Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTIKUM 1

Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada Motor Bakar Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan Bakar.
Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam tangki hingga masuk
ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang jalur aliran bahan bakar
tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada.
Pada Sistem bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang
menunjang kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka
dapat mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis,
memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing komponen
sistem bahan bakar motor diesel tadi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dengan pertimbangan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa masalah
yang dapat di rumuskan dan akan di bahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara kerja pompa pengalir pada sistem bahan bakar mesin diesel ?
2. Bagaimana cara kerja pompa injeksi tipe inline pada sistem bahan bakar mesin diesel?
3. Bagaimana cara kerja dari turbocharge yang terdapat pada sistem bahan bakar mesin
diesel?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan materi Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II tujuan yang ingin dicapai
setelah melakukan praktikum pembongkaran dan pemasangan pompa pengalir, pompa injeksi
tipe inline dan turbocharge adalah:

1
1. Mengetahui cara kerja dan komponen pada pompa pengalir pada sistem bahan bakar
mesin diesel

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 2
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2. Mengetahui cara kerja dan komponen pada pompa injeksi tipe inline pada sistem bahan
bakar mesin diesel
3. Mengetahui cara kerja dan komponen pada turbocharge yang terdapat pada sistem bahan
bakar mesin diesel

1.4 BATASAN MASALAH

Mengacu pada permasalahan yang ada, maka diperlukan adanya batasan masalah dalam
pembahasannya, yaitu:
1. Tentang motor diesel beserta system bahan bakar motor diesel.

1.5 MANFAAT

Di dalam kegiatan praktek motor bakar diesel yang bisa kami dapatkan adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui tantang system kerja bahan bakar motor diesel.
2. Mengetahui perbedaan motor diesel dengan motor bensin.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 3
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

BAB II
DASAR TEORI

2.1 SEJARAH MOTOR DIESEL

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin
pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan
bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).

Gambar 2.1 Rudolf Diesel

Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai
macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat
biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.

2.2 PRINSIP KERJA MESIN DIESEL

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi
energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari
bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada

3 mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 4
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.2 mesin diesel

Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada
penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/. Pada umumnya
dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua,
yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa
dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa
dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 5
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.3 diagram P-V

2.3 LANGKAH KERJA MESIN DIESEL

Berikut urutan langkah kerja dari mesin diesel:


1. Periode pemasukan = 18` = 180` = 48` = 246`
2. Pemampatan (Kompresi ) = Semua katup trtutup
3. Expansi = Semua katup tertutup
4. Pembuangan = 46` = 180` = 18` = 246`

5 Gambar 2.4Langkah kerja

A = Katup masuk membuka penuh (246/2) = 123

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 6
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

B = Katup buang membuka penuh (246/2) = 123

1. Langkah Masuk
Pada saat langah pemasukan, piston bergerak dari TMA ke TMB. Dengan bergeraknya
piston maka akan menghisap udara luar. Adapun katup yang membuka adalah katup masuk
dan katup buang tertutup.

2. Langkah Kompresi
Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka piston akan bergerak dari TMB ke
TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang ada di ruang bakar segera dikompresikan
atau dipampatkan. Adapun katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutut dengan
demikian udara tidak akan keluar.

3. Langkah Tenaga atau Pembakaran


Pada saat langkah kompresi maka langkah piston TMA bahan bakar yang berada dalam
nozel disemprotkan dalam ruang bakar berupa kabut , maka dengan sendirinya akan terjadi
pembakaran. Dari proses ini lah akan terdorong piston dari TMA ke TMB sedang katup
masuk dan buang masih dalam keadaan tertutup.

4. Langkah Buang
Setelah langkah terakhir maka piston akan bergerak dari TMB ke TMA, dengan gerakan
piston ini maka akan mendorong gas hasil pembkaran pada saat langkah tenaga, pada saat ini
katup buang membuka sedang katup masuk akan tertutup.

5. Waktu Injeksi
Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan langkah diakhiri
18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah TMA digunakan injector untuk
injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.

2.4 JENIS MESIN DIESEL


6
2.4.1 Mesin diesel Silinder satu garis.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 7
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

jenis mesin diesel Ini merupakan pengeturan yang paling sederhana, dengan semua silinder
sejajar, satu garis (inline) seperti dalam gambar 1-2 . Konstruksi ini biasa digunakan untuk
mesin diesel yang mempunyai silinder sampai delapan. Mesin diesel satu baris biasanya
mempunyai silinder vertikal. Tetapi mesin diese ldengan silinder horisontal digunakan untuk
bus. Mesin diesel seperti ini pada dasarnya adalah mesin vertikal yang direbahkan pada
sisinya untuk mengurangi beratnya.

2.4.2 Mesin diesel Pengaturan –V


Kalau jenis mesin diesel mempunyai lebih dari delapan silinder, sulit untuk membuat poros
engkol dan rangka yang tegar dengan pengaturan satu garis. Pengaturan –V (gambar 1-3 a)
dengan dua batang engkol yang dipasangkan pada pena engkol masing-masing,
memungkinkan panjang mesin dipotong setengahnya jhingga lebih tegar, dengan poros
engkol lebih kaku. Iini merupakan pengaturan yang paling umum untuk mesin diesel dengan
derlapan sampai enambelas silinder. Silinder yang terletak pada satu bidang disebut sebuah
bank; sudut a antara dua bank bervariasidari 30 sampai 120 derajat, sudut yang paling umum
adalah antara 40 dan 70 derajat.

2.4.3 Mesin diesel Radial


jenis mesin diesel radial Mempunyai silinder yang semuanya terletakpada satu bidang dengan
garis tengahnya berada pada sudut yang sama dan hanya ada satu engkol untuk tempat
memasangkan semua batang engkol. Mesin jenis mesin diesel ini dibangun dengan lima,
tujuh, sembilan dan sebelas silinder.

2.4.4 Mesin diesel Datar.


Pengaturan jenis mesin diesel semacam ini digunakan untuk bus dan truk.

2.4.5 Unit Mesin diesel Jamak.


Berat tiap daya kuda, yang disebut berat mesin diesel spesifik, makin besar dengan makin
bertambahnya ukuran mesin diesel , lubang dan langkah mesin diesel. Untuk mendapatkan
mesin dengan keluaran daya sangat tinggi tanpa menambah berat spesifiknya, maka dua dan

7 empat mesin lengkap, yang memiliki enam atau delapan silinder masing-masing
dikombinasikan dalam satu kesatuan dengan menghubungkan tiap mesin diesel kepada poros

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 8
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

penggerak utama s (gb1- 4a dan b) dengan bantuan kopling dan rantai rol atau kopling dan
roda gigi.

2.4.6 Mesin diesel torak berlawanan


Mesin diesel derngan dua torak tiap silinder yang menggerakkan doa poros
engkol digunakan dalam kapal dan ketreta rel. Disainya menunjukan banyak keuntungan dari
pembakaran bahan bakar, menyeimbangkan masa ulak-alik, pemeliharaan mesin dan mudah
dicapai.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN DIESEL

Mesin diesel lebih besar dari mesin bensin dengan tenaga yang sama karena konstruksi
berat diperlukan untuk bertahan dalam pembakaran tekanan tinggi untuk penyalaan. Dan
juga dibuat dengan kualitas sama yang membuat penggemar mendapatkan peninkatan
tenaga yang besar dengan menggunakan mesin turbocharger melalui modifikasi yang relatif
mudah dan murah. Mesin bensin dengan ukuran sama tidak dapat mengeluarkan tenaga
yang sebanding karena komponen di dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan
menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.

Kekurangannya hanya terletak suara yang berisik juga pada bobot dan dimensi yang 2x
lebih berat & besar dr mesin bensin, dikarenakan komponen mesin diesel yang di design
kuat utk menahan kompresi tinggi, begitu juga akselerasi yang lemot namun bisa di perbaiki
melalui penambahan Turbo ato Supercharger

Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin meningkatkan ekonomi bahan


bakar dan tenaga. Rasio kompresi yang tinggi membuat mesin diesel lebih efisien dari mesin
menggunakan bensin. Peningkatan ekonomi bahan bakar juga berarti mesin diesel
memproduksi karbon dioksida yang lebih sedikit.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 9
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2.6 SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL


2.6.1 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel Secara Umum

sistim pengaliran bahan bakar:

1) Tangki bahan bakar yang mempunyai fungsi untuk menyimpan bahan bakar sementara
yang akan digunakan dalam penyaluran

2) Feed pump (priming pump) atau pompa penyalur berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar dengan cara memompa bahan bakar dari tangki dan mengalirkannya ke pompa injeksi

3) Fuel filter biasanya terdapat 2 (dua) yaitu pada bagian sebelum feed pump yang
dilengkapi pula dengan water separator yang berfungsi untuk memisahkan air dalam sistim
dan setelah feed pump yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada bahan
bakar untuk menjaga kualitas bahan bakar

4) Pompa injeksi yang berfungsi untuk menaikkan tekanan sehingga bahan bakar dapat
dikabutkan oleh nozzle, menakar jumlah bahan bakar yang dibutuhkan oleh engine dan
mengatur saat injeksi sesaui dengan putaran motor

5) Automatic timer yang terpaang pada bagian depan pompa injeksi yang berhubungan
dengan timing gear berfungsi untuk memajukan saat injeksi sesuai dengan putaran motor

6) Governor terpasang pada bagian belakang pompa injeksi yang berfungsi sebagai
pengatur jumlah injeksi bahan bakar sesuai dengan pembebanan motor.

