Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT


DOROTHY E. JOHNSON

Oleh :

Kelompok II

DEA ADELLA F (15701020001)

KHAIRUN NISA (15701020004)

JULIA ARNA SARI (15701020016)

IDA BAGUS NUR INDRA RAMADHAN (15701020009)

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi-kan kami kesehatan dan kelancaran sehingga kami dapat melaksanakan
aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang ada, dan yang telah memberikan
kami kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kami dapat
memberikan karya-karya terbaik kami untuk agama, bangsa dan tanah air,
khususnya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan yang berjudul
“Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Dorothy E Jhonson”.
Dengan selesainya makalah yang kami buat, Kami mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
dan kepada seluruh anggota kelompok yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan masyarakat, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tarakan, 18 September 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Konsep dan Toeri Keperawatan Menurut Johnson .............................. 3


B. Konsep utaama dan Definisi dalam Teori Keperawatan ...................... 4
C. Model Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Johnson ................ 10
D. Asumsi-Asumsi dalam Teori Tingkah Laku Menurut Johnson ......... 13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................15

A. Pengkajian ..............................................................................................15
B. Diagnosa ..................................................................................................16
C. Intervensi ................................................................................................17
D. Implementasi ..........................................................................................17
E. Evaluasi .................................................................................................. 18

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 19

A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstark
yang dapat diorganisir menjadi symbol- symbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-
fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang bukti secara
langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakian dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan
semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini
dibutuhkan oleh perawatat dalam mengembangkan tujuannya.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi kerja melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang
terjadi pada suatu saat dengan apa yang harus dikerjakan pada saat itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep keperawatan menurut Dorothy E. Johnson?
2. Bagaiman model konseptual keperawatan menurut Dorothy E. Johnson?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keperawatan menurut Dorothy E. Johnson.
2. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan menurut Dorothy E.
Johnson.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Teori Keperawatan Menurut Dorothy E. Johnson


Dorothy E. Jhonson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di
Savannah ,Georgia. Teori system perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan
Nightingale yakni tujuan perawatan adalah membantu individu-individu
untuk mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni
merawat harus berfokus pada pasien sebagi individu dan bukan pada entitas
yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi,
sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan
sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi
dari A. Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori system perilaku
dipolakan sesudah model system, system dinyatakan terdiri dari bagian yang
berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk
keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai
system perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori system
biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan system biologi yang
terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan system biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif
pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari
disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi
dan modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literature menunjukkan ide dukungan
lain yaitu bahwa manusia merupakan system perilaku, sejauh yang ia tahu, ide
tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian system perilaku
dicikung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literature empiris mendukung
dugaan bahwa system perilaku merupakan keseluruhan yang belum

3
dikembangkan. Dalam system biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya
lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan system.

B. Konsep Utama dan Definisi dalam Teori Keperawatan


Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien
untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan
terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan
termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap
perilaku seseorang. Seseorang diakatan sehat jika mampu berespon adaptif
baik fisik, mental, emosi dan sosial terjadap lingkunagn internal dan eksternal
dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Menurut Johnson ada 4
tujuan asuhan keperawatan kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai
dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap
perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau
produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral
sistem theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan oleh
para ahli perilaku dan biologi : output dari struktur dan proses-proses intra-
organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat
responsif terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak
langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama. Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968,
Johnson menyatakan, ”A system is a whole that functions as a whole by virtue
of the interpedence of it’s part”. (system merupakan keseluruhan yang
berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson
menerima pernyataan chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi
dan integrasi bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu , manusia berusah
menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan
adapatasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka.

