Anda di halaman 1dari 33

L O G I K A

OUTLINE

• PENDAHULUAN

•LOGIKA TRADISIONAL

•LOGIKA SIMBOLIK

•LOGIKA INDUKTIF
PENDAHULUAN
1. LOGIKA
A. PENGERTIAN
B. PROPOSISI
C. PENALARAN

2. KESESATAN
A. PENGERTIAN
B. KESESATAN KARENA BAHASA
C. KESESATAN KARENA RELEVANSI
D. RASIONALITAS KESESATAN
LOGIKA

Apa sih logika itu?Apakah artinya ‘menurut


akal’ atau lainnya?
Contoh: 1. Langkah yang diambilnya itu
logis.
2.Menurut logikanya ia harus marah.

Sebagai istilah, logika berarti


suatu metode untuk meneliti
ketepatan penalaran. Jadi untuk
memahami logika diperlukan
pengertian tentang penalaran,
sedangkan penalaran adalah
salah satu bentuk pemikiran.
Pengertian (konsep)

Pengertian adalah sesuatu yang abstrak, oleh karena itu


untuk menunjuknya diperlukan suatu lambang.

Lambang yang paling sering digunakan adalah bahasa.

Dalam bahasa, pengertian itu lambangnya berupa kata.

Contoh : guru, manusia, keadilan


kereta api, lapangan sepak bola
bulan,kabur
Proposisi atau pernyataan
Proposisi : rangkaian pengertian yang mempunyai
sifat benar atau salah.

Contoh:1. Jakarta adalah ibukota negara RI ( bernilai benar)


2. Kota Medan terletak di pulau jawa (bernilai salah)
Kedua contoh tsb merupakan proposisi.

Contoh yang bukan proposisi :


1. Ani lebih tinggi dari Ali
(Ani yang mana?? Ali yang mana??, tidak dapat diketahui kalimat
tersebut benar atau salah).
Penalaran
Penalaran:
Suatu proses dimana seseorang menyimpulkan suatu proposisi baru
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar.

Contoh :
(p1) : Logam 1 dipanasi dan memuai
(p2) : Logam 2 dipanasi dan memuai
(p3) : Logam 3 dipanasi dan memuai
(p4) : Logam 4 dipanasi dan memuai
...
(p10) : Logam 10 dipanasi dan memuai
Jadi : Logam-logam lain yang dipanasi memuai.

(p1) sampai (p10) disebut premis (antesedens) dan kesimpulannya


disebut dengan konklusi (konsekuen).
Lanjutan……………….
Contoh lain:
(p1) : Semua benda yang dipanasi akan memuai
(p2) : Ban mobil itu dipanasi (dalam perjalanan)
Jadi : Ban mobil itu memuai

Ada juga penalaran yg premisnya hanya terdiri dari satu


premis dan penalaran ini disebut dengan penalaran langsung.

Contoh :Semua bintang film memakai sabun lux.


Jadi : Sebagian pemakai sabun lux adalah bintang film.
Lanjutan…………..
Sehingga :

Kata : Lambang pengertian

Kalimat : lambang proposisi

Argumen : lambang penalaran

Bukti : argumen yang berhasil menentukan kebenaran


konklusi dari premis.
Hukum Penyimpulan
● 1. Apabila premisnya benar maka konklusi penalaran
adalah benar.

● 2. Apabila konklusi penalaran salah, maka premisnya juga


salah.

● 3. Apabila premisnya salah, konklusi penalaran dapat benar


dapat salah

● 4. Apabila konklusi benar, premis dapat benar dapat salah


Contoh
1.(P1) : Semua pencuri adalah penjahat
(P2) : Ali adalah pencuri
Jadi : Ali adalah penjahat

2.(P1) : Malaikat itu benda fisik


(P2) : Batu itu malaikat
Jadi : Batu itu benda fisik
Latihan………..
Apakah kalimat-kalimat berikut merupakan proposisi?
a. Dimanakah letak pulau Bali?
b. Singkatan Universitas Lampung adalah Unlam
c. Jumlah mahasiswa baru PPSMTA tahun 2007 ada 8
orang
d. X – 1 = y + 4
e. Apollo adalah nama salah satu dewa Yunani.
f. X + y = 2
g. 2 mencintai 3
h. Simon lebih tua dari Lina
Kesesatan penalaran
Apa yang menyebabkan terjadinya
kesesatan penalaran?

Kesesatan penalaran itu terjadi, karena


yang sesat itu, karena sesuatu dan lain hal
, kelihatan masuk akal. Kalau yg
mengemukakan kesesatan itu sendiri tidak
melihat kesesatannya, penalaran itu disebut
paralogis; sedangkan jika penalaran yg
sesat itu sengaja digunakan utk
menyesatkan orang lain,maka ini disebut
dengan sofisme.
Lanjutan………
………………….
Penalaran dapat sesat karena
bentuknya tidak tepat, tidak
sahih. Kesesatan yang demikian
disebut dengan kesesatan formal
yang terjadi karena pelanggaran
terhadap kaidah-kaidah logika.
Penalaran juga dapat sesat
karena tidak ada hubungan logis
antara premis dan konklusi, dan
kesesatan ini disebut dengan
kesesatan relevansi. Selain itu,
kesesatan juga dapat terjadi
karena sifat bahasa.
Kesesatan karena bahasa

Apa-apa sajakah jenis


kesesatan karena
bahasa itu?

