Oleh :
Kelompok II
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi-kan kami kesehatan dan kelancaran sehingga kami dapat melaksanakan
aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang ada, dan yang telah memberikan
kami kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kami dapat
memberikan karya-karya terbaik kami untuk agama, bangsa dan tanah air,
khususnya kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan yang berjudul
“Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Dorothy E Jhonson”.
Dengan selesainya makalah yang kami buat, Kami mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini
dan kepada seluruh anggota kelompok yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan masyarakat, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Pengkajian ..............................................................................................15
B. Diagnosa ..................................................................................................16
C. Intervensi ................................................................................................17
D. Implementasi ..........................................................................................17
E. Evaluasi .................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstark
yang dapat diorganisir menjadi symbol- symbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan suatu ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-
fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang bukti secara
langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakian dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan
semua pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini
dibutuhkan oleh perawatat dalam mengembangkan tujuannya.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi kerja melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang
terjadi pada suatu saat dengan apa yang harus dikerjakan pada saat itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep keperawatan menurut Dorothy E. Johnson?
2. Bagaiman model konseptual keperawatan menurut Dorothy E. Johnson?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keperawatan menurut Dorothy E. Johnson.
2. Untuk mengetahui model konseptual keperawatan menurut Dorothy E.
Johnson.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dikembangkan. Dalam system biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya
lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan system.
4
1. Perilaku (Behavior).
Johnson mendefinisikan perilaku sama seperti yang dinyatakan
oleh para ahli perilaku dan biologi yaitu output dari struktur dan berbagai
proses intraorganismik yang keduanya dikoordinasi dan diartikulasi serta
bersifat responsif terhadap berbagai perubahan dalam stimulasi sensori.
Johnson fokus pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan
tak langsung mahluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai
signifikansi adaptif utama.
2. Sistem (System).
Dengan memakai definisi sistem oleh Rapoport tahun 1968,
Johnson menyatakan, "A system is a whole that functions as a whole by
virtue of the interdependence of its part." (Sistem merupakan keseluruhan
yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya).
Johnson menerima pernyataan Chin bahwa terdapat organisasi, interaksi,
interdependen dan integrasi bagian dan berbagai elemen dalam sistem.
Manusia berusaha menjaga keseimbanga dalam bagian-bagian ini melalui
pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan/tekanan yang mempengaruhi
mereka.
3. Sistem Perilaku (Behavior System).
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan berbagai cara
bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit
fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi, yang menentukan dan
membatasi interaksi antara seseorang dengan lingkungannya serta
menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan situasi
dengan lingkungannya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan.
Manusia sebagai sistem perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan
keseimbangan suatu fungsi dengan pengaturan dan adaptasi yang efektif
dan efisien.
4. Subsistem.
Sistem perilaku memiliki banyak tugas untuk dikerjakan,
sehingga bagian-bagian dari sistem berubah menjadi subsistem-subsistem
5
dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan sistem kecil dengan
tujuan khusus dan berfungsi dengan baik sepanjang hubungannya dengan
subsistem lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang
diidentifikasi oleh Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling
berkaitan. Aktifitas subsistem-subsistem ini berubah secara kontinyu
dipengaruhi oleh motivasi, pengalaman dan proses belajar. Tujuh elemen
yang diidentifikasi oleh Johnson :
a. Subsistem Keterikatan (Attachemen-affiliatve).
Subsistem Attachemen-affiliative mungkin merupakan yang paling
kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua
organisasi sosial. Pada tingkatan umum, hal ini memberikan
kelangsungan (survival) dan keamanan (security). Tujuan dari
subsistem ini adalah untuk berhubungan atau terikat dengan orang lain,
mencapai intimasi dan inklusi. Fungsinya untuk menciptakan kejasama
dan hubungan interdependent dengan sistem sosial, mngembangkan
dan menggunakan kemampuan interpersonal untuk mencapai
kedekatan dan inklusi, tempat berbagi, agar terhubung dengan orang
lain, menggunakan rasa percaya diri dalam arti yang positif. Sebagai
konsekuensinya adalah adanya inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
6
ketergantungan pada orang lain menjadi ketergantungan pada diri
sendiri), menumbuhkan kesadaran diri untuk menerima keadaan bahwa
dalam situsi tertentu kita memerlukan bantuan atau tergantung pada
orang lain, memfokuskan keinginan dan kebutuhan diri atau orang lain
dalam hubungan sosial, psikologikal dan kultural. Konsekuwensinya
adalah bantuan persetujuan, perhatian, pengenalan serta bantuan fisik.