4
1. Perilaku (Behavior).
Johnson mendefinisikan perilaku sama seperti yang dinyatakan
oleh para ahli perilaku dan biologi yaitu output dari struktur dan berbagai
proses intraorganismik yang keduanya dikoordinasi dan diartikulasi serta
bersifat responsif terhadap berbagai perubahan dalam stimulasi sensori.
Johnson fokus pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan
tak langsung mahluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai
signifikansi adaptif utama.
2. Sistem (System).
Dengan memakai definisi sistem oleh Rapoport tahun 1968,
Johnson menyatakan, "A system is a whole that functions as a whole by
virtue of the interdependence of its part." (Sistem merupakan keseluruhan
yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya).
Johnson menerima pernyataan Chin bahwa terdapat organisasi, interaksi,
interdependen dan integrasi bagian dan berbagai elemen dalam sistem.
Manusia berusaha menjaga keseimbanga dalam bagian-bagian ini melalui
pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan/tekanan yang mempengaruhi
mereka.
3. Sistem Perilaku (Behavior System).
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan berbagai cara
bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit
fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi, yang menentukan dan
membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkungannya serta
menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi
dengan lingkungannya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan.
Manusia sebagai sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan
keseimbangan suatu fungsi dengan pengaturan dan adaptasi yang efektif
dan efisien.
4. Subsistem.
Sistem perilaku memiliki banyak tugas untuk dikerjakan,
sehingga bagian-bagian dari sistem berubah menjadi subsistem-subsistem

5
dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan sistem kecil dengan
tujuan khusus dan berfungsi dengan baik sepanjang hubungannya dengan
subsistem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang
diidentifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling
berkaitan. Aktifitas subsistem-subsistem ini berubah secara kontinyu
dipengaruhi oleh motivasi, pengalaman dan proses belajar. Tujuh elemen
yang diidentifikasi oleh Johnson :
a. Subsistem Keterikatan (Attachemen-affiliatve).
Subsistem Attachemen-affiliative mungkin merupakan yang paling
kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua
organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal ini memberikan
kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Tujuan dari
subsistem ini adalah untuk berhubungan atau terikat dengan orang lain,
mencapai intimasi dan inklusi. Fungsinya untuk menciptakan kejasama
dan hubungan interdependent dengan sistem sosial, mngembangkan
dan menggunakan kemampuan interpersonal untuk mencapai
kedekatan dan inklusi, tempat berbagi, agar terhubung dengan orang
lain, menggunakan rasa percaya diri dalam arti yang positif. Sebagai
konsekuensinya adalah adanya inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.

b. Subsistem Ketergantungan (Dependency).


Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu
mengembangkan perilaku yang memerlukan respon pengasuhan atau
perilaku untuk mencari perawatan. Tujuan subsistem ini adalah untuk
mempertahankan fokus perhatian, persetujuan, asuhan, dan bantuan
fisik, menjaga keseimbangan sumber daya lingkungan yang
dibutuhkan untuk proses pengasuhan dan menumbuhkan rasa percaya.
Fungsinya meningkatkan keyakinan diri, meningkatkan kewaspadaan
terhadap diri sendiri, mengkondisikan diri untuk perduli pada
kebutuhan fisik pribadi, menurunkan derajat ketergantungan (dari

6
ketergantungan pada orang lain menjadi ketergantungan pada diri
sendiri), menumbuhkan kesadaran diri untuk menerima keadaan bahwa
dalam situsi tertentu kita memerlukan bantuan atau tergantung pada
orang lain, memfokuskan keinginan dan kebutuhan diri atau orang lain
dalam hubungan sosial, psikologikal dan kultural. Konsekuwensinya
adalah bantuan persetujuan, perhatian, pengenalan serta bantuan fisik.
Derajat interdependensi tertentu penting untuk kelangsungan
kelompok sosial.
c. Subsistem Eleminasi (Eleminative)
Subsistem biologis eliminasi berkaitan dengan kapan, bagaimana dan
dengan kondisi apa kita membuang sampah tubuh serta
mengekspresikan perasaan. Mengatur pembuangan sampah tubuh
dengan cara yang dapat diterima secara sosial dan kultural. Respon-
respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti halnya
pertimbangan biologis. Tujuan dari subsistem ini adalah untuk
membuang sampah biologis, mengeksternalisasi lingkungan biologi
internal. Fungsinya untuk mengenali dan menginterpretasikan input
dari sistem biologis melalui ekskresi sampah tubuh, untuk menjaga
homeostasis fisik melalui ekskresi, untuk mengatur pergantian
kapasitas biologis yang berkaitan dengan ekskresi sampah tubuh serta
mengontrol ekskresi sampah tubuh, mengurangi perasaan tegang pada
diri sendiri, mengekspresikan perasaan-ide-emosi baik secara verbal
maupun non verbal.