7) Pengabut (Nozzle) berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar mudah bercampur
dengan oksigen sehingga mudah terbakar dalam silinder

8) Pipa tekanan tinggi terbuat dari bahan baja yang berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar bertekanan tinggi dari pompa injeksi ke masing-masing pengabut

9) Busi pijar atau busi pemanas (glow plug) berfungsi untuk memanaskan ruangan pre
chamber pada saat mulai start. Dengan merubah energi listrik dari battery menjadi energi
9
panas

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 10
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

10) Battery (aki) berfungsi sebagai sumber energi listrik yang mensupply energi yang
dibutuhkan oleh busi pijar untuk memanaskan ruangan pre chamber

11) Kunci kontak (ignition switch) berfungsi sebagai saklar utama pada ssistim kelistrikan
kendaraan

12) Relay yang berfungsi sebagai pengaman dan pengatur saat pemanasan ruang pre
chamber

Source : Bosch Gmbh, 2000

Gambar 9 Skema aliran bahan bakar dengan pompa injeksi jenis in-line

Skema aliran bahan bakar pada pengaliran dengan pompa injeksi in-line ini terlihat pada
gambar diatas sebagai berikut :

Fuel tank – feed pump – fuel filter – injection pump – nozzle – injection pump – fuel filter

10

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 11
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2.6.2 Komponen Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel


2.6.2.1 Fuel Tank
Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan bakar, terbuat dari
plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam tangki bahan bakar terdapat
fuel sender gauge yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah bahan bakar yang ada dalam
tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau
berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang tidak rata. Fuel inlet ditempatkan 2-3
mm dari bagian dasar tangki, ini dimaksudkan untuk mencegah ikut terhisapnya kotoran dan
air.

Gambar 2.5 tanki bahan bakar


Bagian – bagian fuel tank
1. tutup tanki
tutup tanki ini di lengkapi dengan lubang pernapasan yang berfungsi untuk mencegah
kevakuman dan tekanan yang berlebihan di dalam tanki, pada lobang pengisian biasanya
dilengkapi strainer yang berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh bahan bakar.
2. drain valve
adalah lubang untuk menguras tanki atau untuk mengeluarkan kotoran/ air yang mengendap
pada tanki.
3. Stand pipe
Adalah pipa hisap transfer pump yang ujungnya diletakkan kurang lebih 5m di atas dasar
tanki agar endapan kotoran/air tidak masuk ke dalam sistem.
11 4. Buffle
Adalah penyekat yang berfungsi untuk menjaga permukaan bahan bakar pada stand pipe
selalu stanby pada saat mesin beroperasi pada nedan yang bergelombang.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 12
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2.6.2.2 Water Separator


Adalah komponen yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang kasar/air agar tidak
ikut terbawa bahan bakar ke dalam sistem, dengan tujuan melindungi Transfer Pump dari
partikel kasar/melindungi komponen dari kemungkinan karat.
Elemen filter ini terbuat dari strainer/kawat- kawat halus yang bisa di bersihkan, sedangkan
untuk water separatornya digunakan hanya untuk sekali pakai.

Gambar 2.6 water separator

2.6.2.3 Pompa Injeksi ( Fuel Injection Pump )


Adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mendistribusikan bahan bakar dengan
tekanan tinggi kedalam masing- masing silinder melalui injektor sesuai jumlah yang di
butuhkan dan waktu yang tepat serta urutan pembakaran . pompa injeksi masih dibedakan
lagi menjadi dua model, yaitu:

a. Pompa injeksi tipe inline


Pompa injeksi inline banyak digunakan pada mesin diesel yang bertenaga besar karena
pompa injeksi mempunyai kelebihan yaitu tiap satu pompa melayani satu silinder, elemen
pompa yang terdiri dari satu silinder dan plunger keduanya sangat presisi sehingga celah
antara plunger dengan silinder sekitar 1/1000 mm, ketelitian ini sangat baik untuk mencegah
terjadinya kebocoran saat injeksi walaupun pada putaran rendah, sebuah alur diagonal yang
disebut alur pengontrol adalah bagian dari plunger yang di potong pada bagian atas. Alur ini
12 berhubungan dengan bagian atas plunger oleh sebuah lubang

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 13
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.7 pompa injeksi inline

Elemen Pompa Injeksi Inline ( Injection Pump Element )


2.6.2.3.1 Plunger
Jenis Plunger menurut tpenya digolongkan atas :
1.Jenis tipe normal
2.Jenis tipe Counter

Kedua tipe plunger ini sama pekerjaannya hanya berbeda caranya.


Silinder mempunyai 2 buah lubang :
1.Lubang pintu pemasukan ( Inlet port )
2.Lubang pintu simpangan/ pembocoran ( Spill Port )

13

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 14
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.8 kerja plunger

 Gambar Pertama ( paling kiri ) adalah gambar saat bahan bakar masuk ke silinder (
Barrel ) saat Plunger Posisi TMB
 Gambar kedua ( Tengah ) adalah Plunger melangkah naik, bahan bakar di atas
plunger bertekanan tinggi membuka delivery valve, melalui pipa bertekanan tinggi,
 Gambar ketiga ( paling kanan ) adalah Ketika Helix ( Alur ) pada plunger bertemu
dengan lubang by pass, tekanan di atas plunger hilang karena bahan bakar
dibocorkan lewat by pass dan tekanan menurun
Delivery valve kembali tertutup rapat karena ada pegas, sehingga bahan bakar yang ada
di pipa saluran ke injector tidak bias kembali ke pompa injeksi

Gambar 2.9 posisi grove


 Tidak ada penyaluran bahan bakar
Ketika plunger bergerak ke atas,pinggir atas plunger terbuka terhadap lubang barrel
14 atau spil port hingga control helix membuka lubang barrel. Akibat tekanan tidak
terjadi terhadap ruang tekanan, karenanya tidak ada bahan bakar yang disalurkan.
 Penyaluran bahan bakar sebagian

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 15
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Ketika plunger bergerak ke atas, plunger menutup lubang dan akan memuali
menjalankan bahan bakar dari lubang yang ada dalam posisi tertutup. Tetapi
penyaluran terhenti dengan terbukanya lubang barrel oleh control Helix sesaat
kemudian. Gerakan plunger pada periode penyaluran bahan bakar inilah yang disebut
“ Langkah Efektif “
 Penyaluran bahan bakar secara maksimal
Penyaluran bahan bakar secara maksimal akan tercapai saat plunger sampai pada
langkah efektif maksimum.

2.6.2.3.2 Rack/Sleeve
Adalah komponen yang fungsinya menentukan jumlah konsumsi fuel yang
akan diinjeksikan ke dalam silinder, sesuai dengan gerakan:
 Rack : bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menentukan posisi plunger saat dilakukan
perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan
 Sleeve : Bergerak naik dan turun untuk menentukan posisi plunger saat
diperlukan perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan

B. pompa injeksi tipe Rotary


Pompa injeksi rotary dirancang menggunakan plunger tipe tunggal untuk mengatur
banyaknya bahan bakar yang di injeksikan dengan tepat dan pemberian bahan bakar ke setiap
silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya. Kelebihan pompa injeksi rotary
sendiri antara lain yaitu:
a. Kompak dan ringan karena hanya 4,5 kg dan komponennya hanya sedikit jumlahnya
b. Mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi
c. Seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar
d. Mudah dalam menghidupkan mesin & memiliki putaran idle yang stabil
e. Mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang di injeksikan
f. Dilengkapi dengan solenoid penghenti bahan bakar
g. Konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga jika terjadi mesin berputar balik pompa
tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder
15

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 16
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.15 Pompa injeksi rotary

2.6.2.3.3 SOLENOID
Dalam menghentikan semua jenis motor diesel diperlukan suatu metode penghentian
penyaluran bahan bakar pada injektor, yang berarti akan menghentikan motor. Pada
kebanyakan motor diesel kendaraan kecil hal tersebut dilakukan dengan cara menggunakan
sebuah selenoid listrik yang dikontrol oleh saklar pengapian dan jika selenoid pada posisi
bekerja maka tidak ada aliran bahan bakar yang masuk ke plunger pump sehingga tidak ada
bahan bakar yang diinjeksikan.

gambar 2.16 Selenoid


16

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 17
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

 Cara kerja
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang
ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan demikian solar
mengalir masuk keruang tekanan tinggi  mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar  katup
menutup.bahan bakar, solar terhenti,  motor mati

2.6.2.3.4 Delivery valve


Delivery valve adalah katup yang berfungsi memberikan tekanan tinggi bahan bakar
ke injector melalui pipa tekanan tinggi dan mencegah aliran balik bahan bakar dari pipa
bertekanan tinggi ke barrel.