Derajat interdependensi tertentu penting untuk kelangsungan
kelompok sosial.
c. Subsistem Eleminasi (Eleminative)
Subsistem biologis eliminasi berkaitan dengan kapan, bagaimana dan
dengan kondisi apa kita membuang sampah tubuh serta
mengekspresikan perasaan. Mengatur pembuangan sampah tubuh
dengan cara yang dapat diterima secara sosial dan kultural. Respon-
respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti halnya
pertimbangan biologis. Tujuan dari subsistem ini adalah untuk
membuang sampah biologis, mengeksternalisasi lingkungan biologi
internal. Fungsinya untuk mengenali dan menginterpretasikan input
dari sistem biologis melalui ekskresi sampah tubuh, untuk menjaga
homeostasis fisik melalui ekskresi, untuk mengatur pergantian
kapasitas biologis yang berkaitan dengan ekskresi sampah tubuh serta
mengontrol ekskresi sampah tubuh, mengurangi perasaan tegang pada
diri sendiri, mengekspresikan perasaan-ide-emosi baik secara verbal
maupun non verbal.
7
psikophysiological, memperoleh pengetahuan dan informasi yang
berguna bagi diri sendiri, mendapat kepuasan fisik dan psikis baik dari
substansi yang berkaitan dengan nutrisi maupun nonnutrisi.
8
g. Subsistem Pencapaian (Achievement).
Tujuan Subsistem achievement adalah berusaha memanipulasi
lingkungan. Fungsinya menyusun tujuan yang sesuai, mengarahkan
perilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menerima
penghargaan dari orang lain, membedakan tujuan jangka menengah
dan jangka panjang, menginterpretasikan feedback untuk mengevaluasi
pencapaian tujuan. Konsekwensinya dengan adanya subsistm ini maka
timbul perilaku mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau
lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan. Cakupan perilaku
prestasi termasuk kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis, dan
sosial (Basavanthappa, 2007; Tomey & Alligood, 2006; Kozier, 2004;
Parker 2001)
9
C. Model Konsep dan Teori Keperawatan Johnson
10
Model konsep dan teori keperawatan Johnson melakukan pendekatan
pada sistem perilaku: individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu
ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas (baik di lingkungan internal
maupun di lingkungan eksternal), memiliki keinginan mengatur dan
menyesuaikan diri terhadap pengaruh dari lingkungan . Di dalam sistem ini
terdapat berbagai komponen subsistem yang membentuk keseluruhan sistem,
subsistem yang membentuk sistem perilaku menurut Johnson yaitu:
11
permasalahan klien harus dapat berfungsi sebagai pengatur keseimbangan
sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat
bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan
atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan. Status kesehatan
yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara
keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan. Menurut Johnason perawat
mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori subsistem perilaku. Dalam
kondisi normal klien berfungsi secara efektif didalam lingkungannya, akan
tetapi ketika stress menganggu adptasi normal perilaku klien menjadi tidak
dapat diduga dan tidak jelas. Perawat mengidentifikasi ketidakmampuan
beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi
masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Potter & Perry, 2005).
12
adaptasi terhadap stimulan lingkungan dan internal. Kondisi ketidakstabilan
dalam sistem perilaku menghasilkan kebutuhan terhadap intervensi perawatan.
Identifikasi sumber masalah dalam sistem mengarahkan tindakan perawatan
yang cocok yang menghasilkan pemeliharaan atau pemulihan keseimbangan
sistem perilaku. Perawatan dilihat sebagai kekuatan regulator eksternal yang
bertindak unfuk memulihkan keseimbangan sistem perilaku.
13
3. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit
dipahami (elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang
diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person
bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling
ketergantungan subsistem–subsistem dari system perilaku. Manusia
berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah
ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam
persyaratan structural atau fungsional cenderung mengarah ke
memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi
minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
4. Lingkungan
Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh factor yang
bukan bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi
system, dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan
yang menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk
berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga
equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur
dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan yang
kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system perilaku dan
mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan
supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi
tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat
melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada tahun yang sama Bonnie Holaday memakai teori tersebut sebagai
model untuk mengembangkan alat bantu penilaian ketika merawat anak-anak.
Alat bantu ini digunakan perawat untuk menggambarkan perilaku anak-anak
secara obyektif dan membimbing tindakan keperawatan. Holaday menyimpulkan
bahwa pemakai teori Johnson memberikan petunjuk untuk merencanakan dan
memberikan perawatan berdasar pengetahuan ilmiah.
