Anda di halaman 1dari 31

Dibuat oleh:

Rinda Rahayu (PL)


Yayasan Laras
Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
Revisi : Sept. 2013
SPO PEMETAAN WILAYAH TanggalBerlaku:
Sept.2013
Halaman :

Tujuan 1. Mengetahui estimasi jumlah kelompok sasaran;


2. Mengenali lokasi dan populasi kelompok sasaran yang
akan diintervensi: mendapatkan informasi mengenai
peta fisik dari lokasi yang terdiri dari beberapa hotspot
yang akan diintervensi, mendapatkan informasi
mengenai peta sosial dari kelompok sasaran yang akan
dijangkau;
3. Sebagai bahan perencanaan dan pegangan untuk
menjalankan intervensi di lokasi penjangkauan;
4. Sebagai alat bantu untuk menjelaskan profil lokasi dan
populasi yang diintervensi;
5. Sebagai bahan masukan untuk membuat dan atau
memperbaiki data estimasi populasi kelompok sasaran di
wilayah tersebut;
6. Membantu penentuan wilayah dan kelompok sasaran
sebagai target program.

Ruang Lingkup 7. Pecandu


8. Keluarga (pasangan, orang tua, saudara, anak)
9. Masyarakat
10. Layanan kesehatan

Defenisi Operasional Mekanisme yang mengatur tatacara melakukan pemetaan


kelompok sasaran, kondisi fisik dan jaringan sosialnya.
Tanggungjawab 11. Pimpinan/DirekturLembaga
12. PM/Koordinator Lapangan
13. Petugas Penjangkau
Prosedur PERSIAPAN
1. Menentukan waktu pelaksanaan pemetaan;
2. Pemetaan semua desa/kelurahan, kecamatan,
kabupatan/kota wilayah intervensi. Alur pemetaan dan
pelaporannya akan urut dari tingkat kab./kota ->
kecamatan -> kelurahan/desa -> lokasi/hotspot
3. Pemetaan semua desa/kelurahan, kecamatan,
kabupatan/kota wilayah intervensi. Alur pemetaan dan
pelaporannya akan urut dari tingkat kab./kota ->
kecamatan -> kelurahan/desa -> lokasi/hotspot

PELAKSANAAN
Metodologi Pemetaan
1. Metode pengumpulan data
 Listing lokasi/hotspot
Identifikasi lokasi potensial dan perkiraan kasar jumlah kelompok
pecandu di setiap lokasi tersebut. Listing disusun per kecamatan,
kecuali kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan yang banyak
maka listing dilakukan per kelurahan.
 Pengamatan atau observasi lapangan
 Wawancara tokoh kunci (key informan interview)
 Wawancara kelompok pecandu/sasaran

2. Metode Analisis Data


 Narasi, rekapitulasi, dan peta hasil observasi
 Analisis hasil key informan interview dan wawancara
kuesioner
 Laporan naratif lengkap

3. Mapping ulang/ updating (periodik, min. 6 bulan sekali)

Hasil yang Diharapkan  Tersedianya peta wilayah kelompok pecandu dengan


informasi kunci (nama lokasi, populasi, nama key person
utama).
 Tersedianya estimasi jumlah populasi kelompok pecandu
di tiap kab./kota hingga tingkat provinsi.

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Rinda Rahayu (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Mirawati Ismail S (PL)
Lembaga Advokasi &
Rehabilitasi Sosial Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen
SPO Revisi
PENCATATAN & PELAPORAN KLIEN TanggalBerlaku
Halaman

Tujuan 1. Untuk mendokumentasikan data perkembangan klien


secara tertulis selama menjalankan program.
2. Sebagai pertanggungjawaban konselor secara tertulis.

