Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPOGLIKEMI” tepat pada waktunya.

Makalah ini berkenaan dengan pemenuhan tugas dan disusun dari berbagai sumber dan
menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembaca.

Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu,
dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dan kepada pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
malakah ini.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Denpasar, 25 November 2012

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
I. KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i
II. DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
III. BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
IV. BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Konsep Penyakit........................................................................................................................ 3
1. Pengertian .............................................................................................................................. 3
2. Etiologi ................................................................................................................................... 3
3. Manifestasi Klinis.................................................................................................................. 5
4. Patofisiologi ........................................................................................................................... 6
5. pathway ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
6. Pemeriksaan penunjang/diagnostik .................................................................................... 7
7. Penatalaksanaan Medis ........................................................................................................ 7
B. Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................................. 8
a. Pengkajian ............................................................................................................................. 8
b. Diagnosa dan Prioritas Masalah........................................................................................ 12
c. Rencana Keperawatan........................................................................................................ 13
d. Implementasi ...................................................................................................................... 20
e .Evaluasi ............................................................................................................................... 20
V. BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 21
A........................................................................................................................................................ 22
B. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 22
A. SARAN ..................................................................................................................................... 22
VI. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 22
VII. SOAL........................................................................................................................................ 23
VIII. B. Laporan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Format Gordon ...................................... 24
A. PENGKAJIAN ........................................................................................................................ 25
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN .......................................................................................... 37
C. RENCANA KEPERAWATAN ............................................................................................. 39
D. IMPLEMENTASI .................................................................................................................. 45

ii
E. EVALUASI ............................................................................................................................. 45

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini masyarakat kian dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan.
Berbagai penyakit dari yang sederhana hingga kompleks terjangkit di masyarakat tanpa
membedakan ras, suku, etnik, dan sosial ekonomi. Salah satu penyakit yang tidak
pandang bulu tersebut adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus terus mengalami
kenaikkan angka prevalensi tiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh banyak factor,
antara lain pola hidup yang tidak sehat, factor herediter, dan autoimun. Namun masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui apa sebenarnya diabetes melituus itu
sendiri. Mengingat kompleksnya masalah kesehatan yang bisa terjadi pada diabetes
mellitus, peran perawat sangatlah penting ketika menjadikan masyarakat sebagai
masyarakat yang kaya akan wawasan kesehatannya.
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini
dapat menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik
akut seperti dibetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat mengakibatkan komplikasi
mikrovaskular yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi.
Terdapat pula komplikasi diabetes lainnya yaitu hipoglikemia. Hipoglikemia
(kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah
50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian
insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga
di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat terjadi koma (koma
hipoglikemik).
Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di tempat
pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah karena terapi
pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus. Pada penelitian survey yang
dilakukan oleh Department of Neurology and Neurological Sciences, and Program in
Neurosciences, Stanford University School of Medicine,terdapat setidaknya 93,2%
penyebab masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka yang

1
menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian insulin pada rentang
waktu sekitar 1,5 tahunan.
Dengan demikian dalam makalah ini akan dibahas secara terperinci mengenai
konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada hiperglikemia dan
hipoglikemia.Makalah juga akan membahas mengenai kedua kelaiinan ini jika dilihat
dari diabetes mellitus itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penyakit hipoglikemia?
2. Apa saja yang menjadi etiologi penyakit hipoglikemia?
3. Bagaimana manifestasi klinik penyakit hipoglikemia?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit hipoglikemia?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit hipoglikemia?
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit hipoglikemia?
7. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
hipoglikemia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit hipoglikemia
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit hipoglikemia
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit hipoglikemia
4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit hipoglikemia
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit hipoglikemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit hipoglikemia
7. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit hipoglikemia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan

a. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Hipoglikemia adalah sindrom klinik dengan penyebab yang sangat luas
sebagai akibat dari rendahnya kadar glukosa plasma yang akhirnya menyebabkan
neuroglikopenia sedangkan Hiperglikemia adalah kadar gula darah (glukosa)
yang tinggi akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat karena jumlah
insulin yang kurang, atau bisa juga karena kerja insulin yang tidak optimal.
Hiperglikemia pada bayi baru lahir lebih jarang terjadi.
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar gula atau glukosa
darah kurang dari 40 mg% (serum atau plasma lebih tinggi 10-15%).
Hipoglikemia dapat asimplomatik atau disertai gejala gangguan susunan syaraf
pusat dan kardiopulmonal yang berat
Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dalam darah
berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan
sakit kepala apabila kronik dan berat,dapat menyebabkan manifestasi susunan
saraf pusat (Kamus Kedokteran Dorland:2000).
Hipoglikemia ( kadar glukosa darah yang abnormal rendah ) terjadi kalau
kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl ( 2,7 hingga 3,3 mmol/L).
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang
berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat pada siang atau malam hari. Kejadian
ini bisa di jumpai sebelum makan khususnya jika waktu makan tertunda atau bila
pasien lupa makan camilan ( Brunner & Suddarth ).

2. Etiologi
Hipoglikemia walaupun jarang terjadi pada anak tetapi banyak pada bayi,
namun masih tetap merupakan problem untuk dokter anak karena pertama
Gejalanya samar-samar dan tidak spesifik kedua mekanisme yang menyebabkan
hipoglikemia sangat banyak dan komplek

3
Pada bayi yang berusia lebih dari 2 bulan, anak dan dewasa penurunan
guala darah kurang dari 40 mg/ DL dapat menimbulkan rasa lapar dan
merangsang pelepasan epinefrin yang berlebihan sehingga menyababkan lemah ,
gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi.
Pada hipoglikemi ringan :
Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang
pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi,
tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
Pada hipoglikemi sedang :
Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak
memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda
gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup ketidakmampuan
berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, pati rasa di
daerah bibir serta lidah bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan
emosional, perilaku tidak rasional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan.
Kombinasi semua gejala ini dapat terjadi pada hipoglikemi sedang.
Pada hipoglikemi berat :
Fungsi sistem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat sehingga
pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia yang
dideritanya. Gejalanya dapat mencakup perilaku disorientasi, serangan kejang,
sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran.

