Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLEACHING
Bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna sampai
mendekati warna gigi asli dengan proses perbaikan secara kimiawi. Tujuannya adalah untuk
mengembalikan estetis penderita
MACAM-MACAM BAHAN BLEACHING
Bahan pemutih melalui intra korona merupakan oksidator / reduktor yang kuat karena
daya penetrasi yang kuat untuk menembus bahan organik pada tubuli dentin dan
interprismatik enamel Sifat self limiting dan tidak residual yang dipakai yaitu Hidrogen
Peroksida, Sodium Perborat dan Karbamid Peroksida.
Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida, hidrogen dioksida, oksidol
dan peroksida, dengan rumus kimia H2O2, pH 4.5, cairan bening, tidak berwarna dan tidak
berbau, dan lebih kental dari air. Memiliki sifat oksidator yang sangat kuat dan digunakan
sebagai bahan pemutih, juga sebagai desinfektan.
Bahan pemutih ini yang paling sering digunakan, tidak berwarna, viskositas rendah,
merupakan oksidator kuat sehingga dalam penggunaannya harus hati-hati, jangan tertelan /
terinhalasi.
Secara keseluruhan bahan pemutih hidrogen peroksida aman digunakan apabila
dipakai dalam batas konsentrasi yang diawasi, waktu yang tidak terlalu lama (bila konsentrasi
tinggi) dan dalam suatu interval waktu perawatan tertentu.. Pada teknik in-office untuk gigi
vital dan walking bleach untuk gigi non vital, biasa digunakan hidrogen peroksida dengan
konsentrasi 30-35%. Beberapa produk OTC menggunakan hidrogen peroksida 6% tersedia
dalam bentuk pasta.
2
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BAHAN PEMUTIH GIGI PEROKSIDA
No Keuntungan Kerugian
1 Jumlah kunjungan relatif singkat Bila digunakan dalam jangka waktu lama
harus berhati hati karena bahan tersebut
merupakan senyawa radikal bebas yang
berbahaya bagi tubuh
2 Perlengkapan yang diperlukan Peroksida memiliki efek buruk terhadap
sederhana jaringan keras gigi (pengikisan) karena
bersifat asam dan menyebakan sensitivitas
pada pulpa
3
TEKNIK BLEACHING (PEMUTIHAN) GIGI
Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara eksternal
yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching secara
internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.
3. Teknik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warng karena Fluorosis
Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif adalah
teknik asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut teknik pumis asam.
Sebetulnya cara ini bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan suatu
teknik dekalsifikasi dan pembuangan selapis tipis email yang berubah warna (Walton
& Torabinejab, 1996).
Kontraindikasi Lokal
Resesi Gingiva
Resesi gingiva (menurunnya gingiva dikarenakan tekanan, scalling, atau
prosedur perawatan) menyebabkan tidak adanya sulcus gingiva pada jaringan
periodontal. Hal ini menyebabkan dentin terbuka. Kalsium peroksida yang
berpaparan langsung dengan dentin menyebabkan efek abrasi yang iritatif,
karena langsung masuk ke tubulus dentin. Sehingga menyebabkan gigi ngilu
berlebihan.
Terdapat sariawan, gingivitis, dan periodontitis
6
Bahan bleaching mengandung Natrium perbonat yang bersifat alkali sehingga
bersifat iritatif jika digunakan pada kasus periodontitis atau kelainan mukosa
lainnya.
Karies Sekunder
Karies sekunder memperburuk keadaan karena efeknya bertolak belakang
dengan bleaching. Bleaching dilakukan dengan maksud pemutihan pada gigi,
tetapi karies sekunder yang berlangsung terus menerus justru mengubah warna
gigi dan sebagai sumber bakteri (oral hygiene buruk)
Lesi pada email
Lesi pada email menyebabkan perubahan warna gigi yang terus menerus
(white spot and black spot) sehingga proses bleaching tidak berjalan dengan
baik.
Alergi Peroksida
Peroksida merupakan bahan oksidator kuat. Bahan ini mudah menguap dapat
menyebabkan efek mual, emetik (muntah) pada pasien. Sehingga proses
bleaching tidak berlangsung dengan baik.
Ada 2 efek samping yang paling sering terjadi yaitu gigi sensitif dan iritasi pada gingiva.
Selain itu, sakit tenggorokan, rasa perih pada jaringna rongga mulut dan sakit kepala
merupakan efek sampaing tetapi jarang dilaporkan.
1. Gigi sensitif
2. Iritasi gingiva
3. Resorpsi eksternal
Bahan oksidator, terutama hydrogen peroxyde 30 % mungkin penyebabnya. Bisa jadi bahan
iritasi kimia masuk melalui tubulus dentin. Bahan kimia yang dikombinasikan dengan panas
tampaknya menyebabkan nekrosis sementum, inflamasi ligamen periodontium dan resorpsi
akar. Proses ini kemungkinan besar meningkat dengan adanya bakteri.
4. Perubahan morfologi enamel
adanya perubahan gambaran email menjadi lebih kasar, berpori-pori dan adanya bercak
berwarna putih akibat penggunaan bahan tersebut dilihat secara mikroskopis.
5.Masalah dengan material restorasi gigi
7
Pemeriksaan laboratorium membuktikan efek bahan bleachingpada material gigi
menunjukkan perubahan yang secara klinis tidak signifikan terhadap kebanyakan material
restorasi gigi setelah bleaching. Gel Carbamide peroxide meningkatkan pelepasan merkuri
dari amalgam gigi dan menyebabkan perubahan warna menjadi lebih buram.