Gambar2.17 Delivery valve

Bahan bakar yang terkompresikan oleh tekanan tinggi oleh plunger mendorong
delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar
terkompresikan dengan sempurna, delivery valve akan kembali ke posisi semula karena
dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel Passage), dengan
demikian dapat mencegah kembalinya bahan bakar

Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve seat ditahan dengan kuat.
Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali ke injection pipe, seketika itu juga
menurunkan residual pressure antara delivery valve dan nozzle. Penarikan tersebut
memperbaiki akhir peninjeksian dan sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar setelah
17 penginjeksian.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 18
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2.6.2.3.5 Mechanic pengatur Kecepatan ( Mechanical Governor )


Fungsi Governor adalah :
1. Mengatur putaran engine agar konstan
2. Merubah putaran engine sesuai dengan power yang dinginkan
3. Mengatur respon engine

Fungsi dari governor adalah mengatur secara otomatis pemberian bahan bakar sesuai
dengan beban mesin. Mnurut mekanismenya governor dapat dibagi menjadi 2 yaitu jenis
pneumatic dan sentrifugal dan menurut fungsinya dapat dibedakan antara jenis kecepatan dan
jenis semua kecepatan. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan diatur menurut posisi control
rack yang diatur oleh governor

Seperti yang ditunjukan pada gambar, governor terdapat dua ruangan yang dibatasi
diafragma, Ruang A dihubungan oleh selang venture yang menghadap ke saringan udara dan
ruangan B dihubungkan ke Intake manifold atau venturi tambahan. Salah satu ujung
diafragma berkaitan dengan Control rack dan selalu ditahan oleh pegas utama ke arah
penyemprotan yang banyak. Bila mesin sudah bekerja diafragma bergerak akibat perbedaan
tekanan pada saringan udara dan venture tambahan dan pengontrolan bahan bakar diperoleh
dari keseimbangan antara diafragma dan pegas utama
Bagian-Bagian dari Governor :
 Drive Gear
Adalah komponen yang dapat mendeteksi/mengetahui putaran engine
 Flyweight
Adalah komponen yang berfungsi merubah gaya putar engine menjadi gaya translasi

 Governor Spring
Adalah spring yang berfungsi membalance atau mengimbangi gaya translasi flyweight
sehingga didapatkan posisi posisi tertentu yang stabil sesuai dengan putaran engine
 Lever
Adalah bagian yang di yang dihubungkan secara mekanis dengan pedal throttle untuk
18 mengatur speed ( menambah/mengurangi ) putaran/power engine
 Output Linkage

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 19
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Adalah bagian yang dihubungkan dengan mekanisme perubahan jumlah konsumsi fuel pada
injection pump

Gambar 2.10 Konstruksi governor

Governor yang terpasang pada pompa injeksi digunakan untuk mengatur kecepatan
mesin. Kecepatan mesin ini sebanding dengan mengalirnya bahan bakar ke dalam silinder
ruang bakar
Pada governor mekanik, pengaturan injeksi bahan bakarnya sesuai dengan kerja
governor yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Plunger dari pompa injeksi berputar oleh
gerakan dari batang gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod ), dengan demikian mengatur
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder.
Control Rod dihubungkan ke governor melalui floating lever. Bila putaran mesin
naik, batang gerigi pengatur bahan bakar bergerak mengurangi jumlah bahan bakar yang di
injeksikan. Bila putaran mesin turun, batang gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod )
bergerak menambah bahan bakar yang di injeksikan. Dengan demikian governor adalah suatu
mekanisme untuk lever ratio dari floating lever.
Jika mesin berputar idling, gaya sentrifugal dari bobot Flyweight adalah kecil. Jika
19
gaya sentrifugal ini tidak cukup besar untuk mengatasi tahanan dari batang gerigi pengatur
bahan bakar ( control Rod ) mesin dapat mati.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 20
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2. Cara Kerja Governor Sentrifugal Jenis RQ


a). Posisi start

Batang pengatur ditekan lebih dari maksimum (posisi start), Plunyer diputar maksimum,
langkah efektif paling besar . Dengan demikian volume penyemprotan menjadi paling
banyak. Bobot sentrifugal membuka karena pedal gas pada posisi maksimum.
b). Posisi putaran idle

Setelah mesin hidup pedal gas dilepas, batang pengatur kembali ke posisi putaran idle.
Plunyer diputar sedikit, volume penyemprotan juga sedikit. Bobot sentrifugal membuka
tergantung pada putaran mesin. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka dan volume
injeksi diperkecil. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup dan volume injeksi
diperbesar.
c). Posisi putaran menengah

20

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 21
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Pada putaran menengah posisi batang pengatur hanya ditentukan oleh sopir. Pedal gas sedikit
ditekan, putaran mesin naik diatas putaran idle, bobot sentrifugal membuka bebas dari pegas
pengatur putaran idle dan terletak pada pegas putaran maksimum.
Dengan demikian pada posisi putaran menengah governor tidak bekerja.
d). Pembatasan putaran maksimum

Batang pengatur pada posisi maksimum, putaran mesin juga maksimum. Bobot sentrifugal
membuka sesuai dengan putaran maksimum. Apabila putaran mesin lebih tinggi dari putaran
maksimum, bobot sentrifugal membuka penuh maka batang pengatur tertarik ke arah stop
sedikit dengan demikian governor dapat membatasi putaran maksimum.
e). Pegas pengatur governor jenis RQ

21

Gambar 2.11 pegas pengatur

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 22
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Pada governor jenis RQ pegas pengatur dipasang menjadi satu dengan bobot sentrifugal
Pegas pengatur terdiri dari 3 buah pegas yang berfungsi untuk mengatur putaran idle dan
putaran maks. Pada putaran idle, pengaturan dilakukan oleh pegas bagian luar (pegas idle).
Bobot sentrifugal membuka tergantung dari putaran idle dan dapat membuka tergantung dari
putaran idle dan dapat membuka maksimum = 6 mm
Pada pembatasan putaran maksimum, diatur oleh semua peges pengatur bobot sentrifugal
membuka maksimum = 5 mm dari posisi gambar B ( lihat gambar)
B. Governor Sentrifugal Jenis RSV
Governor sentrifugal jenis RSV adalah satu governor yang dapat meregulasi setiap putaran
mesin (putaran idle sampai putaran maksimum). Huruf V (verstell) berarti
penyetel/pemindah.Pada governor sentrifugal jenis RSV hanya terdapat satu pegas tarik
sebagai pengatur yang terpasang diluar bobot sentrifugal.
1. Nama bagian-bagian utama

Gambar 2.16 governor tipe RS

1. Pegas start
2. Tuas penyetel
3. Tuas tarik
4. Tuas antar
5. Pegas pengatur
6. Pegas tambahan ( idle )
7. Tuas pengatur
8. Bantalan antar
9. Bobot sentrifugal
10. Tuas ayun
11. Batang pengatur
22 2. Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 23
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

a. Posisi start

Pada saat mesin belum hidup, batang pengatur selalu pada posisi start karena tarikan dari
pegas start.Dengan demikian mesin dapat lebih mudah dihidupkan walaupun tuas penyetel
pada posisi idle.
b. Posisi idle

Tuas penyetel pada posisi putaran idle. Pegas pengatur tertarik sedikit bobot sentrifugal
membuka tergantung putaran idle dan kekuatan pegas pengatur.
Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka, volume injeksi diperkecil.
Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup volume injeksi diperbesarSupaya putaran
idle dapat stabil, maka untuk meregulasi putaran dipasang pegas tambahan untuk putaran
idle.
c. Regulasi pada putaran menengah

23

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 24
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Tuas penyetel pada posisi putaran menengah, pegas pengatur tertarik kuat, batang pengatur
bergerak kearah maksimum, bobot sentrifugal masih sedikit terbuka. Dengan demikian
volume injeksi menjadi besar / banyak, putaran mesin naik. Bobot sentrifugal membuka.
Apabila gaya sentrifugal lebih besar dari kekuatan pegas. Dengan demikian pengatur tertarik
kearah volume injeksi yang kecil / sedikit sampai terjadi keseimbangan antara gaya
sentrifugal dengan kekuatan pegas pengatur.
d. Posisi putaran maksimum dan pembatasan

Tuas penyetel pada posisi maksimum pegas pengatur tertarik penuh. Volume injeksi banyak
putaran mesin tinggi dan bobot sentrifugal membuka. Putaran maksimum dapat tercapai
apabila gaya sentrifugal sebanding dengan kekuatan pegas pengatur.
Putaran mesin bertambah naik bobot sentrifugal membuka tambah kuat batang pengatur
tertarik kearah stop / sedikit.
2.6.2.3.6 Injektor
Adalah komponen yang bertugas untuk mengkabutkan bahan bakar ke dalam
ruang silinder sesuai waktu yang di yang tepat agar terjadi pembakaran yang sempurna.

