BAB I
PENDAHULUAN
Pada Motor Bakar Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan Bakar.
Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam tangki hingga masuk
ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang jalur aliran bahan bakar
tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada.
Pada Sistem bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang
menunjang kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka
dapat mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis,
memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing komponen
sistem bahan bakar motor diesel tadi.
Dengan pertimbangan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa masalah
yang dapat di rumuskan dan akan di bahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara kerja pompa pengalir pada sistem bahan bakar mesin diesel ?
2. Bagaimana cara kerja pompa injeksi tipe inline pada sistem bahan bakar mesin diesel?
3. Bagaimana cara kerja dari turbocharge yang terdapat pada sistem bahan bakar mesin
diesel?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan materi Sistem Bahan Bakar Motor Diesel II tujuan yang ingin dicapai
setelah melakukan praktikum pembongkaran dan pemasangan pompa pengalir, pompa injeksi
tipe inline dan turbocharge adalah:
1
1. Mengetahui cara kerja dan komponen pada pompa pengalir pada sistem bahan bakar
mesin diesel
2. Mengetahui cara kerja dan komponen pada pompa injeksi tipe inline pada sistem bahan
bakar mesin diesel
3. Mengetahui cara kerja dan komponen pada turbocharge yang terdapat pada sistem bahan
bakar mesin diesel
Mengacu pada permasalahan yang ada, maka diperlukan adanya batasan masalah dalam
pembahasannya, yaitu:
1. Tentang motor diesel beserta system bahan bakar motor diesel.
1.5 MANFAAT
Di dalam kegiatan praktek motor bakar diesel yang bisa kami dapatkan adalah sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui tantang system kerja bahan bakar motor diesel.
2. Mengetahui perbedaan motor diesel dengan motor bensin.
BAB II
DASAR TEORI
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin
pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan
bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai
macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat
biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi
energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari
bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada
3 mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat
kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada
penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/. Pada umumnya
dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua,
yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa
dengan siklus dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa
dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
1. Langkah Masuk
Pada saat langah pemasukan, piston bergerak dari TMA ke TMB. Dengan bergeraknya
piston maka akan menghisap udara luar. Adapun katup yang membuka adalah katup masuk
dan katup buang tertutup.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka piston akan bergerak dari TMB ke
TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang ada di ruang bakar segera dikompresikan
atau dipampatkan. Adapun katup masuk dan katup buang dalam keadaan tertutut dengan
demikian udara tidak akan keluar.
4. Langkah Buang
Setelah langkah terakhir maka piston akan bergerak dari TMB ke TMA, dengan gerakan
piston ini maka akan mendorong gas hasil pembkaran pada saat langkah tenaga, pada saat ini
katup buang membuka sedang katup masuk akan tertutup.
5. Waktu Injeksi
Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan langkah diakhiri
18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah TMA digunakan injector untuk
injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.
jenis mesin diesel Ini merupakan pengeturan yang paling sederhana, dengan semua silinder
sejajar, satu garis (inline) seperti dalam gambar 1-2 . Konstruksi ini biasa digunakan untuk
mesin diesel yang mempunyai silinder sampai delapan. Mesin diesel satu baris biasanya
mempunyai silinder vertikal. Tetapi mesin diese ldengan silinder horisontal digunakan untuk
bus. Mesin diesel seperti ini pada dasarnya adalah mesin vertikal yang direbahkan pada
sisinya untuk mengurangi beratnya.
7 empat mesin lengkap, yang memiliki enam atau delapan silinder masing-masing
dikombinasikan dalam satu kesatuan dengan menghubungkan tiap mesin diesel kepada poros
penggerak utama s (gb1- 4a dan b) dengan bantuan kopling dan rantai rol atau kopling dan
roda gigi.
Mesin diesel lebih besar dari mesin bensin dengan tenaga yang sama karena konstruksi
berat diperlukan untuk bertahan dalam pembakaran tekanan tinggi untuk penyalaan. Dan
juga dibuat dengan kualitas sama yang membuat penggemar mendapatkan peninkatan
tenaga yang besar dengan menggunakan mesin turbocharger melalui modifikasi yang relatif
mudah dan murah. Mesin bensin dengan ukuran sama tidak dapat mengeluarkan tenaga
yang sebanding karena komponen di dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan
menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.
