Anda di halaman 1dari 17

PERANCANGAN

KAWASAN
WISATA

DOSEN PENGAMPU:

PRIMADELLA ST MT
RIA DWI PUTRI ST MSc

OLEH :

 ABDI SETIAWAN
03061281419073

 ANDREANA AYU Y T
03061281419069

 SANTI KARTIKA PUTRI


03061281419075

 SHINTA OKTAVIANA
03061281419070

 SUPER TRI UTAMA


03061281419079

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

TAHUN AJARAN 2016


BAB I
Pendahuluan

Peninggalan sejarah dan lokasi yang strategis merupakan modal yang perlu dimanfaatkan
secara optimal. Penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan
nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan
memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
memperkenalkan dan mendayagunakan objek dan daya tarik wisata di Indonesia, serta memupuk
rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Untuk mencapai keberhasilan
penyelenggaraan kepariwisataan dimaksud, diperlukan langkah-langkah yang serasi antar semua
pihak yang terkait, baik Pemerintah maupun masyarakat, sehingga terwujud keterpaduan lintas
sektoral. Dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan kepariwisataan,
dilakukan pembangunan objek dan daya tarik wisata, baik dalam bentuk mengusahakan objek dan
daya tarik wisata yang sudah ada maupun membuat objek-objek baru sebagai objek dan daya tarik
wisata.
Keberadaan Pasar Sekanak dengan lokasi dan sejarahnya menjadikan daerah di sekitarnya
sebagai prioritas pengembangan obyek dan daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera Selatan. Saat
ini kawasan Pasar Sekanak berpotensi sebagai Destinasi Pariwisata di Kota Palembang . Kampung
Sekanak memiliki nilai sejarah dalam peradaban masyarakat Palembang. Di zaman Palembang
masih bernamakan Kesultanan Palembang Darussalam, Kampung Sekanak menjadi tempat
bermukimnya bangsawan-bangsawan yang tidak lain adalah sahabat dan rekanan dari Sultan
Mahmud Badaruddin (SMB) II.
Kampung Sekanak menjadi kawasan yang sering dijadikan sebagai tempat bertransaksi
ekonomi. Kawasan ini bisa menjadi pusat transaksi ekonomi dikarenakan Kampung Sekanak
berlokasi di tempat yang strategis. Ini dikarenakan adanya anak Sungai Musi yang mengalir di
kawasan tersebut dan dinamakan dengan Sungai Sekanak. Sungai Sekanak ini sering dilalui oleh
pedagang dari Asia yang selanjutnya berdagang di kawasan tersebut. Jadi, sejak dari dulu sampai
sekarang, kawasan ini memang selalu disibukkan dengan aktifitas perdagangan hingga akhirnya
terdapat pasar yang dinamakan Pasar Sekanak.
Pada tahun 2014 Kepala Dinas Tata Kota Palembang, Isnaini Madani, mengatakan telah
menyiapkan rencana strategis untuk revitalisasi kawasan tepian Sungai Musi khususnya di Pasar 16
Ilir, Plaza sampai ke Pasar Sekanak.
Dinas Tata Kota Palembang menyiapkan sekitar 30 unit kios yang akan menjadi lokasi
tempat bertemu pembeli dan penjual di area tersebut. Fasilitas pendukung lainnya, restoran di
tepi sungai juga akan dioptimalkan sehingga menambah daya tarik obyek wisata itu.
Pasar Sekanak dinilai sangat strategis untuk menjadi obyek wisata andalan yang khas
meskipun kini kondisinya kumuh tanpa penataan baik.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kondisi potensi wisata kuliner kawasan Pasar Sekanak
2. Bagaimana upaya untuk dapat mendatangkan wisatawan berkunjung ke Wisata Kuliner Pasar
Sekanak ?
TUJUAN
1. Dapat mengangkat potensi wisata kuliner dan penataan khususnya wisata kuliner di
kawasan pasar sekanak
2. Dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan wisata di
kawasan pasar sekanak

SASARAN
Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengangkat wisata pasar Sekanak
kepada wisatawan yang berkunjung ke kota Palembang dari segi kuliner, sejarah dan budaya.
Sehingga bangunan-bangunan tempo dulu tidak menjadi punah dengan adanya perbaikan-
perbaikan dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat pecinta wisata kuliner dan sejarah.

