Anda di halaman 1dari 25

SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung ke lapangan yaitu pada PT
KERETA API LOGISTIK (KALOG) AREA SUMATERA SELATAN STASIUN
KERTAPATI, PALEMBANG. Pengumpulan data pada tugas akhir ini, secara garis besar
terdiri dari gambaran umum perusahaan, data-data perusahaan yang dibutuhkan dengan
permasalahan yang akan diselesaikan.

4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

PT KERETA API LOGISTIK (KALOG) merupakan salah satu anak perusahaan dari
PT Kereta Api Indonesia (persero). PT Kereta Api Logistik berdiri pada tahun 2009, dibentuk
untuk memperkaya jasa induknya Kereta Api Indonesia (KAI) dalam menyediakan jasa
logistik berbasis kereta api secara terpadu. PT Kereta Api Logistik bergerak dibidang layanan
distribusi logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis door to door service untuk
memberikan pelayanan yang pari purna bagi pelanggan kereta api yang didukung dengan
angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi pengelolaan terminal peti
kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pengepakan, pelabelan, pengangkutan,
penjejakan, pengawalan logistik serta manajemen logistik dengan menerapkan prinsip-prinsip
perseroan terbatas. Pada tahun 2010 PT Kereta Api Logistik membuka cabang baru di
sumatera tepatnya di sumatera selatan stasiun Kertapati, Palembang. Bisnis yang dilakukan di
sumatera selatan adalah bisnis manajemen stockpile batubara. Manajemen stockpile adalah
pengelolaan kawasan sebagai tempat transit batubara sebelum dilakukan pengiriman menuju
konsumen akhir. Area manajemen stockpile yang dikelola saat ini adalah di Kertapati dan

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 31 31


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Sukacinta. Bentuk pelayanan yang diberikan meliputi: penempatan dan penataan batubara,
loading dan unloading serta monitoring dan controlling batubara di stockpile. Fasilitas
manajemen stockpile batubara yang dimiliki PT Kereta Api Logistik berupa:

a) Stockpile di Lahat (Sukacinta)


b) Stockpile di Kertapati
c) Reach stacker
d) Belt Conveyor
e) Dump Truck
f) Security 24 jam
g) Angkutan dengan kereta api
h) Dermaga kapal tongkang

4.1.2 Visi dan Misi

Visi Perusahaan:

Menjadi perusahaan penyedia jasa logistik global yang terpadu, unggul dan terdepan di
Indonesia

Misi Perusahaan:

1. Menyediakan jasa logistik berbasis kereta api dengan solusi door-to-door service.
2. Mengembangkan produk-produk logistik unggulan yang didukung oleh jaringan
bisnis lokal dan global.
3. Membangun kapabilitas dan kredibilitas perusahaan dengan mengembangkan strategi
kolaborasi yang sinergis dengan mitra bisnis.
4. Memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik kepada pelanggan

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan, yang menggambarkan


hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masing-masing fungsi memiliki

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 32


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar
tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.

Pada Gambar 4.1 merupakan gambar struktur organisasi PT Kereta Api Logistik pusat:

Dewan
Direktur Utama
Komisaris

Advisor
Administrasi & TU

Direktur Adm. Dan Keuangan Direktur Operasi dan Pemasaran

VP.Human Capital, VP.Logistic & GM.Tex & IT,


VP.Finance GM.Marketing GM.Operasi
general Affair, Legal Procurement Pengembangan Usaha

M.Budget & M.Market M.Transportasi M.Tex & IT


M.Human Capital
Accounting M.Logistic
M.general Affair M.Forwarding & M.Pengembangan
M.P & Peng. P
M.Finance Warehousing Usaha
M.Procurement
M.Legal

Regional

M.Area Jakarta M.Area Jawa M.Area M.Area Jawa M.Area Jawa


& Banten barat Sumatera 1,2,3 Tengah & DIY Timur & Bali

Ass. Manager Ass. Manager SBU Ass. Manager Ass. Manager Ass. Manager
Admin & Admin & Admin & Admin & Admin &
Finance Finance Finance Finance Finance

Ass. Manager Ass. Manager Ass. Manager Ass. Manager Ass. Manager
Operasi Operasi Operasi Operasi Operasi

Gambar 4.1 Gambar struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Pusat

Struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati,
Palembang

Manager Area
SUM-SEL
Kertapati

Ass. Manager
Admin & Finance

Ass. Manager
Operasi

Op.Maintenance Op.Conveyor Driver Support

Gambar 4.2 Struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Area Sum-Sel


Sumber: Administratif Staff PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun
Kertapati, Palembang Tahun 2012

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 33


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Adapun fungsi utama dan tugas dari masing-masing jabatan serta unsur-unsurnya
dari struktur organisasi tersebut adalah:

a) Manager Area SUM-SEL


Tugas jabatan: Mengontrol dan mengkoordinir proses bongkar muat batubara bersama
asisten manager operasi untuk mendapatkan waktu proses bongkar muat yang lebih
efisien.
b) Asisten Manager ADM & Finance
Tugas jabatan: Bertanggung jawab dalam melakukan input data dan mempersiapkan
seluruh dokumentasi yang berhubungan dengan data batubara yang masuk ke stockpile
dan data batubara yang keluar. Melakukan pembayaran, penerimaan dana, verifikasi
dokumen dan transaksi, pengurusan Bank, dan penyiapan dana untuk memastikan semua
transaksi dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan dan memperlancar kegiatan
operasional perusahaan.
c) Asisten Manager Operasi
Tugas Jabatan: bertanggung jawab untuk mengatur kondisi dilapangan baik sebelum
memulai aktivitas, pada saat beraktivitas maupun setelah aktivitas selesai.
d) Operator
1. Maintenance
Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk menjaga kondisi setiap peralatan yang akan
digunakan dalam kondisi siap pakai, apabila ada kerusakan maka harus segera
diperbaiki.
2. Driver
Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk mendistribusikan batu bara dari container
yard (CY) ke stockpile maupun ke tongkang.
3. Operator Belt Conveyor
Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk menjalankan belt conveyor saat dibutuhkan
sekaligus mengontrol saat proses berlangsung.
4. Support

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 34


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tugas jabatan: Bertanggung jawab dalam membuka dan mengunci twice lock baik di
gerbong datar maupun di truk. Serta bertanggung jawab untuk menyiram area
container yard (CY) supaya mengurangi debu.

4.1.4 Peta Lokasi PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun
Kertapati, Palembang

PT Kereta api Logistik (KALOG) Area Sumatera Selatan stasiun Kertapati,


Palembang beroperasi untuk melakukan proses bongkar muat batubara dan pengisian kapal
tongkang. Batubara tersebut ditambang oleh PT Bara Alam Utama, dan dalam hal
pendistribusiannya diberikan tanggung jawab kepada PT Kereta Api Logistik sebagai patner
kerjanya. Lokasi penambangan batubara milik PT Bara Alam Utama berada di Lahat.
Batubara didistribusikan menggunakan kereta api dari Lahat menuju Kertapati dengan
menggunakan kereta api. Jenis kereta api yang digunakan adalah kereta api dengan jenis
gerbong datar (GD). Gambar di bawah ini merupakan lokasi/area PT Kereta Api Logistik
area Sum-Sel Kertapati.

Gambar 4.3 Gambar Peta Lokasi PT Kereta Api Logistik area Sum-Sel

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 35


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1.5 Alur Distribusi Batubara


Sukacinta Kertapati Stockpile Tongkang

1 2 3 4
Gambar 4.4 Alur Distribusi Batubara
(sumber: Hasil Pengumpulan data)

1. Sukacinta: Batubara dimuat ke dalam kontainer di atas kereta, setelah proses


pengisian kereta selesai batubara didistribusikan ke kertapati.
2. Kertapati: Kereta tiba di kertapati dan masuk ke area container yard, selanjutnya
dilakukan bongkar muat kereta.
3. Stockpile: Stockpile sebagai tempat untuk penyimpana sementara sebelum
dimuat ke Tongkang.
4. Tongkang: Batubara dimuat ke Tongkang menggunakan sistem trucking, dan belt
conveyor.

4.1.6 Proses Bongkar Muat Kereta

Gambar 4.5 Gambar Area Container Yard (CY)


(sumber: dok. Pribadi)
Panjang container yard sekitar 250 meter, mampu menampung 15 gerbong datar. Proses
bongkar muat kereta dibantu alat mekanis yaitu menggunakan Reach stacker untuk
menaikkan dan menurunkan kontainer. Rata-rata berat isi kontainer yang datang dari
Sukacinta sebesar 18 ton.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 36


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Gambar 4.6 Gambar proses Bongkar Muat Kereta


(sumber: dok. Pribadi)

Selanjutnya batubara akan ditumpuk di stockpile sebelum dimuat ke tongkang. Penataan


batubara di stockpile dibantu dengan menggunakan wheel loader dan excavator.

Gambar 4.7 Gambar prose dumping di stockpile


(sumber: dok. Pribadi)

4.1.7 Sistem Pengisian Batubara ke Kapal Tongkang


Dalam proses pengisian batubara ke kapal tongkang PT Kereta Api Logistik
menerapkan 3 sistem pengisian yaitu:
a) Sistem Trucking

Gambar 4.8 Gambar proses pengisian batubara ke tongkang sistem trucking


(sumber: dok. Pribadi)

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 37


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Urutan kerja proses pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan sistem trucking
dapat dilihat pada diagram berikut:
Bongkar kereta, kontainer
Kereta Masuk Dump Truck Dump truck
isi dinaikkan ke atas dump Dump Truck bergerak
area Container Dumping di kembali ke Area
truck menggunakan Reach menuju Tongkang
Yard Tongkang Container Yard
Steaker

Gambar 4.9 Gambar Proses Aliran Kerja


Sistem trucking untuk saat ini dijalankan dengan Dump truck sebanyak 5 unit dengan
kapasitas antara 20 ton s.d 40 ton
b) Sistem Belt Conveyor

Gambar 4.10 Gambar proses pengisian batubara sistem belt conveyor


(sumber: dok. Pribadi)

Meskipun pengisian batubara dengan menggunakan belt conveyor untuk saat ini masih belum
optimal penggunaanya namun setidaknya masih bisa memberikan kontribusi dalam pengisian
batubara ke kapal tongkang. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan didapatkan kapasitas per
jam belt conveyor sebesar 400 ton per jam. Menurut keterangan yang peneliti dapatkan dari
pembimbing lapangan, belt conveyor ini didesain untuk kapasitas 800 ton/jam.
c) Kombinasi Antara Sistem Trucking dan Sistem Belt Conveyor

Gambar 4.11 Gambar proses pengisian batubara dengan kombinasi sistem

(sumber: dok. Pribadi)

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 38


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Proses pengisian batubara ke tongkang dengan menggabungkan kedua sistem diharapkan

supaya proses pengisian dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat.

4.1.8 Kapasitas Kapal Tongkang

Gambar 4.12 Gambar Tongkang


(sumber: dok. Pribadi)

Kapal tongkang memiliki kapasitas yang berbeda-beda, berikut adalah ukuran muatan kapal
tongkang yang dimuat oleh PT Kereta Api Logistik dalam periode Agustus 2012: 2500 ton,
3250 ton, 4200 ton, 7300 ton, 7400 ton 7500 ton.
Dalam penelitian ini kapasitas kapal tongkang yang dijadikan sebagai patokan adalah
kapal tongkang dengan kapasitas 7500 ton.

4.1.9 Waktu Kerja


PT Kereta Api Logistik membagi jam kerja dalam 2 shift dengan satu kali istirahat
untuk masing-masing shift. Pembagian waktu kerja tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Tabel Jadwal Kerja per Shift


Waktu (pukul) Lama Kerja (menit)
Kegiatan
Shift I Shift II Shift I Shift II
Masuk Kerja 07.00 19.00 - -
Kerja Produksi 07.00 - 12.00 19.00 - 00.00 300 300
Istirahat 12.00 - 13.00 00.00 - 01.00 60 60
Kerja Produksi 13.00 - 18.00 01.00 - 06.00 300 300
Selesai 18.00 06.00

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 39


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Jumlah hari kerja selama setahun yang ditetapkan oleh PT Kereta Api Logistik adalah 341
hari. Berdasarkan tabel di atas maka jam kerja per hari adalah 20 jam.

4.1.10 Hambatan yang dapat dihindari


Hambatan yang dapat dihindari merupakan hambatan yang menyebabkan waktu produksi
efektif berkurang, hambatan ini disebabkan karena faktor kerusakan alat (teknis) dan faktor
operator (non teknis). Dalam penelitian ini yang dibahas adalah hambatan karena faktor
operator (non teknis). Hambatan karena faktor operator (non teknis)Merupakan hambatan
yang sering terjadi karena perilaku dari operator yang kurang disiplin sehingga menyebabkan
menurunnya waktu produktif yang tersedia. Berdasarkan pengamatan dilapangan, hambatan-
hambatan yang dapat dihindari karena faktor operator adalah sebagai berikut:
a. Terlambat awal shift
Hambatan yang terjadi karena tertundanya produksi yang disebabkan keterlambatan
memulai kegiatan pada awal shift kerja. Secara umum hambatan ini terjadi karena
adanya waktu yang terbuang yang disebabkan terlambatnya operator datang ke lokasi
kerja. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata 5 menit per hari.
b. Berhenti bekerja lebih awal
Waktu hambatan karena kebiasaan dari operator untuk menghentikan pekerjaan
untuk istirahat sebelum waktunya. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 20
menit.
c. Istirahat terlalu lama
Istirahat terlalu lama atau terlambat awal kerja setelah istirahat, disebabkan
keterlambatan memulai pekerjaan kembali setelah waktu istirahat tiap shift kerja.
Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 15 menit untuk operator excavator, 5
menit untuk operator wheel loader dan, 20 menit untuk operator dump truck.
d. Keperluan operator
Keperluan operator seperti pengecekan alat sebelum memulai pekerjaan atau karena
kesehatan yang terganggu. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 5 menit
untuk operator excavator dan wheel loader, 10 menit untuk operator dump truck.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 40


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1.11 Hambatan yang tidak dapat dihindari


Hambatan yang tidak dapat dihindari adalah hambatan yang menyebabkan tidak dapat
beroperasinya alat angkut untuk pengisian batubara ke tongkang meskipun kondisi alat dalam
keadaan baik dan siap beroperasi. Hambatan yang tidak dapat dihindari antara lain:
a. Pemasangan jembatan rampdoor
Jembatan rampdoor merupakan jalur akses penghubung antara stockpile dengan
tongkang sehingga pengisian batubara dengan sistem trucking dapat berjalan.
Pengamatan dilapangan diketahui waktu rata-rata yang digunakan untuk pemasangan
jembatan rampdoor rata-rata sebesar 5 menit.
b. Pemasangan pintu kapal
Pemasangan pintu kapal dilakukan ketika jumlah batubara yang terisi ke tongkang
telah mencapai ¼ dari total keseluruhan yang harus diisi. Waktu rata-rata untuk
pemasangan pintu kapal adalah 5 menit untuk reach stacker, excavator, wheel loader
dan, 20 menit untuk dump truck.
c. Trimming cargo
Trimming cargo merupakan aktivitas di atas tongkang untuk menata sekaligus
memadatkan batubara supaya laju dump truck tidak tersendat. Waktu rata-rata untuk
trimming cargo sebesar 200 menit untuk wheel loader dan dump truck.
d. Pemeriksaan harian
Pemeriksaan harian terhadap alat yang digunakan wajib dilakukan sebelum memulai
kegiatan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan harian adalah 10
menit.
e. Pengisian bahan bakar
Pengisian bahan bakar membutuhkan waktu rata-rata sebesar 15 menit untuk
excavator dan wheel loader, dan 8 menit untuk dump truck.

4.1.12 Jenis-Jenis Alat Bantu Muat dan Alat Angkut batubara ke Tongkang
1. Alat Bantu Muat
a) 1 unit Excavator
Kapasitas bucket sebesar 1 ton.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 41


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Gambar 4.13 Gambar Excavator


(sumber: dok. Pribadi)
b) 2 unit Wheel Loader
Kapasitas bucket sebesar 3 ton.

Gambar 4.14 Gambar Wheel Loader


(sumber: dok. Pribadi)
c) 1 unit Reach stacker

Gambar 4.15 Gambar Reach stacker


(sumber: dok. Pribadi)

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 42


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

2. Alat Angkut
a) 5 unit Dump Truck
Kemampuan angkut 20 s.d 40 ton

Gambar 4.16 Gambar Dump Truck


(sumber: dok. Pribadi)
b) 1 unit Belt Conveyor

Gambar 4.17 Gambar Belt Conveyor


(sumber: dok. Pribadi)
4.1.13 Target Pemenuhan Kuota Batubara yang Dimuat ke Tongkang
PT Bara Alam Utama mempunyai target tahunan terkait dengan jumlah kuota
batubara yang dimuat harus dimuat ke tongkang. Target tersebut dibagi ke dalam 3 tahap
yaitu sebagai berikut:
Tahap 1 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar
500.000 ton/tahun
Tahap 2 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar
1500.000 ton/tahun
Tahap 3 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar
2.500.000 ton/tahun.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 43


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Untuk saat ini tahap yang sedang dikerjakan oleh PT Kereta Api Logistik adalah tahap 2,
yaitu sebesar 1.500.000 ton per tahun.

4.1.14 Target Pemenuhan Kuota Batubara Tahap 2


Jumlah hari kerja yang ditetapkan selama 341 hari per tahun maka jumlah batubara yang
harus didistribusikan setiap harinya adalah sebesar 4.398,82 ton per hari. Penggunaan kereta
saat ini sebagai moda untuk mendistribusikan batubara menggunakan 2,5 KA,SF-32. 2,5 KA
artinya saat ini untuk proses distribusi batubara menggunakan 3 kereta setiap harinya namun
yang beroperasi setiap harinya hanya kereta1 dan 2, sementara kereta yang ke-3 beroperasi
sekali dalam dua hari. SF-32 artinya dalam satu kereta terdapat 32 Standformasi
(SF)/rangkaian dimana dalam setiap rangkaian menampung dua unit kontainer yang masing-
masing berisi batubara dengan berat rata-rata 18 ton.
jadi, jumlah rata-rata batubara yang datang setiap harinya sebesar 2880 ton.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 44


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Hambatan-Hambatan Kerja yang Terdapat Pada Alat Bantu Muat dan
Alat Angkut
Hambatan-hambatan berikut merupakan kejadian yang sering terjadi pada saat proses
pengisian batubara ke tongkang. Hambatan ini menyebabkan waktu kerja efektif dari setiap
alat yang memiliki waktu hambatan menjadi berkurang. Tabel berikut merupakan tabel waktu
hambatan kerja pada alat bantu muat dan alat angkut pada PT KALOG.
Tabel 4.2 Tabel Hambatan Kerja Alat Bantu Muat dan Alat Angkut
Reach Steaker Excavator Wheel loader
Hambatan Dump Truck
(menit/hari) (menit/hari) (menit/hari)
1.Hambatan yang dapat dihindari
a. Terlambat awal shift 5 5 5 5
b. berhenti bekerja lebih awal 0 20 20 20
c. istirahat terlalu lama 0 15 5 20
d. Keperluan Operator 0 5 5 10
Jumlah 5 45 35 55
2.Hambatan yang tidak dapat dihindari
a. Pemasangan jembatan rampdoor 5 5 5 5
b. Pemasangan pintu kapal 5 5 5 20
c. Trimming cargo 0 200 0 200
c. pemeriksaan harian 0 10 10 10
d. pengisian bahan bakar 0 15 15 8
Jumlah 10 235 35 243
TOTAL 15 280 70 298

(sumber: Hasil pengumpulan dan pengolahan data periode 8 Agustus 2012 s.d 8 September 2012)

4.2.2 Waktu Kerja Efektif Alat Bantu Muat


Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari dikurangi jumlah waktu
hambatan.

Wke = Wkt – Wht………………………………………….…………….(4.1)

a) Reach stacker b) Excavator c) Wheel Loader


Wke = 1200 – 15 Wke = 1200 – 280 Wke = 1200 – 70
Wke = 1185 menit Wke = 920 menit Wke= 1130 menit

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 45


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.2.3 Waktu Efektif Alat Angkut


a) Dump truck
Wke = 1200 – 298
Wke = 902 menit
b) Belt conveyor
Data empirik di lapangan menunjukkan bahwa pemakaian belt conveyor untuk
melangsungkan proses pengisian batubara ke tongkang rata-rata 7 jam/hari (420 menit
per hari).

Karena nilai waktu efektif telah diketahui maka dapat dihitung efisiensi kerja alat bantu muat
dan alat angkut, yaitu:

Eff = ...................................................(4.2)

Efisiensi Alat Bantu Muat:


a) Reach stacker

Eff =
Eff = 99 %
b) Excavator

Eff =

Eff = 77%
c) Wheel Loader

Eff =

Eff = 94%

Efisiensi Alat Angkut:


a) Dump truck b) Belt conveyor
Eff = Eff =

Eff = 75% Eff = 35%

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 46


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.2.4 Produktivitas Alat Bantu Muat


a) Reach stacker
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan bahwa Rata-rata berat isi batubara per kontainer
yang datang dari Sukacinta adalah sebesar 18 ton, jadi produktivitas per siklus Reach stacker
adalah 18 ton per siklus. Waktu siklus atau Cycle Time reach stacker adalah 151 detik
(Lampiran A).
Produktivitas per jam:

…………………………………………………..………(4.3)

Dimana:
Q :produksi per jam (m3/jam)
q : produksi per siklus (m3) = 18 ton
CT : Waktu edar (detik)
60 x 60 : 3600 konversi jam ke detik
E :Efisiensi Kerja

Q = 6751 ton per hari (375 kontainer per hari)

b) Excavator
waktu siklus atau Cycle Time excavator adalah 15 detik (Lampiran C)

q = q 1 x K…………………………………………………………………(4.4)

Dimana:

q: produktivitas per siklus (m3)


q 1 : kapasitas munjung (m3)
K: faktor pengisian bucket

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 47


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

q=1x1
q = 1 ton per siklus
produksi per jam:

…………………………………………………….………(4.5)

waktu siklus atau Cycle Time excavator adalah 15 detik (Lampiran B).

Dimana:
Q: produktivitas per jam (m3/jam)
q: produksi per siklus (m3)
CT: Waktu edar (detik)
3600: konversi jam ke detik
E:Efisiensi Kerja

Produksi per hari:


Q = 204 x 20 x 77%
Q = 3141,6 ton/hari

c) Wheel Loader

Perhitungan produktivitas alat muat Wheel Loader dapat diketahui dengan menggunakan
rumus berikut:

……………………………………………………….…(4.6)

waktu siklus atau Cycle Time wheel loader adalah 123 detik (Lampiran c)
Dimana:
Q : produktifitas wheel loader , m3/jam (ton/jam)
q : produksi per siklus (cycle), m3 (ton)

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 48


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

: Kapasitas Bucket x Bucket Fill Factor


: 3 x 1 = 3 ton
E 1 : Efisiensi kerja = 0,81
E 2 : Efisiensi waktu = 0,94

Tabel 4.3 Tabel Efisiensi Kerja


Pemeliharaan Mesin
Kondisi Operasi Baik Buruk
Baik Sedang Buruk
Alat sekali sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,7 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,6
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,6 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,61 0,47 0,42 0,32
(Sumber : Partanto P, 1995)

Perhitungan produksi alat bantu muat Wheel Loader dapat diketahui dengan menggunakan
rumus berikut:

……………………………………………………(4.6)

Dimana:

Q : produktivitas teoritis wheel loader , m3/jam (ton/jam)


q : produksi per siklus (cycle), m3 (ton)
: Kapasitas Bucket x Bucket Fill Factor
: 3 x 1 = 3 ton
E 1 : Efisiensi kerja = 0,81
E 2 : Efisiensi waktu = 0,94

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 49


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel 4.4 Tabel Faktor pengisian


Faktor pengisian Bucket Faktor
Memuat batubara dari stockpile atau
batubara masih belum lama disimpan di
Pemuatan Ringan 1,0 - 0,8
stockpile sehingga proses pemuatan relatif
ringan.
Pemuatan batubara dari stockpile batubara
lepas yang lebih sukar dikeruk dan
dimasukkan ke dalam bucket tetapi dapat
Pemuatan Sedang 0,8 - 0,6
dimuat sampai hampir munjung: pasir
kering, tanah berpasir, tanah bercampur
tanah liat.

Pemuatan batubara dari stockpile, batubara


Pemuatan Agak
telah mengalami pemadatan karena karena 0,6 - 0,5
Sulit
tingginya tumpukan batubara.

Penggalian batubara yang telah lama


tersimpan di stockpile mengakibatkan
Pemuatan Sulit 0,5 - 0,4
batubara hampir menyatu kembali, sehingga
proses penggalian menjadi sulit

(Sumber : Rochmanhadi, 1982)

Dari data-data diatas, maka produktifitas wheel loader adalah:

Dengan demikian maka produktivitas produksi alat bantu muat saat ini sebesar:
Tabel 4.5 Tabel Produktivitas Produksi Alat Bantu Muat

Produktivitas alat muat Kapasitas per hari (ton)

Reach Steaker 6751


Excavator 3141,6
Wheel loader 1260
Total 11152

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 50


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.2.5 Produktivitas Alat Angkut


a) Dump Truck (pengisian di container yard)
Berdasarkan Jumlah Kedatangan kereta Saat ini adalah 2,5 KA,SF-32, maka terdapat rata-
rata 2880 ton/hari atau 160 kontainer/hari dengan berat rata-rata 18 ton.
Perhitungan untuk produksi alat angkut dump truck adalah:

………………………………………………..(4.7)

Dimana:
Qa: kemampuan produksi alat angkut (m3/jam)
Na: jumlah alat angkut (unit)
CT: Waktu edar alat angkut (menit)
Ca : kapasitas alat angkut (m3)
E: Efisiensi Kerja
waktu siklus atau Cycle Time dump truck adalah 1085 detik (Lampiran E).

(12 kontainer/jam)
Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 13,3
jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 1,7
jam akan dilanjutkan pengisian kapal tongkang di stockpile. waktu siklus atau Cycle Time
dump truck adalah 873 detik (Lampiran F).

 Pengisian di stockpile

……………………………………………(4.8)

Dimana:
Qa: kemampuan produksi alat angkut (m3/jam)
Na: jumlah alat angkut (unit)
CT: Waktu edar alat angkut (menit)
Ca : kapasitas alat angkut (m3)

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 51


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

E :Efisiensi Kerja

Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar
3354,83 ton per hari.

b) Belt Conveyor
Berdasarkan jam operasi per hari yang hanya 7 jam per hari maka produktivitas produksi belt
conveyor adalah: kapasitas belt conveyor per jam x kemampuan daya isi pada hopper (%) x
jam kerja per hari
= 400 ton per jam x 67,79% x 7
= 1898,12 ton per hari
Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengisian batubara ke tongkang saat ini yakni
dengan menggunakan 5 unit dump truck dan belt conveyor sebesar 5252,95 ton per hari.
Artinya target untuk pengisian kapal tongkang kapasitas 7500 ton belum bisa terpenuhi
selama satu hari.
Tabel 4.6 Tabel Produktivitas Produksi Alat Angkut
Produktivitas alat angkut Kapasitas per hari (ton)
Dump truck 3354,83
Belt conveyor 1898,12
Total 5252,95

4.2.6 Upaya Peningkatan Produktivitas Produksi


Upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tingkat produktivitas produksi
7500 ton per hari adalah dengan melakukan analisis terhadap jumlah batubara, alat angkut
dan alat muat pengisian batubara ke tongkang berdasarkan jam kerja yang tersedia dan
jumlah peralatan yang digunakan.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 52


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. Penambahan Kapasitas Kontainer dan Jumlah Curah Bucket Wheel


Loader
Rata-rata kapasitas kontainer saat ini yang datang dari Sukacinta adalah
sebesar 18 ton, untuk kedepannya diharapkan rata-rata isi kontainer adalah 20
ton karena kemampuan dump truck masih memungkinkan untuk
pengangkutan 20 ton.

