Disusun Oleh :
1510612049
Fakultas Peternakan
Universitas Andalas
Padang, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1. Mulut
Mulut dan komponennya (gigi, lidah, pipi, dan kelenjar saliva)
memiliki tingkat kepentingan yang berbeda pada tiap species (Blakely,
1994). Dentis merupakan organ yang terdapat pada maksila dan mandbula,
tertata melengkung seperti tapal kuda, dan melekat pada gingiva. Fungsi
dentes dalam proses pencernaan sebagai pendukung utama proses
mastikasi, mastikasi merupakan proses fragmentasi pakan yang masuk ke
dalam kavum oris (Praseno, 2003).
2.1.2. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan kavum oris
dengan ventrikulus. Hasil mastikasi berupa bolus-bolus pakan akan melalui
esofagus menuju ventrikulus. Gerak bolus dalam esofagus disebabkan
kontraksi stratum sirkulare, stratum longitudinale, dan stratum oblique yang
tersusun spiralis. Kontraksi muskuli tersebut menghasilkan gerak peristaltik
(Praseno, 2003). Esofagus terdiri dari otot, sub mukosa, dan mukosa. PH
normal pada esofagus ternak ruminansia adalah 7 yang berarti di dalam
esofagus bernuansa netral (Frandson, 1996).
2.1.3. Lambung
Sistem pencernaan pada ruminansia, agak lebih rumit daripada
hewan mamalia lain. Lambung ruminansia merupakan lambung yang
komplek yang terdiri dari 4 bagian, yaitu paling depan disebut rumen,
kemudian retikulum, omasum, dan abomasum yang berhubungan dengan
usus (Darmono, 2005). Ventrikulus (lambung) merupakan organ yang pada
dasarnya merupakan tempat proses digesti pakan. Ventrikulus pada
ruminansia adalah ventrikulus kompleks. Ruminansia merupakan hewan
yang memiliki ventrikulus kompleks. Ventrikulus ruminansia terdiri empat
kompartemen, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum (Praseno,
2003).
2.1.3.1. Rumen
Rumen merupakan suatu maskular yang besar dan terentang dari
diafragma menuju ke pelvis dan hampir menempati sisi kiri dari rongga
abdominal (Frandson, 1996). Rumen merupakan lambung pencerna yang
sangat penting karena di situ terdapat mikroflora dan mikrofauna yang
sangat berperan dalam mencerna makanan dan metabolisme. Aktivitas
rumen yang paling penting adalah proses fermentasi makanan oleh mikroba
yang mengubah karbohidrat menjadi asam lemak tidak jenuh (Volatil Fatty
Acid=VFA), methan, karbon dioksida, dan sel mikroba itu sendiri. Asam
lemak volatil (VFA) adalah asam propionat dan asam butirat yang
merupakan sumber energi (Darmono, 2005).
2.1.3.2. Retikulum
Retikulum adalah bagian perut (kompartemen) yang paling kranial
seperti yang tercermin dari namanya. Kompartemen ini bagian dalamnya
diseliputi oleh membran mukosa yang mengandung intersekting ridge yang
membagi permukaan itu menjadi permukaan yang menyerupai permukaan
sarang lebah (Frandson, 1996). Retikulum, dimana prokariota dan protista
simbiotik (khususnya siliata) bekerja pada bahan makanan yang kaya
selulosa itu. Sebagai hasil sampingan metabolismenya, mikroorganisme itu
mensekresikan asam lemak. Domba secara periodik mengunyah kembali
(memamah biak) yang selanjutnya akan dipecah lebih lanjut menjadi serat,
sehingga lebih dapat diakses oleh kerja mikroba (Campbell, 2003).
2.1.3.3. Omasum
Omasum merupakan suatu organ yang berisi lamina muskuler yang
turun dari alam dorsum atau bagian atap. Omasum terletak di sebelah kanan
rumen dan retikulum persis pada kaudal hati. Pertautan antara omasum dan
banomasum terdapat suatu susunan lipatam membran mukosa “vela
terminalia” yang barangkali berperan sebagai katup untuk mencegah
kembalinya bahan-bahan dari abomasum menuju omasum (Frandson,
1996). Omasum, di mana air dikeluarkan. Mamahan itu, yang mengandung
banyak sekali mikroorganisme, akhirnya akan lewat melalui omasum
(Campbell, 2003).
2.1.3.4. Abomasum
Abomasum terletak ventral dari omasum dan terentang kaudal pada
sisi kanan dari rumen (Frandson,1996). Pakan dicerna di abomasum melalui
enzim ternak ruminansia itu sendiri. Karena kerja mikroba itu, makanan dari
seekor hewan ruminansia sesungguhnya menyerap nutriennya menjadi
lebih kaya dibandingkan dengan rumput yang semula dimakan oleh hewan
itu (Campbell, 2003).
3.2. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum Identifikasi Saluran Pencernaan
Ternak Ruminansia adalah pisau, gunting,untuk mengiris dan memotong ternak
yang akan di identifikasi saluran pencernaannya, ember untuk menampung sisa
pakan yang belum tercerna,alat ukur atau meteran untuk mengukur panjang organ
pencernaan, kertas lakmus untuk mengukur pH masing-masing organ pencernaan
ternak. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ternak saluran
pencernaan pada domba.
3.3 Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum Identifikasi saluran
Pencernaa.memisahkan masing-masing bagian bagian saluran saluran
pencernaannya yang akan diamati, setelah itu membuka dan mengeluarkan organ-
organ saluran pencernaannya. Mengamati bentuk, mengurutkan dan membedakan
saluran pencernaan.Mengukur panjang organ bobot organ serta mengamati bentuk
partikel dari masing-masing organ yang berupa isi makanan maupun sisa-sisa
makanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil pembedahan organ pencernaan domba, didapatkan hasil sebagai berikut:
4.2. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Masing-masing praktikan diharapkan teliti dalam membelah tubuh ternak,
karena jika tidak berhati-hati maka bagian organ proses pencernaan dapat pecah
atau rusak, sehingga bagian organ pencernaan tersebut tidak dapat di indentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 2008. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja, dan Perah. Yogyakarta,
Kanisius.
Blakely, James and David H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan edisi IV. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Campbell, N. A., dkk. 2003. Biologi. Jakarta, PT. Erlangga.
Semique.