DIKTAT
DIKTAT
1. Pada PBG
Bijih
Comminution
- Crushing
- Grinding
Sizing
- Screening
- Classifying
Consentrasi
Grafity Consentration
II.1. KOMINUSI
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan
galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar lebih daripada
1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron. Pada
umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup besar.
Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih lanjut.
Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat dengan
mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar.
Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus
melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya
dibagi dalam dua tahapan yaitu: operasai peremukan atau crushing dan operasi penggerusan
atau grinding.
Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi adalah rasio ukuran bijih awal
terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau biasa disebut dengan reduction ratio atau rasio
reduksi. Nilai Reduction ratio akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan juga
berpengaruh terhadap energi produksi. Pada operasi crushing, rediction ratio biasanya
berkisar antara dua sampai dengan sembilan. Untuk pengecilan ukuran yang menggunakan
Jaw crusher atau cone crusher akan lebih efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar
tujuh. Pada operasigrinding atau penggerusan reduction rasio bisa mencapai lebih daripada
200. Artinya ukuran umpan 200 kali lebih besar daripada ukuran produk.
Prinsip Kominusi
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada bijih dan
gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk. Mekanisme
peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana gaya diterapkan pada bijih
tersebut. Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk meremuk atau
mengecilkan ukuran bijih.
1. Compression, gaya tekan. Peremukan dilakukan dengan memberi gaya tekan pada
bijih. Peremukannya dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh satu
atau kedua permukaan plat. Pada Kompresi, energi yang digunakan hanya pada
sebagian lokasi, bekerja pada sebagian tempat. Terjadi ketika Energi yang digunakan
hanya cukup untuk membebani daerah yang kecil dan menimbulkan titik awal
peremukan. Alat yang dapat menerapkan gaya compression ini adalah: Jaw crusher,
gyratory crusher dan roll crusher.
2. Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adany gaya impak yang bekerja pada
bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras yang memukul bijih.
Gaya impak adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi.
Dengan gaya Impact, energi yang digunakan berlebihan, berkerja pada seluruh
bagian. Terjadi ketika energi yang digunakan berlebih dari yang dibutuhkan untuk
peremukan. Banyak daerah yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu
memberikan gaya impak pada bijih adalah impactor, hummer mill.
3. Attrition atau abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi
atau kikisan. Peremukan dengan Abrasi , Gaya hanya bekerja pada daerah yang
sempit (dipermukaan) atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan cukup
kecil, tidak cukup untuk memecah/meremuk bijih. Alat yang dapat memberikan gaya
abrasi terhadap bijih adalah ballmill, rod mill.
4. Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji.
Cara ini jarang dilakukan untuk bijih.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi ditentukan oleh jenis gaya
dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang memanfaatkan gaya impak, akan
menghasilkan ukuran dengan rentang atau distribusi yang lebar. Sedangkan kominusi yang
memanfaatkan gaya abrasi akan menghasilkan dua kelompok distribusi ukuran yang sempit.
Gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi distribusi ukuran bijih hasil kominusi dengan
berbagai gaya yang berbeda.
Alat-alat Kominusi
Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi: crusher
(penghancur/peremuk), grinder (penggerus), ultrafine grinders (penggerus sangat lembut)
dan cutting machines (mesin-mesin pemotong). Crusher pada umumnya digunakan untuk
memecahkan bongkahan-bongkahan partikel besar menjadi bongkahan-bongkahan kecil.
Crusher primer (primary crusher) banyak digunakan pada pemecahan bahan-bahan tambang
dan ukuran besar menjadi ukuran antara 6 in sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Crusher
sekunder (secondary crusher) akan meneruskan kerja crusher primer, yaitu menghancurkan
partikel padatan hasil crusher primer menjadi berukuran sekitar ¼ in (6 mm). Selanjutnya,
grinder akan menghaluskan partikel-partikel keluaran crusher sekunder. Produk dan grinder
antara (intermediate grinder) berukuran sekitar 40 mesh ( mm). Penghalusan sampai ukuran
sekitar 200 mesh ( mm) dilakukan oleh grinder halus (fine grindei). Ukuran partikel yang
Iebih halus (antara 1 sampai 50 pm) dapat diperoleh dengan ultrafine frinder. Cutter
umumnya didesain untuk memberikan bentuk dan ukuran partikel tertentu, yaitu dengan
panjang antara 2 sampai 10 mm. Jenis-jenis pokok dan alat kominusi adalah sebagai berikut:
A. CRUSHERS
Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan untuk
padatan kasar dalam jumlah yang besar. Crusher yang digunakan pada awal reduksi untuk
mereduksi ukuran bongkah-bongkah dari lapangan. Alat-alatnya seperti :
1.Jaw Crushers.
