6 Fotofobia ( - ) Fotofobia ( + )
.
8 Gatal
.
1.Tindakan Umum
Dalam hal ini mencakup tindakan- tindakan konsultatif
yang membantu mengurangi keluhan pasien
berdasarkan informasi hasil anamnesis tersebut diatas.
Beberapa tindakan tersebut antara lain :
- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter
- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya
juga membawa serbuksari
- Menggunakan kacamata berpenutup total untuk
mengurangi kontak dengan allergen di udara terbuka.
Pemakaian lensa kontak dihindari karena dapat
membantu resistensi allergen.
- Kompres dingin di daerah mata
- Pengganti air mata (artificial). Selain bermanfaat untuk
cuci mata juga berfungsi protektif karena membantu
menghalau allergen.
- Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang
sering juga disebut climato-therapy. Cara ini memang
kurang praktis, mengingat tingginya biaya yang
dibtuhkan. Namun, efektivitasnya yang cukup dramatis
patut diperhitungkan sebagai alternative bila keadaan
memungkinkan
- Menghindari tindakan menggosok- gosok mata dengan
tangan atau jari tangan, karena telah terbukti dapat
merangsang pembebasan mekanis dari mediator-
mediator sel mast.
2.Terapi Medik
Dalam hal ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan kepada
pasien dan orang tua pasien tentang sifat kronis serta
self limiting dari penyakit ini. Selain itu perlu juga
dijelaskan mengenai keuntungan dan kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul dari pengobatan yang ada,
terutama dalam pemakaian steroid. Salah satu factor
pertimbangan yang penting dalam mengambil langkah
untuk memberikan obat- obatan adalah eksudat yang
kental dan lengket pada konjungtivitis vernalis ini,
karena merupakan indicator yang sensitive dari aktivitas
penyakit, yang pada gilirannya akan memainkan peran
penting dalam timbulnya gejala.
3. Terapi pembedahan
Berbagai terapi pembedahan, krioterapi dan diatermi
pada papil raksasa konjungtiva tarsal kini sudah
ditinggalkan mengingat banyaknya efek samping dan
terbukti tidak efektif, karena dalam waktu dekat akan
tumbuh lagi. Apabila segala bentuk pengobatan telah
dicoba dan tidak memuaskan, maka metode dengan
tandur alih membrane mukosa pada kasus
konjungtivitis vernalis tipe palpebra yang parah perlu
dipertimbangkan. Akhirnya perlu dipetekankan bahwa
konjungtivitis vernalis biasanya berlangsung selama 4- 6
tahun dan bisa sembuh sendiri apabila anak sudah
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
KONJUNGTIVITIS GONORE
1) Definisi & Etiologi
i) Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva
akut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen.
Gonokok merupakan kuman yang sangat patogen,
virulen dan bersifat invasif sehingga reaksi radang
terhadap kuman ini sangat berat.
ii) Penyakit kelamin yang disebabkan oleh gonore
merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh
dunia secara endemik.
iii) Pada neonatus infeksi konjungtiva terjadi pada saat
berada pada jalan kelahiran, sedang pada bayi
penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang
menderita penyakit tersebut. Pada orang dewasa
penyakit,ini didapatkan dari penularan penyakit
kelamin sendiri.
iv) Tipe dewasa disebabkan infeksi sendiri dengan gejala
mendadak dengan purulensi berat yang dapat
memberikan penyulit keratitis komea, sepsis,
atrhritis, dan dakrioadenitis.
2) Gambaran klinik
i) Di klinik kita akan melihat penyakit ini dalam bentuk
oftalmia neonatorum (bayi berusia 1-3 hari),
konjungtivitis gonore infantum (usia lebih dari 10
hari) dan konjungtivitis gonore adultorum. Terutama
mengenai golonn bayi dan bayi yang ditularkan
ibunya. Merupakan penyebab utama oftalmia
neonatum. Memberikan sekret purulen paclat dengan
masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari, disertai
perdarahan subkonjungtiva dan konjungtivitis
kemotik.
ii) Pada orang dewasa terdapat 3 stadium penyakit
infiltratif, supuratif dan penyembuhan.