Gejala hipoglikemia, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar,


yaitu: berasal dari sistem syaraf autonom dan berhubungan dengan kurangnya
suplai glukosa pada otak (neuroglikopenia).
1) Gejala akibat dari system syaraf autonom adalah berkeringat,
gemetar, gelisah dan nausea.
2) Akibat neuroglikopenia adalah pening, bingung, rasa lelah, sulit
bicara, sakit kepala dan tidak dapat konsentrasi. Kadang disertai
rasa lapar, pandangan kabur, mengantuk dan lemah
 Tanda dan Gejala Lain
a) Sianosis
b) Kejang atau tremor
c) Letargi dan tdk kuat mengisap

4
d) Tangisan yang lemah atau bernada tinggi
e) Hipotermia
f) Keringat dingin
g) Penurunan kesadaran
h) Koma

3. Manifestasi Klinis

Gejala gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase,yaitu :


1) Fase I, gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus
sehingga hormon epinefrin di lepaskan. Gejala awal ini merupakan
peringatan karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil
tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.
2) Fase II, gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak
, karena itu dinamakan gejala neurologis.
Penelitian pada orang bukan diabetes menunjukan adanya gangguan
fungsi otak yang lebih awal dari Fase I dan dinamakan Fungsi otak subliminal.
Disamping gejala peringatan dan neurologis,kadang-kadang hipoglikemia
menunjukan gejala yang tidak khas.
Kadang-kadang gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien langsung
jatuh pada Fase gangguan fungsi otak. Terdapat dua jenis hilangnya
kewaspadaan yaitu akut dan kronik.Yang akut misalnya pada pasien dengan
glukosa darah terkontrol sangat ketat mendekati normal,adanya neuropati
autonom pada pasien yang sudah lama menderita DM dan penggunaan bloker
yang nonselektif. Kehilangan kewaspadaan yang kronik biasanya ireversibel
dan dianggap merupakan komplikasi DM yang serius. Sebagai dasar diagnosis
dapat digunakan trias Whipple yaitu hipoglikemia dengan gejala-gejala saraf
pusat ; kadar glukosa kurang dari 50mg% dan gejala akan menghilang dengan
pemberian glukosa.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hipoglikemi berat dan
berkepanjangan adalah sekresi hormon glucagon dan adrenalin ( pasien telah
lama menderita DM ) ,adanya antibody terhadap insulin,blockade
farmakologik,dan pemberian obat sulfonylurea.

5
4. Patofisiologi
Pada waktu makan cukup tersedia sumber energi yang diserap dari usus.
Kelebihan energi disimpan sebagai makromolekul dan dinamakan fase anabotik.
60% dari glukosa yang di serap usus dengan pengaruh insulin akan di simpan di
hati sebagai glikogen, sebagian dari sisanya akan disimpan di jaringan lemak dan
otot sebagai glikogen juga. Sebagian lagi dari glukosa akan mengalami
metabolisme anaerob maupun aerob untuk energi seluruh jaringan tubuh terutama
otak sekitar 70% pemakaian glukosa berlangsung di otak tidak dapat
menggunakan asam lemak bebas sebagai sumber energi.
Pencernaan dan penyerapan protein akan menimbulkan peningkatan asam
amino di dalam darah yang dengan bantuan insulin akan disimpan di hati dan otak
sebagai protein. Lemak diserap dari usus melalui saluran limfe dalam bentuk
kilomikron yang kemudian akan dihidrolasi oleh lipoprotein lipase menjadi asam
lemak. Asam lemak akan mengalami esterifikasi dengan gliserol membentuk
trigliserida, yang akan disimpan di jaringan lemak. Proses tersebut berlangsung
dengan bantuan insulin.
Pada waktu sesudah makan atau sesudah puasa 5-6 jam, kadar glukosa
darah mulai turun keadaan ini menyebabkan sekresi insulin juga menurun,
sedangkan hormon kontraregulator yaitu glukagon, epinefrin, kartisol, dan
hormon pertumbuhan akan meningkat. Terjadilah keadaan kortison sebaliknya
(katabolik) yaitu sintetis glikogen, protein dan trigliserida menurun sedangkan
pemecahan zat-zat tersebut akan meningkat.
Pada keadaan penurunan glukosa darah yang mendadak: glukogen dan
epinefrilah yang sangat berperan. Kedua hormon tersebut akan memacu
glikogenolisis, glukoneogenisis, dan proteolisis di otot dan lipolisis di jaringan
lemak. Dengan demikian tersedia bahan untuk glukoneogenesis yaitu asam amino
terutama alanin, asam laktat, piruvat, sedangkan hormon, kontraregulator yang
lain berpengaruh sinergistk glukogen dan adrenalin tetapi perannya sangat
lambat. Secara singkat dapat dikatakan dalam keadaan puasa terjadi penurunan
insulin dan kenaikan hormon kontraregulator. Keadaan tersebut akan
menyebabkan penggunaan glukosa hanya di jaringan insulin yang sensitif dan
dengan demikian glukosa yang jumlahnya terbatas hanya disediakan untuk
jaringan otak.

6
Walaupun metabolik rantai pendek asam lemak bebas, yaitu asam
asetoasetat dan asam β hidroksi butiran (benda keton) dapat digunakan oleh otak
untuk memperoleh energi tetapi pembentukan benda-benda keton tersebut
memerlulan waktu beberapa jam pada manusia. Karena itu ketogenesis bukan
merupakan mekanisme protektif terhadap terjadinya hipoglikemia yang
mendadak.
Selama homeostatis glukosa tersebut di atas berjalan, hipoglikemia tidak
akan terjadi. Hipoglikemia terjadi jika hati tidak mampu memproduksi glukosa
karena penurunan bahan pembentukan glukosa, penyakit hati atau
ketidakseimbangan hormonal.

5. Pemeriksaan penunjang/diagnostik
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50
mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan
hasil kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
sederhana. Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka dilakukan
pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk
mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin
dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan,
MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.
6. Penatalaksanaan Medis
1) Hipoglikemia ringan:
15 gram karbohidrat dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman, permen,
tablet glukosa akan memberikan reaksi dalam beberapa menit. Setelah itu
dilanjutkan dengan konsumsi 10-20 gr karbohidrat dalam bentuk roti atau
nasi.
2) Hipoglikemia sedang:
3) Injeksi Glukagon 1 mg im/iv/sc. Jika tidak ada perbaikan dalam
beberapa menit dan diberi Glukosa iv

Penatalaksanaan Medis Yang Lain :

7
1) Bila pasien sadar, tindakan dapat dilakukan oleh pasien sendiri dengan
minum larutan gula 10 – 30 g.
2) Bila pasien tidak sadar berikan suntikan dekstrosa 15 – 25 g. bila tindakan
tersebut tidak bisa dilakukan, dioleskan madu atau sirup ke mukosa pipi.
3) Bila koma hipoglikemi terjadi pada pasien dengan menggunakan terapi
insulin, maka selain dekstrosa dapat juga disuntikan glukagon 1 mg (IM),
terlebih bila suntikan dekstrose IV sulit dilakukan.
4) Pemberian dekstrosa diteruskan dengan pemberian dekstrosa 10% 3 hari.
Monitor gula darah tiap 3 – 4 jam dan kadar gula dipertahankan antara 90 –
180 mg%. Hipoglikemia karena sulfonilurea ini tidak efektif dengan
pemberian glukagon.
A. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian

1) Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Lama Bekerja :
Alamat :
No. Registrasi :
Tanggal MRS :
Kebangsaan :
2) Status Kesehatan
a) Status Kesehatan Saat Ini
 Saat MRS
Keluhan Utama. Keluhan utama yang dialami pasien hiperglikemia
biasanya adalah polipagi, polidipsia,kekakuan otot. Sedangkan pada
pasien dengan hipoglikemia pasien akan mengeluh pusing, mata
kabur, lemas, dsb.

8
 Saat Pengkajian
Alasan MRS
Pasien masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan
keidakmampuan dalam mentoleransi keluhan utama di atas.

 Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi


Begitu keluhan mulai dirasakan pasien memilih penanganan
kesehatan yang dianggapnya baik dan dapat mengatasi masalah
kesehatannya. Namun apabila penanganan tersebut ternyata tidak
efektif, pasiien akhirn ya memilih untuk MRS. Disinilah perlu untuk
dikaji oleh perawat penanganan apa saja yang telah ditempuh oleh
pasien guna mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan
masalah kesehatan pasien.
b) Status Kesehatan Masa Lalu
 Penyakit Yang Pernah Dialami
Penyakit-penyakit kelainan endokrin lainnya, seperti ketoasidosis,
atau riwayat hipertensi, dsb.
 Pernah Dirawat
 Alergi obat/makanan
 Riwayat Penyakit
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang
ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan
pasien untuk menanggulanginya.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kelainan metabolic lainnya.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti
ini atau penyakit metabollik, kardiovaskuler, dsb.
- Riwayat Psikososial
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah
sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
- Kebiasaan

9
Pasien memiliki kebiasaan seperti merokok, aktivitas
berlebihan, dsb.

3) Pola Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)


a) Health perception-Health management
Fokus pengkajian antara lain status kesehatan secara
keseluruhan. Kaji apakah adanya masalah-masalah endokrin yang
pernah didapat atau yang pernah diderita seperti misalnya pituitary,
tiroid, paratiroid, adrenal, dan terutama pada organ atau kelenjar
pankreas. Tanyakan pasien upaya yang dilakukan untuk mengatasi
meliputi terapi obat dan penanganan medis yang diterima demikian pula
perawatan yang didapat dan perawatan di rumah.
Kaji adanya aktivitas merokok, berapa intensitasnya dalam 24 jam Kaji
adanya konsumsi alcohol, catat jenis dan banyaknya dalam 24 jam;
Tanyakan bagaimana pasien mempersepsikan mengenai seberapa
penting kesehan dan apakah ia tahu mengenai kadarr galuua darahnya;
Kaji aktivitas latihan/olahraga.
b) Nutritional metabolic
Fokus pengkajian antara lain kebiasaan diet selama 24 jam,
bagaimana intake dalam satu periode makan (berapa porsi); selain
makanan, uraikan pula kebiasaan minum selama 24 jam, apakah sering
merasa haus; kaji dan uraikan adanya perubahan selera makan dan
bagaimana dengan perubahan berat badan
c) Elimination
Kaji kebiasaan pola berkemih selama 24 jam, tanyakan juga
banyak urin yang diikeluarkan dalam satu kali berkemih, perubahan bau
urin dan warna urin, ada tidaknya perubahan warna.
Kaji pula apakah pasien pernah mengalami perubahan pola eliminasi
secara mendadak dan uraikan pula apakah pasien memiliki riwayat
penyakit kelainan ppada system urinary.
d) Aktivitas-Latihan
Fokus pengkajian adalah kebiasaan aktivitas klien selama 24
jam, meliputi aktivitas apasaja yang dilakukan selama 24 jam; kaji

10
adanya perubahan pola kebiasaan aktivitas; kaji adanya peningkatan
kebutuhan energy selama beraktivitas atau kaji adanya aktivvitas yang
membuat kelelahan.
e) Istirahat-Tidur
Kaji posisi tidur, lamanya tiidur dalam 24 jam, ada tidaknya
gangguuan tidur, dan perasaan saat bangun tidur.

f) Cognitif-Persepsi
Fokus pengkajian antara lain adanya perasaan bingung, menarik
diri, pengurangan aktivitas, atau kelelahan. Kaji adanya palpitasi
jantung. Uraikan masalah sakit kepala, amnesia, perubahan persepsi,
gangguan persepsi, depresi, dll.

g) Konsep diri
Fokus pengkajian adalah bagaimana perasaan pasien mengenai
masalah kesehatan yang didapatinya, apa efek bagi dirinya sendiri dan
masa depannya

h) Role-Relationship ( Peran – Hubungan )


Fokus pengkajian adalah seberapa jauh penyakit yang diderita
pasien mempengaruhi kehidupannya. Hal ini meliputi perubahan peran
dan tanggung jawab pasien di dalam keluarganya setelah mendapatkan
penyakit yang dideritanya. Disamping itu, kaji pula apakah penyakit
yang dideritanya mempengaruhi kemampuan pasien untuk bekerja.

i) Sexuality-Reproduksi
Fokus pengkajian adalah; kemampuan dalam berhhubungan
seks; intensitas berhubungan dalam periode waktu tertentu; ada tidaknya
perubahan dalam aktivitas seks; masa menjadi orang tua;mmasa
kehamilan. Pelu juga yntuk diuraiikan berat badan bayi ketika lahir dan
perasaan atau status kesehatan pasca persalinan

j) Coping-Stress
Kaji orang-orang terdeka pasien untukk mengetahui lebih jauh
mengenai tingakat stress yang dialami pasien. Uraikan tindakan apa
yang biasanya dilakukan oleh pasien untuk mengatasi stress.

11
k) Keyakinan-Kepercayaan
Kaji kepercayaan diri pasien akan kesembuhan; sejauh mana ia
percayya bahwa kesembuhan akan diraihnya. Kaji pula pola beribadah
pasien dan apakah ibadah membentu kesembuhan pasien

4) Pemeriksaan Fisik Hipoglikemia


a) Integumen
Dingin, kulit yg mengeluarkan keringat dingin.
b) Neurosensori
Pucat,dilated pupilas, kebingungan, hipotermia, perilaku agresif atau
koma, Hemiplegia atau tanda-tanda lain stroke, parestisia pada bibir dan
jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
c) Respiration System
Dangkal respirations tetapi tingkat normal, nafas cepat irregular, apnea,
d) Kardiovaskuler
Angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria
e) Gastrointestinal
Menolak makan

b. Diagnosa dan Prioritas Masalah


1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d gula darah yang tidak terkontrol

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak seimbangan intake & output,
penurunan kesadaran

3. Gangguan sensori persepsi: penglihatan b/d gangguan penglihatan.

4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik umum

5. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi

12
c. Rencana Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1. Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
kadar glukosa keperawatan selama .... x 24 1. Kaji factor risiko 1. Mengetahui factor
darah jam, diharapkan riwayat penyakit pemberat agar tidak
berhubungan ketidakstabilan gula darah keluarga, kurang terjadi
dengan gula hilang dengan kriteria hasil: pengetahuan tentang ketidakstabilan
darah tidak Gula darah dalam batas glukosa darah, gula darah secara
terkontrol normal (GD puasa < 120 gangguan pola makan, berulang.
mg/dl) dan olahraga.
Mandiri:
2. Anjurkan pasien untuk
memeriksakan kadar 2. Untuk memantau
glukosa darah secara kadar gula darah
rutin, waktu dan dosis
obat, diet, aktivitas
3. Libatkan keluarga
pasien untuk 3. Memberikan
perencanaan makan informasi pada
keluarga
untukmemahami
kebutuhan nutrisi
4. Identifikasi persepsi dan pasien
harapan kliententang 4. Meberikan
pengobatan yang sedang motivasi kepada
dilakukan kliententang
5. Ajari klien untuk harapan
mengembangkanstrategi kesembuhan klien.
pencegahan untuk 5. Kestabilan
menjagaketidakstabilan guladarah tidak
gula darah hanyadiperoleh
Health Education: dari pengobatan