Karakteristik umum Jaw Crusher:
· Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terbuka bagian atasnya).
· Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed),
· Sudut antara 2 jaw antara 20
· Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.
Istilah – istilah Jaw Crusher yaitu :
1. Mouth adalah lubang penerima feed (umpan)
2. Throat adalah jarak horisontal pada mouth
3. Sit adalah jarak horisontal pada throut
4. Closed set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw di
muka.
5. Opened set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw
berada paling belakang.
6. Throw adalah jarak yang ditempuh aleh swim jaw saat mencapai
opebed set.
7. Nip Angle adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung yang dibuat
dari permukaan antara material dengan jaw.
Kapasitas dari jaw crusher dipengaruhi oleh gravitasi, kekerasan dan
moisture constanta.
Oleh Taggart dirumuskan : T = 0,6 Ls
Dimana :
T = Kapasitas Jaw Crusher (ton/jam)
L = Panjang lubang / penerimaan
S = Lebar lubang pengeluaran
Prinsip kerja:
Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya sumbu
eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan toggle bergerak horizontal
(kekiri dan kekanan) _ movable jaw bergerak menekan dan memecah bongkah-bongkah
padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable jaw bergerak menjauhi fixed jaw.
Prinsip kerja:
Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun. Gerakan ini
menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal kekirikekanan menekan
bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya kebawah.
Gambar. Dodge Crusher
2. Gyratory Crusher
Gyratory crusher secara sepintas melingkar (sirkular), diantara mana material padata
dihancurkan. Kecepatan kepala dan jaw penghancur (crushing head) umumnya antara 125
sampai 425 girasi/menit.
· Lebih efisien untuk kominusi kapasitas besar terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam.
Kapasitas Gyratoiy crushers bervariasi dari 600 - 6000 ton/jam, tergantung ukuran produk
yang diinginkan (antara 0.25 inch). Kapasitas gyratory crusher terbesar mencapai 3500
· Discharge dan gyratoly crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crushe,).
· Konsumsi tenaga per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers.
· Perawatannya lebih mudah.
Prinsip kerja:
Roda berputar, memutar countershaft piringan C akan memutar main Karena main-shaft
bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric y terlihat seperti jaw crusher,
dengan jaw berbentuk (dibandingkan dengan jaw crushers), ton/jam. dan gearing, dan
piringan C. Selanjutnya, main-shaft yang terpasang eccentric pada piringan C. Iringan
menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya dan melepaskannya
(sampai discharge opening maksimum).
Gambar. Gyratory Crusher
SECONDARY CRUSHING
Proses crushing yang dilakukan setelah primary crushing, alat-alatnya seperti :
1. Cone Crusher
Prinsip kerja:
Seperti Gyratory Crushers. Crushing head disangga oleh beberapa yang diputar oleh
beberapa bevel gears. Bevel gears digerak (main shaft).
· Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary konis menyediakan ‘luasan
kerja’ (= luas gilas) yang lebih besar.
· Ukuran umpan: 0.8 -14.3 inch (< umpan Gyratory Crushe Ukuran produk antara 0.5 inch
· Ukuran standard Cone Crushers (20 mesh (0.033 inch).
Gambar. Cone Crusher
2. Roll Crusher
Crushing rolls biasanya digunakan untuk memecah padatan lunak (hardness rendah),
misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain skala MOHS <4.
