DAFTAR ISI
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
TESTIMONI
2
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Banyaknya lulusan teknik sipil yang dihasilkan setiap tahun dari perguruan tinggi di
Indonesia terbilang cukup banyak. Hal ini akan mengakibatkan semakin besarnya
persaingan dalam memperoleh suatu posisi pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang
sebagai insinyur teknik sipil. Selain kematangan secara sikap, emosi dan akademik,
kemampuan soft skill juga akan memberikan suatu nilai tambah bagi seorang lulusan
teknik sipil dalam mencapai peluang kerja di suatu perusahaan yang diidamkan.
Banyak bidang kerja yang dapat dilakukan dari seorang lulusan teknik sipil, diantara
umumnya adalah bekerja sebagai konsultan perencana, konsultan Manajemen Konstruksi,
kontraktor umum, ataupun di sisi pemilik proyek untuk proyek bangunan gedung. Ada
area kerja lain yang cukup menarik untuk digeluti yaitu proyek untuk bangunan industri,
seperti pembuatan fasilitas oil and gas, petrochemical, ataupun fasilitas mining. Peran
seorang teknik sipil akan banyak terlibat mulai dari perencanaan lokasi proyek, berbagai
macam tipe struktur bawah (diantaranya pondasi bangungan gedung, struktur Baja, mesin,
jembatan dan sebagainya) serta struktur atas (diantaranya beton bertulang, struktur baja).
Buku edisi 1 (awal) ini sebenarnya adalah merupakan salah satu materi yang disampaikan
penulis dalam kegiatan workshop 1 hari untuk contoh aplikasi penggunaan program
aplikasi dengan perencanaan struktur atas (baja) dan struktur bawah (pondasi). Dengan
contoh yang cukup sederhana dan gaya penulisan yang cukup ringan diharapkan
pembaca/pengguna buku ini dapat mengikuti semua langkah yang ada dan menambah
kemampuan awal dalam menjalankan program tersebut.
Amal jariyah buku ini penulis tujukan kepada orang tua penulis, ayahanda
alm.H.Achmad bin H. Sulaiman, ibunda Hj. Heru Nurhayati , H.Moch. Nasito,
Hj.Siti Birhanah, semoga buku ini dapat diterima dan berguna sebagai ilmu yang
bermanfaat. Penghargaan penulis berikan kepada istri (Nurma Febriana) dan ketiga putra
(Mumtaz Alif P.S, Seruni Candrawilasita Z, dan Dimas Haidar.Y) dan juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan kerja, D. H. Yumantoko dan Wisnu Andy untuk
kerja sama yang telah diberikan serta semua rekan-rekan sejawat yang ikut memberikan
testimoni di dalam buku ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta, Desember 2016, Budi Satiawan
3
BAB I PENDAHULUAN
STAAD.Pro merupakan sebuah software yang bersifat user friendly baik dalam
pemodelan struktur maupun dalam menampilkan output / hasil dari sebuah
analisa struktur. Sesuai fungsinya yang berupa “general purpose structural
analysis and design program”, pengaplikasian program akan sangat berguna
terutama dalam pemakaian untuk perancangan fasilitas industri bangunan -
bangunan komersial, jembatan dan struktur jalan raya, fasilitas struktur untuk
bangunan industri, struktur pabrik kimia, pondasi turbin, struktur dermaga,
gorong-gorong/culvert dan aneka struktur lainnya.
STAAD foundation adalah program komputer yang berada dalam satu paket
pada program STAAD.Pro. Program ini dapat berfungsi untuk mendesain
pondasi dangkal, pondasi gabungan serta pondasi dalam (tiang pancang). Reaksi
pada tumpuan hasil analisa struktur yang telah dilakukan saat perhitungan
struktur atas (dalam STAAD.Pro) dapat secara otomatis di-import ke dalam
program Staad foundation dimana keseluruhan data Load Case dan Load
combination akan ikut ter-copy secara otomatis. Total man-hours yang
dibutuhkan dalam mendesain struktur dan pondasi menggunakan aplikasi ini
akan jauh terkurangi dibandingkan jika melakukan perhitungan analisa pondasi
secara manual.
Trik sederhana yang selalu penulis tekankan kepada pengguna baru program
STAAD.Pro dalam menggunakan aplikasi ini adalah selalu usahakan agar
langkah pengisian input data pada Page Menu program dilakukan dan dimulai
secara berurutan dari Page menu teratas diisikan secara berurutan untuk data
sub-menu yang ada (juga diisi dari atas kebawah dengan cara berurutan), lalu
dilanjutkan ke Page menu berikutnya untuk menghindari error / ada bagian input
yang tertinggal.
Dari setiap pemodelan akan memberikan perilaku khas dan tertentu yang
nantinya merupakan idealisasi dari suatu sistem struktur nyata sehingga nantinya
diharapkan struktur yang dianalisis tersebut akan memiliki perilaku yang sesuai
dengan kenyataan yang ada dilapangan.
y
vi , g i vj , g j
X ui , fi uj , fj x
i j
L
x = sumbu batang
x, y = sistem koordinat lokal elemen
ui,j = displacement aksial pada titik nodal i, nodal j
vi = displacement arah tegak lurus sb. batang pada Titik nodal i
fi = gaya aksial pada titik nodal i yang sesuai ui.
gi = gaya tegak lurus sb. batang di titik nodal i yang sesuai vi.
L = panjang batang
X X
Portal 2-dimensi tergambar terletak pada bidang datar (bidang X-Y), dengan
sumbu X dan sumbu Y merupakan sumbu global dari portal tersebut.
vi , g i vj , g j
i ui , fi j uj , fj
x
i ,mi L j ,mj
Z
Y
x
z
(e j
y
i
X
Gambar grid system
Grid System merupakan sistem struktur yang terdiri dari beberapa balok yang
saling menyilang dan menyatu pada bidang horizontal. Gaya – gaya yang
9
dominan bekerja pada bidang adalah tegak lurus bidang sehingga akan
menimbulkan terjadinya momen, gaya geser dan torsi pada balok-balok tersebut.
Setiap elemen balok silang (grid) yang strukturnya berada dalam bidang X-Y
akan mengalami gaya-gaya dalam di ujung (nodal i maupun nodal j) elemen
tersebut berupa (dinyatakan sebagai komponen-komponen-nya dengan referensi
sumbu lokal elemen, yaitu sumbu-x dan sumbu-y)
z
wj ; hj
wi ; hi y
yj ,myj
yi ,myi
x
xi ,mxi L xj ,mxj
y
wi , hi wj , hj
vi , gi vj , gj
i u ,f x
i i j uj , f j
Gambar idealisasi elemen rangka batang 3-Dimensi
x = sumbu batang
x, y = sistem koordinat lokal elemen
ui,j = translasi arah sumbu lokal x pada titik nodal i, nodal j
vi,j = translasi arah sumbu lokal y pada titik nodal i, nodal j
wi,j = translasi arah sumbu lokal z pada titik nodal i, nodal j
11
i (e)
Y
Z X
Gambar portal 3-dimensi
≤√ , dan
≤√
14
c. Bila Lb > Lu
.
≤ , maka
. .
= − . atau = (Ambil Fb yang
. .
besar)
Nilai Fb awal berdasarkan nilai terbesar dari kedua persamaan
diatas dan tidak lebih besar dari :
Fb = 0.6 Fy
d. Bila Lb > Lc
.
≤ , maka:
. .
= , atau = (Ambil Fb yang besar)
.
2 .
=
. .
= + − ≥ dan juga ≤
= .
Diharapkan fa / Fa ≤ 1.0
= .
(nilai lb dan rb sesuai dengan orientasi arah yang ditinjau
+ + ≤ 1.0
17
a. Beban Tetap
Beban tetap merupakan beban yang ada dalam struktur tersebut pada saat
struktur tersebut digunakan ataupun pada saat pemasangannya yang
diakibatkan oleh gravitasi bumi . Beban jenis ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
Beban Mati (berat handrail, berat ladder)
Beban hidup
Beban sendiri struktur
b. Beban Sementara
Beban sementara merupakan beban yang membebani suatu struktur yang
terjadi dengan batasan waktu tertentu. Dikarenakan beban ini adalah
sementara biasannya dalam suatu analisa struktur, kekuatannya dapat
ditingkatkan sampai 1/3 dari kekuatan batasnya . Beban yang termasuk beban
sementara diantaranya adalah sebagai berikut:
Beban angin
Beban gempa
2. Pilih kursor select node – pilih node 2 pada kotak dialog Nodes – sesuaikan
nilai koordinat Y dari elevasi 4.00 menjadi elevasi 4.37 pada informasi di dalam
tabel koordinat yang berada di sisi kanan layar monitor.
Tabel Nodes
3. Pilih elemen garis yang sudah ada – Geometri – Translational Repeat dan
isikan data untuk Global direction : X , no.of step = 1, Default step spacing =
9.2m – OK
Y
X
Z
Lakukan hal yang sama seperti pada langkah berikutnya untuk memperoleh
geometri awal sebanyak 4 member kolom sesuai gambar design hingga seperti
gambar dibawah:
Y
X
Z
4. Pilih ke empat nodal disisi bawah yang telah dibuat menggunakan nodes
cursor
Y
X
Z
5. Geometri – Add beam – Add beam from point to point, mulai menggambar
beam dari sisi kiri ke kanan dan konsisten serta lakukan dari lantai elevasi bawah
sebagaimana pada gambar berikut.
Y
X
Z
6. Lengkapi untuk member joist seperti pada gambar berikut, dengan memilih
balok paling tepi lalu pilih Geometri-Translational Repeat ke arah X dan isikan
no.of steps = 1, lalu OK
Y
X
Z
7. Lengkapi dengan cara yang sama seperti pada langkah sebelumnya untuk
membuat balok baru tersebut sejauh 0.7m kearah sb.Global X
Y
X
Z
8. Select semua beam bagian bawah yang telah dibuat, lalu pilih Geometri-
Translational Repeat
Y
X
Z
Y
X
Z
9. Untuk melengkapi beam yang men-support ladder pada elevasi +4.37m dapat
dilakukan dengan men-select node disisi atas
10. Untuk menambahkan balok baru yang terletak pada geometri yang telah ada
dapat menggunakan icon add beam dan gambarkan secara manual ke arah nodal
yang baru kita buat.
Lakukan langkah yang sama untuk membuat cantilever beam seperti pada
gambar dibawah
30
12. Gambar elemen vertical brace secara konsisten dari bawah ke atas dengan
menggunalkan icon “add beam”.
Y
X
Z
13. Untuk menyimpan file Staad yang telah kita buat, pilih File – Save As –
tentukan directori file lokasi file yang akan disimpan – beri nama file (contoh :
Operating Platform_Rev A) – Save.
Pada bab ini kita akan mendefinisikan member properties yang akan digunakan.
Urutan garis besar langkah yang dilakukan adalah dengan mendefinisikan
(define) terlebih dahulu nama profil yang akan digunakan dan dilanjutkan
dengan mengalokasikan (assign) nama profil yang telah kita definisikan tersebut
ke dalam elemen geometri yang telah kita gambar.
Kolom : H 200x100x5.5
Balok : H 200x100x5.5
Joist : Channel 150x75x6.5
Bracing : L 100x100x10 (Angle)
Pada kotak dialog Properties (disisi kanan layar) pilih Section Database-pilih
Japanese-HShape - pilih H200x100x5.5 – Add, profil ini akan didefinisikan
sebagai member property untuk semua kolom.
34
Lakukan hal yang sama untuk profil balok (H Shape), joist (Channel), bracing
(Angle) sehingga akan muncul definisi R1, R2, R3 dan R4 pada kotak dialog
properties sebagaimana pada gambar dibawah.
2. Pilih nama profil H200x100x5.5 (R1) pada kotak dialog Properties, lalu pilih
semua elemen kolom sesuai gambar design sehingga adanya indikator warna
merah pada elemen garis yang dipilih – Assign to selected beams – Assign – Yes.
3. Pilih nama profil H200x100x5.5 (R2) pada kotak dialog Properties, lalu pilih
semua elemen balok utama sesuai gambar design sehingga adanya indikator
warna merah pada elemen garis yang dipilih – Assign to selected beams – Assign
– Yes.
4. Pilih nama profil C150x75x6.5 (R3) pada kotak dialog Properties, lalu pilih
semua elemen joist dan balok cantilever sesuai gambar design sehingga adanya
indikator warna merah pada elemen garis yang dipilih – Assign to selected beams
– Assign – Yes.
36
5. Pilih nama profil L100x100x10 (R4) pada kotak dialog Properties, lalu pilih
semua elemen bracing sesuai gambar design sehingga adanya indikator warna
merah pada elemen garis yang dipilih – Assign to selected beams – Assign – Yes.
6. Cek Orientasi kolom apakah sudah sesuai dengan desain orientasi yang kita
harapkan atau belum, untuk melihat orientasi kolom bisa dilakukan dengan klik
kanan pada mouse pilih labels, aktifkan beam orientation dan OK.
Akan muncul orientasi sumbu kuat dari masing-masing profil pada geometri
model seperti pada gambar di bawah.
Orientasi sumbu kuat ke-4 kolom masih belum sesuai dengan desain awal
dimana sistem bracing akan dipasang searah sumbu lemah kolom. Untuk
memutar kolom tersebut pilih/select ke semua kolom yang ada, masuk ke menu
Commands, Geometry Constant dan pilih Beta Angle.
Masukan sudut rotasi sebesar 90 derajat pada kotak dialog Beta Angle dan OK.
R2
R2
R2
R2
R2 R2
R3
R3
R2 90.00R2
R1:ßR2
R4 R2
R2
R4
R1:ß 90.00
R1:ß 90.00
R4
R2
R2 R4
R2
R2 R1:ß 90.00 R2
R3
R3
R2 R1:ß 90.00R2
R4 R2
R2
R4 R2
R1:ß 90.00
R1:ß 90.00
R4
R4
R1:ß 90.00
Y
X
Z
7. Untuk me-non aktifkan beam orientation klik kanan mouse pilih labels, non
aktifkan beam orientation dan OK.
40
Menu General-Spec
41
Tabel Specification
2. Pada kotak dialog Member Specification - page menu – Release, untuk lokasi
yang akan di-release pilih Start, aktifkan checklist untuk MY serta MZ dan Add.
3. Pada kotak dialog Member Specification - Sheet Release, untuk lokasi yang
akan di-release pilih End, aktifkan checklist untuk MY serta MZ dan Add.
Akan muncul definisi Start Release pada kotak tabel Specification yang berada
di sisi kanan layar monitor.
Tabel Specification
Tabel Specifications
5. Untuk memasukan definisi Release Start pada “balok utama”, pilih definisi
Release yang telah dibuat yaitu Start My Mz - pilih elemen balok sebagaimana
gambar dibawah
Y
X
Z
Y
X
Z
6. Untuk mendefinisikan Release End pada “balok utama”, pilih definisi Release
yang telah dibuat yaitu End My Mz - pilih elemen balok sebagaimana gambar
dibawah, Assign to selected beam, Assign dan Yes.
Pada bab ini kita akan memodelkan tumpuan (kondisi batas) pada struktur.
Tumpuan yang sering digunakan adalah pinned (sendi), fixed (jepit) atau fixed
but (jepit terbatas), tentunya penentuan model tumpuan yang digunakan akan
sangat bergantung dengan pertimbangan dari tipe arangement anchor bolt &
base plate yang akan kita gunakan dalam perencanaan .
1. Masuk kedalam Submenu Support-Create
Akan muncul definisi Pin support pada sisi layar kanan seperti pada gambar
dibawah
Tabel Supports
2. Pilih tipe pin support yang telah didefinisikan dan pilih ke empat nodal sisi
bawah struktur - Assign to selected nodes – Assign – Yes
51
3. Pada kotak dialog Create New Definitions/Load Cases/Load Items, pilih Load
case, pada Primary isikan number = 1, Loading type = None dan Title =
SEISMIC LOAD X DIR (SX) lalu Add
Perhatikan tabel Load & Definition di sisi kanan layar monitor, akan terlihat
definisi jenis beban yang baru saja kita inputkan yaitu SEISMIC LOAD X DIR
(SX)
Pastikan di tabel Load & Definition di sisi kanan layar akan terlihat definisi ke
enam jenis beban yang telah kita inputkan
55
Pada tabel Load & Definition akan terlihat definisi selfweight Y -1.1 sebagai
mana pada gambar dibawah, sebagai catatan informasi lambang ? (tanda tanya)
yang berarti definisi beban belum di definisikan kedalam geometri struktur yang
ada.
2. Definisikan berat handrail sebesar 75 kg/m dengan memilih load case DEAD
LOAD (DL), Add,Member Load, pilih Uniform Force. Isikan besarnya beban
sebesar -0.075 t/m dengan arah beban pada sumbu GY (Global Y) lalu Add.
Pada tabel Load & Definition akan terlihat definisi beban merata sebesar
-0.075t/m.
3. Definisikan berat ladder sebesar 250 kg untuk tiap titik beban dengan memilih
load case DEAD LOAD (DL), Add,Member Load, pilih Consentrated Force.
58
Isikan besarnya beban sebesar -0.250 ton,sejarak d1 = 0.15m dengan arah beban
pada sumbu GY (Global Y) lalu Add.
Pada tabel Load & Definition akan terlihat definisi beban titik sebesar -0.25 ton
dengan 2 lokasi titik kerja yang berbeda nantinya.
4. Mendefinisikan berat lantai pada Load case DEAD LOAD (DL) sebesar 60
kg/m2 dengan memilih load case DEAD LOAD (DL), Add,Floor Load,
Definiskan besarnya beban lantai dengan mendefinisikan beban pada kotak
dialog Floor Load pada YRANGE sebagai berikut :
Secara otomatis beban lantai akan terdistribusi pada kedua elevasi lantai sebagai
berikut :
Y
X
Z
Akan terlihat distirbusi beban merata pada struktur platform sebagai berikut
Y
X
Z
kantilever yang berada pada sisi luar platform di kedua elevasi lantai – Assign to
selected beam – Assign – Yes.
Y
X
Z
Y
X
Z
Pada kotak dialog “Add New : Load items” pilih Floor Load, Definisikan
besarnya beban lantai dengan mendefinisikan beban pada kotak dialog Floor
Load pada YRANGE sebagai berikut :
Pressure = -0.5 t/m2
Direction = Global Y
Arah distribusi beban = One Way Direction
Define Y Range = 4.37 m
Lalu Add dan close.
66
Secara otomatis beban lantai akan terdistribusi pada kedua elevasi lantai seperti
pada gambar sebagai berikut :
2. Definisikan berat hidup pada balok yang men-support ladder berupa beban
titik sebesar 150 kg /titik dengan memilih load case LIVE LOAD (LL) – Add -
Member Load, pilih Consentrated Force. Isikan besarnya beban sebesar -0.15
ton sejarak d1 = 0.15m pada arah beban sumbu GY (Global Y) lalu Add.
Akan terlihat distribusi beban titik akibat beban hidup pada ladder sebagai
berikut
Y
X
Z
Y
X
Z
Pada kotak dialog Wind definition isikan Type no = 1, untuk Comment = Wind 1
– Add - Close
72
Akan muncul kotak dialog ASCE-7:Wind Load, untuk contoh soal ini digunakan
basis wind speed sebesar 85 Mph (besarannya akan bergantung dengan desain
spesifikasi dari masing-masing proyek).
Isikan informasi design wind load sebagaimana data dibawah :
ASCE-7 = 2010
Building Classification Category = II
Basic Wind Speed = 85 Mph
Exposure category = Exposure B
Structure type = Lattice Framework
74
2. Kembali pada table Load & definition di sisi kanan layar kerja dan pilih Load
Case Wind Load X Dir. (WX) - Add .
75
Akan muncul kotak dialog Load Items, pilih Wind Load dan definisikan arah
beban angin ke arah X global dengan factor 1 - aktifkan pilihan Open Structure -
Add - Close
Y
X
Z
3. Kembali pada table Load & definition di sisi kanan layar kerja dan pilih Load
Case Wind Load Z Dir. (WZ) - Add
Akan muncul kotak dialog Load Items, pilih Wind Load dan definisikan arah
beban angin ke arah X global dengan factor 1 - aktifkan pilihan Open Structure -
Add - Close
Y
X
Z
3. Untuk definisi Joint Weight dapat diabaikan karena tidak ada informasi berat
struktur yang berupa nodal load dalam memperhitungkan berat total struktur
sebagai faktor berat dalam perhitungan beban gempa.
81
Untuk berat dari ladder totol pilih loading type Con – weight : 0.325 ton-
Starting Distance : 0.15 – Add
Untuk berat dari ladder pada titik berikutnya, pilih loading type Con – weight :
0.325 ton- Starting Distance : 0.65 – Add
82
Untuk mendefinisikan berat dari handrail, pilih loading type : UNI– weight:
0.075 ton/m – Add
7. Memasukan definisi faktor berat struktur yang telah dibuat kedalam geometri
struktur.
Pilih besar beban ladder yang telah didefinisikan - pilih beam dimana beban
bekerja – Assign to selected beam – Assign.
84
8. Pilih kembali Load Case:Seismic Load X Dir (SX) pada tabel Load &
Definition disisi kanan layar monitor – Add
Pada kotak dialog Load Items, pilih Seismic Loads – Factor & Direction –
Direction : X – Factor : 1 - Add
Pada kotak dialog Load Items, pilih Seismic Loads – Factor & Direction –
Direction : Z – Factor : 1 - Add
Akan muncul kotak dialog Create New Definitions/Load Case/Load Item, masuk
ke dalam page menu Load Case – Combination – Define Combinations.
89
2. Pada tabel Material (sisi kanan layar kerja) pilih Steel-Assign to view-Assign-
Yes
92
Tabel Material
93
Tabel Analysis
94
Pada tahapan ini kita akan mendefinisikan Code Design yang akan digunakan
dalam melakukan perhitungan Stress Ratio (SR) dari Struktur beserta parameter
desain yang akan digunakan oleh program saat menganalisa nilai SR tersebut.
1. Pada menu Design – Steel -Pilih code design AISC-ASD untuk steel structure
design didalam tabel Steel Design – Define Parameters
3. Pada kotak dialog Design Parameters – isikan nilai Fu = 40000 ton/m2 – Add
4. Definisikan nilai LY & nilai LZ sesuai geometri struktur yang perlu dikoreksi.
Define Parameter-pilih LY-masukan nilai LY sesuai koreksi bentangan arah
lokal batang Y-Add (Nilai koreksi LZ pada contoh kasus yang sedang dikerjakan
ini akan didefinisikan pada langkah terakhir bab ini)
9. Pada tabel Steel Design – pilih Check Code – Assign to View – Assign – Yes.
100
10. Seandainya ada parameter desain yang perlu ditambahkan kembali, misal
untuk nilai Lz maka pilih/klik terlebih dahulu salah satu parameter design yang
ada (contohnya NSF0.65) lalu pilih menu Define Parameter.
Akan muncul kotak dialog Design Parameters, dan isikan nilai Lz=1m, dan
pastikan anda mengkatifkan “After Current”, dan diakhiri Add.
11. Pilih kesemua balok yang akan kita koreksi nilai Lz-nya dan pilih parameter
desain Lz, lalu assign to selected beams- assign.
Tahap ini adalah tahap Processing dan Post Processing, dimana program akan
melakukan perhitungan struktur dari semua tahapan diawal yang telah kita
lakukan (tahap Pre-Processing)
1. Untuk menjalankan analisa struktur dari menu Analyze – Run Analysis – Done
untuk melihat hasil analisa struktur dan desain struktur.
Pastikan tidak terdapat error pada kotak dialog Staad Analysis and Design.
0.368
0.105
0.117
0.109
0.098 0.2
0.124
0.124
0.0893 0.386 0.0976
0.097 0.1110.11
0.0971
0.018
0.0532
0.268 0.222
0.0552
0.0552
0.07370.0369
0.0695
0.0519 0.11 0.459
0.124
0.124
0.196 0.441 0.0482
0.0858 0.0835
0.0819
0.0327 0.0462
0.132
0.482
0.0588
0.0348
0.209
Y
X
Z
Akan muncul tampilan output program Staad Pro yang berisikan text input
hingga output design dari perhitungan struktur.
3. Untuk melihat gaya dalam yang terjadi pada balok dapat diperoleh dengan
melakukan double click di salah satu member/balok, akan muncul kotak dialog
beam yang isinya menjelaskan baik dari dimensi member properti, pembebanan
yang bekerja, gaya dalam yang terjadi (shear bending), defleksi hingga Stress
Ratio (SR) maksimal yang terjadi
106
4. Jika diperlukan output data dalam bentuk tabel yang akan diolah dalam
program lain (misal : spread sheet excel), maka pilih semua member/batang
dengan memblok semua batang lalu pada menu Report, pilih section Force.
Sesuaikan tipe beban apa saja yang akan di keluarkan pada output report
nantinya, sebagai contoh ingin dimunculkan keluaran gaya dalam untuk LC11
hinggal LC15 dan OK.
Akan muncul list tabel gaya dalam dalam layar monitor seperti pada gambar
dibawah. Untuk meng-copy data dapat anda lakukan dilayar langsung dan
salin/paste di dalam layar excel yang telah anda buka.
Secara default tampilan awal layar kerja dari program STAAD.foundation adalah
seperti berikut.
1. Setting unit yang akan digunakan dalam STAAD.foundation, klik setup input /
output unit – akan muncul kotak dialog Unit Setup, pilih SI unit dan OK.
3. Simpan file melalui menu File – Save – tentukan lokasi file akan disimpan –
beri nama file – Save.
4. Pada tabel Main Navigator (sisi kanan layar), pilih Foundation Plan – Column
Position.
Pastikan arrangement untuk pondasi sudah sesuai dengan desain awal saat di
STAAD.Pro.
112
5. Sesuaikan dimensi awal untuk ukuran footing dan pedestal. Pada tabel Main
Navigator (sisi kiri layar kerja) – Foundation Plan – Column Dimension
7. Pada tabel Main Navigator (sisi kiri layar kerja) – Load & Factors – Apply
Selfweight and Dead Weight Factor – Select all pada kotak dialog Add Self
Weight – OK.
8. Pada tabel Main Navigator (sisi kiri layar kerja) – Load & Factors Load
Safety Factor Table – isikan nilai faktor pada tabel Applied load Safety Factor
disisi kanan layar kerja.
Pastikan semua nilai faktor terisi 1.0 (satu) pada tabel Soil Bearing Capacity
Factors
116
10. Pada tabel Main Navigator (sisi kiri layar kerja) – Job Setup – Create a New
Job
11. Pada tabel Available Load Case, pilih semua load combination yang akan
digunakan dalam perhitungan analisa dan design yaitu load comb.11 hingga load
comb.15, load comb.101 hingga load comb.106 dan pindahkan ke tabel Selected
Load Cases.
Akan diperoleh tampilan seperti pada gambar di bawah, lalu pilih create a job.
118
12. Pada tabel Main Navigator (sisi kiri layar kerja) – Isolated Footing Job –
Design Parameters – Concrete & Rebar.
isikan informasi beton dan tulangan pada tabel Concrete and Rebar sebagai
berikut :
Unit weight of concrete : 24 kN/m2
Minimum bar spacing : 100 mm
Maximum bar spaing : 200 mm
Strength of concrete : 25 N/mm2
119
14. Pada tabel Main Navigator (sisi kiri layar kerja) – Isolated Footing Job –
Design Parameters – Footing Geometry .
15. Pada tabel Main Navigator (sisi kiri layar kerja) – Isolated Footing Job –
Design Parameters – Sliding & Overtuning .
16. Tahap ini kita meminta program untuk melakukan analisa perhitungan
(stabilitas internal dan stabilitas eksternal). Pada tabel Main Navigator (sisi kiri
layar kerja) – Isolated Footing Job – Design Parameters – Design.
Akan muncul kotak dialog yang menanyakan “Do you want to analyze/design”,
pilih Yes.
123
17. Jika analisa perhitungan berhasil dilakukan maka tampilan layar kerja akan
nampak seperti pada gambar di bawah.
18. Pada menu Calculation sheet, terdapat laporan detil dari hasil perhitungan
pondasi. Silahkan klik salah satu dari pondasi yang ada, misal: Design for
Isolated Footing 3.
124
Akan diperoleh detil laporan yang garis besar isinya adalah sebagai berikut :
a. dapat diperoleh maximum tegangan tanah di ke-empat sudut pondasi
e. Design kebutuhan tulangan lentur pada telapak pondasi dikedua arah (arah X
dan arah Z) baik untuk tulangan atas maupun tulangan bawah.
19. Pada menu Detail and Schedule Drawing, dapat diperoleh gambar otomatis
yang diproduksi oleh STAAD.foundation yang dapat disimpan serta
dimofidifikasi dalam bentuk file AutoCAD. Simpan terlebih dahulu file gambar
kedalam tipe CAD melalu button Save Drawing As yang ada pada menu Detail
and Schedule Drawing
128
20. Pada menu GA Drawing, kita dapat melihat layout pondasi yang telah kita
desain secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
TESTIMONI
“E-Book ini sangat bagus untuk dibaca, karena memberikan banyak tips baik untuk pemula ataupun
mereka yang menginginkan tambahan pengetahuan tentang penggunaan software STAAD.Pro dan
STAAD.foundation. Dengan konsep step by step tentunya mudah dipahami pembaca. Terima kasih
kepada penulis Budi Satiawan atas kebesaran hati untuk memperbolehkan siapapun untuk
mengunduh E-Book ini untuk pembelajaran, patut kita hargai. Saya yakin akan mendapatkan
sambutan positif dari pembaca. Semoga dengan hadirnya E-Book ini dapat meningkatkan
keterampilan para civil engineer muda di tanah air kita.”
Agustian, Civil Engineer di PT. Wijaya Karya (Persero) tbk
“Setelah membaca, cukup lengkap dari awal sampai akhir dijelaskan cara merangkai permodelan
struktur menggunakan perangkat lunak STAAD Pro dari nol, lanjut ke pembebanan, perhitungan
gaya gaya dalam, dan yang terakir perhitungan kapasitas struktur terhadap peraturan struktur yang
berlaku. Sangat membantu untuk pemula yang tidak memiliki latar belakang STAAD Pro sama
sekali. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dipakai sebagai panduan di laboratorium
komputer universitas, pelatihan STAAD Pro dan kantor-kantor konsultan juga kantor-kantor
kontraktor. Untuk ke depannya saya menyarankan penulis juga membuat buku tentang analisa
pondasi dinamik menggunakan STAAD Pro. Juga tentang analisa struktur non-linear misalnya
permodelan tiang pancang dengan menggunakan nilai-nilai pegas tanah hasil riset Matlock dan
Reese dan analisa push over.”
Didi H Rianto, Sr. Structural Engineer di PT. PBB
“Apresiasi saya kepada pak Budi Satiawan yang telah berusaha untuk menerbitkan buku ini, buku
yang sangat membantu untuk memahami penggunaan Staad Pro khususnya untuk desain fasilitas
industri. Tentunya buku ini akan menambah khasanah pengetahuan bagi para praktisis dibidang
teknik sipil.”
Badaruddin, Dosen Teknik Sipil UMJ
“Materi yang disampaikan sangat bagus dan sangat mudah dipahami, dimana kita dituntun untuk
memahami konsep dasar dari staad pro dan langkah-langkah dalam permodelan, pembebanan,
analisa hingga penggunaan Staad foundation. Recommended dan sangat membantu untuk Civil
Engineer yang ingin menguasai Staad Pro dengan baik dan benar sehingga tidak hanya menjadi
operator.”
Bondan Satria, Civil Engineer di Black & Veatch
“Penulis adalah seorang civil engineer yang professional, ide-ide design beliau yang kreatif dan
berkualitas dalam perencanaan civil/structure mebuat saya tahu bahwa beliau adalah seorang yang
ahli dibidangnya.”
Ir. Muhammad. M, MT, Director di Adhidayaindonesia, www.adhidayaindonesia.com
“Impressive adalah kata pertama yang muncul ketika melihat buku ini, akan sangat membantu
memahami tata cara design structure secara benar dan user friendly, Mas Budi mampu menjelaskan
secara sederhana dan mudah dimengerti oleh para engineer dan calon engineer. “
Ali Rekso Tinamtu, Project Engineer PT Chevron Pacific Indonesia.
132
“E-book ini sangat bermanfaat bagi pembaca yang ingin belajar Staad Pro basic terutama fresh
engineer. Saya merekomendasikan e-book ini karena sangat mudah dipahami dan dimengerti.
Langkah demi langkah dibahas secara lengkap unutk memberikan guidance cara mendesain
structure platform, untuk next-nya besar harapan saya agar penulis dapat membuat e-book juga
mengenai aplikasi Staad Pro untuk jenis struktur lainnya.“
Wisnu Andy, Sr.Civil & Construction Engineer di Owned Petrochemical Company.
“Buku ini sangat cocok bagi pemula yang berkecimpung di dunia EPC dan ingin belajar struktur-
struktur Platform, materi yang disajikan aplikatif dengan menggunakan software Staad Pro dan
Staad Foundation sehingga perhitungan menjadi lebih cepat dan mudah.”
Novval Anggoro, Civil Engineer di PT. Rekayasa Industri.
“Anda wajib untuk memiliki E-book ini karena anda akan mendapatkan pemahaman secara jelas,
detil dan fundamental bagaimana memodelkan, mendesain dan menganalisa suatu pekerjaan
struktur konstruksi dengan menggunakan aplikasi program Staad Pro. E-book ini akan membekali
kita untuk mampu memahami secara sistematis bagaimana aplikasi prograsm Staad Pro dengan
mudah bisa diaplikasikan untuk proses desain analisis suatu pekerjaan struktur konstruksi. E-book
ini saya rekomendasikan untuk semua kalangan baik pelajar, akademisi, praktisi, professional atau
pebisnis dalam bidang konstruksi.”
Ir. Aldrin Asnil M.T, Pengajar & Praktisi Manajemen/Konsultan Konstruksi
“Sebagai praktisi saya sangat berterimakasih atas terbitnya buku Step by Step Perencanaan
Operating Platform Menggunakan STAAD Pro dan STAAD Foundation karangan Bapak Budi
Satiawan, karena pembahasannya yang detail, jelas dan mudah di mengerti untuk para Civil
Engineer. Harapan saya menunggu lanjutan buku ini untuk kasus-kasus analisis selanjutnya.”
Muhammad Saufie, Project Management Team di PT Elnusa.