Kekurangannya hanya terletak suara yang berisik juga pada bobot dan dimensi yang 2x
lebih berat & besar dr mesin bensin, dikarenakan komponen mesin diesel yang di design
kuat utk menahan kompresi tinggi, begitu juga akselerasi yang lemot namun bisa di perbaiki
melalui penambahan Turbo ato Supercharger
1) Tangki bahan bakar yang mempunyai fungsi untuk menyimpan bahan bakar sementara
yang akan digunakan dalam penyaluran
2) Feed pump (priming pump) atau pompa penyalur berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar dengan cara memompa bahan bakar dari tangki dan mengalirkannya ke pompa injeksi
3) Fuel filter biasanya terdapat 2 (dua) yaitu pada bagian sebelum feed pump yang
dilengkapi pula dengan water separator yang berfungsi untuk memisahkan air dalam sistim
dan setelah feed pump yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada bahan
bakar untuk menjaga kualitas bahan bakar
4) Pompa injeksi yang berfungsi untuk menaikkan tekanan sehingga bahan bakar dapat
dikabutkan oleh nozzle, menakar jumlah bahan bakar yang dibutuhkan oleh engine dan
mengatur saat injeksi sesaui dengan putaran motor
5) Automatic timer yang terpaang pada bagian depan pompa injeksi yang berhubungan
dengan timing gear berfungsi untuk memajukan saat injeksi sesuai dengan putaran motor
6) Governor terpasang pada bagian belakang pompa injeksi yang berfungsi sebagai
pengatur jumlah injeksi bahan bakar sesuai dengan pembebanan motor.
7) Pengabut (Nozzle) berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar mudah bercampur
dengan oksigen sehingga mudah terbakar dalam silinder
8) Pipa tekanan tinggi terbuat dari bahan baja yang berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar bertekanan tinggi dari pompa injeksi ke masing-masing pengabut
9) Busi pijar atau busi pemanas (glow plug) berfungsi untuk memanaskan ruangan pre
chamber pada saat mulai start. Dengan merubah energi listrik dari battery menjadi energi
9
panas
10) Battery (aki) berfungsi sebagai sumber energi listrik yang mensupply energi yang
dibutuhkan oleh busi pijar untuk memanaskan ruangan pre chamber
11) Kunci kontak (ignition switch) berfungsi sebagai saklar utama pada ssistim kelistrikan
kendaraan
12) Relay yang berfungsi sebagai pengaman dan pengatur saat pemanasan ruang pre
chamber
Gambar 9 Skema aliran bahan bakar dengan pompa injeksi jenis in-line
Skema aliran bahan bakar pada pengaliran dengan pompa injeksi in-line ini terlihat pada
gambar diatas sebagai berikut :
Fuel tank – feed pump – fuel filter – injection pump – nozzle – injection pump – fuel filter
10
13
Gambar Pertama ( paling kiri ) adalah gambar saat bahan bakar masuk ke silinder (
Barrel ) saat Plunger Posisi TMB
Gambar kedua ( Tengah ) adalah Plunger melangkah naik, bahan bakar di atas
plunger bertekanan tinggi membuka delivery valve, melalui pipa bertekanan tinggi,
Gambar ketiga ( paling kanan ) adalah Ketika Helix ( Alur ) pada plunger bertemu
dengan lubang by pass, tekanan di atas plunger hilang karena bahan bakar
dibocorkan lewat by pass dan tekanan menurun
Delivery valve kembali tertutup rapat karena ada pegas, sehingga bahan bakar yang ada
di pipa saluran ke injector tidak bias kembali ke pompa injeksi
Ketika plunger bergerak ke atas, plunger menutup lubang dan akan memuali
menjalankan bahan bakar dari lubang yang ada dalam posisi tertutup. Tetapi
penyaluran terhenti dengan terbukanya lubang barrel oleh control Helix sesaat
kemudian. Gerakan plunger pada periode penyaluran bahan bakar inilah yang disebut
“ Langkah Efektif “
Penyaluran bahan bakar secara maksimal
Penyaluran bahan bakar secara maksimal akan tercapai saat plunger sampai pada
langkah efektif maksimum.
2.6.2.3.2 Rack/Sleeve
Adalah komponen yang fungsinya menentukan jumlah konsumsi fuel yang
akan diinjeksikan ke dalam silinder, sesuai dengan gerakan:
Rack : bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menentukan posisi plunger saat dilakukan
perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan
Sleeve : Bergerak naik dan turun untuk menentukan posisi plunger saat
diperlukan perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan
2.6.2.3.3 SOLENOID
Dalam menghentikan semua jenis motor diesel diperlukan suatu metode penghentian
penyaluran bahan bakar pada injektor, yang berarti akan menghentikan motor. Pada
kebanyakan motor diesel kendaraan kecil hal tersebut dilakukan dengan cara menggunakan
sebuah selenoid listrik yang dikontrol oleh saklar pengapian dan jika selenoid pada posisi
bekerja maka tidak ada aliran bahan bakar yang masuk ke plunger pump sehingga tidak ada
bahan bakar yang diinjeksikan.
Cara kerja
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang
ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan demikian solar
mengalir masuk keruang tekanan tinggi mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar katup
menutup.bahan bakar, solar terhenti, motor mati
Bahan bakar yang terkompresikan oleh tekanan tinggi oleh plunger mendorong
delivery valve ke atas dan bahan bakar menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar
terkompresikan dengan sempurna, delivery valve akan kembali ke posisi semula karena
dorongan dari valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel Passage), dengan
demikian dapat mencegah kembalinya bahan bakar
Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve seat ditahan dengan kuat.
Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali ke injection pipe, seketika itu juga
menurunkan residual pressure antara delivery valve dan nozzle. Penarikan tersebut
memperbaiki akhir peninjeksian dan sekaligus mencegah menetesnya bahan bakar setelah
17 penginjeksian.
Fungsi dari governor adalah mengatur secara otomatis pemberian bahan bakar sesuai
dengan beban mesin. Mnurut mekanismenya governor dapat dibagi menjadi 2 yaitu jenis
pneumatic dan sentrifugal dan menurut fungsinya dapat dibedakan antara jenis kecepatan dan
jenis semua kecepatan. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan diatur menurut posisi control
rack yang diatur oleh governor
Seperti yang ditunjukan pada gambar, governor terdapat dua ruangan yang dibatasi
diafragma, Ruang A dihubungan oleh selang venture yang menghadap ke saringan udara dan
ruangan B dihubungkan ke Intake manifold atau venturi tambahan. Salah satu ujung
diafragma berkaitan dengan Control rack dan selalu ditahan oleh pegas utama ke arah
penyemprotan yang banyak. Bila mesin sudah bekerja diafragma bergerak akibat perbedaan
tekanan pada saringan udara dan venture tambahan dan pengontrolan bahan bakar diperoleh
dari keseimbangan antara diafragma dan pegas utama
Bagian-Bagian dari Governor :
Drive Gear
Adalah komponen yang dapat mendeteksi/mengetahui putaran engine
Flyweight
Adalah komponen yang berfungsi merubah gaya putar engine menjadi gaya translasi
Governor Spring
Adalah spring yang berfungsi membalance atau mengimbangi gaya translasi flyweight
sehingga didapatkan posisi posisi tertentu yang stabil sesuai dengan putaran engine
Lever
Adalah bagian yang di yang dihubungkan secara mekanis dengan pedal throttle untuk
18 mengatur speed ( menambah/mengurangi ) putaran/power engine
Output Linkage
Adalah bagian yang dihubungkan dengan mekanisme perubahan jumlah konsumsi fuel pada
injection pump
Governor yang terpasang pada pompa injeksi digunakan untuk mengatur kecepatan
mesin. Kecepatan mesin ini sebanding dengan mengalirnya bahan bakar ke dalam silinder
ruang bakar
Pada governor mekanik, pengaturan injeksi bahan bakarnya sesuai dengan kerja
governor yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Plunger dari pompa injeksi berputar oleh
gerakan dari batang gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod ), dengan demikian mengatur
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder.
Control Rod dihubungkan ke governor melalui floating lever. Bila putaran mesin
naik, batang gerigi pengatur bahan bakar bergerak mengurangi jumlah bahan bakar yang di
injeksikan. Bila putaran mesin turun, batang gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod )
bergerak menambah bahan bakar yang di injeksikan. Dengan demikian governor adalah suatu
mekanisme untuk lever ratio dari floating lever.
Jika mesin berputar idling, gaya sentrifugal dari bobot Flyweight adalah kecil. Jika
19
gaya sentrifugal ini tidak cukup besar untuk mengatasi tahanan dari batang gerigi pengatur
bahan bakar ( control Rod ) mesin dapat mati.
Batang pengatur ditekan lebih dari maksimum (posisi start), Plunyer diputar maksimum,
langkah efektif paling besar . Dengan demikian volume penyemprotan menjadi paling
banyak. Bobot sentrifugal membuka karena pedal gas pada posisi maksimum.
b). Posisi putaran idle
Setelah mesin hidup pedal gas dilepas, batang pengatur kembali ke posisi putaran idle.
Plunyer diputar sedikit, volume penyemprotan juga sedikit. Bobot sentrifugal membuka
tergantung pada putaran mesin. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka dan volume
injeksi diperkecil. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup dan volume injeksi
diperbesar.
c). Posisi putaran menengah
20
Pada putaran menengah posisi batang pengatur hanya ditentukan oleh sopir. Pedal gas sedikit
ditekan, putaran mesin naik diatas putaran idle, bobot sentrifugal membuka bebas dari pegas
pengatur putaran idle dan terletak pada pegas putaran maksimum.
Dengan demikian pada posisi putaran menengah governor tidak bekerja.
d). Pembatasan putaran maksimum
Batang pengatur pada posisi maksimum, putaran mesin juga maksimum. Bobot sentrifugal
membuka sesuai dengan putaran maksimum. Apabila putaran mesin lebih tinggi dari putaran
maksimum, bobot sentrifugal membuka penuh maka batang pengatur tertarik ke arah stop
sedikit dengan demikian governor dapat membatasi putaran maksimum.
e). Pegas pengatur governor jenis RQ
21
Pada governor jenis RQ pegas pengatur dipasang menjadi satu dengan bobot sentrifugal
Pegas pengatur terdiri dari 3 buah pegas yang berfungsi untuk mengatur putaran idle dan
putaran maks. Pada putaran idle, pengaturan dilakukan oleh pegas bagian luar (pegas idle).