· Biasanya, alat-alat yang dirancang untuk berukuran kecil (veiy fine particles) dengan
jumlah cukup banyak
Ukuran umum smooth-roll crusher diameter 24 in sampai dengan diameter 78 in (2000 mm),
panjang 36 in (914 mm). Kecepatan putaran antara 50 – 300 rpm. Umpan padatan berukuran
sampai dengan 1/2 sampai 3 in (12 mm sampai 75 mm), dengan produk berukuran antara 1/2
in (12 m) mesh. Akan tetapi, ukuran partikel dapat secara fleksibel diatur dengan mengatur
jarak antara 2 batangan rol penggilas. Operasi efektif biasanya pada rasio ukuran produk:
umpan antara 1:4 sampal 1:3.
Prinsip kerja:
Dua batangan logam horizon dengan arah yang berlawanan dan kecepatan yang sama.
Umpan masuk ke celah produk dapat diatur dengan mengatur jarak antara 2 silinder.
· Sebagai alat penghancur, saat terutama jika digunakan untuk material keras
batuan keras. lain-lain padatan dengan ini juga akan menghasilkan produk (600 mm), panjang
12 in (300 mm), diputar dengan arah yang berlawanan dengan celah-celah roll, tertekan dan
pecah. Ukuran ini kurang disukai karena roll-nya mudah koyak;
· Biasanya banyak digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan Batuan
batuan dengan kandungan silikat
B. GRINDER/ IMPACTOR
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin kominusi dengan kapasitas sedang.
Produk dan crusher, jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh grinder.
1. Hammer Mill
Bagian penggerak dari hammer mill adalah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi
didalam casing silinder. Sumbu rotor biasanya horisontal.
Kapasitas:
Untuk Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai 15
ton/jam untuk ukuranproduk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d 600 ton/jam
Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers Ukuran produk: antara 1 in (25
mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi dapat dibuat lebih lebih fleksible, sesuai dengan ukuran
grid yang terpasang (jika alatnya dilengkapi ukuran produk bisa sangat halus). Hammer Mill
lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk bahan-bahan berserat (misalnya kulit kayu dan
kulit); bahan-padatan yang agak lengket (sticky material, misalnya lempung) sampai pada
batuan keras!
Prinsip kerja:
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu pada ujung cakram yang berputar padatan
yang pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi (grid). Pada reversible
hammer hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat bergerigi. Butiran pecah
karena terpukul oleh palu, terbentur dinding (crushing plate) atau bertumbukan dengan butir
lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan memasang kisi ukuran lubang kisi seperti
yang diinginkan.
2. TUMBLING MILLS
Tumbling Mills umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar perlahan pada sumbu
horisontalnya. Didalamnya terdapat padatan yang mengisi sekitar 50% volume ruang silinder
(disebut sebagai grinding medium). Karená putaran mill, grinding medium akan terangkat
sampai ketinggian tertentu, kemudian jatuh dan menimpa/memukul Grinding medium dapat
berbentuk: batangan logam (dalam rod bola-bola logam (dalam rod mill menghaluskan
padatan yang abrasive.
Kapasitas dan Kebutuhan Energi:
Rod-Mill : 5 - 200 ton/jam, dengan produk ukuran 10 untuk padatan keras sekitar 4 KWh/ton.
padatan-padatan keras (biasanya logam) padatan-padatan yang ada dibawahnya.
Tumbling mill tidak cocok digunakan untuk
Ball-Mill : 1 - 50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih kecil dan 200
mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar 16 KWh/ton.
(a). Ball-Mill
Merupakan salah satu bentuk yang berbentuk silinder atau konis yang berputar pada sumbu
horisontalnya. Didalamnya berisi bola-bola penggilas sebagai media penghancur. Tergantung
pada bahan yang akan dihancurkan, bola porselen dil. Biasanya,
Prinsip kerja:
Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel didalam akan terlempar
dan tergilas bola sangat halus. Produk halus dikeluarkan dengan:
· overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau
· kemiringan dan partikel keluar melalui lubang pada sisi bagian keluar mill), dan/atau
· dihembus oleh udara. Biasanya berupa kompartemen bola-bola penggilas dapat terbuat dan:
besi, baja, Partikel-partikel padatan bola-bola penggilas menjadi butir dikeluarkan lubang-
lubang pada periferi (lubang partikel-partikel yang sangat halus dan kering).