6. Sakit pada tenggorokan
Bahan bleaching dapat tertelan. Hal ini tidak dapat dihindari selama proses bleaching. Ketika
bahan tersebut tertelan, dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa pada tenggorokan.
VENEER
Veneer gigi merupakan lapisan yang sangat tipis, dibuat secara khusus bagi pasiennya
dan sewarna dengan gigi untuk menutupi permukaan gigi tertentu dengan tujuan
memperindah tampilan gigi. Veneer ini direkatkan pada gigi bagian depan sehingga
tampilan warna, bentuk, ukuran atau lebarnya pun berubah.
Veneer gigi terbuat dari porcelain atau resin composite. Namun, veneer dengan bahan
porcelain lebih baik dalam menolak noda dibandingkan bahan resin composite. Selain itu,
porcelain veneer juga mampu memberikan warna gigi yang lebih natural. Bahan resin
composite lebih tipis dan memerlukan sedikit pengikisan pada lapisan atas gigi sebelum
veneer dipasang. Pasien dapat mendiskusikan opsi manakah yang terbaik bagi gigi masing-
masing pasien kepada dokter gigi.
Masalah Apa Saja yang Dapat Diperbaiki oleh Veneer Gigi?
Gigi yang mengalami perubahan warna – bisa disebabkan oleh perawatan saluran akar
gigi, noda dari obat-obatan, kelebihan fluoride, tambalan resin dalam jumlah besar,
dan sebagainya
Gigi yang terkikis, biasanya karena bruxism atau usia yang makin tua
Gigi yang patah atau retak
Gigi yang tidak sejajar, tidak lurus atau berbentuk tidak seperti biasanya (contohnya,
memiliki lubang atau tonjolan)
Gigi yang berjarak antara satu dan lainnya (untuk menutup ruang di antara gigi-gigi
tersebut)
Prosedur Veneer Gigi
Pemasangan veneer gigi biasanya membutuhkan tiga kali kunjungan dokter gigi – satu hari
untuk konsultasi dan 2 hari pembuatan dan pemasangan veneer gigi. Proses veneer dapat
dilakukan bersamaan pada pasien yang melakukan veneer untuk lebih dari satu gigi.
8
Diagnosa dan Rencana Perawatan.
Untuk mempersiapkan gigi yang akan di-veneer, dokter gigi akan mengikis 1/2
millimeter bagian enamel gigi (sama dengan ketebalan veneer yang akan dipasang
pada lapisan gigi pasien). Sebelum pengikisan dilakukan, dokter gigi dan pasien akan
memutuskan apabila lokal anestesi dibutuhkan untuk memati-rasakan area tersebut.
Selanjutnya, dokter gigi akan mencetak gigi pasien. Cetakan ini akan dikirim ke
laboratorium gigi untuk menkonstruksi veneer sang pasien. Biasanya membutuh 1 – 2
minggu hingga dokter gigi menerima veneer pasien dari laboratorium.
Pemasangan.Sebelum veneer gigi secara permanen dipasang pada gigi pasien, dokter
gigi akan menaruhnya secara sementara di gigi pasien terlebih dahulu untuk meninjau
warna gigi dan apakah veneer gigi nya pas atau sesuai
Setelah itu, gigi pasien akan dibersihkan dan dipoles. Semen khusus diaplikasikan
pada veneer dan veneer akan segera diletakkan di atas gigi pasien. Lalu, dokter gigi
akan menggunakan sinar. Langkah terakhir adalah menghilangkan semen berlebih,
mengevaluasi gigitan pasien dan melakukan penyesusaian terakhir sesuai dengan
kebutuhan. Dokter gigi akan menyarankan pasien untuk kembali mengecek veneer
gigi beberapa minggu setelahnya dengan tujuan mengevaluasi bagaimana gusi
merespon veneer dan meninjau apakah penempatan veneer sudah tepat.
Keuntungan Veneer Gigi
Menampilkan gigi yang bagus dan natural
Jaringan gusi dapat mentoleransi porcelain dengan baik
Veneer gigi berbahan porcelain dapat menolak noda
Mengubah warna gigi menjadi tampak lebih putih
Veneer gigi menawarkan pendekatan konservatif pada perubahan warna dan bentuk
gigi; veneer biasanya mengharuskan pelebaran bentuk seperti prosedur crown, namun,
veneer menawarkan alternatif yang lebih kuat dan cantik.
Kerugian Veneer Gigi
Prosesnya tidak reversible
Lebih mahal dibandingkan resin composite
Tidak dapat diperbaiki apabila retak
Karena enamel telah dikikis, gigi pasien akan lebih sensitif pada makanan/minuman
panas dan dingin
Veneer terkadang tidak sesuai warnanya dengan gigi lain.
9
Walaupun sangat jarang terjadi, veneer gigi bisa terlepas. Untuk meminimalisir
kejadian tersebut, pasien dilarang menggigit kuku, mengunyah pensil, es atau benda
keras lain, karena benda-benda tersebut memberikan tekanan yang cukup besar bagi
gigi
Pasien dengan gigi tidak sehat (berlubang atau berpenyakit gusi) atau giginya rapuh
dan pasien yang porsi enamelnya tidak tepat tidak disarankan untuk menggunakan
veneer gigi.
Orang yang suka menggertakan gigi juga tidakk cocok menggunakan veneer karena
aktivitas menggertakan gigi tersebut dapat menyebabkan veneer retak.
10