(a) Pada stadium infiltratif ditemukan kelopak dan
konjungtiva yang kaku disertai rasa sakit pada
perabaan. Kelopak mata membengkak dan kaku
sehingga sukar dibuka. Terdapat
pseudomembran pada konjungtiva tarsal
superior sedang konjungtiva bulbi merah,
kemotik dan menebal. Pada orang dewasa
selaput konjungtiva lebih bengkak dan lebih
menonjol dengan gambaran spesifik gonore
dewasa. Pada orang dewasa terclapat perasaan
sakit pada mata yang dapat disertai dengan
tanda-tanda infeksi umum. Pada umumnya
menyerang satu mata terlebih dahulu dan
biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului
pada mata kanannya.
(b) Pada stadium supuratif terdapat sekret yang
kental. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata
dengan sekret kuning kental. Kadang-kadang
bila sangat dini sekret dapat sereus yang
kemudian menjadi kental dan purulen, Berbeda
dengan oftalmia neonatorum, pada orang
dewasa sekret tidak kental sekali. Terdapat
pseudomembran yang merupakan kondensasi
fibrin pada permukaan konjungtiva. Pada orang
dewasa penyakit ini berlangsung selama 6
minggu dan tidak jarang ditemukan pembesaran
disertai rasa sakit Kelenjar preaurikul.
(c) Pada stadium penyembuhan semua gejala
sangat berkurang. Pengobatan diberhentikan bila
pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat
menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.
3) Diagnosis
i) Diagnosis pasti penyakit ini adalah pemeriksaan
sekret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan
terlihat diplokok di dalam sel leukosit.
ii) Dengan pewarnaan Gram akan terdapat sel
intraselular atau ekstra selular dengan sifat Gram
negatif.
iii) Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah
dan coklat.
iv) Saat terlihat penyakit, gambaran klinis serta hasil
pemeriksaan akan membantu untuk menentukan
kausa.
v) Pemeriksaan laboratorium akan memberikan
gambaran yang khas untuk jenis infeksi, yang akan
memperlihatkan tanda-tanda infeksi jamur
dan,bakteri pada perneriksaan sitologik.
4) Pengobatan
i) Pengobatan segera dimulai bila terlihat pada
pewarnaan Gram positif diplokok batang intraselular
dan sangat dicurigai konjungtivitis gonore. Pasien
dirawat dan diberi pengobatan dengan penisilin salep
dan suntikan, pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB
selama 7 hari.
ii) Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air
atau dengan garam fisiologik setiap 1/4jam.
Kemudian diberi salep setiap 1/4 jam. Penisilin tetes
mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin
G 10.000 - 20.000 unit/ml setiap 1 menit sampai 30
menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit
sampai 30 menit. Disusul pemberian salep penisilin
setiap 1 jam selama 3 hari.
iii) Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan
pengobatan
iv) Pengobatan biasanya dengan perawatan di Rumah
Sakit dengan terisolasi, dibersihkan dengan garam
fisiologis, penisilin sodium G 100. unit/ml,
eritromisin topikal, dan penisilin 4.8 juta unit dibagi 2
kali sistemik
5) Penyulit
i) Penyulit yang dapat terjadi adalah tukak kornea
marginal terutama di bagian atas. Tukak ini mudah
perforasi akibat adanya daya lisis gonokok ini. Pada
anak-anak sering terjadi keratitis ataupun tukak
sehingga sering terjadi perforasi kornea. Pada orang
dewasa tukak terjadi sering terletak marginal dan
sering berbentuk cincin. Perforasi komea dapat
mengakibatkan endoltalmitis dan panoftalmitis
sehingga terjadi kebutaan total. .
6) Pencegahan
i) Pencegahan : Cara yang lebih aman ialah
membersihkan mata segera setelah lahir dengan
larutan berisi dan memberikan salep kloramfenikol.
7) DD
i) Konjungtivitis purulen pada bayi sebaiknya dibedakan
dengan mia neonatorium lainnya seperti klamidia
konjungtivitis (inklusion blenore infeksi diberikan
bakteri lain, virus dan jamur.