Bobot sentrifugal membuka tergantung dari putaran idle dan dapat membuka tergantung dari
putaran idle dan dapat membuka maksimum = 6 mm
Pada pembatasan putaran maksimum, diatur oleh semua peges pengatur bobot sentrifugal
membuka maksimum = 5 mm dari posisi gambar B ( lihat gambar)
B. Governor Sentrifugal Jenis RSV
Governor sentrifugal jenis RSV adalah satu governor yang dapat meregulasi setiap putaran
mesin (putaran idle sampai putaran maksimum). Huruf V (verstell) berarti
penyetel/pemindah.Pada governor sentrifugal jenis RSV hanya terdapat satu pegas tarik
sebagai pengatur yang terpasang diluar bobot sentrifugal.
1. Nama bagian-bagian utama
1. Pegas start
2. Tuas penyetel
3. Tuas tarik
4. Tuas antar
5. Pegas pengatur
6. Pegas tambahan ( idle )
7. Tuas pengatur
8. Bantalan antar
9. Bobot sentrifugal
10. Tuas ayun
11. Batang pengatur
22 2. Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV
a. Posisi start
Pada saat mesin belum hidup, batang pengatur selalu pada posisi start karena tarikan dari
pegas start.Dengan demikian mesin dapat lebih mudah dihidupkan walaupun tuas penyetel
pada posisi idle.
b. Posisi idle
Tuas penyetel pada posisi putaran idle. Pegas pengatur tertarik sedikit bobot sentrifugal
membuka tergantung putaran idle dan kekuatan pegas pengatur.
Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka, volume injeksi diperkecil.
Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup volume injeksi diperbesarSupaya putaran
idle dapat stabil, maka untuk meregulasi putaran dipasang pegas tambahan untuk putaran
idle.
c. Regulasi pada putaran menengah
23
Tuas penyetel pada posisi putaran menengah, pegas pengatur tertarik kuat, batang pengatur
bergerak kearah maksimum, bobot sentrifugal masih sedikit terbuka. Dengan demikian
volume injeksi menjadi besar / banyak, putaran mesin naik. Bobot sentrifugal membuka.
Apabila gaya sentrifugal lebih besar dari kekuatan pegas. Dengan demikian pengatur tertarik
kearah volume injeksi yang kecil / sedikit sampai terjadi keseimbangan antara gaya
sentrifugal dengan kekuatan pegas pengatur.
d. Posisi putaran maksimum dan pembatasan
Tuas penyetel pada posisi maksimum pegas pengatur tertarik penuh. Volume injeksi banyak
putaran mesin tinggi dan bobot sentrifugal membuka. Putaran maksimum dapat tercapai
apabila gaya sentrifugal sebanding dengan kekuatan pegas pengatur.
Putaran mesin bertambah naik bobot sentrifugal membuka tambah kuat batang pengatur
tertarik kearah stop / sedikit.
2.6.2.3.6 Injektor
Adalah komponen yang bertugas untuk mengkabutkan bahan bakar ke dalam
ruang silinder sesuai waktu yang di yang tepat agar terjadi pembakaran yang sempurna.
Pembukaan injector ada berbagai macam cara antara lain menggunakan tekanan bahan bakar
solar yang tinggi, menggunakan solenoid, dan menggunakan cam. Tetapi yang banyak
digunakan pada motor diesel pada umumnya menggunakan tekanan solar yang tinggi karena
lebih sederhana dan lebih mudah.
25
26
a) Langkah antara
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan kebawah oleh eksentrik, volume dibawah torak menjadi kecil, katup
27 tekan membuka Solar mengalir keruang diatas torak karena, volume diatas torak menjadi
lebih besar Pada langkah ini tidak terjadi pengisapan dan penekanan solar
Cara kerja :
Eksentrik tidak menekan penumbuk rol, torak ditekan keatas oleh pegas, Volume dibawah
torak menjadi besar katup hisap membuka Solar dihisap dari tangki lewat saringan kasa,
volume diatas torak menjadi lebih kecil, katup tekan menutup, solar ditekan kesaringan halus
Cara kerja :
28 Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik Volume dibawah torak menjadi lebih kecil, solar
mengalir keluar melalui KT1 volume diatas torak menjadi lebih besar Solar mengalir
melalui KI2 kedalam ruang atas torak.