24 Gambar 2.17 injektor

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 25
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Pembukaan injector ada berbagai macam cara antara lain menggunakan tekanan bahan bakar
solar yang tinggi, menggunakan solenoid, dan menggunakan cam. Tetapi yang banyak
digunakan pada motor diesel pada umumnya menggunakan tekanan solar yang tinggi karena
lebih sederhana dan lebih mudah.

Gambar 2.18 Nozzle

Gambar 2.19bagian injeksi

25

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 26
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.20 Needle valve

Cara kerja injector:


Bahan bakar dari pompa tekanan tinggi masuk ke injector, karena penampung injector
berbebtuk kerucut sehingga ada tekanan ke atas dari bahan bakar untuk melawan tekanan dari
pegas, bila pegasnya kalah maka bahan bakar akan menyembur lewat celah yang ada dan
berupa kabut karena tekanannya tinggi. Ini berlangsung selama tekanan bahan bakar melebihi
tekanan pegas.

2.6.2.4 Pompa Pengalir


2.6.2.4 Pompa Pengalir Jenis Torak

26

Gambar 2.21 Pompa pengalir jenis torak

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 27
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Nama – nama bagian :


1. Pompa tangan
2. Katup hisap
3. Katup tekan
4. Penumbuk rol
5. Rumah pompa
6. Torak / piston
7. Pegas
8. Saringan kasa
9. Tabung gelas
10. Nipel hisap
11. Nipel tekan

2.6.2.4.2 Pompa pengalir kerja tunggal

a) Langkah antara

Gambar 2.22 Langkah antara

Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan kebawah oleh eksentrik, volume dibawah torak menjadi kecil, katup
27 tekan membuka Solar mengalir keruang diatas torak karena, volume diatas torak menjadi
lebih besar Pada langkah ini tidak terjadi pengisapan dan penekanan solar

b) Langkah isap dan tekan

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 28
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.23 langkah isap

Cara kerja :
Eksentrik tidak menekan penumbuk rol, torak ditekan keatas oleh pegas, Volume dibawah
torak menjadi besar katup hisap membuka Solar dihisap dari tangki lewat saringan kasa,
volume diatas torak menjadi lebih kecil, katup tekan menutup, solar ditekan kesaringan halus

2.6.2.4.3 Pompa pengalir kerja ganda

a) Langkah melawan pegas

Cara kerja :
28 Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik Volume dibawah torak menjadi lebih kecil, solar
mengalir keluar melalui KT1 volume diatas torak menjadi lebih besar Solar mengalir
melalui KI2 kedalam ruang atas torak.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 29
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

b) Langkah pengembali

Cara kerja :
Torak bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas torak menjadi lebih kecil,
solar mengalir keluar melalui KT2 volume dibawah torak menjadi lebih besar, solar
mengalir dari tangki melalui KI1 keruang dibawah torak Pompa ini digunakan untuk
motor Diesel besar

2.6.2.4.4 Pompa pengalir sistem membran

Gambar 2.24 bagian pompa jenis membran


29

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 30
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

1. Tuas
2. Pegas
3. Katup masuk / hisap
4. Katup buang / tekan
5. Membran

Gambar 2.25 Pompa pengalir jenis torak

Cara kerja :
Tuas ditekan oleh eksentrik. Membran turun kebawah, Volume diatas membran menjadi
besar, katup hisap membuka, solar masuk keruang diatas membran

Langkah tekan

Cara kerja :
30 Membran bergerak keatas karena tekanan pegas volume diatas membran menjadi kecil, katup
tekan akan membuka, solar ditekan keluar melalui katup tekan

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 31
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2.6.2.5 Turbocharger

2.6.2.5.1 Motor Bakar Dengan Turbocharger

Sebuah motor 4 langkah dikatakan turbocharger apabila tekanan isapnya lebih tinggi
daripada tekanan atmosfer sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan jalan memaksa udara
atmosfer masuk ke dalam silinder selamalangkah isap, dengan pompa udara yang disebut
turbocharger.
Turbocharger memanfaatkan energy yang terkandung dalam gas buang untuk
menggerakkan kompresor sehingga lebih efektif menaikkan mean effective pressure (mep)
dibandingkan dengan metode supercharger, tanpa perlu menaikkan kecepatan mesin, jumlah
maupun langkah silinder, maupun kecepatan rata-rata piston.
Tekanan efektif rata-rata (mep) mesin diesel menggunakan turbocharger mencapai
sekitar 160 - 230 psi dengan penambahan daya sekitar 75% - 100 % dibandingkan mesin
diesel tanpa turbocharger. Persyaratan utama turbocharger terletak pada ketahanan dinding
silinder dalam menerima gaya tekan yang meningkat dalam silinder. Dan perbandingan berat
dan daya yang dulunya 10 : 1 sekarang dapat mencapai 6 : 1.
Untuk mencapai daya output optimum maka efisiensi volumetris dan laju pembilasan
gas bekas harus ditingkatkan. Untuk mencapai keadaan ini maka kompresi rasio harus
dikurangi sedikit dan perubahan katup overlap. Secara keseluruhan, semua turbocharger
memiliki tiga sistem dasar yaitu turbin, kompressor dan assembling bantalan.
Perbedan-perbedaan yang ada adalah pada variasi peningkatan tekanan dan debit udara
yang dimasukkan dalam ruang silinder. Rumah turbin, desain roda turbin dan konstruksi yang
berbentuk volute ataupun nozzle sangat menentukan kecepatan aliran gas yang akan
menggerakkan poros kompressor. Ketika mesin mulai digerakkan maka gas buang akan
memasuki rumah turbin yang berbentuk volute dengan variasi ruang yang semakin kecil
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatan gas yang sangat tinggi ini akan digunakan
untuk memutar turbin, yang kemudian keluar melalui pipa buang ke atmosfir.

31

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 32
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.26 Aliran Gas Turbocharger

Akibat perputaran turbin maka compressor juga akan ikut berputar dan menyebabkan
terjadinya tekanan vakum pada sisi hisap compressor. Akibatnya tekanan atmosfer akan
memaksa udara ke dalam saluran hisap compressor pada kecepatan relative tinggi. Udara ini
kemudia memasuki diffuser dan mengalami penekanan lagi pada rumah compressor dan
dikeluarkan melalui sisi tekan ke ruang silinder.

2.6.2.5.2 cara pengoperasian turbocharger

1. Turbocharger dua tingkat


Jenis ini digunakan untuk meningkatkan batas torsi mesin dan tekanan efektif rata-
rata (mep). Beberapa jenis mesin V dan inline menggunakan dua atau empat turbocharger dan
aftercooler (masing-masing satu untuk pipa manifold buang).

Cara kerja:
Udara mengalir dari saringan udara ke rumah kompressor tingkat pertama (low
pressure turbocharger), kemudian keluar dari kompressor tingkat pertama dan masuk
kompressor tingkat kedua. Setelah udara ditekan pada kompressor tingkat dua maka udara
keluar melewati aftercooler menuju pipa hisap silinder. Pada keadaan ini temperatur udara
dikurangi sampai 223°F (1060° C) dan tekanan berkisar 204,5 kpa.
Gas buang hasil pembakaran memasuki pipa manifold tipe pulsa yang kemudian
memasuki rumah turbin tingkat dua. Gas buang kemudian meninggalkan turbin tingkat dua
dan memasuki turbin tingkat pertama yang akan menggerakkan roda turbin dengan sisa-sisa
32
energi yang terkandung dalam gas buang. Kemudian gas ini dibuang melalui pipa saluran
buang ke atmosfer. Dengan metode ini diperkirakan diperoleh daya tambahan sebesar 75 HP
dan torsinya meningkat sampai putaran 700 rpm.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 33
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2. Turbocharger majemuk

Berdasarkan uji coba eksperimental, maka dengan metode ini efisiensi total mesin
diesel dapat mencapai 46,5%. Sistem yang mencakup roda turbin dan porosnya dihubungkan
ke sebuah kopling fluida. Kemudian turbin ini dihubungkan dengan roda gigi reduksi dan
poros outputnya dihubungkan dengan crankshaft.