KONJUNGTIVITIS MENAHUN
1) Konjungtivitis alergi
i) Definisi
(a) Bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi
terhadap noninfeksi, dapat berupa reaksi cepat
seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah
beberapa hari kontak seperti pada reaksi
terhadap obat, bakteri, dan toksik. Merupakan
reaksi antibodi humoral terhadap alergen.
Biasanya dengan riwayat atopi.
ii) Gejala
(1) Semua gejala pada konjungtiva akibat konjungtiva
bersifat rentan terhadap benda asing.
(2) Gejala utama penyakit alergi ini adalah radang
(merah, sakit, bengkak, dan panas), gatal, silau
berulang dan menahun. Tanda karakteristik
lainnya adalah terdapatnya papil besar pada
konjungtiva, datang bermusim, yang dapat
mengganggu penglihatan. Walaupun penyakit
alergi konjungtiva sering sembuh sendiri akan
tetapi dapat memberikan keluhan yang
memerlukan pengobatan.
iii) PP
(1)Pada perneriksaan laboratorium ditemukan sel
eosinofil, sel plasma, limfosit dan basofil.
iv) Pengobatan
(1) Pengobatan terutama dengan menghindarkan
penyebab pencetus penyakit dan memberikan
astringen, sodium kromolin, steroid topikal dosis
rendah yang kemudian disusul dengan kompres
dingin untuk menghilangkan edemanya. Pada kasus
yang berat dapat diberikan antihistamin dan
steroid sistemik.
2) Klasifikasi :
Dikenal beberapa macam bentuk konjungtivitis alergi
seperti:
1. Konjungtivitis flikten,
2. konjungtivitis vernal,
3. konjungtivitis atopi,
4. konjungtivitis alergi bakteri,
5. konjungtivitis alergi akut,
6. konjungtivitis alergi kronik,
7. sindrom Stevens Johnson,
8. pemfigoid okuli, dan sindrom Syogren.
i) Konjungtivitis vernal
(a) Etiologi
1. Konjungtivitis akibat reaksi
hipersensitivitas (tipe 1) yang mengenai
kedua mata dan bersifat rekuren.
2. Pada mata ditemukan papil besar dengan
permukaan rata pada konjungtiva tarsal,
dengan rasa gatal berat, sekret gelatin yang
berisi eosonofil atau granula eosinofil, pada
kornea terdapat keratitis, neovaskularisasi,
dan tukak indolen.
3. Pada tipe limbal terlihat benjolan di daerah
limbus, dengan bercak Horner Trantas yang
berwarna keputihan yang terdapat di dalam
benjolan. Secara histologik penonjolan ini
adalah suatu hiperplasi dan hialinisasi
jaringan ikat disertai proliferasi sel epitel
dan sebukan sel limfosit, sel plasma dan
sel eosinofil.
4. Merupakan penyakit yang dapat rekuren
dan bilateral pada musim panas.
5. Mengenai pasien usia muda antara 3-25
tahun dan kedua jenis kelamin sama.
Biasanya pada laki-laki mulai pada usia di
bawah 10 tahun.
(b) Gejala
Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan
gejala-gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumput.
Dua bentuk utama (yang dapat berjalan bersama) :
i. Bentuk palpebra. Pada tipe palpebra
terutama mengenai tiva tarsal
superior. Terdapat pertumbuhan papil
yang ble stone) yang diliputi sekret
yang mukoid. Konjungtiva bawah
hiperemi dan edema, dengan kelainan
kornea lebih dibanding bentuk limbal.
Secara klinik papil besar ini tampak
tonjolan bersegi banyak dengan
permukaan yang rata dan kapiler di
tengahnya.
ii. Bentuk limbal, hipertrofi papil pada
limbus superior yang membentuk
jaringan hiperplastik gelatin, dengan,
Trantas dot merupakan degenerasi
epitel kornea atau eosinofil di bagian
limbus kornea, terbentuknya pannus,
dengan sedikit eosinofil.
(c) Pengobatan
1. Ahtihistamin dan desensitisasi mempunyai
efek yang ringan Vasokonstriktor, kromolin
topikal dapat mengurangi pemakaian
steroid, siklosporin dapat bermanfaat.
2. Obat anti inflamasi non lainnya tidak
banyak manfaat. Pengobatan dengan
steroid topikal dan salep akan dapat
menyembuhkan.