b) Langkah pengembali
Cara kerja :
Torak bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas torak menjadi lebih kecil,
solar mengalir keluar melalui KT2 volume dibawah torak menjadi lebih besar, solar
mengalir dari tangki melalui KI1 keruang dibawah torak Pompa ini digunakan untuk
motor Diesel besar
1. Tuas
2. Pegas
3. Katup masuk / hisap
4. Katup buang / tekan
5. Membran
Cara kerja :
Tuas ditekan oleh eksentrik. Membran turun kebawah, Volume diatas membran menjadi
besar, katup hisap membuka, solar masuk keruang diatas membran
Langkah tekan
Cara kerja :
30 Membran bergerak keatas karena tekanan pegas volume diatas membran menjadi kecil, katup
tekan akan membuka, solar ditekan keluar melalui katup tekan
2.6.2.5 Turbocharger
Sebuah motor 4 langkah dikatakan turbocharger apabila tekanan isapnya lebih tinggi
daripada tekanan atmosfer sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan jalan memaksa udara
atmosfer masuk ke dalam silinder selamalangkah isap, dengan pompa udara yang disebut
turbocharger.
Turbocharger memanfaatkan energy yang terkandung dalam gas buang untuk
menggerakkan kompresor sehingga lebih efektif menaikkan mean effective pressure (mep)
dibandingkan dengan metode supercharger, tanpa perlu menaikkan kecepatan mesin, jumlah
maupun langkah silinder, maupun kecepatan rata-rata piston.
Tekanan efektif rata-rata (mep) mesin diesel menggunakan turbocharger mencapai
sekitar 160 - 230 psi dengan penambahan daya sekitar 75% - 100 % dibandingkan mesin
diesel tanpa turbocharger. Persyaratan utama turbocharger terletak pada ketahanan dinding
silinder dalam menerima gaya tekan yang meningkat dalam silinder. Dan perbandingan berat
dan daya yang dulunya 10 : 1 sekarang dapat mencapai 6 : 1.
Untuk mencapai daya output optimum maka efisiensi volumetris dan laju pembilasan
gas bekas harus ditingkatkan. Untuk mencapai keadaan ini maka kompresi rasio harus
dikurangi sedikit dan perubahan katup overlap. Secara keseluruhan, semua turbocharger
memiliki tiga sistem dasar yaitu turbin, kompressor dan assembling bantalan.
Perbedan-perbedaan yang ada adalah pada variasi peningkatan tekanan dan debit udara
yang dimasukkan dalam ruang silinder. Rumah turbin, desain roda turbin dan konstruksi yang
berbentuk volute ataupun nozzle sangat menentukan kecepatan aliran gas yang akan
menggerakkan poros kompressor. Ketika mesin mulai digerakkan maka gas buang akan
memasuki rumah turbin yang berbentuk volute dengan variasi ruang yang semakin kecil
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatan gas yang sangat tinggi ini akan digunakan
untuk memutar turbin, yang kemudian keluar melalui pipa buang ke atmosfir.
31
Akibat perputaran turbin maka compressor juga akan ikut berputar dan menyebabkan
terjadinya tekanan vakum pada sisi hisap compressor. Akibatnya tekanan atmosfer akan
memaksa udara ke dalam saluran hisap compressor pada kecepatan relative tinggi. Udara ini
kemudia memasuki diffuser dan mengalami penekanan lagi pada rumah compressor dan
dikeluarkan melalui sisi tekan ke ruang silinder.
Cara kerja:
Udara mengalir dari saringan udara ke rumah kompressor tingkat pertama (low
pressure turbocharger), kemudian keluar dari kompressor tingkat pertama dan masuk
kompressor tingkat kedua. Setelah udara ditekan pada kompressor tingkat dua maka udara
keluar melewati aftercooler menuju pipa hisap silinder. Pada keadaan ini temperatur udara
dikurangi sampai 223°F (1060° C) dan tekanan berkisar 204,5 kpa.
Gas buang hasil pembakaran memasuki pipa manifold tipe pulsa yang kemudian
memasuki rumah turbin tingkat dua. Gas buang kemudian meninggalkan turbin tingkat dua
dan memasuki turbin tingkat pertama yang akan menggerakkan roda turbin dengan sisa-sisa
32
energi yang terkandung dalam gas buang. Kemudian gas ini dibuang melalui pipa saluran
buang ke atmosfer. Dengan metode ini diperkirakan diperoleh daya tambahan sebesar 75 HP
dan torsinya meningkat sampai putaran 700 rpm.
2. Turbocharger majemuk
Berdasarkan uji coba eksperimental, maka dengan metode ini efisiensi total mesin
diesel dapat mencapai 46,5%. Sistem yang mencakup roda turbin dan porosnya dihubungkan
ke sebuah kopling fluida. Kemudian turbin ini dihubungkan dengan roda gigi reduksi dan
poros outputnya dihubungkan dengan crankshaft.