13
1. Berikan pengetahuan tetapi
pada kliententang daripencegahan
kondisi dan pengobatan yang dilakukan
yangsedang dilakukan klien.
Kolaborasi :
1. KolaborasiKonsultasikan 1. Mengurangi
dengan ahli gizi tentang ansietas terhadap
diet yang tepat untuk kondisidan
hipoglikemi pengobatan yang
dilakukan

1. Membantu
meningkatkan
kadar gula darah
2. Nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
dari kebutuhan keperawatan selama .... x 24 1. Auskultasi bising usus 1. Kekurangan

tubuh jam, diharapkan tidak dan kaji apakah ada kontrisol dapat
berhubungan terjadi nutrisi kurang dari nyeri perut mual atau menyebabkan
dengan ketidak kebutuhan tubuh dengan muntah. gejala
seimbangan kriteria hasil : gastrointestinal
intake & - Berat badan stabil berat yang
output, - Mencerna jumlah mempengaruhi
penurunan kalori/nutrient yang 2. Catat adanya kulit yang pencernaan dan
kesadaran tepat, dingin atau basah, absorpsi dan
perubahan tingkat makanan
kesadaran, nadi yang 2. Gejala
cepat, peka, rangsang, hipoglikemia
nyeri kepala, dengan timbulnya
sempoyongan. tanda tersebut
mungkin perlu
3. Pantau masukan pemberian glukosa
makanan dan timbang dan
berat badan mengindikasikan

14
pemberian
tambahan
glukokortikoid
3. Anoreksia,
kelemahan dan
kehilangan
pengaturan
metabolisme oleh
kortisol terhadap
makanan dapat
mengakibatkan
penurunan berat
badan dan
terjadinya
malnutrisi yang
serius. Perhatikan :
4. Beri makanan dengan berat badan yang
porsi kecil tetapi dengan meningkat dengan
sering, tinggi kalori dan cepat merupakan
protein bila makanan indikasi terjadinya
lewat oral telah dapat di retensi cairan atau
lakukan. pengaruh dari
pemberian
glukokortikoid.
4. Makanan dalam
porsi kecil kalau
diberikan akhirnya
jumlah kalori yang
di butuhkan perhari
bisa terpenuhi. Di
samping itu juga
dapat mengurangi
mual dan muntah.

15
Pemberian makan
Kolaborasi : padat dapat di
1. Lakukan pemeriksaan gantikan dengan
terhadap kadar gula makanan parentral .
darah sesuai indikasi peningkatan
pemasukan kalori
mungkin di
butuhkan untuk
meningkatkan berat
2. Berikan glukosa badan dan
intavena dan obat – mencegah
obatan sesuai indikasi. hipoglikemia.

1. Mengkaji kadar
gula darah dan
3. Konsultasi dengan ahli kebutuhan terapi.
gizi. Jika menurun
sebaikanya diet
mampu
memberikan
glukokortikoid di
kaji kembali.
2. Memperbaiki
hipoglikemia,
member sumber
energy untuk
fungsi seluler.
3. Bermanfaat
menentukan
penggunaan atau
kebutuhan kalori
dengan tepat.

16
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
1. Tentukan ketajaman 1. Kebutuhan individu
sensori keperawatan selama .... x 24
penglihatan, cacat dan pilihan
persepsi: jam, diharapkan tidak
apakah satu / kedua intervensi
penglihatan terjadi penurunan ketajaman
mata terlihat. bervariasi sebab
berhubungan penglihatan dengan kriteria
kehilangan
dengan hasil :
penglihatan terjadi
gangguan - Meningkatkan
lambat dan
penglihatan ketajaman penglihatan
progresif. Bila
dalam batas situasi
bilateral, tiap mata
individu
dapat berlanjut
- Mengenal gangguan
2. Orientasikan pasien pada laju yang
sensori dan
terhadap lingkungan, berbeda.
berkompensai terhadap
staf dan orang lain 2. Memberiakn
perubahan
diareanya. peningkatan
- Mengidentifikasi /
kenyamanan dan
memperbaiki potensial
kekeluargaan,
bahaya dalam
3. Observasi tanda dan menurunkan cemas
lingkungan.
gejala disorientasi : dan disorientasi
pertahankan pagar 3. terbangun dalam
tempat tidur. lingkungan yang
tak dikenal dan
mengalami
keterbatasan
penglihatan dapat
mengakibatkan
bingung pada orang
tua. Menurunkan
resiko jatuh bila
pasien bingung/tak
kenal ukuran
4. Lakukan tindakan untuk tempat tidur.
membantu pasien
menangani keterbatasan

17
penglihatan, contoh : 4. menurunkan
kurangi kekacauan, atur bahaya keamanan
perabot: ingatkan sehubungan dengan
memutar kepala ke perubahan lapang
subjek yang terlihat : pandang/kehilangan
perbaiki sinar suram penglihatan dan
Kolaborasi : akomodasi pupil
5. dengan pengobatan terhadap sinar
sesuai indikasi lingkungan.

5. Meningkatkan
tingkat kesadarn
klien
4. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Observasi : 1. Menerapkan
aktivitas keperawatan selama …x 24 1. Kaji tingkat kemam-puan klien
berhubungan jam, diharapkan Klien kemampuan klien dalam memenuhi
dengan menunjukan perbaikan dalam beraktivitas. kebutuhan-nya dan
kelemahan kemampuan untuk memudahkan
fisik umum. berpartisipasi dalam intervensi
melakukan aktivitas secara selanjutnya.
mandiri dengan criteria
hasil :
- Pasien mengungkapkan Mandiri :
peningkatan tingkat 1. Libatkan keluarga 1. Memungkinkan
energy. dalam membantu keluarga terlibat
- Pasien menunjukkan aktivitas klien sehari- secara aktif dalam
perbaikan kemampuan hari. pemenuhan ADL
untuk berartisipasi klien.
dalam aktifitas yang 2. Observasi TTV 2. Untuk mengetahui
diinginkan. keadaan klien
secara umum.
3. Dekatkan alat-alat 3. Membantu
yang dibutuhkan klien. memenuhi