A. TINJAUAN UMUM
I. Pengertian

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata .(Oka A
Yoeti,1987 : 107).
Kuliner adalah hasil olahan berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk,
makanan dan minuman. Setiap daerah memiliki citarasa makanan tersendiri, maka dari itu setiap
daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda.
Kemasan kreatif untuk kuliner adalah tantangan yang sangat menarik. Apalagi
Indonesia sangat kaya dengan resep kuliner khas yang secara turun temurun diwariskan
dalam setiap keluarga. Setiap daerah juga memiliki nama masakan yang berbeda.
Sehingga wisata kuliner dapat diartikan sebagai jenis wisata minat khusus yang
menitik beratkan pada kegiatan perjalanan untuk menikmati kuliner atau makanan sehingga
mendapatkan kepuasan.(www.abiyanto.com)
Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan
sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari.
Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua
itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak.(Juwana,2009:67).
Kuliner adalah salah satu subjek pembicaraan yang selalu hangat dan menarik di kalangan
manapun. Bahkan, di mana -mana saat ini bisnis kuliner semakin menjamur mengikuti
permintaan pasar yang sangat antusias. Ada yang menyajikan menu makanan tradisional
daerah, ada pula yang memilih Chinese food, European food, bahkan tak jarang ada yang
menyajikan aneka snack dan jajanan ringan atau malah minuman dan segala macam es (Bondan
Winarno,2003:15)

Seperti halnya objek-objek wisata lainnya yang memiliki daya tarik tersendiri untuk datang
berkunjung, wisata kuliner ini pun memiliki magnet yang kuat yang dapat menarik wisatawan
untuk berkunjung, yaitu :

 Keragaman aktivitas kuliner


 Makanan khas
 Lokasi yang nyaman dan bersih
 Desain ruangan (venue) yang unik dan menarik
 Pelayanan yang baik
 Pasar yang Competitive
 Harga dan proporsi nilai
 Peluang bersosialisasi
 Interaksi budaya dengan kuliner
 Suasana kekeluargaan
 Lingkungan yang menarik
 Produk tradisional,nasional & Internasional

(http://file.upi.edu)

II. Pengelolaan Objek dan Atraksi Wisata


Pariwisata merupakan sektor yang dapat diandalkan diberbagai daerah di Indonesia.
Namun, pengembangannya masih belum optimal maka dibutuhkan suatu perencanaan agar terciptanya
pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Perencanaan pariwisata itu sendiri membutuhkan suatu
konsep pengelolaan untuk meningkatkan potensi pariwisata dengan mengoptimalkan accommodation,
attraction, amenities, accessiibilty, dan activities.

Akan tetapi, banyak kendala dan permasalahan dalam proses pengelolaan pariwisata sehingga
pariwisata menjadi sektor yang tidak berkembang. Untuk itu, sebagai pengeloola harus dapat melihat lebih
dalam tidak hanya dengan mengidentifikasi secara umum melainkan secara komprehensif serta melibatkan
masyarakat agar berpatisipasi dalam pembangunan pariwisata.(Soekadijo,2000:217)

Selain itu, dalam pengelolaan dibutuhkan pengusahaan obyek dan daya tarik wisata. Pengusahaan
objek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan membangun dan mengelola objek dan daya tarik wisata
beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola objek dan daya tarik wisata yang
telah ada.

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam :

1)Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam.

2)Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya.

3)Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. (Soekadijo,2000:217)

III. Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata


Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran yang dikehendaki .
Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik yang berarti ada perubahan dan
pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas.Perencanaan pengembangan pariwisata
adalah suatu usaha untuk menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam upaya meningkatkan
pariwisata sebagai sumber devisa bagi negara, sehingga pengembangan pariwisata benar-benar terarah
dan dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya (Marpaung, 2002:89).