Cara kerja:
Gas buang menggerakkan roda turbin yang selanjutnya akan menggerakkan kopling
fluida yang akan menyebabkan turbin ikut berputar. Perputaran turbin akan menggerakkan
ruda gigi reduksi yang akan membantu pergerakan crankshaft. Gas buang yang meninggalkan
rumah turbin diarahkan ke turbocharger yang akan menggerakkan turbin dan kompressor
didalamnya. Akibat pergerakan kompressor maka udara atmosfer akan ditarik ke dalam
kompressor dan ditekan melalui aftercooler masuk ke dalam ruang silinder sehingga suhunya
senantiasa konstan

2.6.2.5.3 Komponen Utama Turbocharger

Gambar 2.27 Turbin, shaft dan kompressor merupakan komponen utama turbocharger

33

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 34
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

1. Turbin

Gambar 2.28 Turbin

Roda turbin yang memulai proses keseluruhan kompresi udara ke silinder, turbin
turbocharger dapat dibuat dari aluminium atau keramik, dewasa ini penggunaan keramik
lebih diutamakan karena ringan dan tahan panas, semakin ringan turbin akan menghasilkan
putaran yang lebih cepat dan mencegah turbo lag. Turbo lag adalah jeda saat mesin tidak
merespon tekanan udara yang dihasilkan turbocharger, biasanya terjadi saat mesin masih
pada putaran rendah.
Roda turbin dapat berputar antara 80.000 – 150.000 rpm, untuk itu diperlukan
pelimasan yang sangat baik untuk mencegah kerusakan pada turbin.
Turbin dihubungkan dengan batang turbin (turbine shaft). Bantalan dan sambungan
yang sesuai antara turbin dan batang turbin sangat dibutuhkan karena mereka bekerja pada
putaran yang sangat tinggi.

2. Kompressor

Saat kompressor berputar, menghisap udara sekitar ke dalam air inlet yang letaknya
berlawanan dengan turbin untuk mendapatkan udara dingin. Kompressor meningkatkan
tekanan udara 6 – 8 psi. Pada tekanan permukaan laut, kepadatan udara 14,7 psi. Sehingga
kompressor dapat meningkat hingga 50%.
34

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 35
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 2.29 Aliran kompresor

2.6.2.5.4 Komponen Pundukung Turbocharger

Gambar 2.30 Blow off valve, wastegates dan intercooler merupakan komponen pendukung
turbocharger

1. Blow off valve

35

Gambar 2.31 Blow off valve

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 36
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Blow off valve merupakan komponen yang dapat mencegah kebocoran tekanan
udara (boost) terlalu awal saat meningkatkan tekanan udara yang biasanya terjadi saat
pergantian roda gigi transmisi. Banyak faktor untuk menggunakan blow off valve bergantung
pada dimana blow off valve tersebut dipasang, kapasitas dan ukuran turbocharger dan daya
mesin yang dihasilkan pada tiap kendaraan.

2. Wastegates

Gambar 2.32 wastegates

Salah satu komponen penting dari turbocharger penyetelan turbocharger untuk


mendapatkan hasil yang maksimal perlu diperhatikanpenggunaan wastegates yang sesuai.
Penggunaan wastegates dengan kapasitas terlalu kecil mengakibatkan kenaikan tekanan udara
(boost) berlangsung lambat dan penggunaan wastegates dengan kapasitas terlalu besar dapat
meningkatkan boost lag dan menurunkan performamesin. Wastegates dapat disetel sesuai
dengan kemampuan turbocharger.

3. Relief Valve

36
Gambar 2.33 Relief valve

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 37
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Relief valve dapat digunakan sebagai komponen pengaman tekanan udara ganda
(secondary boost safety device). Dengan menyetel baut dapat mengontrol titik pembuangan
tekanan udara (dari 0,8 kg/mm2 hingga 2,0 kg/mm2). Melindungi intake manifold dan mesin
dari tekanan udara tiba-tiba dan overboosting.

4. Tachometer

Gambar 2.34 tachometer

menampilkan putaran mesin per menit sebagai indikator untuk pengemudi. Dengan
memperhatikan kecepatan putaran mesin, pengemudi dapat segera mematikan mesin saat
mesin bekerja berlebihan. Tachometer juga dapat meyakinkan bahwa turbocharger dan mesin
bekerja dengan selaras.

5. Boost Gauge

37

Gambar 2.35 Boost gauge

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 38
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Menunjukkan besarnya tekanan udara yang dihasilkan turbocharger dalam psi atau
bar. Selama turbocharger dan mesin bekerja bersama-sama, besarnya tekanan udara yang
masuk ke dalam mesin sangat perlu diperhatikan, besarnya harus selalu tetap dalam kapasitas
yang di ijinkan (jangan sampai melebihi batas spesifikasi atau overboost).

6. Turbo Timer

Gambar 2.36 Turbo timer

Turbin turbocharger berputar hingga 150.000 rpm, untuk itudibutuhkan pelumasan


yang sangat baik pada shaft turbin turbocharger. Jika mesin dengan turbocharger tiba-tiba
dimatikan maka turbin tidak dapat berhenti berputar dengan seketika karena gaya sentrifugal
yang dihasilkan. Jika mesin berhenti berputar, berhenti juga sulpai oli pada poros turbin, apa
jadinya jika turbin yang masih berputar 150.000 rpm bekerja tanpa pelumas. Untuk mencegah
hal tersebut maka bagi pemilik kendaraan yang dilengkapi dengan turbo hendaknya
membiarkan mesin berputar stationer selama 30 detik sebelum mesin dimatikan agar
turbocharger tidak berputar terlalu cepat. Kebanyakan pemilik kendaran enggan untuk
menunggu selama 30 detik sebelum mesin dimatikan, untuk itulah dibuat turbo timer.
Gunanya untuk menyalakan mesin selama waktu yang ditentukan (30 – 60 detik) setelah
kunci kontak off untuk mencegah kerusakan akibat kurangnya pelumasan pada komponen
turbocharger.

2.6.2.5.5 Intercooler

38
Intercooler merupakan suatu alat yang berfungsi untuk melepas kalor. Intercooler
biasanya dipakai untuk mendinginkan udara keluaran dari supercharger atau turbocharger.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 39
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Temperatur udara keluaran turbocharger diatas 120°C, tergantung dari tekanan (boost) yang
dihasilkan maka dari itu temperatur udara yang sangat tinggi sudah pasti memiliki kerapatan
yang sangat rendah sehingga pembakaran yang terjadi didalam silinder kekurangan oksigen
sehingga menyebabkan kemampuan unjuk kerja motor menurun. Dari sinilah muncul
pemikiran untuk membuat kerapatan udara yang masuk kedalam silinder bertambah supaya
kandungan oksigennya kaya. Maka dari itu pada motor bakar yang dilengkapi sepercharger
atau turbocharger harus disertai dengan penambahan intercooler.
Ditinjau dari pendinginannya intercooler dibagi 2 macam yaitu intercooler
berpendingin udara (air to aor intercooler) dan intercooler berpendingin air (air to liquid
intercooler)

a) Intercooler berpendingin udara (air to air intercooler)

Gambar 2.37 Air intercooler

Pendinginan intercooler umumnya menggunakan udara bebas yang mengalir melalui


fin-fin intercooler akibat mobil berjalan. Ada juga yang berpendingin udara yang dihasilkan
oleh kipas pendingin yang dihembuskan ke permukaan intercooler sehingga angin tersebut
melewati fin-fin intercooler.
39
Ada juga yang pendinginannya dengan media udara dan cairan (semprot air), ada
juga yang cairan saja. Penurunan temperatur keluaran intercooler dengan pendinginan udara
sekitar 15%-25%, dengan media udara dan semprotan air sekitar 20%-35%. Dan yang paling

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 40
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

extreme yang sering dilakukan pada mobil-mobil balap (Drag race) pendinginan intercooler
dengan menyemprotkan air dingin pada permukaan intercooler sehingga temperatur
keluarannya diharapkan sekitar 24-27°C (dari temperatur awal 120°C).

b) Intercooler berpendingin air (air to liquid intercooler)

Gambar 2.38 Intercooler air liquid

Intercooler dengan media pendinginan cairan (air to liquid intercooler), cairan yang
digunakan yaitu cairan pendingin yang biasa dipakai untuk cairan pendingin radiator mobil
(coolant). Karena cairan pendingin mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada titik didih air
(diatas 100°C) sehingga lebih baik untuk meredam panas. Prinsip kerjanya sederhana, cairan
pendingin disirkulasikan oleh pompa sehingga cairan pendingin bersirkulasi melalui pipa-
pipa pendingin yang sisi luarnya merupakan udara yang didinginkan.

2.6.2.5.6 Intercooler sistem

Penempatan intercooler biasanya berada didepan radiator dimana diupayakan


penampang intercooler memperoleh hembusan udara dari luar sebanyak-banyaknya dengan
40
tujuan supaya memperoleh pendinginan yang lebih maksimal. Intercooler umumnya dipasang
setelah turbocharger seperti skema dibawah ini:

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 41
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

UdaraMasukGas BuangFilter udara Turbocharge Intercooler Ruang Bakar


Intercooler dipasang setelah turbocharger

Dan tidak sedikit dari para mekanik memasang intercooler sebelum turbocharger.
Menurut mereka jika tekanan (boost) yang dihasilkan turbocharger diatas 0,5 bar pemasangan
intercooler sebaiknya dipasang setelah turbocharger, akan tetapi jika tekanan yang dihasilkan
kurang dari 0,5 bar sebaiknya dipasang sebelum turbocharger.
Intercooler yang dipasang sebelum turbocharger ditunjukkan dengan skema dibawah ini

UdaraMasukGas Buang Turbocharge Filter udara Intercooler Ruang Bakar


Intercooler dipasang sebelum turbocharger

2.6.2.5.7 Perubahan Konstruksi Mesin Diesel Untuk Pemasangan Turbocharger

Jika turbocharger hendak dipasang pada sebuah unit mesin diesel maka ada beberapa
perubahan yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Katup Overlap
Dalam keadan normal katup overlap pada mesin 4 langkah terjadi pada waktu 30°-40°. Akan
tetapi pada mesin yang dilengkapi turbocharger, maka waktu katup overlap ini ditingkatkan
menjaji 130°-160°, dimana selama periode ini kedua katup terbuka sehingga udara yang
berasal dari turbocharger secara efektif dapat membersihkan ruang bakar dari gas-gas bekas.
Juga keadaan ini dapat memberikan efek pendinginan terutama pada pipa-pipa dan katup
buang.