18
aktivitas klien
dengan
menggunakan
4. Tingkatkan partisipasi energi minimal.
klien dalam melakukan 4. Meningkatkan
aktivitas sehari-hari kepercayaan diri
sesuai dengan yang yang positif sesuai
dapat ditoleransi. tingkat aktivitas
yang ditoleransi
klien.
5. Kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri: 1. Berikan
pengetahuan keperawatan selama selama 1. Tinjau ulang keadaan pengetahuan pasien
berhubungan … x24 jam diharapkan px penyakit dan harapan yang dapat
dengan kurang dapat mengungkapkan masa depan memilih
terpajan pemahamannya dengan berdasarkan
informasi kriteria hasil : 2. Sarankan pasien untuk informasi.
- Mengidentifikasi tetap mempertahankan
hubungan tanda/gejala secara aktif jadwal 2. Membantu untuk
dengan proses penyakit yang teratur dalam meningkatkan
dan menghubungkan makanan, tidur, dan perasaan
gejala dengan factor latihan. menyenangkan,
penyebab, dengan benar sehat, dan untuk
melakukan prosedur yang memahami
perlu dan menjelaskan bahwa aktifitas
rasional tindakan, fisik yang tidak
melakukan perubahan teratur dapat
gaya hidup dan 3. Diskusikan mengenai meningkatkan
berpartisipasi dalam diet seperti diet yang kebutuhan
program pengobatan. teratur, diet tinggi hormone.
karbohidrat dan tinggi 3. Mencegah
protein. Anjurkan kehilangan berat
untuk menyertakan badan dan
makanan tinggi menurunkan

19
karbohidart dalam risiko timbulnya
pemberian makanan hipoglikemia
tambahan diantara
waktu makan.
4. Tekankan pentingnya
mempertahankan
pemeriksaan gula
darah setiap hari, 4. Membantu dalam
waktu dan dosis obat, menciptakan
diet, aktivitas, gambaran nyata
perasaan atau sensasi dari keadaan
dan peristiwa ddalam pasien untuk
hidup. melakukan
control
penyakitnya
dengan lebih baik
dan meningkatkan
perawatan diri
atau
kemandiriannya.

d. Implementasi
Implementasi yang dibuat disesuaikan dengan intervensi yang ada.

e. Evaluasi
Dx 1 : Gula darah dalam batas normal (GD puasa < 120 mg/dl)
Dx 2 : - Berat badan stabil
- Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat,
Dx 3 : - Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensai terhadap perubahan

20
- Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan

Dx 4 : - Pasien mengungkapkan peningkatan tingkat energy.


- Pasien menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berartisipasi
dalam aktifitas yang diinginkan.
Dx 5 : Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan
menghubungkan gejala dengan factor penyebab, dengan benar
melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan,
melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan.

BAB III

21
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa
kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni
antara lain Transisi dini neonatus ( early Transitional neonatal ), Hipoglikemi klasik
sementara (Classic transient neonatal), Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent).
Gejala hipoglikemia yang sering terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan sering
sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk menjaga agar kadar
gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga ringan secara teratur untuk
membantu pembakaran glukosa menjadi nergi dan merangsang produksi
insulin,hindarkan stress atau gangguan emosional lainnya dan disiplin minum obat
sesuai anjuran dokter

B. SARAN

Kami menyarankan bagi semua orang agar menjaga kesehatannya dari segi
makan yang di konsumsi dan gaya hidup. Karena kesehatan merupakan hal yang
terpenting, terutama dalam menjaga gula darah.

DAFTAR PUSTAKA

22
Carpenito-Moyet, Lynda Jaull. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.3. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Vol:1 dan 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

SOAL
DM Relatif Hipoglikemi + Dispepsia

23
Pasien laki-laki Tn. WT 61 tahun datang ke IRD pada jam 17.00 dengan keluhan lemas sejak
2 hari yang lalu, mual (+), muntah (-), demam (-), makan terakhir jam 13.00.

TD = 100/70 mmHg, Heart Rate = 74 x/menit, RR = 20 x/menit, S = 36,3 ºC, CRT <2 detik

Hasil Lab :

WBC : 6,7

RBC : 4,75

HGB : 14,5

HCT : 42,5

PLT : 275

GDS : 127 mg/dl

Terapi Medis :

IVFD RL 20 tpm

Antasida 3x1 tablet

Pantoprazole 2x1 ampule (40 mg)

Diet 1900 kkal

Riwayat Pengobatan glibenclamid 2x1 tablet

Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien sudah menderita penyakit DM sejak lama ±5 tahun,
sempat memeriksa GDS ± 3 hari yang lalu dengan hasil 500 mg/dl

Silahkan kritisi dari kasus di atas :

1. Data apa yang perlu dikaji?

2. Diagnosa keperawatan yang muncul apa saja?

3. Susunlah rencana keperawatan dilengkapi dengan rasional sesuai literature!

B. Laporan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Format Gordon

24
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. WT
Umur : 61 Th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Bali
Alamat : Klungkung
Tanggal Masuk : 25-11-2012 (17.00)
Tanggal Pengkajian : 26-11-2012 (07:30)
No. Register : 052799
Diagnosa Medis : DM Relatif Hipoglikemi+ Dispepsia

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. CID
Umur : 52 Th
Hub. Dengan Pasien : Istri px
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Klungkung

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini

25
1). Keluhan Utama (Saat MRS dan Saat Ini)
 Saat MRS
Px mengeluhkan lemas sejak 2 hari yang lalu
 Saat Pengkajian
Px masih mengeluhkan lemas
2). Alasan Masuk Rumah Sakit & Perjalanan Penyakit Saat Ini
Px mengeluhkan lemas sejak 2 hari yang lalu disertai dengan mual pada
tanggal 23-11-2012 jam 08.00. Pasien sudah menderita penyakit DM
sejak lama ± 5 tahun yang lalu. Pada tanggal 22-11-2012 pasien sempat
melakukan pemeriksaan GDS dengan hasil 500 mg/dl. Riwayat
pengobatan sebelumnya yaitu glibenclamid 2x1 tablet. Tiga hari
kemudian pada tanggal 25-11-2012, pasien di bawa ke RSUD
Klungkung pada jam 17.00 karena lemas.
3). Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasinya
Pada tanggal 22-11-2012 pasien melakukan pemeriksaan GDS dengan
hasil 500 mg/dl. Keesokan harinya jam 08.00 pasien merasakan lemas
yang disertai mual. Dua hari kemudian px di rujuk ke RSUD Klungkung
pada tanggal 25-11-2012 jam 17.00. Setelah dilakukan pemeriksaan di
IRD, kemudian px dipindahkan ke ruangan interna E pada tanggal yang
sama di kamar III.

b. Status Kesehatan Masa Lalu


1). Penyakit yang Pernah Dialami
Px mengatakan sudah menderita penyakit DM sejak ± 5 tahun yang
lalu.
2). Pernah Dirawat
Px mengatakan belum pernah di rawat di RS sebelumnya, pasien hanya
mengikuti pengobatan gratis dengan mengecek gula darahnya saja
namun tidak pernah membawa ke RS, sekarang adalah yang pertama
kalinya pasien masuk RS setelah 5 tahun menderita penyakit DM.

