BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan
cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat.
Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan
dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang, sosial ekonomi masyarakat
semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi,
tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah
dan terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era peningkatan
biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed care, perkembangan
teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek
langsung dari variabel ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan
lama perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah berkembang menjadi masalah yang
kompleks dan harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi
hasil yang terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan
keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang
diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian
kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di
Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi
tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah
memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan
keperawatan kesehatan dirumah antara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK
bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah.
Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat Rancangan Ide Pelayanan Home
Care pada Rumah Sakit Swasta di Masa Depan, untuk membantu program rumah sakit
pemerintah yang telah dijalankan selama ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan karya tulis ilmuah ini
adalah bagaimana rancangan program pelayanan home care rumah sakit swasta di masa depan?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif dan efisien yang
berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga.
2. Tujuan khusus
a. Memenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko- sosial- spiritual) secara mandiri.
b. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
d. Meminimalisir tingkat kematian.
e. Menekan serendah mungkin biaya rumah sakit
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi pasien :
a. Agar pasien mengetahui pelayanan yang ada di rumah sakit swasta
b. Agar pasien mengetahui rumah sakit mana saja yang ada pelayanan home care
c. Agar pasien mampu membandingkan keefektifan dan keefisienan pelayanan yang di rumah sakit
2. Manfaat bagi perawat :
a. Untuk menambah wawasan perawat
b. Agar mengurangi pandangan buruk masyarakat terhadap perawat
c. Untuk memotivasi perawat agar mampu melaksanakan perannya dengan baik
3. Manfaat bagi rumah sakit :
a. Untuk mempromosikan rumah sakit
b. Untuk memotivasi rumah sakit merencanakan, membuat/ memperbaharui program–program
rumah sakit yang mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat
c. Agar rumah sakit mendapat citra yang baik dimasyarakat
E. LandasanHukum
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.
F. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan
keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada
asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home
care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui
sejarah yang panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit.
Layanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh
pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada program home
care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus
khusus klinik dan yang biasa dijumpai di komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca
perawatan di RS adalah :
1. Klien dengan COPD
2. Klien dengan penyakit gagal jantung
3. Klien dengan gangguan oksigenasi
4. Klien dengan mengalami perlukaan kronis
5. Klien dengan diabetes
6. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )
8. Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10. Klien dengan AIDS
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1. Klien dengan post partum
2. Klien dengan gangguan kesehatan mental
3. Klien dengan kondisi Usia Lanjut
4. Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)
3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit terminal
misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi, masalah-masalah
kejiwaan dan asuhan paa anak.
H. Peran dan Fungi Perawat Home Care
1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c. Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan.
I. Pro dan Kontra Home Care di Indonesia
Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan bentuk pelayanan
yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada pasien tua atau lemah yang tidak
mampu berjalan menuju rumah sakit atau yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di
rumah sakit atau yang tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial yang
dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama yang care terhadap
merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang melakukannya dikenal dengan istilah
perawat kunjung (visiting nurse). Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif dan
rehabilitatif.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan
dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak
didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit.adapun klien dan keluarga
memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan
yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.dibawah ini terdapat tentang pro dan
kontra home care di Indonesia.
Pro home care berpendapat :
1. home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan yang dikenal oleh
klien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit klien akan merasa asing dan perlu
adaptasi.
2. home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan secara focus
pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi pada beberapa pasien.
3. home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien, dimana
pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif (biopsikososiospiritual).
4. home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang berikan
hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
5. home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif lebih rendah
daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
6. home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam memonitor
kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana berguna memahami
perubahan pola dan perawatan klien.
7. home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga dapat sambil
melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien.
8. home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan dengan pelayanan
dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi dapat diberikan pelayanan sekaligus
dalam home care.
9. pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan yang
diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau perbaikan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.
Kontra home care berpendapat :
1. home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan agency yang
belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan tenaga kesehatan secara individu.
3. klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk mencapai unit-unit
yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
4. pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan
total, misalnya: klien dengan koma.
5. tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan, dimana keluarga
merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat terlayani dengan adanya home care.
6. pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya :
a. fasilitas resusitasi
b. fasilitas defibrilator
7. jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat ketergantungan
klien dan keluarga pada perawat
J. Standar Alat Home Care
a. Alat kesehatan
1) Tas/ kit
2) Pemeriksaan fisik
3) Set perawatan luka
4) Set emergency
5) Set pemasangan selang lambung
6) Set huknah
7) Set memandikan
8) Set pengambilan preparat
9) Set pemeriksaan lab. Sederhana
10) Set infus/ injeksi
11) Sterilisator
12) Pot/ urinal
13) Tiang infus
14) Tempat tidur khusus orang sakit
15) Pengisap lendir
16) Perlengkapan oxigen
17) Kursi roda
18) Tongkat/ tripot
19) Perlak/ alat tenun
b. Alat habis pakai
1) Obat emergency
2) Perawatan luka
3) Suntik/ pengambilan darah
4) Set infus
5) NGT dengan berbagai ukuran
6) Huknah
7) Kateter
8) Sarung tangan, masker
c. Sarana lain
1) Alat dan media pendidikan kesehatan
2) Ruangan beserta perlengkapannya
3) Kendaraan
4) Alat komunikasi
5) Dokumentasi
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah data-data tentang Home Care yang di dapat dari rumah sakit tempat
kami praktek yaitu Rumah Sakit RK Charitas Palembang :
A. Protap Umum
Prosedur tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana perawatan
secara umum, berlaku bagi segenap komponen pelaksana home care, baik bagi dokter maupun
bidan dan perawat. Dalam hal yang bersifat khusus semisal : tatalaksana biaya perawatan,
pengelolaan obat dan bahan habis pakai atau yang lain, diatur dalam pedoman tersendiri.
4. Pelakasana home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter praktek, institusi
pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan indikasi rawat inap maupun
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan perawatan penunjang (paliatif) karena berbagai alasan.
Langkah awal adalah :
a) Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status home care
b) Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu status pasien
5. Melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai instruksi/tindakan
b) Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter
c) Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien pada saat itu,
misalnya pasang infus, perawatan luka, pasang kateter dan lain-lain
d) Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang
cara-cara mengawasi infus dan tindakan medis lainnya
e) Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien
f) Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila sewaktu-waktu
diperlukan terkait dengan keluhan pasien
6. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk pengamatan tanda vital. Tulis dan catat di lembar
catatan perawat setiap melakukan pengukuran tanda-tanda vital.
7. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter
8. Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien.
9. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera konsultasi ke
dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke rumah sakit dengan
pendampingan
10. Jika terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru konsultasi.
11. Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter, kecuali dikter
tidak bisa dihubungi atau pasien memerlukan tindakan cepat.
12. Penggunaan obat dan BHP (bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-masing pelaksana
home care.
13. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana home care,
kemudian di kirim ke bagian laboratorium rumah sakit RK Charitas Palembang. Selanjutnya hasil
laboratorium dikonsultasikan ke dokter.
14. Konsultasi pasien dapat dilaksanakan melalui telepon atau SMS
15. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan (praktek).
16. Rujukan ke rumah sakit RK Charitas Palembang didampingi oleh petugas jaga.
17. Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut atau tindakan
operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan sementara yang sudah dilakukan.
18. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan dikenai tarif
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance di rumah sakit RK Charitas
Palembang.
19. Dokter dan pelaksana home care tidak diperkenankan menerima sesuatu dan melakukan
perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada pembengkakan biaya home care.
20. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai keperluan
berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit dalam pengadaan obat.
Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan daya jangkau pasien tanpa mengurangi
kualiatas obat.
21. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah terima, meliputi
: kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
22. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan keluarganya,
memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan penyakitnya.
B. Alur Pelayanan
Secara garis besar alur pelayanan yang diberikan adalah :
1. Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter penanggung jawab, dokter
konsultan atau langsung melalui petugas pelaksana home care
2. Petugas pelaksana home care melaksanakan pelayanan meds sesuai dengan instruksi dokter atau
prosedur tetap home care rumah sakit Charitas Palembang
3. Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan mencatat di lembar status pasien
4. Petugas pelaksana mengunjungi rumah pasien secara berkala
5. Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care dapat digantikan oleh petugas
lain dengan melakukan serah terima
6. Pasien di rawat hingga sembuh atau hingga akhir perawatan pada perawatan paliatif
7. Apabila perlu di rujuk, maka pasien di rujuk setelah mendapatkan tindakan stabilisasi
8. Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana membuat laporan keatian sejak masa
perawatan.
BAB IV
RANCANGAN GAGASAN PROGRAM HOME CARE
Terminasi Pelayanan
Pasien Datang
C. Uraian Tugas
1. Ketua Koordinator Home Care
Nama Jabatan : Ketua Koordinator Home Care
ian : Seorang tenaga medis yang profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab untuk
mengelola terselenggaranya kegiatan home care dan telah memiliki sertifikat pelatihan home care
yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
Persyaratan :
a. Dokter yang berpengalaman kerja kurang lebih 2 tahun
b. Memiliki sertifikat pelatihan home care
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Fleksibel dan kreatif
Masa Jabatan : 2 tahun
Uraian Tugas :
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah
b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien.
c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan Pelayanan
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja pelayanan
e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara berkesinambungan
2. Sekertaris
Nama Jabatan : Sekertaris
ian : Perawat profesional yang diberikan wewenang dan tan ggung jawab untuk mencatat segala
kegiatan pelayanan home care.
Tugas : Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan home care di rumah sakit
untuk didokumentasikan.
3. Bendahara
Nama Jabatan : Bendahara
tian : Tenaga profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan
pencatatan pembiayaan dalam pelayanan home care.
Tugas : mencatat pemasukan dan pengeluaran pelayanan home care
2. Pihak dari rumah sakit akan menyebarkan pamflet, brosur tentang home care kepada masyarakat
baik yang datang ke rumah sakit untuk berobat (pasien dan keluarga) maupun pihak masyarakat
yang ada di komunitas serta pemasangan poster-poster tentang home care, melalui koran serta
majalah kesehatan.
Kelebihan Dari Teknik Ini Adalah :
a. Menghemat tenaga yang mempromosikan pelayanan home care
b. Akan lebih menarik karena disertai dengan gambar-gambar
c. Mudah untuk dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.
b. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
d. Membuat rencana pelayanan
e. Lakukan perawatan langsung
f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll
g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
h. Dokumentasikan kegiatan
3. Monitoring dan evaluasi
a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan
4. Proses penghentian pelayanan home care
a. Tercapai sesuai tujuan
b. Kondisi pasien stabil
c. Program rehabilitasi tercapai secara maximal
d. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
e. Pasien di rujuk
f. Pasien menolak pelayanan lanjutan
g. Pasien meninggal dunia
Untuk pembiayaan, rumah sakit memberikan pilihan diantaranya yaitu:
1. Dibayar setiap kali bertemu atau setiap melakukan pelayanan.
2. Dibayar pada saat dihentikannya pelayanan.
c. Setelah pembuatan kartu, pasien yang ingin menggunakan jasa home care melakukan pemeriksaan
kesehatan jika pasien tersebut datang langsung. tetapi apabila pasien tidak datang langsung ke poli
home care maka pemeriksaan kesehatan dilakukan dirumah pasien dengan mengirimkan tenaga
kesehatan ke rumah pasien sebagai data penunjang untuk melakukan pelayanan home care.
d. Setelah mengetahui hasil dari pemeriksaan kesehatan pasien tersebut akan di rujuk ke bagian
menurut pembagian wilayah kerja pelayanan home care.
e. Selanjutnya pasien tersebut akan melakukan administrasi untuk mengurus cara pembiayaan serta
mengenai pemberitahuan informasi tentang jadwal kunjungan pelayanan perawatan di runah
pasien tersebut
f. Setelah pasien tersebut setuju maka pelayanan home care tersebut di laksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat
g. Melakukan perawatan sampai pasien mampu melakukan perawatan mandiri.
5. Pasien yang sebelumnya di rawat di rumah sakit dan meminta pelayanan home care untuk
prosedurnya tetap sama, hanya meneruskan pelayanannya yang diteruskan di rumahnya.
6. Setelah prosedur di atas selesai maka tenaga kesehatan pada bagian home care akan melakukan
pengkajian untuk menetukan tindakan yang akan dilakukan serta untuk menentukan jadwal
kunjungan sesuai data yang diperoleh saat pengkajian
7. melakukan kunjungan ke rumah pasien serta melakukan perawatan pada pasien sesuai dengan
kebutuhan pasien
8. untuk jadwal kunjungan ke pasien disesuaikan dengan apa yang dialami pasien (penyakitnya) serta
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan pasien.
9. bila kebutuhan pasien sudah terpenuhi secara mandiri oleh pasien dan tingkat kesehatan sudah
mulai membaik bahkan sembuh maka pelayanan home care dihentikan.
10. tetapi bila kondisi pasien semakin gawat dan memerlukan perawatan secara intensif, maka
dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Sistem Rujukan :
rujukan dilakukan bila kondisi pasien lebih memburuk atau semakin gawat dan memerlukan
perawatan yang lebih intensif. rujukan akan dilakukan ke rumah sakit melalui beberapa prosedur
:
1. pemberitahuan kepada pihak pasien bahwa pasien harus di rujuk karena keadaannya yang
semakin memburuk.
2. petugas pelaksana home care pada pasien tersebut akan melaporkan kepada koordinator kasus
bahwa pasien tersebut perlu di rujuk.
3. selanjutnya koordinator kasus akan mengurus proses rujukan langsung ke bagian emergency
rumah sakit.
4. pasien langsung di rujuk.
5. untuk pembiayaan : setiap pelayanan yang dilakukan oleh tempat rujukan (rumah sakit) maka
sistem pembiayaan akan melalui administrasi rumah sakit.
6. Keberlanjutan pelayanan home care.ini terkait dengan apakah pelayanan home care akan
dilanjutkan atau dihantikan setelah pasien dirujuk ke rumah sakit.
11. Syarat-Syarat Pengadaan Home Care
1. Ketenagaan
a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi :
1) Minimal D.III
2) Pemegang sertifikat pelatihan home care
3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun
4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi :
1) Minimal D.III
2) Pemegang sertifikat pelatihan home care
3) Pengalaman kerja minimal 3 tahun
4) Memiliki SIP,SIK,SIPP
BAB V
ANALISA
Institusi Home Care swasta dapat didirikan dengan semacam membuat poli khusus
poli home care di rumah sakit tersebut, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang
bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar.
Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa
eksternal dan internal.
1. Analisa Interna
Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik
yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen
personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi Home Care. Komitmen personil
merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk mengawali suatu bisnis yang
baru .
2. Analisa Eksterna
Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis
maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan
berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan
keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal
juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun
kondisinya.
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan hal-hal
berikut :
1. Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk membuat janji)
2. Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi HC
3. Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri professional
4. Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien
5. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki
kualitas layanan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan
program home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan suatu
program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kuaklitas hidup baik dari
kebutuhan boi-psiko social dan spiritual
B. Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care dimasyarakat
selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan partisipasinya dan untuk
perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di
Indonesia. Jakarta:Depkes RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta:PT Rineka Cipta
Hidayat, Lukman. 2009. Home Care dan "sedikit konsep untuk anda"
http://www.facebook.com/note.php?note_id=133675939370. Diakses tanggal
02 Oktober 2011
Mahyuddin.2006.Revitalisasi Kesehatan Daerah Sumsel Melalui Paradigma Sehat.
Sumatra Selatan
Notoatmodjo,Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Rineka Cipta
Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC
Pujawayan. 2011. Home Care.http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/13/home- care/ di
akses tanggal 02 Oktober 2011
Wijayanto, W. T. 2010. Home Care Ala Mitra Medical
Service http://mitramedical.blogspot.com/2010/03/home-care-ala-mitra-
medical- service.html di akses tanggal 02 Oktober 2011