1983
Sensus pertanian yang ketiga.
Cakupan: semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk
Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
Data yang dikumpulkan: sama dengan Sensus Pertanian 1973.
Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup:
- Rumah tangga pertanian pengguna lahan:
Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di
kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau.
- Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan:
Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut,
dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum
Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui
pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes
dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1993 2003
Sensus pertanian yang keempat. Sensus pertanian yang kelima.
Pendaftaran bangunan dan rumah tangga Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah
dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada
perdesaan maupun perkotaan. bulan Agustus 2003, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam
Pencacahan sampel untuk rumah tangga (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara
daerah perdesaan. lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah
Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian
pencacahan (wilcah). dilakukan secara sampel.
Sebagai persiapan pencacahan, setahun Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh
sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Indonesia pada bulan Agustus 2003, kecuali Nanggroe Aceh
Konsep rumah tangga pertanian mengalami Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 2004.
perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus.
yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus
pengguna lahan ditambah dengan usaha sebagai persiapan pencacahan.
budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian
komoditas yang diusahakan harus memenuhi 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang
Batas Minimal Usaha |(BMU) sedangkan untuk dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori
rumah tangga pertanian tidak menggunakan perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara
lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan,
hutan dan atau penangkapan satwa liar serta (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura,
usaha di bidang jasa pertanian. perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan
perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan,
(d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas.
Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993.
Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
2013
Sensus Pertanian keenam.
Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 2013.
Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus.
Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga
dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian.
Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah
konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball.
Cakupan: usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang dikelola
bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga.
Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan
bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas
pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau
milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian.
Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Konsep dan Definisi
Sensus Pertanian 2013
Usaha Pertanian
adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko
usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk
dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.
Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian
adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti,
pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang
mengusahakana pertanian.
Catatan:
1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 2003 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang
mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU).
2. Dalam tabel-tabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 2003 menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah 2013
untuk rumah tangga usaha pertanian.
Gambaran
Umum Usaha
Pertanian di
Kabupaten
Bandung
Barat
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan
pertanian di Kabupaten Bandung Barat sebanyak rumah tangga di Kabupaten Bandung Barat untuk
137.467 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 24 perusahaan sebanyak 24 unit dan lainnya 38 unit.
dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum
dan sebanyak 38 dikelola oleh selain rumah tangga dan terbanyak berlokasi di Kecamatan Cipatat dan Cisarua
perusahaan berbadan hukum. yaitu masing-masing sebanyak 6 perusahaan dan paling
sedikit di Kecamatan Gununghalu, Ngamprah,
Gununghalu, Cipongkor, dan Lembang merupakan tiga Parongpong dan Cipeundeuy yaitu masing-masing
kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai sebanyak 1 perusahaan. Sedangkan jumlah perusahaan
jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga
masing-masing 14.660 rumah tangga, 13.977 rumah usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan
tangga, dan 11.749 rumah tangga. Sedangkan Lembang, yaitu sebanyak 12 unit dan paling sedikit di
Batujajar merupakan kecamatan yang paling sedikit Kecamatan Cihampelas, Ngamprah, dan Cipeundeuy
jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu yaitu masing-masing sebanyak 1 unit.
sebanyak 3.568 rumah tangga.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha
Pertanian dan Perusahaan Pertanian Berbadan
Hukum di Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2003 dan 2013
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan Komposisi jumlah rumah tangga usaha pertanian di
lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah Kabupaten Bandung Barat selama sepuluh tahun terakhir
tangga usaha pertanian di kabupaten mengalami juga tidak/banyak berubah. Berdasarkan hasil ST2003,
penurunan sebanyak 15.137 rumah tangga dari 10,14 persen rumah tangga usaha pertanian berada di
152.269 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi Kecamatan Gununghalu dan sisanya sebesar 89,68
137.467 rumah tangga pada tahun 2013, yang persen tersebar di kecamatan lainnya. Sementara
berarti menurun sebesar 9,91 persen per sepuluh menurut hasil ST2013, komposisinya adalah 10,66
tahun. Penurunan terbesar terjadi di Kecamatan persen di Kecamatan Gununghalu dan 89,34 persen
Ngamprah dan penurunan terendah terjadi di tersebar di kecamatan lainnya.
Kecamatan Cikalongwetan, yaitu masing-masing Berikut diagram perbandingan jumlah rumah tangga
sebesar 31,36 persen dan 4,79 persen selama usaha pertanian dan jumlah perusahaan pertanian
sepuluh tahun. berbadan hukum pada tahun 2003 dan tahun 2013.
152,694
140,000 137,467
Jumlah Usaha Pertanian
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
Da ta Belum
20,000 Ters edia
0 24
2003
TAHUN 2013
Catatan : Untuk tahun 2003 tidak dilakukan pendataan terhadap non-rumah tangga usaha pertanian
Keterangan : RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah
Tangga Usaha Pertanian)
*)
Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau
di Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2011 dan 2013
Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila
Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di dirinci menurut kecamatan yang memiliki sapi dan
seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat kerbau paling banyak adalah Lembang dengan jumlah
populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. populasi sebanyak 16.499 ekor, kemudian Cisarua
Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten (10.320 ekor), dan Parongpong (4.157 ekor).
bandung Barat mencapai 49.412 ekor. Sementara itu, Sedangkan kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau
dari hasil sensus pertanian 2013, populasi sapi dan paling sedikit adalah Batujajar dengan jumlah
kerbau mencapai 41.271 ekor. populasi sebanyak 116 ekor.
60,000
49,412
50,000
41,271
40,000
(Ekor)
30,000
20,000
10,000
0
2011 2013
TAHUN
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong,
Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013
Menurut Kecamatan (ekor)
Pertumbuhan 2011-2013
No Kecamatan 2011 2013
Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Rongga 608 458 -150 -24,67
2 Gununghalu 968 933 -35 -3,62
3 Sindangkerta 474 523 49 10,34
4 Cililin 552 1.140 588 106,52
5 Cihampelas 287 294 7 2,44
6 Cipongkor 603 477 -126 -20,90
7 Batujajar 245 116 -22 -8,99
8 Saguling - *) 151 - -
9 Cipatat 215 906 691 321,40
10 Padalarang 114 128 14 12,28
11 Ngamprah 2.053 1.723 -330 -16,07
12 Parongpong 5.917 4.157 -1.760 -29,74
13 Lembang 21.643 16.499 -5.144 -23,77
14 Cisarua 11.540 10.320 -1.220 -10,57
15 Cikalong Wetan 3.890 2.862 -1.028 -26,43
16 Cipeundeuy 303 574 271 89,44
Semoga dengan tema “Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang
Lebih Baik”, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil
kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
20
Ucapan
Terima
Kasih
Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Barat mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan dan
dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam
rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan
Sensus Pertanian 2013.