· Ukuran umpan Ball-Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.
- Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5
- Ukuran umum umpan: ‘s.’ 1 cm (i’ 0.5 inch)
· Ukuran bola-bola penggilas (diameter): 1
Volume bola-bola penggilas: ‘S.’ 50% volume kompartemen.
· Reduction Ratio 20:1 sampai 200:1
· Ruang dalam ball mill (the chambet kadang yang berlubang/grate), dan masing
bola-bola penggilas dengan ukuran yang berbeda menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
bola, semakin halus produk yangdihasilkan.
· Pada dinding-dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk membantu
‘pengadukan’ dan penggilasan, dengan memperbesar efek benturan antara partikel dengan
dinding. Dibawah sebuah ball-mill.
Gambar. Ball Mill
(b). Rod-Mill
Secara konsep mekanisme kerjanya sama seperti ball mill namun yang berbeda adalah media
penghancur feed. Ialah batang-batang baja.
II.2. SIZING
Sizing adalah suatu proses pemisahan partikel – partikel secara mekanis berdasakan
ukuran dan hanya dapat di lakukan pada partikel yang berukuran relatif kasar. Pemisahan
dilakukan diatas ayakan berupa batang – batang sejajar plat berlubang atau ayakan kawat
yang dapat meloloskan material atau tidak dapat meloloskan material. Material yang tidak
lolos atau tinggal diatas ayakan di sebut over size (material T), sedangkan yang lolos di sebut
under zise. Sizing dilakukan dalam beberapa cara yaitu :
1. Screening / Sieving
2. Clasifying
3. Micros Cope Sizing
1. SCREENING
Screening.sieving adalah suatu proses tembusan partikel menurut ukurannya dengan
jalan menyaring jika partikel relatif kasar dengan alat khusus dimana ayakan yang digunakan
dalam posisi yang besar, tetapi screen yang khusus (sieve analysis) dapat di gunakan untuk
pemisahan sampai ukuran sehalus 325 mesh.
1. Untuk memindahkan dan menghilangkan fraksi – fraksi kasar atau untuk mendapatkan
ukuran yang sama.
2. Untuk memindahkan material halus dari grinding circuit.
3. Untuk mendapatkan ukuran material yang komersial dan segera dapat dipasarkan.
4. Untuk medapatkan ukuran yang cocok untuk proses pengolahan selanjutnya.
5. Untuk memisahkan mineral – mineral yang berbeda yang terdapat bersamaan tetapi
berbeda ukuran butir.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kelolosan partikel dari peremukan screen adalah :
1. Ukuran opening
2. Ukuran partikel yang dapat melewati opening
3. Prosentase opening terhadap total permukaan screen
4. Sudut jatuh partikel terhadap permukaan screen
5. Kecepatan pada waktu partikel melewati permukaan dari screen
6. Kandungan air dari material atau feed
7. Kesempatan partikel untuk menyusun lapisan – lapisan berdasarkan ukuran dari partikel
yang akan diayak.
Klasfikasi Screen terdiri dari :
1. Fixed Screen
Mempunyai permukaan yang keras yang biasanya terbuat dari batang (kisi) yang
saling sejajar dan dalam pemakaiannya ditempatkan miring dan material yang di alirkan,
sedangkan tipe ayakan yang termasuk adalah :
a. Rail Grizzly
Ayakan ini di gunakan untuk memisahkan material yang sangat kasar antara kisi –
kisi 5 inchi.
b. Cantilever Grizzly
Merupakan type screen yang menggunakan kisi sebagai berikut :
- Menggunakan kisis yang menyudut baik menyudut maupun vertikal
- Menghilangkan kisi – kisi yang melintang
c. Self Cleaning Grizzly
Alat ini di lengakpi dengan lengan – lengan yang berputar yang berfungsi untuk
mencegah material menyumbat antar kisi – kisi.
Keuntungan dari Fixed Screen adalah sederhana dan ruggedaes sedangkan kerugiannya
dalah kurang efisien, tempat mudah buntuh dan sering terhentinya Over size.
