan AC

1. Atur Selektor pada posisi ACV.

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di
cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V.

3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya

8
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.

5. Baca hasil ukur pada multimeter.

c. Mengukur kuat arus DC

1. Atur Selektor pada posisi DCA.

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,
misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur
250mA atau 500mA.

3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan
putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti
dulu.

4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan


DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan
catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai
penghubung.

5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan
probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek
pemakaian arusnya.

6. Baca hasil ukur pada multimeter.

d. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter....

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.

9
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil
penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.

4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh


terbalik.

5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama
dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.

e. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR) yang akan
diukur.

3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil


penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.

4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh


terbalik.

5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel


resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran
VR.

f. Mengecek hubung-singkat / koneksi

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).

3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang


akan dicek koneksinya.

10
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang
ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.

5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal


tersebut putus.

g. Mengecek diode

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.

4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek,
led akan menyala.

5. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)


berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.

6. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan
probe (-) pada katoda.

7. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik,
jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.

h. Mengecek transistor NPN

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .

11
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan
probe (-) pada kolektor.

6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor


baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.

8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)


berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.

9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan
probe (-) pada emitor.

10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.

12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor
tidak diperlukan.

i. Mengecek transistor PNP

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

3. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.

12
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.

5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan
probe (+) pada kolektor.

6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor


baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.

7. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.

8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti


transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.

9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan
probe (+) pada emitor.

10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.

11. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.

12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,
jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor
tidak diperlukan.

j. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..

2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk
nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K
untuk nilai elko dibawah 10uF.

13
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki
(-) elko.

4. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu


(tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.

5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.

Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar

C. Fungsi dari Multitester

Multitester memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah :

1. Alat ukur arus searah

Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus


searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan
galvanometer. Dalam menggunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu :

- Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya

- Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya

- Polaritas (tanda + dan -)

2. Alat ukur tegangan searah

14
Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar
(Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara
tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir melalui meter
dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja (merupakan stator), dan
suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet
tetap tersebut.

3. Alat ukur tegangan bolak-balik

Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari : rangkaian penyearah, meter


dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.

4. Alat ukur resistansi

Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa
miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan
potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua
macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.

rangkaian dasar ohmmeter

Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukur besaran-besaran (atau sifat-


sifat komponen) secara tidak langsung.

Beberapa contoh diantaranya adalah:

a. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana

b. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana

15
c. mengukur kapasitansi

d. mengukur induktansi

D. Prosedur Penggunaan Multitester

Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih


berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar
pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negatif. Sebelum
melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan
jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur
dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.

Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm
meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-)
hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga
menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol
ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu
menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti
batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau
multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih
pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.

16
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Multitester adalah alat


pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter). Pada
kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan
(Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester
meiliki 2 jenis yaitu multitester analog dan digital. Multitester digital dalam hasil
pengukuranya lebih baik dari multitester analog, karena hasil pengukuran dari
multitester digital lebih akurat dari pada multitester analog.

17

Anda mungkin juga menyukai