Cara kerja:
Gas buang menggerakkan roda turbin yang selanjutnya akan menggerakkan kopling
fluida yang akan menyebabkan turbin ikut berputar. Perputaran turbin akan menggerakkan
ruda gigi reduksi yang akan membantu pergerakan crankshaft. Gas buang yang meninggalkan
rumah turbin diarahkan ke turbocharger yang akan menggerakkan turbin dan kompressor
didalamnya. Akibat pergerakan kompressor maka udara atmosfer akan ditarik ke dalam
kompressor dan ditekan melalui aftercooler masuk ke dalam ruang silinder sehingga suhunya
senantiasa konstan
Gambar 2.27 Turbin, shaft dan kompressor merupakan komponen utama turbocharger
33
1. Turbin
Roda turbin yang memulai proses keseluruhan kompresi udara ke silinder, turbin
turbocharger dapat dibuat dari aluminium atau keramik, dewasa ini penggunaan keramik
lebih diutamakan karena ringan dan tahan panas, semakin ringan turbin akan menghasilkan
putaran yang lebih cepat dan mencegah turbo lag. Turbo lag adalah jeda saat mesin tidak
merespon tekanan udara yang dihasilkan turbocharger, biasanya terjadi saat mesin masih
pada putaran rendah.
Roda turbin dapat berputar antara 80.000 – 150.000 rpm, untuk itu diperlukan
pelimasan yang sangat baik untuk mencegah kerusakan pada turbin.
Turbin dihubungkan dengan batang turbin (turbine shaft). Bantalan dan sambungan
yang sesuai antara turbin dan batang turbin sangat dibutuhkan karena mereka bekerja pada
putaran yang sangat tinggi.
2. Kompressor
Saat kompressor berputar, menghisap udara sekitar ke dalam air inlet yang letaknya
berlawanan dengan turbin untuk mendapatkan udara dingin. Kompressor meningkatkan
tekanan udara 6 – 8 psi. Pada tekanan permukaan laut, kepadatan udara 14,7 psi. Sehingga
kompressor dapat meningkat hingga 50%.
34
Gambar 2.30 Blow off valve, wastegates dan intercooler merupakan komponen pendukung
turbocharger
35
Blow off valve merupakan komponen yang dapat mencegah kebocoran tekanan
udara (boost) terlalu awal saat meningkatkan tekanan udara yang biasanya terjadi saat
pergantian roda gigi transmisi. Banyak faktor untuk menggunakan blow off valve bergantung
pada dimana blow off valve tersebut dipasang, kapasitas dan ukuran turbocharger dan daya
mesin yang dihasilkan pada tiap kendaraan.
2. Wastegates
3. Relief Valve
36
Gambar 2.33 Relief valve
Relief valve dapat digunakan sebagai komponen pengaman tekanan udara ganda
(secondary boost safety device). Dengan menyetel baut dapat mengontrol titik pembuangan
tekanan udara (dari 0,8 kg/mm2 hingga 2,0 kg/mm2). Melindungi intake manifold dan mesin
dari tekanan udara tiba-tiba dan overboosting.
4. Tachometer
menampilkan putaran mesin per menit sebagai indikator untuk pengemudi. Dengan
memperhatikan kecepatan putaran mesin, pengemudi dapat segera mematikan mesin saat
mesin bekerja berlebihan. Tachometer juga dapat meyakinkan bahwa turbocharger dan mesin
bekerja dengan selaras.
5. Boost Gauge
37
Menunjukkan besarnya tekanan udara yang dihasilkan turbocharger dalam psi atau
bar. Selama turbocharger dan mesin bekerja bersama-sama, besarnya tekanan udara yang
masuk ke dalam mesin sangat perlu diperhatikan, besarnya harus selalu tetap dalam kapasitas
yang di ijinkan (jangan sampai melebihi batas spesifikasi atau overboost).
6. Turbo Timer
2.6.2.5.5 Intercooler
38
Intercooler merupakan suatu alat yang berfungsi untuk melepas kalor. Intercooler
biasanya dipakai untuk mendinginkan udara keluaran dari supercharger atau turbocharger.
Temperatur udara keluaran turbocharger diatas 120°C, tergantung dari tekanan (boost) yang
dihasilkan maka dari itu temperatur udara yang sangat tinggi sudah pasti memiliki kerapatan
yang sangat rendah sehingga pembakaran yang terjadi didalam silinder kekurangan oksigen
sehingga menyebabkan kemampuan unjuk kerja motor menurun. Dari sinilah muncul
pemikiran untuk membuat kerapatan udara yang masuk kedalam silinder bertambah supaya
kandungan oksigennya kaya. Maka dari itu pada motor bakar yang dilengkapi sepercharger
atau turbocharger harus disertai dengan penambahan intercooler.
Ditinjau dari pendinginannya intercooler dibagi 2 macam yaitu intercooler
berpendingin udara (air to aor intercooler) dan intercooler berpendingin air (air to liquid
intercooler)
extreme yang sering dilakukan pada mobil-mobil balap (Drag race) pendinginan intercooler
dengan menyemprotkan air dingin pada permukaan intercooler sehingga temperatur
keluarannya diharapkan sekitar 24-27°C (dari temperatur awal 120°C).