2. Peningkatan Volume Clearance


Pembesaran ruang bakar (peningkatan volume clearance) dibutuhkan untuk menjaga rasio
kompresi tan tekanan maksimum (pembakaran) agar tetap berada pada batas-batas seperti
pada mesin tanpa turbocharger

41 3. Perubahan Pompa Injector


Karena tekanan dalam silinder yang relative lebih tinggi dibandingkan mesin standart, maka
pompa injector harus diganti dengan pompa yang lebih tinggi tekanannya agar mampu

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 42
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

menyemprotkan bahan bakar kedalam ruang bakar. Disamping itu dengan peningkatan
kemampuan pompa maka bahan bakar dapat lebih banyak disemprotkan jika diinginkan
campuran yang kaya, karena udara yang menunggu di dalam ruang silinder sudah lebih
padat sehingga jika proses pembakaran dilakukan maka daya output yang dihasilkan akan
lebih besar.

4. Sistem Pengaturan Udara Yang Masuk Pada Silinder


Karena mesin-mesin kompresi tinggi sangat sensitive terhadap perubahan air-fuel ratio, maka
jumlah udara yang disuplai turbocharger harus diatur agar air-fuel rationya tetap cocok
dengan beban dan kecepatan mesin serta temperatur atmosfer. Mesin-mesin besar biasanya
memiliki sistem control automatic untuk proses pengontrolan ini. Metode pengaturan udara
yang masuk ke dalam silinder ini dapat dilakukan dengan cara menempatkan katup pada
saluran buang silinder, sehingga gas buang yang memasuki turbin terkontrol ataupun dengan
menempatkan katup pada saluran masuk silinder sehingga udara atmosfer yang langsung
dikontrol.

2.6.2.5.8 Troubleshooting

1. Mesin mengeluarkan asap hitam/tenaga lemah


Periksa saringan udara, saringan udara yang kotor akan menghambat udara yang dihisap
oleh turbocharger
Periksa kebocoran udara pada saluran masuk kompressor turbocharger
Periksa untuk melihat apakah rotor turbocharger dapat berputar bebas, kotoran dapat
menghambat aliran udara
Wastegates tidak bisa menutup

2. Mesin mengeluarkan asap putih/kebocoran oli


Periksa kondisi ring dan valve guide
Beberapa kebocoran saat idle merupakan hal yang normal, saringan udara yang kotor dan
blow by gas yang berlebihan dapat menyebabkan kebocoran seal oli

42 Baut pelumasan turbocharger macet


Gesekan pada permukaan rumah turbocharger dapat menyebabkan rusaknya seal yang
mengakibatkan kebocoran oli

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 43
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

3. Suara Berisik
Gesekan antara turbin dengan permukaan rumah turbocharger atau objek lain yang masuk
ke dalam turbocharger dapat
menyebabkan suara berisik

4. Kerusakan Disebabkan Oleh Objek Lain Yang Masuk Pada turbocharger


Benda keras akan menyebabkan sudu-sudu turbin patah
Benda lunak seperti potongan karet akan menyebabkan sudu-sudu turbin bengkok
Abrasi akan menyebabkan permukaan sudu-sudu turbin terkikis

Gambar 2.39 Sudu turbin yang rusak

5. Kerusakan Pada Sistem Pelumasan


Dapat disebabkan oleh material yang bersifat abrasif
Benda asing yang masuk ke dalam turbocharger
Oli yang tercampur oleh bahan bakar
Mesin kekurangan oli
Pompa oli macet atau saringan oli tersumbat

43

Gambar 2.40 Pompa oli

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 44
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

6. Temperatur Yang Terlalu Panas


Kerusakan fuel injection atau mesukan udara yang terbatas dapat menyebabkan
turbocharger mengalami overheat
Asap hitam berarti temperatur tinggi
Rumah turbin melengkung

Gambar 2.41 Rumah turbin

7. Knocking Atau Detonasi


Wastegates membantu mengurangi knocking dengan memonitor besarnya tekanan pada
turbin
Saat tekanan terlalu tinggi, wastegate mengeluarkan kelebihan gas pembuangan mesin
untuk memperlambat putaran turbin
Intercooler dapat mencegah knocking dengan menjaga temperatur tekanan udara tetap
rendah

Perawatan dan Pencegahan


1. Jalankan mesin pada putaran stationer atau tanpa beban selama beberapa waktu sebelum
mematikan mesin untuk mencegah kerusakan pada turbin dan poros macet akibat kekurangan
pelumasan
2. Bersihkan saringan udara secara teratur dan pastikan oli mesin selalu dalam keadaan baik
untuk membuat turbocharger lebih awet
44

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 45
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.Pompa Injeksi Inline


3.1.1. Spesifikasi Pompa :
 Pompa injeksi tipe Inline
 Pompa 4 lubang
 Governor tipe mekanis

3.1.2. Persiapan kerja


3.1.2.1.Keselamatan Kerja
a) Sebelum melakukan praktikum pakailah APD yang sesuai.
b) Siapkan alat dan bahan sebelum melakukan praktikum.
c) Pakailah alat sesuai dengan fungsinya.
d) Selama kegiatan praktikum dilarang bermain-main dengan alat kerja.
e) Selalu jaga kebersihan lingkungan dan alat kerja.
f) Letakkan benda kerja dan alat kerja pada tempatnya.
g) Pastikan benda kerja dan alat kerja tidak ada yang terjatuh.
h) Setelah melakukan praktikum rapikan alat kerja dan pastikan tidak ada benda
kerja yang tertinggal.

3.1.2.2.Alat Dan Bahan


 Satu unit Pompa injeksi tipe In-line.
 Satu unit tool box Krisbow.
 Bak Plastik.
 Kain lap (seperlunya).
 1 unit Tracker

3.1.3. Langkah Pembongkaran


45
1. Lepas pipa tekanan tinggi dari masing-masing delivery valve.
2. Lepaskan Automatic Gear Timer Injection Pump.
 Lepas Mur Gear.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 46
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

 Lepas Gear Dari PorosUtama


3. Lepaskan Penghubung saluran-saluran bahan bakar masuk ke injection pump dan
pompa pengalir.
 Lepas saluran bahan bakar masuk pompa pengalir.
 Lepas saluran bahan bakar masuk pompa injeksi.
4. Lepaskan pompa pengalir injection pump.
5. Lepas Governor cover (tiap type memiliki baut pengikat yang berbeda) baut
heksagonal atau baut min.
 Lepas semua baut pengikat governor.
 Lepaskan cover governor.
6. Lepas Governor Sentrifugal.
 Lepaskan flyweight.
7. Lepaskan adjusting shaft dan linkage.
 Lepaskan adjusting lever shaft.
 Lepaskan linkage.
 Lepaskan retrun spring.
8. Lepaskan kopling dan gear penghubung dengan menggungakan SST.
 Lepaskan clutch dan gear penghubung.
 Lepaskan pulley clutch menggunakan SST berupa tracker.
9. Lepaskan Delevery Valve.
 Buka pengunci delevery valve.
 Buka delevery valve holder.
 Lepaskan pegas-pegas delivery dan katup delivery.
10. Lepaskan Tutup pompa injeksi.
 Lepaskan kedua baut pengikat.
 Lepaskan plat penutup pompa injeksi.
11. Lepaskan Flat Plate Plug.
 Dengan menggunakan kunci shok buka penutup flet plate plug pada bagian
bawah pompa injeksi.
12. Lepaskan Flens Pompa Injeksi.
46

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 47
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

3.1.4. Langkah Pemeriksaan


3.1.4.1.Pemeriksaan Pompa Pemindah
a. Memeriksa piston (no.9), batang pendorong (no.10) dan rumah pompa dari
keausan atau kerusakan. Celah standar: Piston = 0,009-0,013 mm. Batang
pendorong= 0,003-0,006 mm
b. Memeriksa keausan Check valvedan dudukan katup
c. Memeriksa keausan tappet dan roller.
d. Memeriksa kemungkinan kerusakan pada katup pengatur dan pegas piston.
e. Pemeriksaan tekanan dan isapan pada pompa dengan cara menutup lubang
masuk pompa priming dengan jari kuat-kuat.