RuangLingkup Manajer Program (PM) / Koordinator Lapangan, Konselor /


PO, Residen / Klien
Definisi Tersedianya formulir catatan harian klien, cara pengisian dan
Operasional penyimpanan berkas catatan klien yang dapat menjamin
kerahasiaan.
Tanggung Jawab 1. Manajer Program (PM) / Koordinator Lapangan:
memonitor, mengevaluasi dan melakukan supervisi
laporan perkembangan klien yang dipaparkan dalam
weekly staff meeting.
2. Konselor/PO: membuat Laporan Kegiatan
Penjangkauan Harian, Deskripsi Klien, Laporan
Perkembangan Klien, dan rencana rawatan/tindak
lanjut residen/ klien.
Prosedur 1. Konselor/PO mempersiapkan dan mengisi formulir
perkembangan klien di tempat yang layak dan
confidential.
2. Konselor/PO menyimpan data klien/residen di case file
/folder masing-masing klien/residen ditempat yang
layak dan confidential.
3. Konselor/PO memaparkan perkembangan klien setiap
awal bulan dalam meeting dan disupervisi oleh
Manajer Program (PM) atau Koordinator Lapangan.

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Mirawati Ismail (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Mirawati Ismail (PL)

Lembaga Advokasi & Disetujui oleh:


Rehabilitasi Sosial A.M. Aslam (Direktur)
No. Dokumen :
SPO Revisi: Sept. 2013
Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Penjangkauan & Pendampingan Halaman :
Pecandu Narkoba (ORC)

Tujuan 1. Mengetahui kelompok sasaran: jumlah, perilaku, kebutuhan, isu-


isu, dinamika, komunitas, pemain kunci dan pecandu narkoba.
2. Menghantarkan layanan: promosi kesehatan, konseling-informasi-
edukasi (KIE), layanan kesehatan yang disediakan oleh LARAS,
rujukan layanan kesehatan ke instansi lainnya.
3. Memonitor dengan rutin perkembangan klien:
mendokumentasikan, melaporkan, dan mengkomunikaskan
perkembangan klien.
Ruang Lingkup 1. Pecandu
2. Keluarga (pasangan, orang tua, saudara, anak)
3. Masyarakat
4. Layanan kesehatan
Definisi Mekanisme yang mengatur tata cara menjangkau dan mendampingi
Operasional kelompok sasaran.

TanggungJawab 1. Program Manajer/Kordinator Lapangan


2. Konselor/Petugas Lapangan
Prosedur Pra outreach
1. PM dan KL mempersiapkan kelengkapan identitas
2. KL dan PO melakukan asesmen/pemetaan wilayah jangkauan
3. KL dan PO mempersiapkan material pencegahan, media
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
4. KL dan PO membuat rencana kerja sesuai hasil asesmen/pemetaan
Outreach
1. KL dan PO membuka akses kelompok sasaran
2. PO mendampingi kelompok sasaran
3. PO memberikan KIE
4. PO menawarkan asesmen resiko
5. PO mendukung terjadinya perubahan perilaku
6. PO memotivasi klien untuk mengakses layanan rujukan
7. PO melibatkan kelompok sasaran dalam program dan advokasi
8. PO membuat profile kelompok dampingan
9. PO membuat Laporan Penjangkauan dan Pendampingan
Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Mirawati Ismail (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Mirawai Ismail S (PL)

Lembaga Advokasi & Disetujui oleh:


Rehabilitasi Sosial A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept.2013
RUJUKAN KLIEN PENDAMPINGAN Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Halaman:

Tujuan 1. Memberikan layanan yang dibutuhkan klien yang tidak ada dalam
fasilitas yang diberikan oleh ORC;
2. Meningkatkan layanan rujukan bagi klien yang membutuhkan;
3. Klien mendapatkan fasilitas pelayanan dari lembaga/profesi yang
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan.

Ruang Lingkup 1. Fasilitas/lembaga LARAS


2. Pihak/Instansi layanan terkait dengan rujukan

Definisi Mekanisme yang mengatur tatacara melakukan rujukan dari fasilitas ORC
Operasional ke pihak/instansi yang terkait rujukan atau sebaliknya.