Pelaksanaan semua fungsi manajemen harus diawali dengan perencanaan. Menurut Kadarman
(1996) mengatakan bahwa “perencanaan sebagai suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai,
tindakan yang seharusnya dilaksanakan,bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan sumber daya
manusia yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.”(Kadarman,1996:98)

Dengan kata lain perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya
apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang
diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat.Dalam perencanaan
dibutuhkan tujuan, strategi, dan faktor penunjang untuk mengetahui pencapaian.(Kadarman,1996:98)

1)Tujuan Perencanaan

Menurut M. Karebet Widjayakusuma dan M. Ismail Yusanto (2002) Fungsi perencanaan memiliki 4 tujuan
penting yaitu :

a)Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan-perubahan di masa mendatang.

b)Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran.

c)Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara efisien dan efektif.

d)Memudahkan pengawasan (Kadarman,1996:99)

2) Strategi Perencanaan

Dalam sebuah pengelolaan pariwisata dibutuhkan sebuah strategi perencanaan untuk memanage sebuah
tindakan awal dalam proses pengelolaan obyek dan atraksi wisata. Walaupun perencanaan merupakan
tindakan awal dalam suatu manajemen, tetapi perlu dekatahui tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam
membuat suatu perencanaan. Semua tahap perencanaan pada dasarnya dilihat melalui empat tahap
(Kadarman,1996:99), antara lain :

a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan-keinginan atau yang jelas


maka organisasi tidak akan dapat menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki secara efektif.

b) Merumuskan keadaan saat ini

Dengan menganalisa keadaan organisasi saat ini rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan
rencana kegiatan yang lebih lanjut. Dalam tahap ini diperlukan informasi-informasi terutama mengenai
keuangan dan data statistik yang didapatkan dari organisasi.

c) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

Setiap kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk
mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
lingkungan eksternal dan internal yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya atau yang
mungkin dapat menimbulkan masalah.

d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan

Dalam tahap ini perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan dan alternatif yang dipilih adalah yang terbaik dan yang paling memuaskan diantara
alternatif yang ada.Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak
positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata
memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita
dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara
pendatang dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life masyarakat
serta terjadinya integrasi sosial. (Kadarman,1996:99-100)

3) Faktor Penunjang

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu
terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Agar suatu
obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat
menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan
prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata.

Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan
dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan
wisatawan yang beraneka ragam (Oka A Yoeti,1987:181).

Prasarana tersebut antara lain :

a) Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.

b) Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

c) Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise,kantor pos.

d) Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.

e) Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga
keamanan di sekitar obyek wisata.

f) Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.

g) Pom bensin

h) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:183)

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanankepada


wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada
kedatangan wisatawan (Oka A Yoeti, 1987:184).

Sarana kepariwisataan tersebut adalah :

a) Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.

b) Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api dan bus-bus yang melayani khusus
pariwisata saja.

c) Rumah makan, restoran, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang
mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.

d) Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang kebanyakan mendapat penghasilan
hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.

e) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:185-186).

Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan
sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah
untuk melakukan wisata disana maka akan menarik banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga
untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah
daerah.

IV. Pengendalian Kondisi Wilayah wisata kuliner


Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang
harus diperhatikan, antara lain:
1. Aspek Pencegahan
 Menguragi dampak negatif dari kegiatan wisata kuliner dengan cara:
 Pemilihan lokasi yang tepat (menggunakan pendekatan tata ruang)
 Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung.
 Rancangan atraksi/kegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan
kerentanan.
 Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan,
penyelenggara ekoturisme (tour operator) serta wisatawan itu sendiri.
 Memilih Segmen Pasar yang sesuai

2. Aspek Penanggulangan
 Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan
minat kegiatan yang diperkenankan (control of visitor).
 Menentukan waktu kunjungan Mengembangkan pengelolaan kawasan (rancangan,
peruntukan, penyediaan fasilitas) melalui pengembangan sumber daya manusia,
peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas

3. Aspek Pemulihan
 Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan
fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan.
 Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata
BAB II
ISI
A. Wisata Kuliner Kawasan Sekanak