3). Alergi

26
Px mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan maupun
obat-obatan.
4). Kebiasaan (Merokok/Kopi/Alkohol/dll)
Px mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan
minum alkohol.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Px mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga seperti
Hipertensi (-), DM (-), Asma (-), Jantung (-), serta leukemia (-).

d. Diagnosa Medis & Therapy


Diagnosa Medis : DM Relatif Hipoglikemi+ Dispepsia
Riwayat Pengobatan :
- Glibenclamid (2x1 tablet) : p.o
Untuk membantu mengontrol kadar gula
dalam darah
Therapy :
- Antasida (3x1 tablet) : p.o
Untuk mengurangi rasa perih akibat suasana
lambung yang terlalu asam dengan cara
menetralkan asam lambung
- Diet 1900 kkal
Infus :
- IVFD RL (20 tpm)
Obat Injeksi :
- Pantoprazole 2x1 ampule (40 mg) : IV
Untuk menurunkan asam lambung

A. 3. Pola kebutuhan dasar (data bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

27
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pasien mengatakan ketika dia sakit seperti batuk,pilek,&demam biasanya akan
membeli obat untuk mengobati penyakitnya tsb. Dan obat glibenclamid di dapatkannya
dari pengobatan gratis yang diadakan di banjarnya, pada saat itu pasien melakukan
pengecekan GDS dan diberikan obat glibenclamid yang dikonsumsinya sampai
sekarang.

b. Pola nutrisi-metabolik
 Sebelum sakit
Kaji pola makan, jenis dan frekuensi makan pasien. Kaji pola minum, jenis dan
frekuensi minum pasien.
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pola makan px terganggu karena pasien mual. Pasien
makan terakhir jam 13.00. Pasien terlihat lemas.

c. Pola eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit
Kaji konsistensi, bau, frekuensi warna serta konstituen
 Saat sakit
Kaji konsistensi, bau, frekuensi warna serta konstituen
2) BAK
 Sebelum sakit
Kaji konsistensi, bau, warna, frekuensi, serta konstituen
 Saat sakit
Kaji konsistensi, bau, warna, frekuensi, serta konstituen

d. Pola aktivitas dan latihan

1. Aktivitas
kemampuan perawatn diri 0 1 2 3 4

28
makan dan minum 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 

Mandi 

Keterangan : 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4 : tergantung total.

2. Latihan
 Sebelum sakit
Kaji pola aktivitas dan latihan pasien.

 Setelah sakit
Pasien mengatakan tidak bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari karena lemas.

e. Pola kognitif dan persepsi

 Kognitif
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan dan pola makan untuk
penyakit DM. Pasien terlihat kurang kooperatif dalam perawatan penyakit DM.
 Kaji apakah panca indera mengalami gangguan atau tidak

f. Pola persepsi dan konsep diri

 Kaji pola persepsi dan konsep diri pasien

g. Pola tidur dan istirahat

29
 Sebelum sakit
Kaji kualitas dan kuantitas tidur pasien sebelum sakit

 Setelah sakit
Kaji kualitas dan kuantitas tidur pasien saat sakit

h. Pola peran hubungan

 Sebelum sakit
Kaji pola peran hubungan pasien seperti : bagaimana komunikasi di dalam
keluarga, bagaimana peran masing-masing anggota keluarga, kapan anggota
keluarga dapat berkumpul.

 Setelah sakit
Kaji pola peran hubungan pasien pada saat sakit seperti : apakah pasien dan
anggota keluarganya masih dapat tetap berkumpul, apakah peran anggota
keluarga ketika sakit menghilang.

i. Pola seksual-reproduksi
 Sebelum sakit
Kaji pola seksual dan reproduksi pasien seperti : pasien anak ke berapa dari
berapa bersaudara, Jika pasien seseorang yang telah menikah kaji berapa anak
yang dimiliki pasien. Serta kaji pula apakah ada gangguan seksual.
 Saat sakit
Kaji apakah pasien memiliki gangguan seksual.

j. Pola toleransi stres-koping


 Kaji pola toleransi stress dan koping seperti, ketika pasien sedang mengalami
masalah akan membicarakannya dengan keluarga atau tidak.

k. Pola nilai-kepercayaan
 Sebelum sakit
Kaji berapa kali pasien melakukan persembahyangan menurut agamanya
masing-masing.

30
 Saat sakit
Saat sakit kaji apakah pasien masih dapat melakukan persembahyangan atau
tidak.

4. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum : Pasien terlihat lemas
Tingkat kesadaran : -
GCS :
Mata : -
Motorik : -
Verbal : -

b. Tanda-tanda vital
Nadi : 74x/menit (60-100x/menit)
Suhu : 36,3o C (36-37o C)
Tekanan Darah : 100/70 mmhg (120/80 mmhg)
RR : 20x/menit (16-20x/menit)

c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher
 Inspeksi
Rambut : Kaji warna, jenis, ada atau tidaknya ketombe, persebaran rambut,
serta bentuk kepala.
Mata : Kaji kesimetrisan letak kedua bola mata, kaji ada tidaknya
exsopthalmus, kaji ada tidaknya hordeolum dan kalazion, kaji
penyebaran bulu mata, kaji ada tidaknya strabismus dan nistagmus,
kaji ada tidaknya oedem pada palpebra, kaji ukuran dan
kesimetrisan pupil, kaji konjungtiva, sclera.
Hidung : Kaji kesimetrisan hidung, ada tidaknya pembengkakan dan
epistaxis.
Mulut : Kaji ada tidaknya stomatitis, kebersihan lidah, serta mukosa bibir.
Leher : Amati bentuk leher apakah tampak membesar, kesimetrisan,
warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi.

31
Telinga : Amati kesimetrisan telinga, amati ada tidaknya serumen,
bagaimana keadaan membran timpani

 Palpasi
Kepala : kaji adanya nyeri tekan dan benjolan
Mata : kaji adanya nyeri tekan
Hidung : kaji adanya nyeri tekan
Telinga : kaji adanya nyeri tekan
Leher : kaji adanya nyeri tekan di antara kelenjar limfe dan tiroid

b. Dada
 Paru
Inspeksi : Amati pergerakan dinding dada
Palpasi : Kaji vokal fremitus
Perkusi : Kaji suara ketukan paru
Auskultasi : Kaji suara paru

 Jantung
Inspeksi : Amati ictus cordis
Palpasi : Kaji ictus cordis
Perkusi : Kaji ketukan suara jantung
Auskultasi : Kaji suara jantung

c. payudara dan ketiak


 Inspeksi
Payudara : Amati warna puting, kesimetrisan.
Ketiak : Amati persebaran rambut.

