ABSTRAK
6%
Tabel di atas menunjukkan bahwa
minyak atsiri kulit kayu manis pada
Gambar 1. Hasil uji aktivitas konsentrasi 2%, 4%, 6%, dan 8%
antibakteri minyak atsiri kulit kayu menunjukkan perbedaan yang bermakna
manis terhadap isolat klinis A. dengan kontrol negatif yang menandakan
baumannii bahwa minyak atsiri kulit kayu manis
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
Data hasil penelitian selanjutnya diuji isolat klinis A. baumannii. Perbandingan
normalitas dan homogenitasnya dengan diameter zona hambat antarperlakuan juga
menggunakan uji normalitas Saphiro-Wilk menunjukkan perbedaan yang bermakna
dan uji homogenitas Levene’s. Hasil uji yang menandakan adanya hubungan antara
mengunakan uji Saphiro-Wilk konsentrasi minyak atsiri kulit kayu manis
menunjukkan data berdistribusi normal (p > dengan aktivitas antibakterinya. Semakin
0,05), sedangkan pada uji Levene’s tinggi konsentrasi minyak atsiri kulit kayu
didapatkan bahwa data tidak homogen manis yang digunakan maka semakin besar
dilihat dari nilai signifikansi 0,000 (p < aktivitas antibakteri (diameter zona
0,05). Variansi data yang tidak homogen hambat) yang dihasilkan. Hal ini didukung
menyebabkan tidak terpenuhinya syarat oleh teori yang dikemukakan oleh Brooks,
untuk uji ANOVA sehingga perlu et al. yang menyatakan bahwa efektivitas
dilakukan transformasi data. Hasil suatu zat antimikroba dapat dipengaruhi
transformasi data tetap menunjukkan oleh konsentrasi zat tersebut. Kemampuan
variansi data yang tidak homogen. Analisis kandungan bahan aktif dalam menghambat
data dilanjutkan dengan uji alternatif pertumbuhan mikroba juga dapat
ANOVA yaitu uji nonparametrik Kruskal- dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi
Wallis dengan Confidence Interval (CI) zat antimikroba.(15)
95% (α = 0,05). Hasil uji menunjukkan Penelitian terkait aktivitas antibakteri
nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) sehingga minyak atsiri kayu manis telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri terhadap beberapa bakteri Gram positif dan
kulit kayu manis memiliki pengaruh yang Gram negatif. Penelitian Gupta et al.
signifikan terhadap pertumbuhan isolat menunjukkan bahwa minyak atsiri kayu
klinis A. baumannii. Analisis data manis sangat efektif dalam menghambat
dilanjutkan dengan uji beda post hoc Mann- pertumbuhan bakteri Bacillus cereus,
Whitney. Perbandingan diameter zona Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
hambat antarperlakuan dapat dilihat pada Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella
tabel berikut ini. sp. dengan diamater zona hambat berturut-
turut adalah 29 mm, 20 mm, 16 mm, 16
mm, dan 14 mm.(12)
Aktivitas antibakteri yang dihasilkan mengakibatkan terjadinya lisis sel yang
oleh minyak atsiri kulit kayu manis pada berakhir pada kematian sel.(23)
penelitian ini diduga berasal dari
kandungan senyawa aktif yang terdapat KESIMPULAN DAN SARAN
didalamnya. Berdasarkan penelitian Kim et
al., sinamaldehid dan eugenol merupakan Kesimpulan
senyawa yang paling banyak terkandung
dalam minyak atsiri kulit kayu manis.(11) Berdasarkan hasil penelitian yang
Sinamaldehid dan eugenol memiliki telah dilakukan dapat disimpulkan:
mekanisme kerja menghambat produksi 1. Minyak atsiri kulit kayu manis
enzim penting dalam bakteri, menyebabkan (Cinnamomum burmannii) memiliki
kerusakan pada dinding sel bakteri, serta aktivitas antibakteri terhadap isolat
mampu menghambat pembentukan klinis A.baumannii secara in vitro.
biofilm.(11,16) Sinamaldehid mampu 2. Aktivitas antibakteri minyak atsiri
mencegah aktivitas dekarboksilase asam kulit kayu manis (Cinnamomum
amino dalam bakteri dan menghambat burmannii) yang paling optimal
proses glikolisis.(17,18) Peran eugenol ditunjukkan pada konsentrasi uji yang
sebagai antibakteri dapat dikaitkan dengan memiliki diameter zona hambat
sifat hidrofobiknya yang mampu paling besar yaitu konsentrasi 8%.
meningkatkan permeabilitas membran sel Saran
bakteri sehingga menyebabkan kerusakan
pada struktur lipid sel bakteri dan membran Saran pada penelitian ini adalah
mitokondria.(19) sebagai berikut:
Efek antibakteri juga diduga berasal 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dari senyawa metabolit sekunder yang untuk menentukan konsentrasi
terkandung dalam minyak atsiri kulit kayu minyak atsiri kulit kayu manis
manis. Berdasarkan hasil uji fitokimia yang (Cinnamomum burmannii) yang
dilakukan pada penelitian ini, minyak atsiri paling efektif untuk menghambat
kulit kayu manis mengandung senyawa pertumbuhan bakteri.
alkaloid, terpenoid, dan steroid. Senyawa 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
alkaloid bekerja dengan cara menghambat untuk mengetahui konsentrasi hambat
sintesis dinding sel bakteri dan merusak minimum (KHM) dan konsentrasi
komponen penyusun peptidoglikan. Hal ini bunuh minimum (KBM) minyak
menyebabkan lapisan dinding sel bakteri atsiri kulit kayu manis (Cinnamomum
tidak terbentuk sempurna yang burmannii) terhadap isolat klinis
(20)
mengakibatkan kematian sel. Senyawa A. baumannii secara in vitro.