1. Wilayah
Sekanak merupakan suatu daerah di kota Palembang yang masuk dalam kelurahan 28 Ilir,
dalam karya ilmiah ini objek amatan kami dimulai dari jembatan sekanak sampai persimpangan
depot pasir dan batu kali Sekanak. Dalam batasan wilayah tersebut kami akan mendiskripsikan
bangunan-bangunan yang berdiri di kawasan ini.
Pembangunan Pasar Sekanak, awalnya didahului oleh keinginan Pemerintah Kolonial
Belanda untuk “menyeragamkan” sistem sosial dan ekonomi di daerah jajahan. Meskipun
“mengakui” keberadaan pasar terapung di Sungai Musi dan “pasar-pasar” rakyat yang umumnya
berada di muara dan sepanjang tepian anak Sungai Musi, Belanda memandang perlu adanya pasar
di daratan. Pada tahun 1821, Belanda merencanakan pembangunan pasar umum, yang aktivitasnya
berpusat di daratan.

Kawasan sekanak memiliki karakteristik yang sangat beragam dan kompleks, namun sangat
rumit. Dari hasil survei yang dilakukan, karena kawasan sekanak yang didukung dengan kondisi
yang berhubungan langsung dengan lahan basah serta kondisi eksisting tapak yang penuh dengan
potensi, maka tujuan dari hasil data dan survei lapangan, merujuk kepada lokasi sekanak menjadi
pilihan sebagai perencanaan dan perancangan kawasan air di tepian sungai musi dan sekitarnya,
kecamatan 28 ilir, kota Palembang, Sumatera Selatan.

Pada kawasan Sekanak terdapat beberapa tipologi rumah yang menggambarkan ciri
bangunan-bangunan di kawasan sekanak, antara lain: rumah peranakan yang merupakan
pencampuran antara budaya asli nusantara, arab dan budaya tiongkok, rumah limas, rumah limas
gudang, rumah-rumah kayu vernakular, rumah dan bangunan-bangunan ruko masa kolonialisme
hingga bangunan masa modern.

masa modern

masa kolonialisme
ma
masa modern

masa kolonialisme
rumah kayu vernakular

masa kolonialisme
rumah limas gudang
rumah peranakan

masa modern rumah kayu vernakular

masa modern rumah limas gudang


masa modern rumah kayu vernakular

masa modern masa kolonialisme

2. Aksesbilitas
Dimulai dari sebuah Jembatan yang memiliki semacam gerbang “selamat datang” yang
merupakan titik awal mulai survey kami. Kondisi struktur jembatan ini tergolong masih cukup
layak, namun sungai yang dihubungkan oleh si jembatan kondisinya tercemar oleh banyak sampah
sehingga tak sedap dipandang mata. Sedangkan kondisi gerbang yang terdapat di jembatan tidak
terawat dan kurang menonjol atau tidak memiliki unsur yang kuat layaknya sebuah gerbang yang
berfungsi sebagai pembatas masuk atau keluar dari sebuah wilayah.

Setelah melewati jembatan di sebelah kiri terdapat pasar Sekanak yang kondisinya tak kalah
memprihatinkan, diawali dari tempat parkir yang kurang memadai sehingga pengguna transportasi
darat kesulitan bila menyambangi pasar ini. Kondisi jalan utama yang lebarnya kurang mendukung
untuk bongkar muat truk ekspedisi menyebabkan lalu lintas menjadi macet parah, akibatnya kini
bongkar muat sebagian besar dilakukan lewat jalur air. Bongkar muat lewat jalur air bukan berarti
bebas dari masalah, permasalahan yang harus dihadapi para pemilik kapal adalah tidak tersedianya
fasilias dermaga yang layak. Untuk menyandarkan kapal hanya tersedia kayu yang dibentuk berupa
tangga kayu ini berfungsi untuk mengikat tali kapal, selain itu juga terdapat tongkang kecil yang
jembatannya sudah rapuh. Tentu saja hal ini menyebabkan bongkar muat menjadi cukup sulit,
belum lagi sampah-sampah yang merupakan sampah yang terbawa oleh pasang surut air sungai
kerap menyulitkan kapal untuk bersandar. Akses setelah bongkar muat menuju kedalam pasar lagi-
lagi menyulitkan para porter membawa barang angkutannya, lebar jalan tak lebih dari 2 meter yang
disalah satu sisi merupakan lapak-lapak pedagang dan sisi yang lainnya adalah daerah sungai tanpa
turap, hal ini tentu saja sangat mengganggu para pengguna pasar. Dari masalahan-masalah ter-
sebutlah yang menyebabkan pasar ini lengang dari pengguna pasar, baik penjual maupun pembeli.