 Palpasi
Payudara : Kaji ada tidaknya benjolan dan edema
Ketiak : Kaji adanya pembesaran pada kelenjar limpe,dan ada tidaknya
benjolan

32
d. Abdomen
 Inspeksi : Amati ada tidaknya bekas luka, asites . kaji penggunakan alat
bantu pernapasan, kaji ada tidaknya distensi dan retraksi, ada tidaknya
penonjolan pada umbilicus.
 Auskultasi :Kaji suara peristaltik usus
 Perkusi : Kaji suara ketukan lambung
 Palpasi : Kaji ada tidaknya benjolan, ada tidaknya nyeri tekan, ada tidaknya
hepatomegali dan splenomegali

e. Genetalia
Kaji ada tidaknya masalah pada alat kelaminnya.

f. Integumen
Inspeksi : Amati ada tidaknya lesi, hiperpigmentasi, bengkak dan bekas
luka
Palpasi : Kaji keelastisan turgor kulit, kelembaban kulit, dan akral

g. Ekstremitas
 Atas
Inspeksi : Amati ada tidaknya edema, pergerakan tangan. Ada tidaknya
kebiruan pada kuku/ sianosis, Pada tangan kanan terpasang
infuse RL 20 tpm
Palpasi : Kaji adanya clubbing finger, suhu akral, keelastisan turgor
kulit, kelembaban kulit, ada tidaknya nyeri tekan. CRT
< 2 detik
 Bawah
Inspeksi :Amati ada tidaknya edema, pergerakan kaki, penyebaran bulu,
ada tidaknya kebiruan pada kuku/ sianosis
Palpasi : Kaji ada tidaknya nyeri tekan, CRT < 2 detik

 Kaji kekuatan otot

h. Neurologis

33
 Pengkajian saraf Kranial
1). Nervus Olfaktorius (I)
Kaji penciuman pasien.
2). Nervus Optikus (II)
Kaji visus(ketajaman penglihatan) pasien
3). Nervus Okulomotorius, Trochlearis, Abdusen (III,IV,VI)
Kaji adanya strabismus dan nistagmus, ukuran dan kesimetrisan pupil,
pergerakan bola mata .
4). Nervus Trigeminus (V)
Kaji rangsangan yang diberikan ke wajah pasien, tonus
muskulomasketer, reflek berkedip ketika diberikan rangsangan.
5). Nervus Fasialis (VII)
Kaji senam wajah yang dilakukan pasien, kaji apakah pasien dapat
menyebutkan benda yang dirasakan
6). Nervus Vestibulochoclearis (VIII)
Kaji apakah pasien terdapat tuli konduksi maupun tuli sensori pada
pemeriksaan dengan garpu tala (rinne, weber dan skwaba)
7). Nervus Glossopharyngeus (IX)
Kaji apakah pasien dapat merasakan dan menyebutkan manis, pahit, dan
asin

8). Nervus Vagus (X)


Kaji apakah reflek menelan px normal, bagaimana suara pasien, apakah
ovula px normal (tidak terjadi deviasi)

9). Nervus Accesorius (XI)


Kaji apakah pada bahu sebelah kiri pasien dapat menahan tahanan
tangan perawat jika tahanan yang diberikan ringan, kaji apakah pada
bahu sebelah kanan pasien dapat melawan tahanan tangan perawat dgn
kuat. Kaji apakah pasien mampu melawan tahanan yang diberikan
perawat dan apakah terjadi kontraksi sternokleidomastoideus.

10). Nervus Hipoglosus (XII)

34
Kaji ada tidaknya tremor pada lidah pasien, kaji apakah pasien dapat
mendorong pipi dengan menggunakan lidah.
 Pemeriksaan Refleks
1). Kaji Reflek Bisep
2). Kaji Reflek Trisep
3) Kaji Reflek Patela
4). Kaji Reflek Brakhiradialis
 Kaji Reflex babinski
 Kaji Reflex kremaster

B. d. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Nilai Normal Ket


GD Sewaktu 127 mg/dl < 110 mg/dl
WBC 6,7 ribu/μL 3,8-10,6 ribu/μL N
RBC 4,75 juta/μL 4,5-6,5 juta/μL N
HGB 14,5 g/dl 13,0-18,0 g/dl N
HCT 42,5 % 40-52 % N
PLT 275 ribu/μL 150 – 400 ribu/μL N

C. 5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
Data Interpretasi Masalah

35
Ds : Manajemen medikasi yang Ketidakstabilan
tidak tepat kadar glukosa
 Pasien mengatakan lemas
darah
 Pasien mengatakan
menderita DM sejak 5 tahun GD tidak terkontrol
yang lalu

 Pasien mengatakan terakhir


Ketidakstabilan
makan jam 13.00 kadar glukosa
darah
Do :

 GDS : 127 mg/dl

 TD = 100/70 mmHg

 Riwayat pengobatan
glibenclamid

Ds: Pasien mengatakan lemas sejak Penurunan kadar glukosa Intoleransi


2 hari yang lalu aktifitas

Do: Pasien terlihat lemas Kekurangan transpor glukosa


TD = 100/70 mmHg ke jaringan

Kadar glukosa di otot


berkurang

Kelemahan fisik umum

Intoleransi
aktifitas

36
Ds: Pasien mengatakan tidak Kurangnya terpajan Kurang
mengetahui tentang perawatan dan informasi pengetahuan
pola makan untuk penyakit DM.

Do: Ketidakmampuan perawatan


terhadap penyakit
Pasien terlihat kurang kooperatif
dalam perawatan penyakit DM.
.
Timbul pertanyaan secara
terus-menerus

Kurang pengatahuan

Ds : Pasien mengatakan mual Dispepsia Resiko


ketidakseimbangan
Do: nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
 Pasien mengkonsumsi
Nafsu makan menurun
antasida 3x1 tablet

 Pasien diberikan
pantoprazole (IV) 2x1
ampule (40 mg) Mual

Risiko Nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

N Tanggal / Diagnosa Tanggl TT


O keperawatan teratasi D

37
jam
ditemukan
1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d gula darah
yang tidak terkontrol d/d

 Pasien mengatakan lemas

 Pasien mengatakan menderita DM sejak 5 tahun


yang lalu

 Pasien mengatakan terakhir makan jam 13.00

 GDS : 127 mg/dl

 TD = 100/70 mmHg

 Riwayat pengobatan glibenclamid

2 Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik umum d/d


 Pasien mengatakan lemas sejak 2 hari yang
lalu
 Pasien terlihat lemas
 TD = 100/70 mmHg

3 Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi d/d

 Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang


perawatan dan pola makan untuk penyakit DM.
 Pasien terlihat kurang kooperatif dalam
perawatan penyakit DM.
4 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d ketidakseimbangn intake dan
output d/d
 Pasien mengatakan mual
 Pasien mengkonsumsi antasida 3x1 tablet

38
 Pasien diberikan pantoprazole (IV) 2x1 ampule
(40 mg)

D. C. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
kadar glukosa keperawatan selama .... x 6. Kaji factor risiko 6. Mengetahui factor
darah 24 jam, diharapkan riwayat penyakit pemberat agar
berhubungan ketidakstabilan gula darah keluarga, kurang tidak terjadi
dengan gula hilang dengan kriteria pengetahuan tentang ketidakstabilan
darah tidak hasil: glukosa darah, gula darah secara
terkontrol Gula darah dalam batas gangguan pola makan, berulang.
normal (GD puasa < 120 dan olahraga.
mg/dl) Mandiri:
7. Anjurkan pasien untuk
memeriksakan kadar 7. Untuk memantau
glukosa darah secara kadar gula darah
rutin, waktu dan dosis
obat, diet, aktivitas
8. Libatkan keluarga
pasien untuk 8. Memberikan
perencanaan makan informasi pada
keluarga
untukmemahami
kebutuhan nutrisi
9. Identifikasi persepsi dan pasien
harapan kliententang 9. Meberikan motivasi
pengobatan yang sedang kepada kliententang
dilakukan