Tanggung Jawab 1. Pimpinan/Direktur Lembaga


2. PM / Koordinator Lapangan
3. Konselor
4. Petugas Penjangkau

Prosedur 1. Konselor atau Petugas Penjangkau melaporkan kepada PM/Koordinator


tentang hasil asesmen/pemeriksaan oleh terapis/dokter/konselor, bahwa
klien membutuhkan jenis layanan terapi yang tidak tersedia di lembaga,
sehingga perlu dirujuk ke layanan terkait rujukan;
2. Konselor membuat Surat Rujukan* yang ditandatangani
PM/Koordinator; Commented [N1]: Cek dgn klinik

3. Konselor atau Petugas Penjangkau mendampingi klien ke tempat


layanan rujukan dengan membawa Surat Rujukan;
4. PM/Koordinator melakukan koordinasi dengan instansi rujukan untuk
pemantauan proses dan hasil rujukan;
5. Konselor menindak lanjuti proses pasca rujukan, apakah kembali ke
fasilitas atau terminasi program (selesai/belum selesainya klien
menjalankan program);
6. Konselor melaporkan hasil rujukan kepada PM/Koordinator.
Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Mirawati Ismail S (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Mirawati Ismail S (PL)
Yayasan Laras
Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept. 2013
Penyuluhan Dan Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Asesmen Halaman:

Tujuan 1. Penyuluhan (sosialisasi) Kd merupakan suatu kegiatan


untuk mendapatkan informasi yang benar tentang
pengurangan dampak buruk Napza dan penanggulangan
HIV-AIDS. Dan sebagai perpanjangan tangan untuk
menyampaikan informasi yang di dapat dari hasil
penyuluhan yang kemudian di sampaikan kembali ke kd
yang merupakan pendatang baru maupun yang ada di
dilokasi / hospot tersebut yang belum mendapatkan
informasi.
2. Penyuluhan (sosialisasi) merupakan strategi yang efektif
untuk membuat kontak ( individu, kelompok ) saling
mensuport dan membuat IDUs dapat belajar bersama
dengan orang lain yang bukan termasuk dari anggota
keluarganya. Sehingga di dalam berinteraksi dengan
orang lain, kd di harapkan akan mendapatkan suatu
perkembangan yang baik dalam pola berfikir menuju
kedewasaan sehingga mampu membentuk Harm
Reduction.
Ruang Lingkup 1. Konselor / PL
2. PE (peer educator)
3. Klien (IDUs)
Definisi operasional Asesmen adalah penjelasan teknis tertulis tentang tata cara
pelaksanaan kegiatan asesmen dan penyusunan rencana
terapi, yang menjadi panduan dasar operasional bagi
petugas.
Tanggung Jawab Konselor / PL bertugas melakukan konseling, penjangkauan
dan asessmen
Prosedur 1. Membuat jadwal kegiatan penyuluhan (sosialisasi)
Mempersiapkan absensi kegiatan.
2. Konselor/ PL mempersiapkan formulir kegiatan harian,
kegiatan penjangakauan, intek klien baru, asesmen dan
formulir rencana kegiatan mingguan yang
terstandarisasi.
3. Konselor/ PL mengarsipkan hasil asesmen
4. Konselor/ PL wajib menjaga kerahasiaan data klien.

Mirawati Ismail S (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Mirawati Ismail (PL)
Yayasan Laras
Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept. 2013
Penyuluhan Dan Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Asesmen Halaman:

Tujuan 3. Penyuluhan Kd merupakan suatu kegiatan untuk


mendapatkan informasi yang benar tentang
pengurangan dampak buruk Napza dan penanggulangan
HIV-AIDS. Dan sebagai perpanjangan tangan untuk
menyampaikan informasi yang di dapat dari hasil
penyuluhan yang kemudian di sampaikan kembali ke kd
yang merupakan pendatang baru maupun yang ada di
dilokasi / hospot tersebut.
4. Tujuan FGD Jangkauan dan Dampingan adalah strategi
yang efektif untuk membuat kontak ( individu, kelompok
) , menjangkau , mensuport dan membuat IDUs dapat
mengurangi resiko penularan, konseling VCT/ konseling
penurunan resiko, distribusi KIE, membantu rujukan
pengobatan dan perawatan dan memberikan Dukungan
( terutama ODHA ) dan Asessment.
5. Pertemuan kelompok dampingan sebaya ini merupakan
kelompok lingkungan sosial dimana WBP belajar
bersama dengan orang lain sesama WBP yang bukan
termasuk dari anggota keluarganya. Sehingga di dalam
berinteraksi dengan orang lain, WPB di harapkan akan
mendapatkan suatu perkembangan yang baik dalam pola
berfikir menuju kedewasaan sehingga mampu
membentuk Harm Reduction.
Ruang Lingkup 4. Petugas Kesehatan
5. Konselor / PL
6. Kader Kesehatan
7. Klien ( WBP )
Definisi operasional Asesmen adalah penjelasan teknis tertulis tentang tata cara
pelaksanaan kegiatan asesmen dan penyusunan rencana
terapi, yang menjadi panduan dasar operasional bagi
petugas
Tanggung Jawab Konselor / PL bertugas melakukan konseling, penjangkauan
dan asessmen
Prosedur 5. Membuat jadwal kegiatan di Rutan ( penjangkauan, VCT,
penyuluhan, pertemuan kader, pertemuan KDS )
6. Pertemuan koordinasi antara petugas kesehatan dan
kader untuk setiap kegiatan.
7. Mempersiapkan absensi kegiatan.
8. Konselor/ PL mempersiapkan formulir kegiatan harian,
kegiatan penjangakauan, intek klien baru, asesmen dan
formulir rencana kegiatan mingguan yang
terstandarisasi.
9. Konselor/ PL mempersiapkan nama-nama klien yang
sudah dijadwalkan untuk melakukan kegiatan VCT,
penyuluhan,pertemuan kader, pertemuan KDS dan
asessmen.
10. Konselor/ PL mempersiapakan form konseling pre tets
dan post test yang dari klinik untuk di sampaikan ke klien
( WBP ).
11. Konselor/ PL mempersiapkan tempat yang nyaman
untuk pelaksanaan setiap kegiatan asesmen,VCT,
penyuluhan, pertemuan kader, pertemuan KDS.
12. Konselor/ PL mengarsipkan hasil asesmen
13. Konselor/ PL wajib menjaga kerahasiaan data klien.
Dibuat oleh:
Rinda Rahayu (PL)
Yayasan Laras
Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
Revisi : Sept. 2013
SPO PEMETAAN WILAYAH TanggalBerlaku:
Sept.2013
Halaman :

Tujuan 7. Mengetahui estimasi jumlah kelompok sasaran;


8. Mengenali lokasi dan populasi kelompok sasaran yang
akan diintervensi: mendapatkan informasi mengenai
peta fisik dari lokasi yang terdiri dari beberapa hotspot
yang akan diintervensi, mendapatkan informasi
mengenai peta sosial dari kelompok sasaran yang akan
dijangkau;
9. Sebagai bahan perencanaan dan pegangan untuk
menjalankan intervensi di lokasi penjangkauan;
10. Sebagai alat bantu untuk menjelaskan profil lokasi dan
populasi yang diintervensi;
11. Sebagai bahan masukan untuk membuat dan atau
memperbaiki data estimasi populasi kelompok sasaran di
wilayah tersebut;
12. Membantu penentuan wilayah dan kelompok sasaran
sebagai target program.

Ruang Lingkup 13. Pecandu


14. Keluarga (pasangan, orang tua, saudara, anak)
15. Masyarakat
16. Layanan kesehatan

Defenisi Operasional Mekanisme yang mengatur tatacara melakukan pemetaan


kelompok sasaran, kondisi fisik dan jaringan sosialnya.
Tanggungjawab 17. Pimpinan/DirekturLembaga
18. PM/Koordinator Lapangan
19. Petugas Penjangkau
Prosedur PERSIAPAN
a. Menentukan waktu pelaksanaan pemetaan;
b. Pemetaan semua desa/kelurahan, kecamatan,
kabupatan/kota wilayah intervensi. Alur pemetaan dan
pelaporannya akan urut dari tingkat kab./kota ->
kecamatan -> kelurahan/desa -> lokasi/hotspot
c. Pemetaan semua desa/kelurahan, kecamatan,
kabupatan/kota wilayah intervensi. Alur pemetaan dan
pelaporannya akan urut dari tingkat kab./kota ->
kecamatan -> kelurahan/desa -> lokasi/hotspot

PELAKSANAAN
Metodologi Pemetaan
i. Metode pengumpulan data
 Listing lokasi/hotspot
Identifikasi lokasi potensial dan perkiraan kasar jumlah kelompok
pecandu di setiap lokasi tersebut. Listing disusun per kecamatan,
kecuali kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan yang banyak
maka listing dilakukan per kelurahan.
 Pengamatan atau observasi lapangan
 Wawancara tokoh kunci (key informan interview)
 Wawancara kelompok pecandu/sasaran

ii. Metode Analisis Data


 Narasi, rekapitulasi, dan peta hasil observasi
 Analisis hasil key informan interview dan wawancara
kuesioner
 Laporan naratif lengkap

iii. Mapping ulang/ updating (periodik, min. 6 bulan sekali)

Hasil yang Diharapkan  Tersedianya peta wilayah kelompok pecandu dengan


informasi kunci (nama lokasi, populasi, nama key person
utama).
 Tersedianya estimasi jumlah populasi kelompok pecandu
di tiap kab./kota hingga tingkat provinsi.

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Rinda Rahayu (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Rinda Rahayu (PL)
Lembaga Advokasi &
Rehabilitasi Sosial Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen
SPO Revisi
PENCATATAN & PELAPORAN KLIEN TanggalBerlaku
Halaman

Tujuan 3. Untuk mendokumentasikan data perkembangan klien


secara tertulis selama menjalankan program.
4. Sebagai pertanggungjawaban konselor secara tertulis.

RuangLingkup Manajer Program (PM) / Koordinator Lapangan, Konselor /


PO, Residen / Klien
Definisi Tersedianya formulir catatan harian klien, cara pengisian dan
Operasional penyimpanan berkas catatan klien yang dapat menjamin
kerahasiaan.
Tanggung Jawab 3. Manajer Program (PM) / Koordinator Lapangan:
memonitor, mengevaluasi dan melakukan supervisi
laporan perkembangan klien yang dipaparkan dalam
weekly staff meeting.
4. Konselor/PO: membuat Laporan Kegiatan
Penjangkauan Harian, Deskripsi Klien, Laporan
Perkembangan Klien, dan rencana rawatan/tindak
lanjut residen/ klien.
Prosedur 4. Konselor/PO mempersiapkan dan mengisi formulir
perkembangan klien di tempat yang layak dan
confidential.
5. Konselor/PO menyimpan data klien/residen di case file
/folder masing-masing klien/residen ditempat yang
layak dan confidential.
6. Konselor/PO memaparkan perkembangan klien setiap
awal bulan dalam meeting dan disupervisi oleh
Manajer Program (PM) atau Koordinator Lapangan.

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Rinda Rahayu (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
(PL)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Rinda rahayu (PL)

Lembaga Advokasi & Disetujui oleh:


Rehabilitasi Sosial A.M. Aslam (Direktur)
No. Dokumen :
SPO Revisi: Sept. 2013
Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Penjangkauan & Pendampingan Halaman :
Pecandu Narkoba (ORC)

Tujuan 4.Mengetahui kelompok sasaran: jumlah, perilaku, kebutuhan, isu-


isu, dinamika, komunitas, pemain kunci dan pecandu narkoba.
5. Menghantarkan layanan: promosi kesehatan, konseling-informasi-
edukasi (KIE), layanan kesehatan yang disediakan oleh LARAS,
rujukan layanan kesehatan ke instansi lainnya.
6. Memonitor dengan rutin perkembangan klien:
mendokumentasikan, melaporkan, dan mengkomunikaskan
perkembangan klien.
Ruang Lingkup 5. Pecandu
6. Keluarga (pasangan, orang tua, saudara, anak)
7. Masyarakat
8. Layanan kesehatan
Definisi Mekanisme yang mengatur tata cara menjangkau dan mendampingi
Operasional kelompok sasaran.

