Anda di halaman 1dari 5

Perancangan dan perhitungan pompa hidram

1. Bak penampung input hidram


Lokasi bak penampung terletak pada ketinggian 140 mdpl dengan Set Point level air
adalah 1,5 meter, sehingga perkiraan ukuran dari bak penampung adalah 2x2x2 𝑚3 .
Bagian-bagian dari bak penampung antara lain:

a. Pengontrol Debit (sekat pipa) Debit sungai pada ketinggian 143 mdpl adalah
sebesar 1.28
𝑚3 /s, atau sebesar 1280 L/s dengan rincian sebagai berikut:
 Lebar sungai : ± 2 meter
 Tinggi muka air : ± 0,8 meter
 Kecepatan aliran : ± 0,82 m/s
Sehingga debit sungai terukur sebesar
Q = 2 m.0,8 m.0,82 m/s
= 1,312 𝑚3 /s = 1.312 L/s.
Untuk menjaga level air pada bak penampung sesuai dengan set point yang telah
ditentukan (level air bak 1,5 m) maka diperlukan adanya sekat pipa pengatur yang
berfungsi untuk mengatur debit air saluran masuk bak dan level air pada bak. Hal
ini dikarenakan oleh adanya fluktuasi debit air sungai yang pasti terjadi dalam
kurun waktu satu tahun. Sekat pipa dikendalikan secara manual oleh seorang
operator/petugas jaga. Pada sekat pipa sebaiknya dipasang indikator level air pada
bak, sehingga aktifitas penkontrolan level air menjadi lebih mudah.
b. Saluran Masukan Bak
Saluran masukan bak sangat berperan untuk menjaga level air sesuai dengan
set pointnya bentuknya dapat terbuat dari beton atau pipa. Pertimbangan dimensi
saluran masukan bak,menggunakan prinsip sebagai berikut:
Q input bak = Q output bak
dimana Q output bak = Q masukan hidram yaitu 44,3 L/s sehingga Q masukan
bak juga harus di usahakan sebesar 44,3 L/s.
Diketahui bahwa kecepatan aliran sungai adalah sebesar ± 0,82 m/s, sedangkan
debit yang ingin dicapai adalah sebesar 44,3 L/s=0,443 /s, sehingga luas
0,443 𝑚3 /𝑠
permukaan aliran harus sebesar Q/v = 0,82 𝑚/𝑠
= 0,5402 𝑚2 = 54,02 𝑐𝑚2
Dari hasil tersebut,maka kita dapat memilih pipa yang memilki luas penampang
mendekati 54.02 𝑐𝑚2 . Untuk saluran masukan bak ini, kita gunakan pipa dengan
ukuran diameter 4,14 cm idealnya namun bias juga memakai pipa dengan ukuran
2 inchi sehingga luas aliran menjadi sebesar 81,03 𝑐𝑚2 . Pemakaian pipa dengan
ukuran 2 inchi akan berpengaruh pada kenaikan debit.
Akibatnya Q.input bak ≠Q output bak
Untuk menjaga atau menurunkan debit agar Q.input bak = Q output bak maka
digunakan sekat pipa sebagai pengontrol debit masukan bak. Selain memakai
sekat pipa sebagai pengontrol debit,pipa masukan bak harus memakai filter, filter
tersebut dapat dipasang pada sungai tepatnya di area sekitar inlet saluran masukan
bak. Sedangkan panjang dari saluran masukan sendiri adalah ± 2 meter.

c. Badan Bak
Dimensi badan bak yang dipakai dalah 2x2x2 𝑚3 , sehingga volume bak
penampung adalah sebesar 8 𝑚3 . Volume bak dengan ukuran ini dirasa cukup
aman untuk menampung 6 𝑚3 . Air yang terjaga tetap,karena level air dijaga tetap
sebesar 1,5 meter sehingga volume air ditampung adalah 2x2x1,5 𝑚3 = 6 𝑚3 .
2. Pipa Masukan dan Keluaran Hidram
Pertimbangan yang digunakan dalam merancang pipa masukan hidram antara lain:
a. Menghitung debit air pemasukan
Untuk menjaga kestabilan debit air input hidram digunakan bak
penampung,sehingga kecepatan air yang keluar dari bak penampung dapat
menggunakan rumus 𝑣 = √2. 𝑔 . ℎ, dimana v = kecepatan air(m/s), g =
percepatan gravitasi (10 m/𝑠 2 ),dan h = ketinggian air pada bak penampung
(meter), dengan asumsi level air pada bak dijaga tetap setinggi 1,5 m.
maka didapatkan 𝑣 = √2 . 10 . 1,5 = 5.47 m/s
Perhitungan besar debit air masukan hidram adalah
Q=A.v
Dimana A= luas penampang pipa (𝑚2 )
v= kecepatan air
pipa masukan hidram yang dipakai adalah pipa dengan diameter 4 inchi atau
dengan jari-jari sebesar 2 inchi.
sehingga debit masukan hidram adalah sebesar:
Q= 3,14 x (2x0,0254) 2 x 5,47 Q= 0,0443 𝑚3 /s atau sama dengan 44,3 L/s .
b. Menghitung debit air pengeluaran
Perhitungan debit air pengeluaran,dapat menggunakan rumus dibawah ini:
𝐻1 𝑥 𝑄𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑥 𝜑
𝑄𝑜𝑢𝑡 =
𝐻2
Dimana
𝑄𝑜𝑢𝑡 = debit air keluaran yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan warga
𝐻1 = tinggi jatuh vertikal
𝑄𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = debit sumber air yang masuk ke pompa
𝐻2 = tinggi angkat vertikal
𝜑 = efisiensi hidram
Jika kita menggunakan nilai efisiensi sebesar 0,5, maka Qout yang didapatkan
adalah sebesar:
30 𝑚 𝑥 44,3 𝐿⁄𝑠 𝑥 0,5
𝑄𝑜𝑢𝑡 =
50 𝑚
𝑄𝑜𝑢𝑡 = 13,29 𝐿⁄𝑠
Dengan menggunakan data jumlah warga di lokasi tujuan dan berdasarkan data
yang diberikan oleh Puslitbang Permukiman 2001 tentang petunjuk teknis
pemakaian hidram untuk pemukiman,maka untuk lokasi tujuan yang memiliki
populasi sebanyak ± 386 jiwa,target debit output dari hidram yang kami rancang
(liter/hari) adalah sebesar 90.000 Liter/hari = 1,042 L/s secara kesluruhan atau
sama dengan 114,504 Liter/hari untuk tiap orangnya atau sama dengan 1,325 x
100−3 L/s untuk tiap orangnya. Jika kita membandingkan antara permintaan
pemenuhan air dengan Q out yang dihasilkan berdasarkan perhitungan matematik
maka kebutuhan sebesar 1,042 L/s jelas telah terpenuhi dengan asumsi efisiensi
hiram yang dipakai adalah 0,5. Berdasarkan hasil analisis tentang hubungan
diameter pipa penghantar pada hidram dengan efisiensi 0,5-0,6 terhadap debit air
pengeluaran pompa yang dilakukan Puslitbang Permukiman 2001, maka dengan
memakai pipa pengeluaran sebesar 2 inchi, kita diprediksi mampu mendapatkan
kuantitas debit pengeluaran sebear 90.000 L/s.
c. Pertimbangan lokasi hidram
Pertimbangan lokasi hidram, didasari oleh beberapa hal antara lain:
 Debit sungai yang dipakai
 Kecuraman medan dan perbandingan dimensi pipa masukan hidram
Kecuraman lokasi sangat berpengaruh terhadap kesuksesan instalasi sistem
pompa hidram. Aturan yang dipenuhi,untuk menghindari kegagalan
instalasi adalah
Berdasarkan aturan instalasi tersebut,maka kita harus mengukur kedua
parameter teknis yang ada.
a. Parameter kecuraman
Berdasarkan data survey, lereng dimana tempat hidram akan dipasang
memilki kemiringan ± 32° sehingga dengan asumsi kemiringan lereng
32° dan lereng dianggap cukup rata,kita dapat mengetahui panjang
pipa masukan hidram dengan rumus sinus, yaitu:
𝐻 30 𝑚
sin 32° = =
𝐿 𝐿

0.551 = 30 m/L
L = 54,46 m
Dari hasil tersebut maka parameter L/H = 3-7 tidak terpenuhi atau
dengan kata lain lokasi terlalu curam dan instalasi hidram tidak layak.
𝐿 54,46 𝑚
= = 1,81
𝐻 30 𝑚

Untuk menyiasati hal tersebut, agar hidram dapat dipasang (parameter


teknis terpenuhi hal yang dapat kita lakukan adalah menggeser letak
pompa hidram pada ketinggian yang sama (110 mdpl) beberapa meter
agar panjang pipa masukan semakin bertambah,nilai L membesar.
Berdasarkan persamaan parameter teknis,untuk H = 30 m nilai L yang
dibutuhkan agar L/H minimal mencapai 3 adalah 90 m, namun dalam
perancangan kali ini kami mengambil nilai L pipa masukan hidram
sebesar 95 m. Rekayasa posisi yang dilakukan dapat digambarkan
sebagai berikut (tampak atas):

Nilai x adalah jarak pergeseran pompa hidram yang dibutuhkan.Nilai x


dapat diketahui menggunakan aturan sinus dan cosinus,yaitu:
Arc sin 54,46/95 = 𝜃
𝜃 = 34,97°
𝑥
cos 𝜃 = 95 𝑚
x = 77,84 m
Jadi lokasi pompa harus digeser sebesar 77,84 m ke arah kanan pada
ketinggian yang sama untuk memenuhi parameter teknis kecuraman.
Sedangkan untuk perbandingan panjang dengan diameter L/D:
95 𝑚
= 935,039
10,16 𝑥 10−2 𝑚

Berdasarkan hasil tersebut maka parameter teknis yang kedua telah


terpenuhi.
3. Bak Penampung Output Hidram Dimensi bak penampung di lokasi tujuan hidram
yang kami desain adalah:
Panjang = 3 m
Lebar = 3 m
Tinggi = 3 m
Sehingga voume dan daya tampung adalah sebesar 9 𝑚3 yang selanjutnya akan di
distribusikan ke rumah-rumah warga
.

Anda mungkin juga menyukai