39
10. Ajari klien untuk harapan
mengembangkanstrategi kesembuhan klien.
pencegahan untuk 10. Kestabilan
menjagaketidakstabilan guladarah tidak
gula darah hanyadiperoleh dari
Health Education: pengobatan tetapi

2. Berikan pengetahuan daripencegahan

pada kliententang yang dilakukan

kondisi dan pengobatan klien.

yangsedang dilakukan
Kolaborasi : 2. Mengurangi
2. KolaborasiKonsultasikan ansietas terhadap

dengan ahli gizi tentang kondisidan

diet yang tepat untuk pengobatan yang

hipoglikemi dilakukan

2. Membantu
meningkatkan
kadar gula darah
2 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Observasi : 2. Menerapkan
aktivitas keperawatan selama …x 2. Kaji tingkat kemam-puan
berhubungan 24 jam, diharapkan Klien kemampuan klien klien dalam
dengan menunjukan perbaikan dalam beraktivitas. memenuhi
kelemahan kemampuan untuk kebutuhan-nya
fisik umum. berpartisipasi dalam dan memudahkan
melakukan aktivitas secara Mandiri : intervensi
mandiri dengan criteria 5. Libatkan keluarga selanjutnya.
hasil : dalam membantu
- Pasien aktivitas klien sehari-
mengungkapkan hari.
peningkatan tingkat 5. Memungkinkan
energy. 6. Observasi TTV keluarga terlibat
- Pasien menunjukkan secara aktif dalam
perbaikan kemampuan

40
untuk berartisipasi 7. Dekatkan alat-alat pemenuhan ADL
dalam aktifitas yang yang dibutuhkan klien.
diinginkan klien. 6. Untuk
mengetahui
8. Tingkatkan keadaan klien
partisipasi klien secara umum.
dalam melakukan 7. Membantu
aktivitas sehari-hari memenuhi
sesuai dengan yang aktivitas klien
dapat ditoleransi. dengan
menggunakan
energi minimal.
8. Meningkatkan
kepercayaan diri
yang positif
sesuai tingkat
aktivitas yang
ditoleransi klien.
3 Kurang Setelah dilakukan tindakan Mandiri: 2. Berikan
pengetahuan keperawatan selama 5. Tinjau ulang keadaan pengetahuan
berhubungan selama … x24 jam penyakit dan harapan pasien yang
dengan kurang diharapkan px dapat masa depan dapat memilih
terpajan mengungkapkan berdasarkan
informasi pemahamannya dengan 6. Sarankan pasien informasi.
kriteria hasil : untuk tetap
- Mengidentifikasi mempertahankan 3. Membantu
hubungan tanda/gejala secara aktif jadwal untuk
dengan proses penyakit yang teratur dalam meningkatkan
dan menghubungkan makanan, tidur, dan perasaan
gejala dengan factor latihan. menyenangkan,
penyebab, dengan benar sehat, dan untuk
melakukan prosedur memahami
yang perlu dan bahwa aktifitas

41
menjelaskan rasional fisik yang tidak
tindakan, melakukan teratur dapat
perubahan gaya hidup 7. Diskusikan meningkatkan
dan berpartisipasi dalam mengenai diet seperti kebutuhan
program pengobatan. diet yang teratur, diet hormone.
tinggi karbohidrat 4. Mencegah
dan tinggi protein. kehilangan berat
Anjurkan untuk badan dan
menyertakan menurunkan
makanan tinggi risiko timbulnya
karbohidart dalam hipoglikemia
pemberian makanan
tambahan diantara
waktu makan.
8. Tekankan
pentingnya
mempertahankan 5. Membantu
pemeriksaan gula dalam
darah setiap hari, menciptakan
waktu dan dosis gambaran nyata
obat, diet, aktivitas, dari keadaan
perasaan atau sensasi pasien untuk
dan peristiwa ddalam melakukan
hidup. control
penyakitnya
dengan lebih
baik dan
meningkatkan
perawatan diri
atau
kemandiriannya.

42
4. Risiko nutrisi Setelah dilakukan tindakan Mandiri : 5. Kekurangan
kurang dari keperawatan selama .... x 5. Auskultasi bising usus kontrisol dapat
kebutuhan 24 jam, diharapkan tidak dan kaji apakah ada menyebabkan
tubuh terjadi nutrisi kurang dari nyeri perut mual atau gejala
berhubungan kebutuhan tubuh dengan muntah. gastrointestinal
dengan ketidak kriteria hasil : berat yang
seimbangan - pasien tidak mual mempengaruhi
intake & - Mencerna jumlah 6. Catat adanya kulit pencernaan dan
output, kalori/nutrient yang yang dingin atau absorpsi dan
penurunan tepat, basah, perubahan makanan
kesadaran tingkat kesadaran, 6. Gejala
nadi yang cepat, peka, hipoglikemia
rangsang, nyeri dengan timbulnya
kepala, sempoyongan. tanda tersebut
mungkin perlu
7. Pantau masukan pemberian
makanan dan timbang glukosa dan
berat badan mengindikasikan
pemberian
tambahan
glukokortikoid
7. Anoreksia,
kelemahan dan
kehilangan
pengaturan
metabolisme oleh
kortisol terhadap
makanan dapat
mengakibatkan
penurunan berat
badan dan
terjadinya
malnutrisi yang

43
serius. Perhatikan
8. Beri makanan dengan : berat badan yang
porsi kecil tetapi meningkat dengan
dengan sering, tinggi cepat merupakan
kalori dan protein bila indikasi terjadinya
makanan lewat oral retensi cairan atau
telah dapat di lakukan. pengaruh dari
pemberian
glukokortikoid.
8. Makanan dalam
porsi kecil kalau
diberikan
akhirnya jumlah
kalori yang di
butuhkan perhari
bisa terpenuhi. Di
samping itu juga
dapat mengurangi
mual dan muntah.
Kolaborasi : Pemberian makan
4. Lakukan pemeriksaan padat dapat di
terhadap kadar gula gantikan dengan
darah sesuai indikasi makanan parentral
. peningkatan
pemasukan kalori
mungkin di
butuhkan untuk
5. Berikan glukosa meningkatkan
intavena dan obat – berat badan dan
obatan sesuai indikasi. mencegah
6. Konsultasi dengan hipoglikemia.
ahli gizi.

44
4. Mengkaji kadar
gula darah dan
kebutuhan terapi.
Jika menurun
sebaikanya diet
mampu
memberikan
glukokortikoid di
kaji kembali.
5. Memperbaiki
hipoglikemia,
member sumber
energy untuk
fungsi seluler.
6. Bermanfaat
menentukan
penggunaan atau
kebutuhan kalori
dengan tepat.

E. D. IMPLEMENTASI
Disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat

F. E. EVALUASI
Dx 1 : Gula darah dalam batas normal (GD puasa < 120 mg/dl)
Dx 2 : - Pasien mengungkapkan peningkatan tingkat energy.
- Pasien menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berartisipasi
dalam aktifitas yang diinginkan.
Dx 3 : Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan
menghubungkan gejala dengan factor penyebab, dengan benar
melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan,

45
melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan.
Dx 4 : - Pasien tidak mual
- Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat,

46

Anda mungkin juga menyukai