Intercooler dengan media pendinginan cairan (air to liquid intercooler), cairan yang
digunakan yaitu cairan pendingin yang biasa dipakai untuk cairan pendingin radiator mobil
(coolant). Karena cairan pendingin mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada titik didih air
(diatas 100°C) sehingga lebih baik untuk meredam panas. Prinsip kerjanya sederhana, cairan
pendingin disirkulasikan oleh pompa sehingga cairan pendingin bersirkulasi melalui pipa-
pipa pendingin yang sisi luarnya merupakan udara yang didinginkan.
Dan tidak sedikit dari para mekanik memasang intercooler sebelum turbocharger.
Menurut mereka jika tekanan (boost) yang dihasilkan turbocharger diatas 0,5 bar pemasangan
intercooler sebaiknya dipasang setelah turbocharger, akan tetapi jika tekanan yang dihasilkan
kurang dari 0,5 bar sebaiknya dipasang sebelum turbocharger.
Intercooler yang dipasang sebelum turbocharger ditunjukkan dengan skema dibawah ini
Jika turbocharger hendak dipasang pada sebuah unit mesin diesel maka ada beberapa
perubahan yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Katup Overlap
Dalam keadan normal katup overlap pada mesin 4 langkah terjadi pada waktu 30°-40°. Akan
tetapi pada mesin yang dilengkapi turbocharger, maka waktu katup overlap ini ditingkatkan
menjaji 130°-160°, dimana selama periode ini kedua katup terbuka sehingga udara yang
berasal dari turbocharger secara efektif dapat membersihkan ruang bakar dari gas-gas bekas.
Juga keadaan ini dapat memberikan efek pendinginan terutama pada pipa-pipa dan katup
buang.
menyemprotkan bahan bakar kedalam ruang bakar. Disamping itu dengan peningkatan
kemampuan pompa maka bahan bakar dapat lebih banyak disemprotkan jika diinginkan
campuran yang kaya, karena udara yang menunggu di dalam ruang silinder sudah lebih
padat sehingga jika proses pembakaran dilakukan maka daya output yang dihasilkan akan
lebih besar.
2.6.2.5.8 Troubleshooting
3. Suara Berisik
Gesekan antara turbin dengan permukaan rumah turbocharger atau objek lain yang masuk
ke dalam turbocharger dapat
menyebabkan suara berisik
43
BAB III
PEMBAHASAN
d. Pemeriksaan poros nok dari keausan dan kerusakan. Diperiksa pula perapat
olinya, bantalannya.
3.2. Turbocharge
3.2.1. Spesifikasi turbocharge
Turbocharge tipe air liquid cooler
49
3.2.3.2 Pembongkaran
1. Kosongkan air radiator melalui lubang drain pada bagian bawah radiator dengan
menggunakan bak.
50
Gambar 3.2. Kuras air radiator
8. Lepas kawat pengunci yang menghubungkan antara tuas rumah waste gate valve
dengan waste gate valve.
51
11. Lakukan hal yang sama untuk melepas bagian rumah turbin
52
3.2.4 Pemasangan
1. pasang snap ring untuk menghubungkan antara tuas waste gate valve dengan waste
gate valve.
2. Pasang rumah waste gate valve yang hubungkan dengan engine stand kemudian
pasang slang yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan rumah waste
gate valve.
3. Pasang mur yang menghubungkan antara ekshaust manifold dengan turbocharger.
4. Pasang knalpot dengan memasang baut yang menghubungkan antara saluran
knalpot dengan rumah turbin pada turbocharger serta pasang penyangga yang
terbuat dari karet dengan hati2.
5. pasang slang yang menghubungkan antara turbocharger dengan intake manifold.
6. pasang slang yang menghubungkan antara rumah kompresor dengan filter udara.
7. Pasang saluran olie yang menghubungkan antara carter dengan turbocharger
8. Isi air radiator.
1. Hati hati dalam memasang kembali semua bagian dan perhatikan kedudukan
semuai bagian bagian tersebut.
2. Yakinkanlah bahwa semua kelonggaran dan toleransi bagian bagian tersebut sesuai
dengan ketentuan dari pabrik.
3. Sesudah memasang kembali, yakinkanlah bahwa tidak ada bagian bagian yang
tertinggaldan bahwa poros dapat berputar bebas bila diputar dengan tangan.
4. Yakinkanlah bahwa seluruh ring (washer) cotter pins berada pada kedudukan yang
benar.
53
2. Aliran kedua : karena adanya hisapan dari pompa maka air pendinginan pada
turbocharger dapat mengalir melalui beberapa tahap yaitu, air mengalir dari
radiator kemudian menuju turbocharger.