3.1.4.2. Pemeriksaan Katup pemberi (delivery valve), sebagai berikut:


a. Menarik katup ke atas dan menutup lubang pada bagian dasar dudukan katup
dengan ibu jari. Bila katup dilepaskan akan turun dengan cepat dan berhenti di
tempat ring pembebas menutup dudukan lubang katup. Bila tidak demikian berarti
katup rusak dan diganti satu set.
b. Menutup lubang dasar dudukan katup dengan ibu jari. Selanjutnya katup
dimasukkan ke dalam dudukan katup dan ditekan dengan jari. Bila jari dilepaskan
katup akan naik ke atas pada posisi semula dan bila tidak demikian berarti katup
telah aus, dan harus diganti satu set.
c. Menarik katup ke atas. Bila katup dilepaskan katup akan turun akibat beratnya
sendiri. Bila rusak harus diganti satu set.

3.1.4.3.Pemeriksaan Plunyer dan Silinder/Barrel, diperiksa sebagai berikut:


a. Memiringkan sedikit silinder dan mengeluarkan plunyer. Bila plunyer dilepaskan
akan turun pelan-pelan oleh beratnya sendiri. Selanjutnya plunyer diputar dan
melakukan pemeriksaan sepertisebelumnya. Bila pada satu posisi tidak baik,
plunyer dan silinder diganti satu set.
b. Pemeriksaan Control rack dan pinion Pemeriksaan ini dilakukan dengan
permukaan gigi pinion dari kerusakan atau keausan.
47 c. Pemeriksaan tappet dan roller dan bushing dari kemungkinan aus dan kerusakan.
Diperiksa pula kelonggarannya pada kondisi terpasang.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 48
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

d. Pemeriksaan poros nok dari keausan dan kerusakan. Diperiksa pula perapat
olinya, bantalannya.

3.1.5. Langkah Perakitan


1. Pasang Flens Pompa Injeksi.
2. Pasang Flat Plate Plug.
 Dengan menggunakan kunci shok pasang penutup flet plate plug pada bagian
bawah pompa injeksi.
3. Pasang kembali tutup pompa injeksi.
 Pasang plat penutup pompa injeksi.
 Pasang kedua baut pengikat
4. Pasang Delevery Valve.
 Pasang kembali pegas-pegas delivery dan katup delivery.
 Pasang delevery valve holder.
 Pasang pengunci delevery valve.
5. Pasang kopling dan gear penghubung dengan menggunakan SST.
 Pasang kembali pulley clutch.
 Pasang clutch dan gear penghubung
6. Pasang adjusting shaft dan linkage.
 Pasang retrun spring.
 Pasang linkage.
 Pasang adjusting lever shaft.
7. Pasang Governor Sentrifugal.
 Pasang flyweight.
8. Pasang Governor cover (tiap type memiliki baut pengikat yang berbeda) baut
heksagonal atau baut min.
 Pasang Spring kontrol.
 Pasang semua baut pengikat governor.

9. Pasang kembali pompa pengalir injection pump.

48 10. Pasang Automatic Gear Timer Injection Pump.


 Pasang Gear Dari PorosUtama.
 Pasang Mur Gear.

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 49
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

11.Pasang Penghubung saluran-saluran bahan bakar masuk ke injection pump dan


pompa pengalir.
 Pasang saluran masuk oli pelumas.
 Pasang saluran bahan bakar masuk pompa injeksi.
 Pasang saluran bahan bakar masuk pompa pengalir.
12. Pasang kembali pipa tekanan tinggi dari masing-masing delevery valve.

3.2. Turbocharge
3.2.1. Spesifikasi turbocharge
 Turbocharge tipe air liquid cooler

3.2.2. Persiapan kerja


3.2.2.1.Keselamatan Kerja
a) Sebelum melakukan praktikum pakailah APD yang sesuai.
b) Siapkan alat dan bahan sebelum melakukan praktikum.
c) Pakailah alat sesuai dengan fungsinya.
d) Selama kegiatan praktikum dilarang bermain-main dengan alat kerja.
e) Selalu jaga kebersihan lingkungan dan alat kerja.
f) Letakkan benda kerja dan alat kerja pada tempatnya.
g) Pastikan benda kerja dan alat kerja tidak ada yang terjatuh.
h) Setelah melakukan praktikum rapikan alat kerja dan pastikan tidak ada benda
kerja yang tertinggal.

3.2.2.2.Alat Dan Bahan


 Satu unit Pompa injeksi tipe In-line.
 Satu unit tool box Krisbow.
 Bak Plastik.
 Kain lap (seperlunya).
 1 unit Tracker

49

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 50
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

3.2.3 Langkah Pembongkaran

3.2.3.1 Sebelum Pembongkaran

1. Sebelum pembongkaran/pelepasan, pelajari dulu buku petunjuk dan beri pehatian


secara mendalam tentang cara urutan kerja yang benar dan alat-alat yang diperlukan.
2. Siapkan tempat untuk suku cadang yang akan dibersihkan ditaruh.
3. Pergunakanlah peralatan yang sesuai dan dengan cara bertahap-tahap untuk bongkar
pasang.
4. Atur bagian-bagian yang telah dilepas sedemikian rupa, hingga bagian-bagian dari
blower dan turbin berada terpisah.
5. Perhatikan bagian-bagian mesin

3.2.3.2 Pembongkaran

Gambar 3.1. Turbocharger

1. Kosongkan air radiator melalui lubang drain pada bagian bawah radiator dengan
menggunakan bak.

50
Gambar 3.2. Kuras air radiator

2. Lepas saluran olie yang menghubungkan antara carter dengan turbocharger

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 51
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 3.3. Saluran Olie


3. Kendorkan mur slang dan lepas slang yang menghubungkan antara rumah kompresor
dengan filter udara.
4. Kendorkan mur slang dan lepas slang yang menghubungkan antara turbocharger
dengan intake manifold.
5. Lepas knalpot dengan melepas baut yang menghubungkan antara saluran knalpot
dengan rumah turbin pada turbocharger serta lepas penyangga yang teruat dari karet
dengan hati2.
6. Lepas mur yang menghubungkan antara ekshaust manifold dengan turbocharger.
7. Lepas rumah waste gate valve yang terhubung dengan engine stand kemudian lepas
slang yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan rumah waste gate valve.

Gambar 3.4. Pelepasan rumah Waste Gate Valve

8. Lepas kawat pengunci yang menghubungkan antara tuas rumah waste gate valve
dengan waste gate valve.
51

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 52
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 3.5. Waste Gate Valve


9. Letakan turbocharger ditempat yang aman serta berikan alas majun pada bagian
bawah turbocharger untuk mencegah tetesan olie dari turbocharger agar tidak tercecer
dilantai.
10. Lepas rumah kompresor dengan melepas snap ring pada bagian bawah rumah
kompresor.

Gambar 3.6. Kompressor

11. Lakukan hal yang sama untuk melepas bagian rumah turbin

52

Gambar 3.7. Turbin

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 53
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

3.2.4 Pemasangan

1. pasang snap ring untuk menghubungkan antara tuas waste gate valve dengan waste
gate valve.
2. Pasang rumah waste gate valve yang hubungkan dengan engine stand kemudian
pasang slang yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan rumah waste
gate valve.
3. Pasang mur yang menghubungkan antara ekshaust manifold dengan turbocharger.
4. Pasang knalpot dengan memasang baut yang menghubungkan antara saluran
knalpot dengan rumah turbin pada turbocharger serta pasang penyangga yang
terbuat dari karet dengan hati2.
5. pasang slang yang menghubungkan antara turbocharger dengan intake manifold.
6. pasang slang yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan filter udara.
7. Pasang saluran olie yang menghubungkan antara carter dengan turbocharger
8. Isi air radiator.

3.2.4.1 Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Pemasangan

1. Hati hati dalam memasang kembali semua bagian dan perhatikan kedudukan
semuai bagian bagian tersebut.
2. Yakinkanlah bahwa semua kelonggaran dan toleransi bagian bagian tersebut sesuai
dengan ketentuan dari pabrik.
3. Sesudah memasang kembali, yakinkanlah bahwa tidak ada bagian bagian yang
tertinggaldan bahwa poros dapat berputar bebas bila diputar dengan tangan.
4. Yakinkanlah bahwa seluruh ring (washer) cotter pins berada pada kedudukan yang
benar.

3.2.5 Hasil Pengamatan

1. Pengamatan aliran udara

53

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 54
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 3.2.1. bagan aliran udara pada turbocharger.

a. Aliran gas buang mengalir melalui exhaust manifold menuju turbocharger


kemudian menabrak sudu-sudu dari turbin dan mengakibatkan turbin
berputar.
b. Karena turbin dan blower atau kompresor pada satu poros, turbin akan
menggerakan blower untuk berputar.
c. Putaran dari blower ini yang digunakan untuk menaikan tekanan dari udara
masuk yang nantinya dialirkan menuju intake manifold.

2. Pengamatan aliran air pendinginan


1. Aliran pertama : air mengalir dari radiator menuju thermostat, kemudian menuju
pompa dan kemudian water jacket pada block engine. Keluar dari block engine
air tersebut dialirakan menuju radiator kembali. Untuk dapat mengalirkan air
maka diperlukan pompa air yang bisanya berjenis sentrifugal.

