OUTLINE
• PENDAHULUAN
•LOGIKA TRADISIONAL
•LOGIKA SIMBOLIK
•LOGIKA INDUKTIF
PENDAHULUAN
1. LOGIKA
A. PENGERTIAN
B. PROPOSISI
C. PENALARAN
2. KESESATAN
A. PENGERTIAN
B. KESESATAN KARENA BAHASA
C. KESESATAN KARENA RELEVANSI
D. RASIONALITAS KESESATAN
LOGIKA
Contoh :
(p1) : Logam 1 dipanasi dan memuai
(p2) : Logam 2 dipanasi dan memuai
(p3) : Logam 3 dipanasi dan memuai
(p4) : Logam 4 dipanasi dan memuai
...
(p10) : Logam 10 dipanasi dan memuai
Jadi : Logam-logam lain yang dipanasi memuai.
Contoh :
Sifat abadi adalah sifat ilahi
Adam adalah mahasiswa abadi
Jadi :
Adam adalah mahasiswa yang bersifat ilahi
Kesesatan karena arti kiasan
Terdapat analogi antara arti kiasan dan arti sebenarnya.
Artinya : ada kesamaan dan ada perbedaan antara arti
kiasan dengan arti sebenarnya.
Jika dalam suatu penalaran sebuah arti kiasan disamakan
dengan arti sebenarnya atau sebaliknya maka
terjadilah kesesatan karena arti kiasan. Kesesatan ini
sering disengaja dalam lawak.
Contoh :
‘bemo’ dalam arti sebenarnya adalah sebuah
kendaraan roda tiga pengangkut penumpang yang
mirip dengan bajaj; akan tetapi ‘bemo’ dalam
lawakan warkop adalah mulut Dono warkop.
Kesesatan karena amfiboli
Amfiboli terjadi karena : Konstruksi sebuah
kalimat yang sedemikian rupa sehingga
artinya menjadi bercabang.
Contoh :
Anak Bapak yang ganteng itu …..
(Siapa yang ganteng, bapaknya atau anaknya?
Contoh :
Seorang terdakwa berusaha dapat hukuman
seringan mungkin dengan mengatakan bahwa
penderitaan yang ditimpakan oleh hakim
kepadanya dan hukuman yang diputuskan akan
berbalik menimpa sang hakim atau keluarganya.
Argumentum ad verecundiam
Kesesatan ini terjadi karena seseorang menerima atau
menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya
akan tetapi karena yang mengatakannya adalah orang
yang berwibawa, dapat dipercaya atau seorang ahli.
Contoh :
Ptolemeus mengatakan bumi itu adalah pusat gerakan
(teori geocentris).
Pada saat itu semua orang percaya sehingga sewaktu
Copernicus mengatakan bahwa mataharilah pusat
peredaran tatasurya (teori heliocentris), ia ditangkap dan
kemudian dibunuh.
Argumentum ad baculum
Contoh :
Seorang terdakwa mengingatkan hakim bahwa
keluarganya
tergantung padanya, anaknya masih kecil-kecil,
sedangkan
isterinya sakit keras, dan sebagainya.
Argumentum ad populum
Kesesatan ini terjadi karena penerimaan atau penolakan suatu
penalaran mengatas namakan ‘rakyat’, orang banyak.
Contoh :
Dalam pidatonya presiden Amerika Serikat, Bush,
mengatakan bahwa apa yang dilakukannya dalam
menyerbu Iraq adalah demi’rakyat’ Irak yang
tertindas
dibawah pimpinan Saddam Hussein dan juga untuk
menyelamatkan ‘dunia’ dari ‘senjata pemusnah
massal’.
(Hal ini tidak terbukti, malah rakyat Iraq menderita hebat pasca
Kesesatan Non causa pro causa
Kesesatan ini terjadi apabila seseorang menganggap sesuatu sebagai sebab,
padahal sebenarnya bukan sebab yang lengkap.
Contoh :
Ali ditodong dan dalam kejadian tersebut Ali kena sabetan
clurit si penodong dan meninggal dunia. Orang-orang yang
datang menolong mengatakan bahwa ia meninggal karena
sabetan clurit penodong. Akan tetapi visum et repertum dokter
menyatakan : Ali punya penyakit jantung dan kemungkinan
besar ia meninggal karena penyakit jantung. Luka sabetan clurit
itu
kecil dan tidak menyebabkan kematian, tapi proses
mempertahankan
diri dari penodong menaikkan emosinya dana menyebabkan
Kesesatan Aksidensi
Kesesatan ini terjadi kalau kita menerapkan prinsip atau
pernyataan umum kepada peristiwa atau peristiwa tertentu
yang karena keadaannya yang bersifat aksidental
menyebabkan pernyataan itu tidak cocok.
Contoh :
Seseorang memberi susu dan buah-buahan kepada
bayinya yang sedang sakit karena merasa bahwa
susu dan buah-buahan itu baik, telah melakukan
penalaran yang sesat karena aksidensi. Benar bahwa
susu dan buah-buahan itu menyehatkan, tetapi ada
kondisi aksidental (dalam hal ini sedang sakit) yang
menyebabkan prinsip itu tidak berlaku.
Kesesatan karena komposisi dan
divisi
Kesesatan komposisi terjadi karena suatu predikat yang hanya
mengenai individu-individu dalam suatu kelompok tertentu,
dianggap berlaku bagi keseluruhan kelompok; sebaliknya
disebut kesesatan divisi.
Contoh :
Karena adanya ‘oknum’ polisi yang suka mengutip
pengemudi yang melakukan kesalahan, maka masyarakat
mengambil kesimpulan mbahwa korps kepolisian
memang suka ‘mengutip’.
(Padahal hanya beberapa oknum yang melakukannya, bukan semua polisi)
Argumentum ad ignorantiam
Kesesatan ini terjadi karena menyimpulkan sutu konklusi atas
dasar negasinya tidak terbukti salah
SILOGISME KATEGORIK
Silogisme kategorik adalah suatu bentuk formal dari deduksi yang terdiri atas
proposisi-proposis kategorik.
Contoh deduksi :
Terdapat 3 proposisi kategorik, yang pertama dan kedua adalah premis dan
yang ketiga adalah konklusi.
Term , ‘Kartini’, ‘pahlawan’ dan ‘orang
yang berjasa’ masing-masing
digunakan sebanyak 2 kali.