3. Kuliner
Di Pasar Sekanak terdapat beberapa jenis kuliner khas Palembang yang dijajakan di
kios maupun di depan kios. Warung makan khas wilayah Sekanak yaitu pindang Sekanak.
namun makanan yang disajikan di sini cukup bervariasi antara lain pempek, tekwan, model,
jajanan pasar serta buah buahan yang didominasi oleh buah pisang.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Potensi kawasan wisata kuliner Pasar Sekanak

Predikat Kota Palembang sebagai kota bersejarah, memang tidak akan pernah
pudar karena memiliki berbagai akulturasi budaya. Perjalanan sejarah Kota Palembang
sangat dipengaruhi oleh budaya Cina, Arab dan Eropa. Banyaknya akulturasi budaya yang ada
di kota Palembang juga menyebabkan beragamnya kuliner yang berasal dari masing masing
budaya. Palembang terkenal sebagai kota pempek karena kuliner khasnya. Selain wisata
kulinernya, lokasi existing Pasar Sekanak berada di tepi sungai Musi dan dekat dengan pusat
kota Palembang memberikan akses yang mudah bagi para wiisatawan untuk datang ke
kawasan wisata Pasar Sekanak tersebut. Selain menikmati wisata kuliner yang ada di kawasan
Pasar Sekanak, bangunan bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di kawasan ini juga
dapat menjadi daya Tarik dari kawasan Pasar Sekanak.

2. Sarana kepariwisataan kawasan Pasar Sekanak


Sarana kepariwisataan (tourism infrastruktur) adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar prasarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
beraneka ragam. Sarana pariwisata juga merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata
untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.(Gamal
Suwantoro,2004:22). Ada tiga sarana kepariwisataan yaitu sarana pokok, sarana pelengkap
dan sarana penunjang kepariwisataan.

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan hidupnya tergantung
pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata termasuk didalam
kelompok ini.Angkutan Wisata di kawasan Pasar Sekanak terbagi menjadi dua yaitu
transportasi darat dan transportasi sungai . Kedua transportasi wisata tersebut merupakan
sarana pokok pariwisata yang sekaligus sebagai tujuan wisatawan mengunjungi
kawasan pasar Sekanak dan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan karena keunikan
dari masing-masing transportasi terutama transportasi sungai berupa perahu ketek.

3. Segmentasi Pasar Untuk Wisata Kuliner di Kawasan Pasar Sekanak


Pada dasarnya setiap usaha bisnis harus memilih pasar yang dijadikan sasaran
bisnisnya. Pemilihan segmen pasar tersebut akan menentukan jumlah kualitas dan fasilitas
serta pelayanan yang selanjutnya juga kualitas sumber daya manusiannya. Dalam
menganalisa segmentasi pasar, pahami peran dan metode segmentasi pasar. (Swar brooke
,1995:7 5)

 Segmentasi Pasar Untuk Wisata Kuliner Di kawasan Pasar Sekanak


Pada dasarnya setiap usaha bisnis harus memilih pasar yang dijadikan sasaran
bisnisnya. Pemilihan segmen pasar tersebutakan menentukan jumlah kualitas dan fasilitas
serta pelayanan yang selanjutnya juga kualitas sumber daya manusiannya. Dalam
menganalisa segmentasi pasar, pahami peran dan metode segmentasi pasar. (Swar brooke
,1995:75)

1. Peranan Segmentasi Dalam Marketing.

a)Memungkinkan untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif


perusahaan kita.
b) Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi di pasar.
c) Merupakan basis untuk mempersiapkan strategi marketing selanjutnya.
d) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara
yang berbeda. (Swarbrooke ,1995:76)

2. Metode Untuk Mengetahui Segmentasi Pasar.


Untuk melihat segmentasi pasar dikelompokkan pa da 4 metode yaitu
geographical, demographic, psycographic dan behaviouristic. (Swarbrooke,1995:76) .
Keempat metode tersebut akan menunjukkan tingkat segmentasi pasar dari bawah,
menengah dan atas

ANALISA SWOT
Strength (Kekuatan)
 Merupakan kawasan bernilai sejarah yang tinggi.
 Kawasan sudah cukup dikenal dan diketahui masyarakat sekitar Palembang.
 Tempat Wisata yang cukup menarik.