TanggungJawab 3. Program Manajer/Kordinator Lapangan


4. Konselor/Petugas Lapangan
Prosedur Pra outreach
5. PM dan KL mempersiapkan kelengkapan identitas
6. KL dan PO melakukan asesmen/pemetaan wilayah jangkauan
7. KL dan PO mempersiapkan material pencegahan, media
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
8. KL dan PO membuat rencana kerja sesuai hasil asesmen/pemetaan
Outreach
10. KL dan PO membuka akses kelompok sasaran
11. PO mendampingi kelompok sasaran
12. PO memberikan KIE
13. PO menawarkan asesmen resiko
14. PO mendukung terjadinya perubahan perilaku
15. PO memotivasi klien untuk mengakses layanan rujukan
16. PO melibatkan kelompok sasaran dalam program dan advokasi
17. PO membuat profile kelompok dampingan
18. PO membuat Laporan Penjangkauan dan Pendampingan

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Rinda Rahayu (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Rinda Rahayu (PL)

Lembaga Advokasi & Disetujui oleh:


Rehabilitasi Sosial A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept.2013
RUJUKAN KLIEN PENDAMPINGAN Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Halaman:

Tujuan 4. Memberikan layanan yang dibutuhkan klien yang tidak ada dalam
fasilitas yang diberikan oleh ORC;
5. Meningkatkan layanan rujukan bagi klien yang membutuhkan;
6. Klien mendapatkan fasilitas pelayanan dari lembaga/profesi yang
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan.

Ruang Lingkup 20. Fasilitas/lembaga LARAS


21. Pihak/Instansi layanan terkait dengan rujukan

Definisi Mekanisme yang mengatur tatacara melakukan rujukan dari fasilitas ORC
Operasional ke pihak/instansi yang terkait rujukan atau sebaliknya.

Tanggung Jawab 5. Pimpinan/Direktur Lembaga


6. PM / Koordinator Lapangan
7. Konselor
8. Petugas Penjangkau

Prosedur 22. Konselor atau Petugas Penjangkau melaporkan kepada


PM/Koordinator tentang hasil asesmen/pemeriksaan oleh
terapis/dokter/konselor, bahwa klien membutuhkan jenis layanan
terapi yang tidak tersedia di lembaga, sehingga perlu dirujuk ke
layanan terkait rujukan;
23. Konselor membuat Surat Rujukan* yang ditandatangani
PM/Koordinator; Commented [N2]: Cek dgn klinik

24. Konselor atau Petugas Penjangkau mendampingi klien ke tempat


layanan rujukan dengan membawa Surat Rujukan;
25. PM/Koordinator melakukan koordinasi dengan instansi rujukan untuk
pemantauan proses dan hasil rujukan;
26. Konselor menindak lanjuti proses pasca rujukan, apakah kembali ke
fasilitas atau terminasi program (selesai/belum selesainya klien
menjalankan program);
27. Konselor melaporkan hasil rujukan kepada PM/Koordinator.

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Rinda Rahayu (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Rinda Rahayu (PL)
Yayasan Laras
Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept. 2013
Penyuluhan Dan Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Asesmen Halaman:

Tujuan 6. Penyuluhan (sosialisasi) Kd merupakan suatu kegiatan


untuk mendapatkan informasi yang benar tentang
pengurangan dampak buruk Napza dan penanggulangan
HIV-AIDS. Dan sebagai perpanjangan tangan untuk
menyampaikan informasi yang di dapat dari hasil
penyuluhan yang kemudian di sampaikan kembali ke kd
yang merupakan pendatang baru maupun yang ada di
dilokasi / hospot tersebut yang belum mendapatkan
informasi.
7. Penyuluhan (sosialisasi) merupakan strategi yang efektif
untuk membuat kontak ( individu, kelompok ) saling
mensuport dan membuat IDUs dapat belajar bersama
dengan orang lain yang bukan termasuk dari anggota
keluarganya. Sehingga di dalam berinteraksi dengan
orang lain, kd di harapkan akan mendapatkan suatu
perkembangan yang baik dalam pola berfikir menuju
kedewasaan sehingga mampu membentuk Harm
Reduction.
Ruang Lingkup 8. Konselor / PL
9. PE (peer educator)
10. Klien (IDUs)
Definisi operasional Asesmen adalah penjelasan teknis tertulis tentang tata cara
pelaksanaan kegiatan asesmen dan penyusunan rencana
terapi, yang menjadi panduan dasar operasional bagi
petugas.
Tanggung Jawab Konselor / PL bertugas melakukan konseling, penjangkauan
dan asessmen
Prosedur 14. Membuat jadwal kegiatan penyuluhan (sosialisasi)
Mempersiapkan absensi kegiatan.
15. Konselor/ PL mempersiapkan formulir kegiatan harian,
kegiatan penjangakauan, intek klien baru, asesmen dan
formulir rencana kegiatan mingguan yang
terstandarisasi.
16. Konselor/ PL mengarsipkan hasil asesmen
17. Konselor/ PL wajib menjaga kerahasiaan data klien.

Rinda Rahayu (PL) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Rinda Rahayu (PL)
Yayasan Laras
Disetujui oleh:
A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept. 2013
Penyuluhan Dan Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Asesmen Halaman:

Tujuan 8. Penyuluhan Kd merupakan suatu kegiatan untuk


mendapatkan informasi yang benar tentang
pengurangan dampak buruk Napza dan penanggulangan
HIV-AIDS. Dan sebagai perpanjangan tangan untuk
menyampaikan informasi yang di dapat dari hasil
penyuluhan yang kemudian di sampaikan kembali ke kd
yang merupakan pendatang baru maupun yang ada di
dilokasi / hospot tersebut.
9. Tujuan FGD Jangkauan dan Dampingan adalah strategi
yang efektif untuk membuat kontak ( individu, kelompok
) , menjangkau , mensuport dan membuat IDUs dapat
mengurangi resiko penularan, konseling VCT/ konseling
penurunan resiko, distribusi KIE, membantu rujukan
pengobatan dan perawatan dan memberikan Dukungan
( terutama ODHA ) dan Asessment.
10. Pertemuan kelompok dampingan sebaya ini merupakan
kelompok lingkungan sosial dimana WBP belajar
bersama dengan orang lain sesama WBP yang bukan
termasuk dari anggota keluarganya. Sehingga di dalam
berinteraksi dengan orang lain, WPB di harapkan akan
mendapatkan suatu perkembangan yang baik dalam pola
berfikir menuju kedewasaan sehingga mampu
membentuk Harm Reduction.
Ruang Lingkup 11. Petugas Kesehatan
12. Konselor / PL
13. Kader Kesehatan
14. Klien ( WBP )
Definisi operasional Asesmen adalah penjelasan teknis tertulis tentang tata cara
pelaksanaan kegiatan asesmen dan penyusunan rencana
terapi, yang menjadi panduan dasar operasional bagi
petugas
Tanggung Jawab Konselor / PL bertugas melakukan konseling, penjangkauan
dan asessmen
Dibuat oleh:
Ellie Hasan (PM)
Lembaga Advokasi
Disetujui oleh:
& Rehabilitasi Sosial A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen :
SPO Revisi :
PENERIMAAN KLIEN Tanggal Berlaku :
Halaman :
Tujuan Mengelola proses penerimaan klien baru secara profesional
agar pengumpulan dan penggalian data serta informasi
tentang klien yang diperlukan untuk keperluan terapi
didapatkan dengan akurat.
Ruang Lingkup Konselor/staf terlatih/petugas kesehatan, Program Manajer

Definisi adalah proses penapisan (screening) dan pengkajian


Operasional (asessment) kondisi dan motivasi klien sebelum yang
bersangkutan mengikuti program secara penuh.