2. Moving Screen
Berdasarkan pengosokannya dapat dibedakan atas :
a. Moving Grizzlies (Travelling Screen)
b. Trommols (Revoluing Screen) atau ayakan putar
c. Vibrating Screen (Ayakan getar)
d. Shaking Screen (Ayakan Goyang)
Kapasitas screen tergantung dari efesiensi pemisahan yang digunakan kecapatn,
kemiringan dan amenability dari pemisahan, luas permukaan screen, luas opening, sifat
khusus dari bijih dan type mekanis dari screen yang digunakan.
10.000 U
E=
F
Dimana :
E = Efesiensi screen
U = Tonase yang lolos untuk F ton Feed
= Prosentase under size yang diperhitungkan dengan test
screening
2. CLASSIFYING
Merupakan proses pemisahan material atas dasar kecepatan jatuh material tersebut
dalam suatu fluida.
Jika material mempunyai ukuran sama di pisahkan berdasarkan perbedaan densitinya di sebut
dengan “Sorting”.
1. Free Setting : yaitu suatu peristiwa jatuhnya material atau pengendapan material secara
individu tanpa di pengaruhi oleh material lain dalm fluida yang diam taupun bergerak.
2. Hindsed Setting : yaitu pengendapan material dalam fluida yang dipengaruhi oleh
material lain.
Alat clasifying disebut Classifier dan berdasarkan madia pemisah, dibagi menjadi tiga yaitu :
- Zona A
Merupakan dasar tangki yang tidak ikut berputar (bergerak) pada dasarnya. Classifier
terdapat lapisan yang tidak aktif dan diendapakan pertama kali, yang berfungsi untuk
melindungi lapisan paling bawah.
- Zona B
Merupakan material – material yang bergerak (mengalami penggerusan atau putaran).
- Zona C
Merupakan quik sand, suspensi antara airr dan solid yang berada dalam keadaan grafitasi
dan mempunyai gaya – gaya apung.
- Zona D
Merupakan zona yang selalu bergerak dengan arah horizontal
- Rake Classifier
Contoh dari type ini adalah derr rake classifier di mana cara kerjanya adalah gesekan
penggaruk (raking) yang diberikan oleh headtion akan disalurkan pada bidang datar
- Drag Classifier
Contoh dari alat ini adalah esperanzr classifyer, alat ini terdiri dari sebuag bak (palung)
miring yang panjangnya pada dasar bak ini butiran besar dan berat akan di endapkan
sedangkan butiran hals dan ringan akan menjadi over flow.
- Spiral Classifier
Contoh dari alat ini adalah akins classifier dan hardinge classifier.
- Ukuran, distribusi ukuran, bentuk, berat jenis, kelembaban udara dan derajat dispesi dari
partikel.
- Kecepatan arah dari alairan, tekanan, density, viscosity, temperatur dan kelembaban
udara.
- Ukuran, bentuk dan sifat – sifat permukaan.
Prinsip pemisahan pada pneumatic di dasarkan kepada gravity dan fnertic.
- Gravity type
- Inestia type
- Centifugal raughing type
- Gravitation roughing type
Peralatan – paralatan yang sering digunakan adalah :
1. peralatan yang menggunakan Centifugal Roughing
- gayco Centifugal Classifier
- Raymond Whizzer Classifier
- Stirtevent Whirlwind Classifier
- Hardinye Loop Classifier
2. Peralatan yang menggunakan Gravitational Roughing
- Double Cone Classifier
- Hardinye Superfine Classifier
- Mechanical type Gravitational – Inertia Classifier.
Bila pada screening over size adalah kasar dan under size adalah halus, overflow adalah
partikel halus dan underflow adalah partikle kasar.
PB – Pm
KK =
PR – Pm
Dimana :
PB : Berat jenis fluida
Pm : Berat jenis mineral
PR : Berat jenis rilyan
Apabila :
- KK > 2,5 atau KK < 2,5, pemisahan dapat dilakukan pada berbagai ukuran atau
pemisahan sangat mudah dilakukan.
- KK > 1,7 dapat di pisahkan pada ukuran 65 mesh – 100 mesh.
- KK > 1,5 sulit dilakukan pemisahan, hanya berukuran sampai 10 mesh.
- KK < 1,25 sangat sulit di lakukan pemisahan dengan proses concentration atau pemishan
dilakukan dengan cara gravity.
DA HS CT
Pembagian jenis jig di tinjau dari dua hal yaitu berdasarkan Screen dan penimbulan “Suction
dan Pulsion”.
a. Pembagian jig berdasarkan ayakannya (Screen)
1. Moveble sieve jig
Jenis ini, ayakan (screen) bergerak dan tidak menentukan adanya jig bed, material
yang dipisahkan harus lebih besar dari screen, pulsion, dan suction, ditimbulkan
dengan cara menarik turunkan pengungkit. Dengan demikian mineral – mineral
ringan dapat keluar dari kotak penampung “Feed” dan mineral – mineral besar tetap
berada di atas screen sehingga pemisahan bisa terjadi.
2. Fixed screen jig
Pada jenis ini ayakannya tidak bergerak (tetap) dan diatas ayakan terdapat jig bed
ukuran material yang akan di pisahkan harus lebih kecil dari screen agar dapat
menerobos screen.
Pada fixed screen jig untuk menimbulkan pulsion dan suction dapat di
jelaskan sebagai berikut :
Sebagai contoh adalah pluager; pada saat pluager bergerak ke bawah terjadi proses
pulsion, rotary value yang etrdapat di dalam under water pipa penutup dan akibatnya
air tidak dapat masuk dan mneral – mineral akan tersangkut dengan ketinggian yang
berbeda – beda (berat jenis dan besar butir), sedangkan jika pluger bergerak ke atas
maka terjadi suction dan rotary value pada under water pipa akan membuka sehingga
ada aliran air yang masuk ke dalam tangki (hucth).
Fungsi Under Water adalah :
- Untuk mengeleminasi atau mengurangi, suction pada partikel
- Melebarkan debit air pada tangki
Syarat – syarat pada “Jig” yang harus ada yaitu :
1. Harus ada pengatur stroke
2. Harus ada pengatur Under Water
3. Harus ada pengatur konsentrat atau feed
4. Screen (rangging)
Syarat – syarat pada “Jig Bed” yaitu :
1. Mempunyai kecepatan mengendap antara mineral besar dan ringan
2. Tidak mudah hancur
3. Ukuran Jig bed lebih besar dari screen
4. Filtrasi ukuran butir kecil
Fungsi “Jig Bed” yaitu :
1. Agar gaya pulsion yang mengurangi material yang masuk
2. Memisahkan mineral besar dari yang ringan
Didalm proses jigging tidak semua mineral atau material itu terpisahkan antara besar
dan ringan tetapi ada kemungkinan mineral tersebutt menumpuk bersama – sama “Jig
Bed”.
b. Pembagian jig berdasarkan penimbulan Pulsion dan Suction
1. Pluiger; Contohnya “Harz Jig”
Harz Jig, jenis ini biasanya terbuat dari kayu ada juga yang terbuat dari batu, jig jari
– jari ini di buat dengan beberapa komportemen yang berjejer dan tailing yang
dihasilkan dari kompartemen sebelumnya merupakan feed bagi kompartemen
berikutnya. Amplitudo terbesar terjadi pada kompartemen pertama dan terkecil pada
kompartemen yang terakhir, sehingga concentrat terjadi pada kompartemen pertama
dan midling terjadi pada kompartemen berikutnya.
2. Diafragma; Contohnya “Pendelary Jig”, “Pan American Jig” dan “Rouss Jig”.
Bendelary Jig, jenis ini di sebut Pluaysnya dengan karet di afragma terhadap frame;
hal ini untuk mencegah kebocoran air di sekeliling plug yang sering terjadi pada harz
jig.
Pan Alucrican Jig, alat ini memeiliki kutub baja yang dapat memberikan frekuensi
proses yang lebih tinggi dari pada yang lain. Jenis ini di desain untuk memperoleh
emas dari oprasi penambangan placer atau sebagai suatu unit di tempatkan bersama –
sama dengan pengengkat ball mill classifier.
3. Fulsator
4. Air pulsator; Contohnya “Simon Carves CoatWasshing Jig”
Air Pulsator Jig, jenis ini memiliki bentuk pembersihan (pemurnian) batu bata di
gunakan simon carves jig.
Gaya – gaya yang bekerja pada shaking table (alat operasi dari tabling) yaitu :
a. Gaya garfitasi, mempengaruhi mineral berat dan ringan
b. Gaya dorong air mempengaruhi mineral ringan
c. Gaya gesekan antara mineral dengan deck mempengaruhi mineral berat.
Fungsi penambahan air pada opersi “Shaking Table” yaitu :
a. Untuk menimbulkan daya dorong air sehingga dapat menimbulkan dan membantu
pemisahan mineral besar dan ringan.
b. Dapat mengatur hasil operasi tabling
c. Dapat memperoleh kelalulasaan pada operasi tabling
Operasi ini dapat di lakukan secara basa dan kering
Mekanisme HMS
a. Oversize 10# masuk ke dalam cone yang berisi media dengan SG tertentu.
b. Pada cone terjadi pemisahan (sink and float). Secara terpisah Float dan Sink
dipompakan ke drainage screen.
c. Material tercuci maupun material gangue disemprot dengan air agar material itu
terbebas dari media.
d. Air dan media diproses kembali untuk mendapatkan SG tertentu dengan
memasukkannya ke dalam cone.
e. Media yang lolos saringan dikembalikan lagi ke cone.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Drum separator karena bentuknya silindris.
2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan
II.7. FLOTASI
Flotasi adalah merupakan cara konsentrasi untuk memisahkan mineral berharga dan
mineral tidak berharga (bijih) dengan mendasarkan atas sifat permukaan mineral itu yakni
senang tidaknya terhadap udara.
Flotasi dilakukan dalam media air, dengan demikian disini ada tiga fase yakni ; fase padat,
cair dan udara, sifat mineral tersebut adalah :
Sifat polar (senang terhadap air)
Sifat plan polar (senang terhadap udara)
Flotability, merupakan sifat mineral, yaitu kekuatan mengapung dari mineral yang tergantung
pada senang tidaknya terhadap udara.
Sifat yang perlu diperhatikan di dalam flotasi adalah :
1. Tidak semua mineral mempunyai sifat permukaan yang sama
Ada yang senang air, sehingga kan tenggelam dalam air
Ada yang senang udara, sehingga akan mengapung dalam air
2. Hampir semua mineral dapat di buat senang terhadap udara
3. Mengingat ada mineral yang mempunyai flotability, maka diperlukan suatu magnet yang
bisa menahan flotability.
4. Collektor merupakan mgnet yang digunakan untuk mempertinggi perbedaan antara
hydrofillic dan aerofillic untuk mengapungkan suatu tertentu. Namum daya tarik antara
mineral yang satu dengan yang lainnya berbeda ada yang kuat dan ada yang lemah.
Mineral tang daya tariknya lemah harus di tambahkan/diberi activing agent, pada
umumnya reagen – reagen ini bersifat heteropolar (polar/non polar)
polar, yaitu gugus hydroksil yang lebih suka terhadap air
non polar, yaitu gugus hidrokarbon grup yang senang terhadap udara.
5. Setiap mineral mempunyai tegangan potensial yang berbeda – beda, di mana tegangan ini
akan mempengaruhi bisa tidaknya mineral tersebut melekat pada gelembung udara.
6. Kebanyakan mineral jika permukaannya belum berubah oleh suatu roagen, maka mineral
akan lebih condong terhadap air dari pada terhadap udara.
7. Parafin hidrokarbon tidak bisa di basahi oleh air (floitasi dapat dilakukan dengan minyak
jarak, sabun)
8. Didalam floitasi, “slime” menghambat atau merupakan penghambat jalannya floitasi, hal
ini disebabkan :
Permukaan yang luas, sehingga banyak membutuhkan reagent.
Tegangan permukaan pada “Slime”, mendorong slime lebih senang terhadap air
(tahan air besar)
“Slime” dapat menimbulkan muatan listrik (absorpsi besi), sehingga akan
mengumpal.
Karena luasnya permukaan slime, maka gelmbung udara harus kecil, sehingga udara
ada tendensi larut dalam air (hilang)
“Slime dapat menutupi (coating) terhadap mineral yang akan di floitasi.