Weakness (Kelemahan)
 Kawasan sekanak yang mayoritas berfungsi sebagai tempat perdagangan masih belum
sesuai dengan yang diharapkan dan kurangnya perhatian dari pemerintah dan
masyrakat.
 Sirkuklasi dan parking area pada kawasan tersebut baik jalur darat maupun jalur sungai
kurang penataan lebih lanjut sehingga sirkulasi tidak baik.
 Kurangnya pedestrian ways dan signage.

Oppurtunities (Peluang)
 Bisa dijadikan kawasan wisata
 Dapat dijadikan pusat komersil dengan view sungai musi.
 Dapat dijadikan kawasan harritage kota Palembang.

Threats (Ancaman)
 Peninggalan sejarah yang tidak bisa diganggu gugat
 Perilaku negatif masyarakat yang perlu pengawasan terhadap kawasan sekanak

LAPORAN PERENCANAAN
S
1. Merupakan kawasan bernilai sejarah yang tinggi.
2. Kawasan sudah cukup dikenal dan diketahui masyarakat sekitar Palembang.
3. Tempat Wisata yang cukup menarik.
W
1. Kawasan sekanak yang mayoritas berfungsi sebagai tempat perdagangan masih belum
sesuai dengan yang diharapkan dan kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat.
2. Sirkuklasi dan parking area pada kawasan tersebut baik jalur darat maupun jalur sungai
kurang penataan lebih lanjut sehingga sirkulasi tidak baik.
3. Kurangnya pedestrian ways dan signage.
O
1. Bisa dijadikan kawasan wisata
2. Dapat dijadikan pusat komersil dengan view sungai musi.
3. Dapat dijadikan kawasan harritage kota Palembang.
T
1. Peninggalan sejarah yang tidak bisa diganggu gugat
2. Perilaku negatif masyarakat yang perlu pengawasan terhadap kawasan sekanak
S/O
1/1 Meningkatkan persepsi dan apresiasi wisatawan untuk meningkatkan wisatawan dengan
pengembangan potensi wisata kuliner yang berdampingan dengan sejarah .
2/1 Mendesain kawasan menjadi kawasan wisata dengan lebih baik
3/1Potensi budaya dengan berbagai kulinernya menjadi kekhasan dan informasi wisata dapat
dibuat sekomunikatif mungkin untuk mendatangkan para wisatawan.
1/2 Dengan bangunan-bangunannya yang bernilai sejarah tinggi dijadikan tempat wisata
kuliner.
3/3 Selain wisata kuliner ,kawasan pasar sekanak juga cocok dijadikan kawasan wisata
heritage

W/O
1/1 Pedagang diberikan penyuluhan informasi-informasi mengenai wisata kuliner agar
diharapkan tidak menjadi faktor penghambat datangnya wisatawan
1/2 wisata kuliner memiliki peran penting terhadap perekonomian penduduk setempat
karena dapat meningkatkan lapangan pekerjaan
3/1 Pemberian pedestrian ways pada jalan di Pasar Sekanak dan signage

S/T
1/1 Peninggalan sejarah tidak terabaikan, melainkan dapat menjadi sarana edukasi bagi
wisatawan
1/2 Diberikan pengamanan disekitar jalan masuk menuju pasar sekanak
3/2 Didalam kawasan pasar sekanak sebaikknya diberikan pos pengamanan untuk
mengantisipasi kegiatan negatif

W/T
1/1 Membuat peringatan kepada pedagang untuk berjualan dengan tetap menjaga keaslian
peninggalan sejarah atau sekaligus mempromosikan
2/1 Memperbaiki sirkulasi dan parking area menuju kawasan pasar sekanak
3/3 Membuat pedestrian way dan signage untuk membedakan jalur pejalan kaki dan
kendaraan bermotor untuk mengurangi resiko kecelakaan

Anda mungkin juga menyukai