Ada 4 jenis kesesatan karena bahasa yaitu :


a. Kesesatan karena aksen atau tekanan
b. Kesesatan karena term ekuivok
c. Kesesatan karena arti kiasan
d. Kesesatan karena amfiboli
Kesesatan karena aksen atau tekanan

Terjadi karena : tekanan ucapan yang menyebabkan


perbedaan arti.

Contoh : Tiap pagi pasukan mengadakan apel.


Apel itu buah
Jadi :
Tiap pagi pasukan mengadakan buah.
Kesesatan karena term ekuivok
Term ekuivok : term yang mempunyai lebih dari
satu arti

Contoh :
Sifat abadi adalah sifat ilahi
Adam adalah mahasiswa abadi
Jadi :
Adam adalah mahasiswa yang bersifat ilahi
Kesesatan karena arti kiasan
Terdapat analogi antara arti kiasan dan arti sebenarnya.
Artinya : ada kesamaan dan ada perbedaan antara arti
kiasan dengan arti sebenarnya.
Jika dalam suatu penalaran sebuah arti kiasan disamakan
dengan arti sebenarnya atau sebaliknya maka
terjadilah kesesatan karena arti kiasan. Kesesatan ini
sering disengaja dalam lawak.
Contoh :
‘bemo’ dalam arti sebenarnya adalah sebuah
kendaraan roda tiga pengangkut penumpang yang
mirip dengan bajaj; akan tetapi ‘bemo’ dalam
lawakan warkop adalah mulut Dono warkop.
Kesesatan karena amfiboli
Amfiboli terjadi karena : Konstruksi sebuah
kalimat yang sedemikian rupa sehingga
artinya menjadi bercabang.

Contoh :
Anak Bapak yang ganteng itu …..
(Siapa yang ganteng, bapaknya atau anaknya?

Mahasiswa yang duduk dimeja yag paling


depan…..
(Siapa yang paling depan, mahasiswanya atau mejanya?)
Latihan……
1. Berikan contoh kesesatan yang terjadi karena aksen.

2. Berikan contoh kesesatan yang terjadi karena arti kiasan.

3. Alkisah, Croesus, raja Lydia, ingin menaklukkan Cyrus,


raja Persia. Untuk mengetahui nasib yang dialaminya
kalau ia melawan Cyrus, ia mengunjungi ahli nujum
tersohor di Dephi. Sang ahli nujum meramalkan :” Kalau
Croesus melawan Cyrus, sepasukan tentara besar akan
dihancurkan!”. Croesus lalu mengangkat senjata
melawan Cyrus dan tentaranya binasa. Ia menarik
kesimpulan yang salah. Kesesatan jenis apakah yang
diberikan oleh sang ahli nujum tersebut?
Kesesatan Relevansi
Bagaimanakah
terjadinya kesesatan
relevansi itu dan
apa-apa sajakah jenis
kesesatan relevansi
itu?

Kesesatan relevansi secara umum terjadi karena


menyimpulkan konklusi yg tidak relevan dengan
premisnya. Jumlahnya banyak, akan tetapi yang
lazim digunakan ada 12 yang akan kita
diskusikan berikut ini.
Argumentum ad hominem

Kesesatan ini terjadi kalau yang menyatakan penalaran


tersebut ingin agar orang menerima atau menolak
sesuatu usul tidak berdasarkan alasan penalaran, akan
tetapi karena alasan yang berhubungan dengan
kepentingan atau keadaan orang yang mengusulkan atau
yang diusuli.

Contoh :
Seorang terdakwa berusaha dapat hukuman
seringan mungkin dengan mengatakan bahwa
penderitaan yang ditimpakan oleh hakim
kepadanya dan hukuman yang diputuskan akan
berbalik menimpa sang hakim atau keluarganya.
Argumentum ad verecundiam
Kesesatan ini terjadi karena seseorang menerima atau
menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya
akan tetapi karena yang mengatakannya adalah orang
yang berwibawa, dapat dipercaya atau seorang ahli.

Contoh :
Ptolemeus mengatakan bumi itu adalah pusat gerakan
(teori geocentris).
Pada saat itu semua orang percaya sehingga sewaktu
Copernicus mengatakan bahwa mataharilah pusat
peredaran tatasurya (teori heliocentris), ia ditangkap dan
kemudian dibunuh.
Argumentum ad baculum

Kesesatan ini terjadi kalau penerimaan atau penolakan


suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman
hukuman. Kalau tidak menyetujui akan dihukum,
dipenjarakan, dipukuli dan lain-lain jenis hukuman.
Argumentum ad misericordiam
Kesesatan ini terjadi karena penalaran yang diajukan ditujukan
untuk menimbulkan belas kasihan agar dapat diterima.
Biasanya argumen ini diajukan berhubungan dengan usaha
agar suatu perbuatan dapat dimaafkan.

Contoh :
Seorang terdakwa mengingatkan hakim bahwa
keluarganya
tergantung padanya, anaknya masih kecil-kecil,
sedangkan
isterinya sakit keras, dan sebagainya.
Argumentum ad populum
Kesesatan ini terjadi karena penerimaan atau penolakan suatu
penalaran mengatas namakan ‘rakyat’, orang banyak.

Contoh :
Dalam pidatonya presiden Amerika Serikat, Bush,
mengatakan bahwa apa yang dilakukannya dalam
menyerbu Iraq adalah demi’rakyat’ Irak yang
tertindas
dibawah pimpinan Saddam Hussein dan juga untuk
menyelamatkan ‘dunia’ dari ‘senjata pemusnah
massal’.

(Hal ini tidak terbukti, malah rakyat Iraq menderita hebat pasca
Kesesatan Non causa pro causa
Kesesatan ini terjadi apabila seseorang menganggap sesuatu sebagai sebab,
padahal sebenarnya bukan sebab yang lengkap.

Contoh :
Ali ditodong dan dalam kejadian tersebut Ali kena sabetan
clurit si penodong dan meninggal dunia. Orang-orang yang
datang menolong mengatakan bahwa ia meninggal karena
sabetan clurit penodong. Akan tetapi visum et repertum dokter
menyatakan : Ali punya penyakit jantung dan kemungkinan
besar ia meninggal karena penyakit jantung. Luka sabetan clurit
itu
kecil dan tidak menyebabkan kematian, tapi proses
mempertahankan
diri dari penodong menaikkan emosinya dana menyebabkan
Kesesatan Aksidensi
Kesesatan ini terjadi kalau kita menerapkan prinsip atau
pernyataan umum kepada peristiwa atau peristiwa tertentu
yang karena keadaannya yang bersifat aksidental
menyebabkan pernyataan itu tidak cocok.

Contoh :
Seseorang memberi susu dan buah-buahan kepada
bayinya yang sedang sakit karena merasa bahwa
susu dan buah-buahan itu baik, telah melakukan
penalaran yang sesat karena aksidensi. Benar bahwa
susu dan buah-buahan itu menyehatkan, tetapi ada
kondisi aksidental (dalam hal ini sedang sakit) yang
menyebabkan prinsip itu tidak berlaku.
Kesesatan karena komposisi dan
divisi
Kesesatan komposisi terjadi karena suatu predikat yang hanya
mengenai individu-individu dalam suatu kelompok tertentu,
dianggap berlaku bagi keseluruhan kelompok; sebaliknya
disebut kesesatan divisi.
Contoh :
Karena adanya ‘oknum’ polisi yang suka mengutip
pengemudi yang melakukan kesalahan, maka masyarakat
mengambil kesimpulan mbahwa korps kepolisian
memang suka ‘mengutip’.
(Padahal hanya beberapa oknum yang melakukannya, bukan semua polisi)

Kalau suatu film bagus, orang akan menganggap semua


pemerannya bermain bagus.
(Padahal alur ceritanya yang memang bagus)
Kesesatan Petitio principii
Kesesatan ini terjadi karena dalam upaya membuktikan sesuatu,
dalam penalaran yang disusun kita menggunakan konklusi
sebagai premis.

Kesesatan Ignoratio elenchi


Kesesatan ini terjadi karena konklusi yang diturunkan dari
premis tidak relevan dengan premis itu.
Kesesatan karena pertanyaan yang
kompleks
Kesesatan ini terjadi karena suatu pertanyaan atau perintah dapat
dijawab dengan berbagai jawaban.
Contoh:
Rumah itu terdiri atas bagian-bagian apa?
(Pertanyaan ini dapat dijawab dengan : atap,dinding, langit-langit,
ruang makan, ruang tamu, dan sebagainya)

Argumentum ad ignorantiam
Kesesatan ini terjadi karena menyimpulkan sutu konklusi atas
dasar negasinya tidak terbukti salah
SILOGISME KATEGORIK
Silogisme kategorik adalah suatu bentuk formal dari deduksi yang terdiri atas
proposisi-proposis kategorik.

Deduksi menggunakan proposisi universal sebagai premis dan dengan


menggunakan proposisi-proposisi tersebut suatu konklusi ditarik.

Contoh deduksi :

Semua pahlawan adalah orang yang berjasa.


Kartini adalah pahlawan.
Jadi : kartini adalah orang yang berjasa.

Terdapat 3 proposisi kategorik, yang pertama dan kedua adalah premis dan
yang ketiga adalah konklusi.
Term , ‘Kartini’, ‘pahlawan’ dan ‘orang
yang berjasa’ masing-masing
digunakan sebanyak 2 kali.

Proposisi premis yang mengandung


rerm predikat disebut maior.
Sedangkan yg menjadi

Anda mungkin juga menyukai