Anda di halaman 1dari 3

ANEMIA

( oleh Oktavia Santi S)

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya sel darah merah atau kandungan Haemoglobin dalam
darah atau lebih dikenalnya sebagai “ Kurang Darah “. Yang ditandai dengan Lemah,
mudah Letih, Pucat, Pusing dan kurang bersemangat.

Menurut bahasa Yunani, anemia adalah tanpa darah. Anemia merupakan suatu
kondisi saat jumlah sel darah merah atau jumlah haemoglobin (protein pembawa
oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah atau
haemoglobin bertugas sebagai media yang membawa oksigen dari paru-paru dan
menghantarkan ke seluruh bagian jaringan tubuh.

Anemia berbeda dengan “Tekanan Darah Rendah”, Tekanan darah rendah


merupakan kondisi berkurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah
ke seluruhtubuh sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah yang sampai ke
otak dan bagian tubuh lainnya.

Haemoglobin merupakan zat padat dalam sel darah merah yang menyebabkan
warnba merah. Sel darah merah mengandung haemoglobin, yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Haemoglobin terbentuk dari molekul protein yang berada dalam sel darah
merah. Bila jumlah sel darah merah berkurang otomatis jumlah haemoglobin pun
menjadi berkurang, sehingga jumlah oksigen dalam tubuh menjadi berkurang.

Nilai normal haemoglobin tergantung pada umur dan jenis kelamin.

1. Pada bayi baru lahir kadar Hb normal : 17-22 gram/dl,


2. Bayi berumur 1 minggu : 15-20 gram/dl,
3. Bayi berumur 1 bulan : 11-15 gr4am/dl,
4. Anak-anak : 11-13 gram/dl
5. Pria dewasa : 14-18 gram/dl
6. Wanita dewasa : 12-16 gram/dl

Beberapa penyebab anemia :

1. Perdarahan hebat akut : Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah


pembuluh darah
2. Perdarahan Kronik : Perdarahan hidung, Wasir (hemoroid), Ulkus Peptikum
(tukak lambung), kanker atau polip di saluran pencernaan, tumor ginjal atau
kandung kemih, perdarahan mestruasi yang sangat banyak
3. Berkurangnya zat pembentuk sel darah merah : kekurangan zat besi, Vitamin
B12, Asam folat, Vitamin C dan penyakit kronik
4. Meningkatnya penghancuran sel darah merah : pembesaran limpa, kerusakan
mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel darah merah
5. Hemoglobinuria noktural paroksismal / Sferositosis / Herediter
Elliptositosisherediter :
Kekurangan G6PD, Penyakit sel sabit, Penyakit hemoglobin C, Penyakit
Hemoglobin S – C, Penyakit hemoglobin E, Thalasemia

Sebagian besar anemia di Indonesia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Zat besi
adalah unsur gizi yang merupakan komponen pembentukHb atau sel darah merah.
Oleh karena itu kekurangan hemoglobin yang disebabkan oleh kekurangan zat besi
sering disebut “ Anemia Gizi Besi “.

Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena :

1. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi


kebutuhan.
- Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah : makanan hewani
(seperti ikan, daging, hati, ayam).
- Makanan Nabati (dari tumbuh – tumbuhan) misalnya sayuran hijau tua,
yang walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap
dengan baik oleh usus.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
- Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan remaja, kebutuhan tubuh
akan zat besi meningkat tajam.
- Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat karena zat besi
diperlukan untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri.
- Pada penderita penyakit menahun seperti TBC kebutuhan zat besi juga
meningkat.
3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.

B. Gejala – gejala Anemia


Gejala – gejala anemia yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak
mencukupi kebutuhan ini bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah
berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Penderita juga sering
mengeluh pusing dan amta beerkunang – kunang. Gejala lebih lanjut adalah
kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

Pada anak – anak, anemia sering menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak bisa terhambat dan dapat
meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh menurun.

Pada pemeriksaan fisik selain keadaan pucat juga didapati adanya penipisan kuku
dan kulit. Pada pemeriksaan laboratorium didapat adanya eritrosit yang kecil dan
pucat.
C. Cara Pencegahan dan Pengobatan Anemia
Pengobatan pada penderita Anemia sangat bergantung pada penyebabnya. Pada
anemia yang disebabkan pendarahan akut maka sumber pendarahan harus segera
dihentikan, bila nperlu dilakukan transfusi darah. Demikian juga pada pendarahan
kronis, sumber pendarahan harus dicari, kemudian diobati dan dilakukan tindakan
medis sesuai dengan indikasinya. Tindakan medis harus dilakukan oleh tenaga ahli
(Dokter, Paramedis, dll).

Anemia akibat kekurangan zat besi dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Meningkatkan Konsumsi Makanan Bergizi ;


- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan
hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati
(sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe)
- Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
Vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan
nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam usus
2. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan mengkonsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat
yang setiap tablet mengandung Ferro Sulfat, zat besi dan asam folat.
Berbagai jenis tablet tambah darah beredar dan dapat dibeli diapotik atau
toko obat.
3. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti :
cacingan, malaria, penyakit TBC, dll.

Anda mungkin juga menyukai