54
55
56
5. Buka tutup rumah piston menggunakan kunci ring kemudian lepaskan satu
persatu komponen didalamnya seperti pegas pengembali dan torak.
57
58
3. Ukur langkah dari torak dengan cara mengukur kedalaman letak torak di
dalam housing. Ukurlah berapa kedalaman sebelum dan setelah nok ditekan
menggunakan jangka sorong kedalaman. Kemudian hitung berapa selisih
tersebut.
59
5. Hitung berapa jumlah perkiraan volume bahan bakar yang dapat disemprotkan
setiap satu langkah nok.
6. Amati kondisi dari nok apakah sudah aus atau tidak.
7. Ukur berapa kapasitas bahan bakar yang dapat disemprotkan pleh pompa
pengalir menggunakan tabung ukur.
8. Ukur berapa kapasitas bahan bakar yang dapat disemprotkan pleh pompa
priming menggunakan tabung ukur.
9. Periksa keadaan dari pompa priming apakah masih dapat bekerja atau tidak.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara menekan pompa priming apakah
macet atau tidak.
c. Langkah pemasangan
1. Pasang kembali nok pada housing dan pasang kembali snap ring. Jangan lupa
untuk memasang batang pendorong sebelum memasang kembali nok.
2. Kemudian pasang kembali torak dan pegas pengembali.
3. Pasang tutup torak dan pegas pengembali.
4. Pasang kembali pompa priming
5. Pasang kembali pegas-pegas yang terdapat pada nipple masuk maupun nipple
keluar sebelum mesang nipple.
6. Pasang semua nipple.
60 7. Pasang kembali pompa pengalir pada pompa injeksi di kendaraan.
3.2.5. Hasil praktikum
Dari data diatas kita dapat melakukan perhitungan untuk memperkirakan volume
penyemprotan bahan bakar yang dikeluarkan oleh pompa penyalur dengan cara
sebagai berikut :
2. Pompa priming 6
3.2.7 Troubleshooting
1. Kerusakan nipple atau katup pada pompa pengalir dapat mengakibatkan
kurangnya volume pengeluaran bahan bakar atau kapasitas bahan bakar.
Kerusakan ini dapat diatasi dengan mengganti nipple atau seal pada nipple.
Juga dapat dengan mengganti katup masuk maupun katup keluar.
2. Korosi pada torak maupun pada silinder dapat mengakibatkan kemacetan.
Maka dari itu hindari torak dan silinder dari air. Atau bersihkan torak dan
silinder secara berkala. Bersihkan korosi menggunakan kertas gosok halus
pelan-pelan namun hal ini dapat mengurangi material dari torak.
62
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
a. Cara kerja dari pompa injeksi tipe inline adalah:
1. saat bahan bakar masuk ke silinder ( Barrel ) saat Plunger Posisi TMB
2. Plunger melangkah naik, bahan bakar di atas plunger bertekanan tinggi membuka
delivery valve, melalui pipa bertekanan tinggi,
3. Ketika Helix ( Alur ) pada plunger bertemu dengan lubang by pass, tekanan di atas
plunger hilang karena bahan bakar dibocorkan lewat by pass dan tekanan menurun
b. Komponen pompa iijeksi tipe in line terdiri dari:
1. plunyer
2. katup pengalir
3. ruang hisap
4. barel
5. kontrol pinion
6. kontrol sleve
7. batang pengatur
8. flens penggerak plunyer
9. pegas plunyer
10. sekrup penyetel
c. prinsip kerja turbocharger adalh dengan membalikkan udara sisa pembakaran ke
proses pembakaran selanjutnya yang akan meningkatkan efisiensi mesin sebesar 10-
15%
d. komponen turbocharger:
1. turbin
2. kompresor
e. prinsip kerja pompa pengalir adalah dengan mengalirkan bahan bakar dari tanki ke
pompa injeksi.
63
4.2 SARAN
a. Dalam melakukan pembongakaran dan pemasangan sebaiknya menggunakan alat
yang SST dan menempatkan alat pada tempatnya masing-masing
b. Memperhatikan prosedur keselatan kerja yang ada.
c. Mengerkakan sesuai buku petujuk yang ada.
d. Dalam proses pengerjaan hendaknya menaati standart yang ada.
64
DAFTAR PUSTAKA
http://triharyadi.comuf.com/?page_id=285
Muharka, Hanric, buku ajar sistem bahan bakar motor diesel, malang, 2011
Sukoco, Zainal A, teknologi motor diesel, penerbit alfabeta, 2007
Suparto handoyo, mesin diesel putaran tinggi, 2003
http://teknisiberat.blogspot.com/2012/02/pompa-injeksi-bahan-bakar-fuel.html
http://xlusi.com/el/gambar-aliran-bahan-bakar-pompa-injeksi-tipe-in-line/
http://xlusi.com/2011/car-components/diesel/bagian-bagian-pompa-dan-pengaturan-volume-
pada-diesel/
65