A. Pengkajian
Komponen yang perlu dikaji dalam tahap ini adalah yang berkaitan
dengan 7 subsistem yang telah ditetapkan oleh Johnson yaitu :
15
5. Subsistem Eleminasi (Elimination): mengkaji pola buang air besar dan
buang air kecil pada klien serta keadaan social yang mendukung proses
tersebut
6. Subsistem Ingesti (Ingestion): mengkaji pola intake cairan dan makanan
pada klien, termasuk lingkungan social dimakan makanan dan minuman
tersebut dicerna.
7. Subsistem Pencapaian (Achievement): berfokus pada bagaiman cara
individu memanfaatkan lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Diagnosa
Diagnosis keperawatan bisa muncul dari masalah keperawatan yang
bersumber pada subsistem atau antar subsistem. Diagnosis lebih mengarah
pada subsistem dibandingkan berfokus pada masalah. Johnson dalam tulisan
ilmiahnya tidak pernah menyebutkan pengklasifikasin diagnosis secara
langsung. Pengklasifikasian ini dilakukan oleh Gruup, ia mengklasifikasikan
empat diagnosis untuk menggambarkan gangguan pada atau antar subsistem
yaitu:
16
kemungkinan berpegaruh kuat terhadap tindakan yang tidak efektif
tersebut.
3. Gangguan yang ditemukan pada lebih dari satu subsistem
diklasifikasikan sebagai Incompatibility (Ketidakcocokan), disebut
demikian ketika terjadi konflik dari dua atau lebih subsistem perilaku
dalam situasi yang sama sehingga merugikan individu.
4. Dominance (Dominasi), terjadi saat salah satu subsistem perilaku
digunakan lebih dominan dari yang lain, sehingga merugikan subsistem
lainnya. Area ini juga di yakini oleh Johnson sebagai sesuatu yang akan
terus berkembang.
C. Intervensi
Rencana tindakan keperawaan harus diawali dari penyelesaian
masalah di subsistem dengan berorientasi pada tujuan fungsional
keseimbangan system perilaku secara keseluruhan. Jika dikaitkan dengan
diagnosis keperawatan perencanaan tindakan merupakan suatu hal yang agak
rumit karena sedikitnya input klien pada penyusunannya. Rencana tindakan
berfokus pada tindakan perawat untuk memodifikasi perilaku klien. Tindakan
ini bertujuan untuk menciptakan homeostasis pada subsistem berdasarkah
hasil pengkajian perawat tentang tujuan, drive, set, choice serta perilaku klien
yang bisa diamati. Rencana tindakan terdiri atas perlindungan, pengasuhan
dan stimuli pada subsistem.
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan oleh perawat mengambarkan kekuatan
eksternal dalam memanipulasi subsistem sehingga kembali dalam keadaan
seimbang, model keperawatn Johnson berfokus dan bertujuan untuk
mengembalikan keseimbangan subsistem. Implementasi berfokus pada
pencapaian tujuan tindakan keperawatan yang telah ditentukan.
17
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan tindakan untuk mencapai
keseimbangan pada subsistem yang bermasalah. Data dasar harus ada untuk
mengevaluasi apakah klien telah kembali pada perilaku dasarnya. Jika terjadi
penyimpangan seperti pada pengkajian maka jika klien telah kembali ke
perilaku dasarnya perawat harus mampu mengobservasi hal tersebut. Evaluasi
dari implementasi bisa terlaksana dengan baik apabila tujuan tendakan telah
dirumuskan dengan jelas sebelum dilakukannya implementasi.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan Behavioral
System Theory. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh
para ahli perilaku dan biologi: output dari struktur dan proses-proses intra-
organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat
responsive terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran actual dan tak
langsung makhluk social lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama.
Model konsep dan teori keperawatan menurut jhonson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem
perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di
lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal juga memiliki keinginan
dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkannya.
Asumsi-asumsi dalam teori tingkah laku menurut Johnson adalah :
perawat, orang, kesehatan, lingkungan.
B. Saran
Model konseptual keperawatan keluarga berdasarkan Dorothy E.
Johnson yaitu tentang konsep perilaku, dimana individu dipandang sebagai
sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas (baik
di lingkungan internal maupun di lingkungan eksternal), memiliki keinginan
mengatur dan menyesuaikan diri terhadap pengaruh dari lingkungan.
Diharapkan kepada mahasiswa atau pembaca dapat memahami, menjelaskan
dan menerapkan model-konsep dan beberapa teori keperawatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://Users/Administrator/Documents/305380995-Kasus-Teori-Konsep-Kep-
Menurut-Dorothy-Johnson.pdf. Diakses Pada Tanggal 17 September 2017
20