(12 kontainer/jam)
Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu
selama 11,52 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka
dengan sisa waktu 3,48 jam akan dilanjutkan pengisian batubara ke tongkang di
stockpile.

Upaya peningkatan lainnya adalah dengan peningkatan curah bucket wheel loader
untuk pengisian dump truck, jumlah curah awal adalah 6 bucket dan untuk
peningkatan kapasitas ditambah menjadi 7 bucket sehingga setiap dump truck
mengangkut 21 ton. dengan penambahan jumlah curah ini sekaligus menambah
waktu siklus dump truck menjadi 15 menit/siklus.

Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar
3976,2 ton per hari.

kapasitas belt conveyor per jam x kemampuan daya isi pada hopper (%) x jam kerja per hari

= 400 ton per jam x 67,79% x 7


= 1898,12 ton per hari
Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengisian batubara ke tongkang saat ini yakni
dengan menggunakan 5 unit dump truck dan belt conveyor sebesar 5874,32 ton per hari.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 53


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Artinya target untuk pengisian kapal tongkang kapasitas 7500 ton belum bisa terpenuhi
selama satu hari.
Tabel 4.6 Tabel Produktivitas Produksi alat angkut dengan penambahan kapasitas muatan

Alat Angkut Produktivitas alat angkut Jumlah


Produktivitas saat ini
Batubara setelah penambahan kapasitas Peningkatan
Dump truck 3354,83 3976,2 621,37
Belt Conveyor 1898,12 1898,12 0
Total 5252,95 5874,32 621,37

2. Penambahan Unit Alat Angkut


Upaya lainnya agar target produksi dapat terpenuhi. Upaya lainnya untuk
meningkatkan produktivitas adalah dengan penambahan unit alat angkut yaitu 2 unit
dump truck dengan tipe yang sama yakni Nissan Diessel CWA250X kapasitas muat
sebesar 20 ton s.d 40 ton.
Perhitungan untuk produktivitas alat angkut Setelah Penambahan Kapasitas dan
Jumlah Alat adalah:
a) Dump Truck
Qa = Na (60/CT) x Ca x E, ton/jam……………………………..(4.9)

Keterangan:
Qa: kemampuan produksi alat angkut, ton/jam
Na: Jumlah alat angkut, unit
CT: waktu edar alat angkut, menit
Ca: kapasitas angkut, ton
E: Efisiensi kerja, %

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 54


SKRIPSI BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu
selama 8,2 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka
dengan sisa waktu 6,8 jam akan dilanjutkan pengisian kapal tongkang di stockpile.
 Pengisian di stockpile

Dimana:
Qa: kemampuan produksi alat angkut (m3/jam)
Na: jumlah alat angkut (unit)
CT: Waktu edar alat angkut (menit)
Ca : kapasitas alat angkut (m3)
E: Efisiensi Kerja

Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah


sebesar 5982,16 ton per hari.
b) Belt Conveyor

Tabel 4.8 Tabel Produktivitas Produksi Setelah Penambahan Kapasitas dan Jumlah Alat Angkut
Produktivitas Setelah
Alat Angkut Jumlah
Produktivitas saat ini Peningkatan kapasitas dan
Batubara Peningkatan
penambahan alat angkut
Dump truck 3354,83 5982,16 2627,33
Belt Conveyor 1898,12 1898,12 0
Total 5252,95 7880,28 2627,33

Dengan penambahan penambahan kapasitas muatan kontainer yang awalnya 18 ton


menjadi 20 ton dan penambahan jumlah curah bucket wheel loader pada saat
pengisian dump truck jumlah alat angkut yang awalnya 5 unit menjadi 7 unit maka
target untuk pengisian tongkang 7500 ton berdasarkan kedatangan batubara sebesar
2880 ton/hari dapat terpenuhi.

Basten Rikardo Hutagalung - 0508017 55

Anda mungkin juga menyukai