terpenoid memiliki mekanisme kerja 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
merusak integritas membran sel bakteri lanjut untuk menilai uji aktivitas
yang dapat mengganggu aktivitas sel antibakteri terhadap isolat klinis A.
sehingga menyebabkan lisis dan kematian baumannii secara in vitro dengan
sel bakteri.(21) Senyawa steroid memiliki menggunakan bahan uji lainnya.
mekanisme kerja mempengaruhi membran
lipid dan menyebabkan kebocoran pada DAFTAR PUSTAKA
liposom.(22) Steroid juga dapat berinteraksi
dengan membran fosfolipid yang bersifat 1. Al-Dabaibah N, Obeidat NM,
permeabel terhadap senyawa-senyawa Shehabi AA. Epidemiology Features
lipofilik sehingga menyebabkan integritas of Acinetobacter baumannii
membran sel menurun dan morfologi Colonizing Respiratory Tracts of
membran sel berubah. Hal tersebut ICU Patients. Int Arab J Antimicrob
Agents. 2012;2(2):1–7.
2. McConnell MJ, Actis L, Pachón J. Miracle of Herbs. Jakarta: PT
Acinetobacter baumannii: Human Agromedia Pustaka; 2013. 93-96 p.
Infections, Factors Contributing to 11. Kim Y, Lee J, Kim S, Baek K, Lee J.
Pathogenesis and Animal Models. Cinnamon Bark Oil and Its
FEMS Microbiol Rev. Components Inhibit Biofilm
2013;37(2):130–55. Formation and Toxin Production. Int
3. Custovic A, Smajlovic J, Tihic N, J Food Microbiol. 2015;195:30–9.
Hadzic S, Ahmetagic S, Hadzagic H. 12. Gupta C, Garg AP, Uniyal RC,
Epidemiological Monitoring of Kumari A. Antimicrobial Activity of
Nosocomial Infections Caused by Some Herbal Oils Againts Common
Acinetobacter Baumannii. Med Food-borne Pathogens. African J
Arch. 2014;68(6):402–6. Microbiol Res. 2008;2:258–61.
4. Visca P, Seifert H, Towner KJ. 13. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan
Acinetobacter Infection – An dan Teori Aplikasi. Jakarta: PT Raja
Emerging Threat to Human Health. Grafindo Persada; 2010. 37-43 p.
IUBMB Life. 2011;63(12):1048–54.
14. Tambekar DH, Dahikar SB.
5. Morfin-Otero R, Dowzicky MJ. Exploring Antibacterial Potential of
Changes in MIC Within a Global Some Ayurvedic Preparations to
Collection of Acinetobacter Control Bacterial Enteric Infections.
baumannii Collected as Part of the J Chem Pharm Res. 2010;2(5):494–
Tigecycline Evaluation and 501.
Surveillance Trial, 2004 to 2009.
Clin Ther 2012;34(1):101–12. 15. Brooks GF, Butel J s, Morse SA.
Mikrobiologi Kedokteran Jawetz,
6. Gustawan IW, Satari HI, Amir I, Melnick, & Adelberg. 23rd ed.
Astrawinata DA. Gambaran Infeksi Jakarta: EGC; 2007. 161-171 p.
Acinetobacter baumannii dan Pola
Sensitifitasnya terhadap Antibiotik. 16. Sanla-Ead N, Jangchud A,
2014;16(1):35–40. Chonhenchob V, Suppakul P.
Antimicrobial Activity of
7. Sienkiewicz M, Głowacka A, Cinnamaldehyde and Eugenol and
Kowalczyk E, Wiktorowska- Their Activity after Incorporation
Owczarek A, Jóźwiak-Bębenista M, into Cellulose-based Packaging
Łysakowska M. The Biological Films. Packag Technol Sci.
Activities of Cinnamon, Geranium, 2012;25:7–17.
and Lavender Essential Oils.
Molecules. 2014;19:20929–40. 17. Kon KV, Rai MK. Plant Essential
Oils and Their Constituents in
8. Prabuseenivasan S, Jayakumar M, Coping with Multidrug-resistant
Ignacimuthu S. In Vitro Bacteria. Expert Rev Anti Infect
Antibacterial Activity of Some Plant Ther. 2012;10(7):775–90.
Essential Oils. BMC Complement
Altern Med. 2006;6(39):1–8. 18. Tiwari V, Roy R, Tiwari M.
Antimicrobial Active Herbal
9. Zhang Y, Liu X, Wang Y, Jiang P, Compounds Against Acinetobacter
Quek S. Antibacterial Activity and baumannii and Other Pathogens.
Mechanism of Cinnamon Essential Front Microbiol. 2015;6:1–11.
Oil Against Escherichia coli and
Staphylococcus aureus. Int J Food 19. Pelletier R. Effect of Plant-Derived
Microbiol. 2016;59:282–9. Molecules on Acinetobacter
baumannii Biofilm on Abiotic
10. Utami P, Puspaningtyas DE. The Surfaces. University of Connecticut;
2012. 22. Madduluri S, Rao KB, Sitaram B. In
20. Robinson T. Kandungan Organik Vitro Evaluation of Antibacterial
Tumbuhan Tinggi. 6th ed. Bandung: Activity of Five Indigenous Plants
ITB; 1995. Extract Againts Five Bacterial
Pathogens of Human. Int J Pharm
21. Silva NCC, Fernandes Júnior A. Pharm Sci. 2013;5:679–84.
Biological Properties of Medicinal
Plants: a Review of Their 23. Bhat S V, Nagasampagi BA,
Antimicrobial Activity. J Venom Sivakumar M. Chemistry of Natural
Anim Toxins Incl Trop Dis. Product. India: Narosa Publishing
2010;16(3):402–13. House; 2005.