3. Hati-hati pemakaian steroid lama. Bila tidak
ada hasil dapat diberikan radiasi, atau
dilakukan pengangkatan giant papil.
Penyakit ini biasanya sembuh sendid tanpa
diobati. Dapat diberi obat kompres dingin,
natrium karbonat dan vasokonstriktor.
Kelainan komea dan konjungtiva dapat di
dengan natrium cromolyn topikal. Bila
terdapat tukak maka diberi antibiotik
untuk mencegah infeksi sekunder disertai
dengan sikloplegik.
Kerato-konjungtivitis Axenfeld
epidermika Moluskum kontagiosum
Demam faringo- reaksi kimia &
konjungtiva Herpes toksik fisostigmin
simpleks primer pilokarpin dan
isoflurophate (jarang)
Konjungtivitis inklusi
Eksasebasi akut trakoma
Konjungtivitis
hemoragika akut
Penyakit New Castle
influenza tipe A
Herpes zoster (jarang)
Femam garukan-kucing
(cat scratch fever) &
sewaktu2 kausa lain
sindrom Parinaud
- Pterigium
- Pseudopterigium
Merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea
yang cacat. Terletak pada daerah konjungtiva yang
terdekat dengan proses kornea sebelumnya.
- Pinguekula
- Pinguekula iritans
- Hematoma subkonjungtiva
Pengobatan:
- Skleritis
a. KONJUNGTIVITIS
• Sekret
• Bangunan patologis
– Merah
– Ngeres/ngganjel
– Keluar kotoran
– Conjunctival injection
KONJUNGTIVITIS AKUTA:
Konjungtivitis Bacterial
Konjungtivitis purulenta
Konjungtivitis inklusi
Konjungtivitis membranosa
Konjungtivitis haemorhagik
KONJUNGTIVITIS KRONIK
Konjungtivitis flikten
Konjungtivitis vernalis
Konjungtivitis trakhomatosa
Konjungtivitis allergi
PENJABARAN
1. KONJUNGTIVITIS BACTERIAL
2. KONJUNGTIVITIS CATARRHALIS
• Gejala-gejala :
Causa :
2. KONJUNGTIVITIS PURULENTA
• Secreetnya purulent.
Neiseria Gonorhoeca :
o Contaminasi:
Conjunctivitis gonorrhoica
Terapi untuk GO :
3. KONJUNGTIVITIS INKLUSI
• Causa :
o Kuman:
- Chlamydia trachomatosa
4. KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
• Dibedakan 3 hal :
Harus di DD dengan :
-Erythema multiforme.
-Pemphigus.
o Diagnosa : mikroskopis.
o Causa :
o Gejala-gejala :
5. KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS
Terdiri atas :
• Kerato-conjunctivitis epidemica.
Mikroskopis :
Therapi :
- Praeauriculair.
- Subauriculair.
- Submentalis.
- Parotis.
Causa : virus
• Predisposisi:
Komplikasi :
6. KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
Dibagi menjadi :
a. Conjunctivitis Phlyctaenularis
Gambaran Klassik:
Lokalisasi phlyctaen :
7. KONJUNGTIVITIS VERNALIS
Karakteristik :
o Ada 2 type :
o Therapi : - Antihistaminica.
- Antiphlogistik
. - Cauterisasi - Radiasi
8. KONJUNGTIVITIS TRAKHOMATOSA
Penularan :
- Melalui secret pada stadium I.
Praedisposisi :
o Stadium I
Peradangan conjunctiva yang sukar
dibedakan dengan conjunctivitis yang lain.
Kemudian timbul bangunan patologis
benjolan kecil conjunctiva tarsalis, puncak
mendatar (granula).
o Stadium II
Banyak penyakit yang membuat granula
seperti trachoma ini sehingga disebut
penyakit para trachoma. Pada trachoom
pada fornix conjunctiva sebelah nasal atas
harus ada granula dan folikel berbentuk
polimorph.
o Stadium IV
Disebut metatrachoom.
Therapi :
- Meningkatkan kebersihan.
- Memperbaiki gizi.
9. KONJUNGTIVITIS ALLERGI
• Terutama pada anak-anak kecil karena peka
terhadap suatu toxin.
• Causa :
axenfeld).