Radiator thermostatpompa water jacket radiator

2. Aliran kedua : karena adanya hisapan dari pompa maka air pendinginan pada
turbocharger dapat mengalir melalui beberapa tahap yaitu, air mengalir dari
radiator kemudian menuju turbocharger.

Radiator turbocharge pompa pengalir kembali

54

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 55
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

3.3 Pompa Pengalir


3.2.1. Judul : laporan praktikum pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan pompa
pengalir tipe plunger.
3.2.2. Alat dan bahan :
 Kunci pas dan ring 1 set
 Kunci sock 1 set
 Obeng
 Tang
 Gelas ukur
 Jangka sorong
 Ragum

3.2.3. Keselamatan kerja


a) Sebelum melakukan praktikum pakailah seragam praktek yang dianjurkan.
b) Siapkan alat dan bahan sebelum melakukan praktikum.
c) Pakailah alat sesuai dengan fungsinya.
d) Selama kegiatan praktikum dilarang bermain-main dengan alat kerja.
e) Jaga kebersihan lingkungan dan alat kerja.
f) Letakkan benda kerja dan alat kerja pada tempat yang aman.
g) Pastikan benda kerja dan alat kerja tidak ada yang terjatuh agar menghindari cacat.
h) Setelah melakukan praktikum rapikan alat kerja dan pastikan tidak ada benda kerja
yang tertinggal.
i) Bersihkan tempat kerja setelah melakukan praktikum sesuai dengan keadaan semula.

3.2.4. Langkah kerja


a. Langkah pembongkaran
1. Lepaskan pompa pengalir dari pompa injeksi pada kendaraan dengan
membuka ketiga baut pengikatnya.

55

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 56
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 3.35 pompa pengalir

2. Tahan pompa pengalir menggunakan ragum sebelum membongkar.

Gambar 3.36 ragum pompa pengalir

3. Lepaskan nipple saluran masuk maupun keluarnya menggunakn kunci pas.

56

Gambar 3.37 nipple saluran masuk dan keluar

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 57
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

4. Lepaskan pompa priming dari pompa pengalir.

Gambar 3.38 pompa priming

5. Buka tutup rumah piston menggunakan kunci ring kemudian lepaskan satu
persatu komponen didalamnya seperti pegas pengembali dan torak.

Gambar 3.39 rumah piston

6. Keluarkan pegas pengembali dan torak.


7. Kemudian lepaskan snap ring pengunci nok.
8. Lepaskan nok dari housing.
9. Kemudian letakan semua komponen secara teratur.

57

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 58
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

Gambar 3.40 bagian pompa pengalir

b. Langkah Pemeriksaan Dan Pengukuran


1. Ukur diameter dari piston

58

Gambar 3.14. Pengukuran Diameter piston


Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM 59
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2. Ukur panjang bebas pegas pengembali

Gambar 3.15. Pengukuran panjang bebas pegas pengembali

3. Ukur langkah dari torak dengan cara mengukur kedalaman letak torak di
dalam housing. Ukurlah berapa kedalaman sebelum dan setelah nok ditekan
menggunakan jangka sorong kedalaman. Kemudian hitung berapa selisih
tersebut.

Gambar 3.16. Pengukuran Langkah Torak

59

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 60
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

4. Ukurlah panjang dari torak.

Gambar 3.17. Pengukuran panjang Torak

5. Hitung berapa jumlah perkiraan volume bahan bakar yang dapat disemprotkan
setiap satu langkah nok.
6. Amati kondisi dari nok apakah sudah aus atau tidak.
7. Ukur berapa kapasitas bahan bakar yang dapat disemprotkan pleh pompa
pengalir menggunakan tabung ukur.
8. Ukur berapa kapasitas bahan bakar yang dapat disemprotkan pleh pompa
priming menggunakan tabung ukur.
9. Periksa keadaan dari pompa priming apakah masih dapat bekerja atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara menekan pompa priming apakah
macet atau tidak.

c. Langkah pemasangan
1. Pasang kembali nok pada housing dan pasang kembali snap ring. Jangan lupa
untuk memasang batang pendorong sebelum memasang kembali nok.
2. Kemudian pasang kembali torak dan pegas pengembali.
3. Pasang tutup torak dan pegas pengembali.
4. Pasang kembali pompa priming
5. Pasang kembali pegas-pegas yang terdapat pada nipple masuk maupun nipple
keluar sebelum mesang nipple.
6. Pasang semua nipple.
60 7. Pasang kembali pompa pengalir pada pompa injeksi di kendaraan.
3.2.5. Hasil praktikum

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 61
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

No Pengukuran Hasil pengukuran

1. Panjang pegas pengembali 67,75 mm

2. Diameter torak 21,76 mm

3. Panjang piston 18,05 mm

4. Panjang bebas piston sebelum ditekan 19,8 mm

5. Panjang bebas pisto setelah ditekan 8,35 mm

Dari data diatas kita dapat melakukan perhitungan untuk memperkirakan volume
penyemprotan bahan bakar yang dikeluarkan oleh pompa penyalur dengan cara
sebagai berikut :

1. Langkah kebebasan piston


L = panjang bebas piston sebelum ditekan – penjang bebas piston setelah di tekan
= 19,8 – 8,35
= 11,55 mm
2. Luas penampang piston
A = phi / 4 x d2
= phi / 4 x (21,76)2
= 372,033 mm2
3. Volume bahan bakar
V=AxL
= 372,033 x 11,55
= 4296,98 mm3
= 4,297 cm3
Dari hasil pengukuran terhadap berapa jumlah volume pengeluaran bahan bakar
dari pompa penyalur yaitu

61 No Jenis pengeluaran Jumlah volume (ml)

1. Pompa penyalur 2–3

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 62
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

2. Pompa priming 6

3.2.7 Troubleshooting
1. Kerusakan nipple atau katup pada pompa pengalir dapat mengakibatkan
kurangnya volume pengeluaran bahan bakar atau kapasitas bahan bakar.
Kerusakan ini dapat diatasi dengan mengganti nipple atau seal pada nipple.
Juga dapat dengan mengganti katup masuk maupun katup keluar.
2. Korosi pada torak maupun pada silinder dapat mengakibatkan kemacetan.
Maka dari itu hindari torak dan silinder dari air. Atau bersihkan torak dan
silinder secara berkala. Bersihkan korosi menggunakan kertas gosok halus
pelan-pelan namun hal ini dapat mengurangi material dari torak.

62

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 63
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
a. Cara kerja dari pompa injeksi tipe inline adalah:
1. saat bahan bakar masuk ke silinder ( Barrel ) saat Plunger Posisi TMB
2. Plunger melangkah naik, bahan bakar di atas plunger bertekanan tinggi membuka
delivery valve, melalui pipa bertekanan tinggi,
3. Ketika Helix ( Alur ) pada plunger bertemu dengan lubang by pass, tekanan di atas
plunger hilang karena bahan bakar dibocorkan lewat by pass dan tekanan menurun
b. Komponen pompa iijeksi tipe in line terdiri dari:
1. plunyer
2. katup pengalir
3. ruang hisap
4. barel
5. kontrol pinion
6. kontrol sleve
7. batang pengatur
8. flens penggerak plunyer
9. pegas plunyer
10. sekrup penyetel
c. prinsip kerja turbocharger adalh dengan membalikkan udara sisa pembakaran ke
proses pembakaran selanjutnya yang akan meningkatkan efisiensi mesin sebesar 10-
15%
d. komponen turbocharger:
1. turbin
2. kompresor
e. prinsip kerja pompa pengalir adalah dengan mengalirkan bahan bakar dari tanki ke
pompa injeksi.

63

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 64
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

4.2 SARAN
a. Dalam melakukan pembongakaran dan pemasangan sebaiknya menggunakan alat
yang SST dan menempatkan alat pada tempatnya masing-masing
b. Memperhatikan prosedur keselatan kerja yang ada.
c. Mengerkakan sesuai buku petujuk yang ada.
d. Dalam proses pengerjaan hendaknya menaati standart yang ada.

64

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG


LAPORAN PRAKTIKUM 65
Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II

DAFTAR PUSTAKA

http://triharyadi.comuf.com/?page_id=285
Muharka, Hanric, buku ajar sistem bahan bakar motor diesel, malang, 2011
Sukoco, Zainal A, teknologi motor diesel, penerbit alfabeta, 2007
Suparto handoyo, mesin diesel putaran tinggi, 2003
http://teknisiberat.blogspot.com/2012/02/pompa-injeksi-bahan-bakar-fuel.html
http://xlusi.com/el/gambar-aliran-bahan-bakar-pompa-injeksi-tipe-in-line/
http://xlusi.com/2011/car-components/diesel/bagian-bagian-pompa-dan-pengaturan-volume-
pada-diesel/

65

Basitha Febrinda H | 2A D-IV OTOTRONIK POLITEKNIK NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai