Anda di halaman 1dari 3

C.

Kegiatan Industri dan Jasa yang Berkelanjutan


Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, atau barang jadi menjadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Kegiatan produksi memang memberikan dampak pada pembangunan berkelanjutan.
Hal ini terlihat dari pengaruhnya baik secara internal, maupun eksternal. Pengaruh internal
antara lain sebagai berikut.
1. Masukam (input) bahan baku dalam keadaan alami;
2. Sumber pembangkit tenaga listrik;
3. Proses transformasi;
4. Pembangkit residu dan racun.

Sementara itu, pengaruh eksternal antara lain terlihat pada hal-hal berikut.

1. Masukan (input) bahan baku industry;


2. Penggunaan produk oleh konsumen;
3. Diposisi akhir dari produk setelah masa manfaatnya berakhir.

Kebutuhan untuk memantau kegiatan dan pengembangan industri mendorong para


peneliti untuk menciptakan beberapa indikator. Menurut Daly, ada tiga indikator penting
yang berkaitan denagn tujuan dari pembangunan berkelanjutan. Ketiganya adalah sebagai
berikut.
1. Tingkat penggunaan sumber daya alam terbarukan tidak boleh lebih besar daripada laju
pembaharuan sumber daya;
2. Tingkat penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan tidak melebihi jumlah
penggantinya yang dapat diperbaharui;
3. Polusi yang dihasilkan tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi lingkungan.

Hubungan perusahaan jasa dengan pembangunan berkelanjutan yakni ada tiga hal
yang perlu diperhatikan.:
1. Efek domino yang ditawarkan. Dampak terbesar dari kegiatan perusahaan jasa tidak dari
apa yang dilakukannnya, tetapi bagaimana hal itu mempengaruhi perolaku dan pilihan
pelanggan;
2. Ancaman Strategis untuk pelanggan, gambar atau model bisnis. Dampak keberlanjutan
terhadap hal ini harus diperhatikan. Industri asuransi misalnya, sangat prihatin tentang
bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi pelanggan mereka.
3. Kesempatan untuk memberikan kontribusi positif;

Berdasarkan keterangan di atas kolompok kami dapat menyimpulkan bahwa


tanggung jawab perusahaan jasa jauh melampaui kertas daur ulang dan mengurangi
penggunaan energi. Ada sejumlah ancaman dan peluang yang harus dipertimbangkan.
Perusahaan-perusahaan jasa harus melihat melampaui dinding organisasi mereka sendiri.
Mereka harus sama-sama meneliti potensi ancaman terhadap citra mereka sendiri dan
kelangsungan hidup dasar pelanggan mereka dan memperhitungkan perubahn demografis
di seluruh dunia.

D. Kegiatan Pariwisata yang Berkelanjutan


Bangsa-bangsa melihat bahwa ada kebutuhan agar pariwisata dikembangkan secara
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Banyak Negara telah memperkenalkan peraturan
yang memerlukan survei terhadap dampak lingkungan untuk pengembangan wisata yang
lebih besar. Sejak Rio Summit pada tahun 1992, telah ada inisiatif dalam mendukung
pariwisata bekelanjutan di tingkat internasional. Inisiatif-inisiatif itu adalah sebagai berikut.
a. Pariwisata berkelanjutan memungkinkan penggunaan keanekaragaman hayati secara
rasional dan dapat memberikan kontribusi pada pelestarian keanekaragaman itu;
b. Penegmbangan pariwisata harus dikontrol dan dikelola dengan hati-hati sehingga tetap
lestari;
c. Peehatian khusus harus diberikan untuk pariwisata di daerah ekologis dan budaya
sensitif, di mana pariwisata missal harus dihindari;
d. Semua pihak yang terkait, termasuk sektor swasta, memiliki bagian untuk bermain
dalam mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan prakarsa yang dilakukan
secara sukarela harus didorong;
e. Kepentingan khusus harus melekat pada tingkat lokal. Mereka tidak hanya bertanggung
jawab untuk pembangunan pariwisata berkelanjutan tetapi harus memperoleh manfaat
tertentu dari pariwisata.

Berdasarkan keterangan di atas kolompok kami dapat menyimpulkan Pembangunan


pariwisata harus dapat menggunakan sumber daya dengan berkelanjutan yang artinya
kegiatan-kegiatannya harus menghindari penggunaan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui (irreversible) secara berlebihan. Hal ini juga didukung dengan keterkaitan
lokal dalam tahap perencanaan, pembangunan, dan pelaksanaan, sehingga pembagian
keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pariwisata harus
menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat dipelihara dan diperbaiki dengan
menggunakan kriteria-kriteria dan standar-standar internasional.

Anda mungkin juga menyukai