Syarat – syarat yang harus diperhatikan dalam floitasi yaitu :
1. Diameter partikel; harus di sesuaikan dengan butiran mineral, maksudnya setiap mineral
terliberasi pada ukuran masing – masing, misalnya ;
Emas terliberasi pada ukuran 200 #
Galena terliberasi pada ukuran 65 #
Batubara terlibrasi pada ukuran 10 #
2. Persen solid (% solid) yang antara 25 – 45 % (oleh pryor) atau 15 – 30 % (oleh gaudin),
sebab bila terlalu kental akan menghalangi gelembung udara yang bergerak naik keatas,
jadi floitasi harus encer.
3. Sudut kontak; sangat mempengaruhi daya lekat antara bijih dengan gelembung udara.
Sudut kontak yang baik adalah antara 600 - 900, yang paling baik 900.
4. Pemakaian reagen; biasannya “Collector”, “Modifier” dan”Frother”. Penambahan
“Collector” ada batasnya, apabila batas ini dilampaui maka akan terjadi penurunan
recovery.
5. Intensitas pendukan dan pemberian udara; pengapungan mineral pada proses floitasi
dipengeruhi oleh intensitas pengadukan dan pemberian udara.
6. Waktu floitasi dan kondisi floitasi; biasannya waktu kondisi di pakai waktu pengadukan,
lamanya bervariasi dari beberapa detik sampai 30 menit
Langkah – langkah dalam Floitasi adalah sebagai berikut :
Crushing
Grinding
Desliming
Pulp Preparation
Dispersent PH Control
Conditioning I
Depressant Activator
Conditioning II
Collector
Conditioning III
Udara Frother
Flotasi
Concentrate Tailling
Sel Flotasi
Fungsi dari pada sel flotasi adalah untuk menerima pulp dan dilakukannya proses
flotasi.
Jenis sel flotasi antara lain adalah :
1. Agitation Cell
Udara yang masuk ke dalam sel flotasi karena putaran pengaduk
2. Sub – Aerotion Cell
Udara yang masuk karena hisapan akibat putaran pengaduk
3. Pneumatic Cell
Udara langsung dihembuskan ke dalam cell
4. Vacum and Pressure Cell
Udara masuk karena tanki di-vacumkan oleh suatu pompa pengisap atau udara di
masukkan karena pompa injeksi.
5. Cascade Cell
Udara yang masuk karena jatuhnya mineral
Syarat – syarat dari pada Cell adalah :
Pulp tidak mengendap
Ada pengatur tinggi pulp
Ada daerah relatif tenang sehingga butiran udar yang menempel dengan mineral mudah
naik kepermukaan.
Konstruksi di buat sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi “Short Circuit”
Rumus :
Jumlah Cell = Factor x Float time x Dry tonage
Volume total (cu ft)
Factor =
Volume Cell x 1440
Dimana : 1440 = factor konversi
II.7. DEWATERING
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat
yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi. Atau
suatu proses pengambilan solid/padatan dari suatu pulp/cairan atau suatu proses pemisahan
antara padatan dengan cairan.
Langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam proses pengambilan solid dilakukan dengan
3 cara yaitu :
1. Thickening, dilakukan dengan pengendapan partikel – partikel dalam suatu pulp,
sehingga menghasilkan persen solid sebesar 50 – 60 %.
2. Filtering, dilakukan dengan jalan menyaring, sehingga di dapatkan persen solid sebesar
60 – 80 %.
3. Drying, dilakukan dengan jalan pemanasan, sehingga didapatkan persen solid sebesar 80
– 100 %.
Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat
mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir
di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus
(continuous).
a. Rake thickener.
Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat
dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik
(intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun
hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah
sumber daya yang dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak
terbarukan (non-renewable resources). Ke dalam sumber daya dapat pulih termasuk tanaman
dan hewan (sumber daya hayati).
Sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat diolah oleh manusia sehingga
dapat digunakan bagi pemenuhan kebutuhan energi. Sumber daya energi ini disebut sumber
energi primer, yaitu sumber daya energi dalam bentuk apa adanya yang tersedia di alam.