d. Subsistem Ingesti (Ingestion)


Mengakomodasi diet dengan cara yang dapat diterima secara sosial
dan kultural. Tujuan subsistem ini adalah mengambil sumber daya
yang dibutuhkan dari lingkungan untuk menjaga integritas atau untuk
mencapai kesenangan, internalisasi lingkungan eksternal. Fungsinya
untuk menjaga kelangsungan hidup melalui intake nutrisi, merubah
pola diet yang tidak efektif, mengurangi nyeri atau mengurangi stres

7
psikophysiological, memperoleh pengetahuan dan informasi yang
berguna bagi diri sendiri, mendapat kepuasan fisik dan psikis baik dari
substansi yang berkaitan dengan nutrisi maupun nonnutrisi.

e. Subsistem Seksual (Sexsual).


Tujuan subsistem ini adalah untuk memberi dan mendapatkan
kepuasan sera perhatian, pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan
seks, memperhatikan dan diperhatikan orang lain. Fungsinya untuk
membangun konsep diri atau identitas diri berdasarkan jenis kelamin,
memproyeksikan image sebagai makhluk seksual, mengenali dan
menginterpretasikan input sistem biologis yang berkaitan dengan
kepuasan seksual, menjaga kwalitas hubungan yang melibatkan
kepuasan seksual.

Subsistem seksual Memiliki fungsi garda yakni hasil (procreation) dan


kepuasan (gratification). Sistem respon ini dimulai dengan
perkembangan identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan
yang luas) perilaku-perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.

f. Subsistem Agresif dan Protektif (Aggressive and Protective).


Fungsi sistem agresif adalah perlindungan (protektif) terhadap
ancaman aktual ataupun potensial baik dalam bentuk obyek, orang atau
ide serta pencapaian terhadap perlindungan dan keunggulan diri
sendiri. Fungsinya mengenal ancaman (yang berasal dari sistem
kesehatan, lingkungan, maupun sistem biologi) baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, memobilisasi sumber daya untuk merespon
atau menanggapi ancaman, menggunakan mekanisme feedback untuk
menghadapi input (biologi, lingkungan dan kesehatan) yang
mengancam, melindungi tujuan yang sudah tercapai, melindungi
keyakinan, melindungi identitas atau konsep diri.

8
g. Subsistem Pencapaian (Achievement).
Tujuan Subsistem achievement adalah berusaha memanipulasi
lingkungan. Fungsinya menyusun tujuan yang sesuai, mengarahkan
perilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menerima
penghargaan dari orang lain, membedakan tujuan jangka menengah
dan jangka panjang, menginterpretasikan feedback untuk mengevaluasi
pencapaian tujuan. Konsekwensinya dengan adanya subsistm ini maka
timbul perilaku mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau
lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan perilaku
prestasi termasuk kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis, dan
sosial (Basavanthappa, 2007; Tomey & Alligood, 2006; Kozier, 2004;
Parker 2001)

Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang


menggambarkan lebih jauh tentang teori manusia sebagai sistem perilaku.
Equilibrium didefinisikan sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi kurang
kekal, dimana di dalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya
dan dengan lingkungannya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas
dalam sistem perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah
perilaku tertentu yang dapat diterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat
sistem mengalami overcompensate berkaitan dengan stress (tekanan). Ketika
output energi tambahan digunakan untuk merespon terhadap tekanan, sumber
energi yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas dikosongkan. Stressor adalah
stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan (tension) dan
menyebabkan ketidakstabilan. Tension adalah kondisi dalam keadaan tegang
atau rileks yang disebabkan karena disequilibrium dan merupakan sumber
potensial perubahan (Marriner, 2001)

9
C. Model Konsep dan Teori Keperawatan Johnson

(Tomey & Alligood, 2006)

10
Model konsep dan teori keperawatan Johnson melakukan pendekatan
pada sistem perilaku: individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu
ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas (baik di lingkungan internal
maupun di lingkungan eksternal), memiliki keinginan mengatur dan
menyesuaikan diri terhadap pengaruh dari lingkungan . Di dalam sistem ini
terdapat berbagai komponen subsistem yang membentuk keseluruhan sistem,
subsistem yang membentuk sistem perilaku menurut Johnson yaitu:

1. Gabungan (Attachemen-affiliatve), merupakan bentuk pemenuhan


kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif
dengan penyesuaian dalam kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan
hidup.
2. Ketergantungan (Dependency), merupakan bagian yang membentuk sistem
perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta
kepercayaan.
3. Ingestif (Ingestion), yaitu memanfaatkan setiap sumber daya dari
lingkungan untuk menjaga integritas kehidupan atau untuk mencapai
tingkat kepuasan tertentu; untuk internalisasi lingkungan eksternal,
mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secara sosial dan kultural.
4. Eliminasi (Elemination), merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu
dari sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis serta
mengekspresikan perasaan.
5. Seksual (Sexsual), digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling
mencintai dan dicintai.
6. Agresif (Aggressive), merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau
perlindungan dari berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
7. Achievement (Achievement), merupakan tingkat pencapaian prestasi
melalui keterampilan yang kreatif (Basavanthappa, 2007; Tomey &
Alligood, 2006; Kozier, 2004; Parker 2001)

Subsistem di atas akan membentuk sebuah sistem perilaku individu,


sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi

11
permasalahan klien harus dapat berfungsi sebagai pengatur keseimbangan
sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat
bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan
atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan
yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara
keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan. Menurut Johnason perawat
mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori subsistem perilaku. Dalam
kondisi normal klien berfungsi secara efektif didalam lingkungannya, akan
tetapi ketika stress menganggu adptasi normal perilaku klien menjadi tidak
dapat diduga dan tidak jelas. Perawat mengidentifikasi ketidakmampuan
beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi
masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Teori sistem perilaku Johnson mengupas dua komponen utama: pasien


dan perawatan. Pasien merupakan sistem perilaku dengan tujuh subsistem
yang saling berkaitan. Setiap subsistem dapat digambarkan dan dianalisa
dalam hal-hal persyaratan-persyaratan struktur dan fungsi. Empat elemen
struktural yang telah diidentifikasi termasuk : (1) dorongan (drive) atau
tujuan (goal); (2) set, kecenderungan betindak (predisposition); (3) pilihan
(choice), alternatif untuk bertindak; (4) perilaku (action/behavior). Setiap
subsistem agar dapat mencapai keadaan optimal memerlukan adanya
perlindungan (protection), pengasuhan (nurturance), dan stimuli (stimulation).
Ketiga hal ini disebut sebagai persyaratan fungsionl (functional requirement).
Sistem dan subsistem cenderung memelihara diri sendiri (Self-Maintaining)
dan mengekalkan diri sendiri (Self Perpetuating) selama kondisi eksternal
dan internal sesuai dan dapat diprediksi. Jika kondisi-kondisi dan sumber daya
penting terhadap kebutuhan fungsi mereka tidak cocok atau interrelationship
antar subsistem tidak harmonis, akan menghasilkan perilaku disfungsional.
Respon-respon subsistem dibangun melalui motivasi, pengalaman, dan
proses belajar serta dipengaruhi oleh faktor-lakior biologis, psikologis dan
sosial. Sistem perilaku berusaha untuk mencapai keseimbangan dengan

12
adaptasi terhadap stimulan lingkungan dan internal. Kondisi ketidakstabilan
dalam sistem perilaku menghasilkan kebutuhan terhadap intervensi perawatan.
Identifikasi sumber masalah dalam sistem mengarahkan tindakan perawatan
yang cocok yang menghasilkan pemeliharaan atau pemulihan keseimbangan
sistem perilaku. Perawatan dilihat sebagai kekuatan regulator eksternal yang
bertindak unfuk memulihkan keseimbangan sistem perilaku.

D. Asumsi-Asumsi dalam Teori Tingakah Laku Menurut Johnson


1. Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan
eksternal untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien
dalam kondisi strres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang
berkesan atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan
eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan system dan
karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan control.
Aktivitas perawatan tadak bergantung pada wewenang medis tetapi
bersifat pelengkap(komplementer) bagi medis/ pengobatan.
2. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan
pola, pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang
menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik
manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi.
Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang membutuhkan
beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah
penting untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan
yang rendah mengganggu keseimbangan sistemt perilaku , integritas
manusia terancam. Usaha-usaha mausia untuk menbangun kembali
keseimbangan membutuhkan pengeluaran energi yang luar biasa, yang
menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan
penyembuhan.

13
3. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami (elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang
diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person
bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling
ketergantungan subsistem–subsistem dari system perilaku. Manusia
berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah
ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam
persyaratan structural atau fungsional cenderung mengarah ke
memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi
minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang
bukan bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi
system, dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan
yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk
berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga
equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur
dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang
kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku dan
mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan
supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi
tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat
melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Judy Grubs (1974) mengadaptasi teori proses perawatan dengan


mengembangkan suatu perangkat penilaian dan lembar proses perawatan berdasar
pada tujuh susistem. Pertanyaan - pertanyaan dan observasi terkait dengan tiap
subsistem memberikan alat bantu yang handal untuk mengumpulkan data penting.
Dengan menggunakan alat bantu ini, perawat dapat menemukan pilihan-pilihan
perilaku lain yang akan mcmudahkan klien menyempurnakan tujuan
kesehatannya.

Pada tahun yang sama Bonnie Holaday memakai teori tersebut sebagai
model untuk mengembangkan alat bantu penilaian ketika merawat anak-anak.
Alat bantu ini digunakan perawat untuk menggambarkan perilaku anak-anak
secara obyektif dan membimbing tindakan keperawatan. Holaday menyimpulkan
bahwa pemakai teori Johnson memberikan petunjuk untuk merencanakan dan
memberikan perawatan berdasar pengetahuan ilmiah.

A. Pengkajian
Komponen yang perlu dikaji dalam tahap ini adalah yang berkaitan
dengan 7 subsistem yang telah ditetapkan oleh Johnson yaitu :

1. Subsistem Keterikatan (Attachment-Affiliation): berfokus pada hubungan


dan kehadiran orang lain dalam system social dimana klien berada.
2. Subsistem Ketergantungan (Dependency): berfokus pada bagaimana cara
klien menyampaikan apa yang dibutuhkannya kepada/dari orang lain di
lingkungannya sehingga orang lain bisa membantunya memenuhi
kebutuhan tersebut.
3. Subsistem Seksualitas (Sexuality): berfokus pada pola dan perilaku
seksual
4. Subsistem Agresif (Aggressive): mengandung pertanyaan tentang
bagaimana cara klien melindungi dirinya dari ancaman dan baimana ia
menjaga keamanan diri.

15
5. Subsistem Eleminasi (Elimination): mengkaji pola buang air besar dan
buang air kecil pada klien serta keadaan social yang mendukung proses
tersebut
6. Subsistem Ingesti (Ingestion): mengkaji pola intake cairan dan makanan
pada klien, termasuk lingkungan social dimakan makanan dan minuman
tersebut dicerna.
7. Subsistem Pencapaian (Achievement): berfokus pada bagaiman cara
individu memanfaatkan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Grubb menyusun alat pengkajian berdasarkan subsistem dari model


sistem perilaku Johnson, ia menambahkan satu subsistem baru yaitu
subsistem restoratif adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengurangi
kelelahan dan/atau mencapai status keseimbangan dengan cara mengisi dan
menganti distribusi energi diantara subsistem; meredistribusi energi.
Subsistem ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADLs).

B. Diagnosa
Diagnosis keperawatan bisa muncul dari masalah keperawatan yang
bersumber pada subsistem atau antar subsistem. Diagnosis lebih mengarah
pada subsistem dibandingkan berfokus pada masalah. Johnson dalam tulisan
ilmiahnya tidak pernah menyebutkan pengklasifikasin diagnosis secara
langsung. Pengklasifikasian ini dilakukan oleh Gruup, ia mengklasifikasikan
empat diagnosis untuk menggambarkan gangguan pada atau antar subsistem
yaitu:

1. Insufisiensi (Ketidakcukupan), terjadi saat subsistem tidak berfungsi atau


tidak berkembang sesuai kapasitas maksimal karena tidak memadainya
persyaratan fungsional (perlindungan-asuhan-stimulus), gangguan ini
terjadi pada subsistem.
2. Disceprancy (Ketidaksesuaian), terjadi ketika perilaku tidak sesuai
dengan konsep tujuan. Keganjilannya adalah adanya ketidakcocokan
antara tindakan dan tujuan dari subsistem walaupun set dan choice

16
kemungkinan berpegaruh kuat terhadap tindakan yang tidak efektif
tersebut.
3. Gangguan yang ditemukan pada lebih dari satu subsistem
diklasifikasikan sebagai Incompatibility (Ketidakcocokan), disebut
demikian ketika terjadi konflik dari dua atau lebih subsistem perilaku
dalam situasi yang sama sehingga merugikan individu.
4. Dominance (Dominasi), terjadi saat salah satu subsistem perilaku
digunakan lebih dominan dari yang lain, sehingga merugikan subsistem
lainnya. Area ini juga di yakini oleh Johnson sebagai sesuatu yang akan
terus berkembang.

C. Intervensi
Rencana tindakan keperawaan harus diawali dari penyelesaian
masalah di subsistem dengan berorientasi pada tujuan fungsional
keseimbangan system perilaku secara keseluruhan. Jika dikaitkan dengan
diagnosis keperawatan perencanaan tindakan merupakan suatu hal yang agak
rumit karena sedikitnya input klien pada penyusunannya. Rencana tindakan
berfokus pada tindakan perawat untuk memodifikasi perilaku klien. Tindakan
ini bertujuan untuk menciptakan homeostasis pada subsistem berdasarkah
hasil pengkajian perawat tentang tujuan, drive, set, choice serta perilaku klien
yang bisa diamati. Rencana tindakan terdiri atas perlindungan, pengasuhan
dan stimuli pada subsistem.

D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan oleh perawat mengambarkan kekuatan
eksternal dalam memanipulasi subsistem sehingga kembali dalam keadaan
seimbang, model keperawatn Johnson berfokus dan bertujuan untuk
mengembalikan keseimbangan subsistem. Implementasi berfokus pada
pencapaian tujuan tindakan keperawatan yang telah ditentukan.

17
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan tindakan untuk mencapai
keseimbangan pada subsistem yang bermasalah. Data dasar harus ada untuk
mengevaluasi apakah klien telah kembali pada perilaku dasarnya. Jika terjadi
penyimpangan seperti pada pengkajian maka jika klien telah kembali ke
perilaku dasarnya perawat harus mampu mengobservasi hal tersebut. Evaluasi
dari implementasi bisa terlaksana dengan baik apabila tujuan tendakan telah
dirumuskan dengan jelas sebelum dilakukannya implementasi.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan Behavioral
System Theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh
para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-
organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat
responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak
langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama.
Model konsep dan teori keperawatan menurut jhonson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di
lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal juga memiliki keinginan
dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya.
Asumsi-asumsi dalam teori tingkah laku menurut Johnson adalah :
perawat, orang, kesehatan, lingkungan.

B. Saran
Model konseptual keperawatan keluarga berdasarkan Dorothy E.
Johnson yaitu tentang konsep perilaku, dimana individu dipandang sebagai
sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas (baik
di lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal), memiliki keinginan
mengatur dan menyesuaikan diri terhadap pengaruh dari lingkungan.
Diharapkan kepada mahasiswa atau pembaca dapat memahami, menjelaskan
dan menerapkan model-konsep dan beberapa teori keperawatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz , Pengantar Konsep Dasar Keperawatan . 2006 . Jakarta :


Salemba Medika
Gaffar S.kp, La Ode Jumadi , Pengantar Keperawatan Profesional . 1999 .
Jakarta : EGC
Sutejo, S. Penerapan Terapi Social Skills Training pada Klien Isolasi Sosial
dengan Pendekatan Teori Dorothy E. Jhonson Behavioral System
Model di Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Barat Kota
Bogor. Jurnal Keperawatan Ners Universitas Andalas Padang 9.1
(2013). 17 September 2107

https://Users/Administrator/Documents/305380995-Kasus-Teori-Konsep-Kep-
Menurut-Dorothy-Johnson.pdf. Diakses Pada Tanggal 17 September 2017

https://Users/Administrator/Downloads/Nika Indra Lestari Makalah Teori


Keperawatan Dasar Menurut Dorothy E Jhonson.htm. Diakses Pada Tanggal 17
September 2017

20

Anda mungkin juga menyukai