Tanggung Jawab Konselor/staf terlatih/petugas kesehatan, bertanggung


jawab melakukan proses screening dan asessment.

Program Manajer: menyetujui dan mengetahui proses data


klien baru

Prosedur A. Persyaratan Klien untuk mengikuti Program

1. Memiliki masalah kecanduan yang dibuktikan melalui


pemeriksaan fisik dan tes urin
2. Membawa kelengkapan administrasi sebagai
persyaratan yang telah ditentukan
3. Memiliki keinginan untuk bebas dari kecanduan
tanpa paksaan dari pihak manapun
4. Melakukan konsultasi atau wawancara dengan staf

B. Tahapan pelaksanaan :

1. Melakukan asesmen untuk mendapatkan informasi


mengenai kondisi terkini klien terkait masalah
kecanduannya.
2. Asesmen dilakukan dengan berpedoman pada instrumen
yang terstandarisasi (contoh: ASI/Addiction Severity
Index) yang dilakukan dengan wawancara.
3. Melakukan pemeriksaaan medis untuk mengantisipasi
gejala putus zat dan penyakit lainnya yang mungkin
diderita, seperti asma, diabetes, hipertensi, dan TB.
4. Melakukan tes urin, tes fungsi hati, dan foto thorax
5. Melakukan konseling, VCT dan test HIV
6. Mengisi formulir pendaftaran, lembar pernyataan orang
tua/wali residen dan lembar pernyataan kesediaan
mengikuti program.

Catatan:

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan


proses penerimaan perlu dilakukan hal berikut:
1. Wawancara dalam penerimaan hendaknya menggunakan
pendekatan motivasional untuk meningkatkan motivasi
klien dalam mengikuti program
2. Ketahui secara pasti level tahapan perubahan klien pada
saat proses penerimaan. Pengetahuan tentang tahap
perubahan dapat membantu petugas melakukan
pendekatan wawancara yang lebih tepat

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Ellie Hasan (PM) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)
Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013
Dibuat oleh:
Ellie Hasan (PM)

Yayasan Laras Disetujui oleh:


A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen :
SPO Penerimaan Klien Revisi: Sept. 2013
Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Halaman :

Tujuan Mengelola proses penerimaan klien baru secara profesional


agar pengumpulan dan penggalian data serta informasi
tentang klien yang diperlukan untuk keperluan terapi
didapatkan dengan akurat.

Ruang Lingkup Konselor/staf terlatih/petugas kesehatan, Manajer Program


(PM)

Definisi adalah proses penapisan (skrining) dan pengkajian (asesmen)


Operasional kondisi dan motivasi residen/klien sebelum yang
bersangkutan mengikuti program secara penuh.

Tanggung Jawab Konselor/staf terlatih/petugas kesehatan, bertanggung


jawab melakukan proses skrining dan asesmen

Program Manajer : menyetujui dan mengetahui proses data


klien baru

Prosedur C. Persyaratan Klien untuk mengikuti Program


5. Memiliki masalah kecanduan yang dibuktikan melalui
pemeriksaan fisik dan tes urin
6. Membawa kelengkapan administrasi sebagai
persyaratan yang telah ditentukan
7. Memiliki keinginan untuk bebas dari kecanduan
tanpa paksaan dari pihak manapun
8. Melakukan konsultasi atau wawancara dengan staf

D. Tahapan pelaksanaan :

7. Melakukan asesmen untuk mendapatkan informasi


mengenai kondisi terkini klien terkait masalah
kecanduannya.
8. Asesmen dilakukan dengan berpedoman pada instrumen
yang terstandarisasi (contoh: ASI/Addiction Severity
Index) yang dilakukan dengan wawancara.
9. Melakukan pemeriksaaan medis untuk mengantisipasi
gejala putus zat dan penyakit lainnya yang mungkin
diderita, seperti asma, diabetes, hipertensi, dan TB.
10. Melakukan tes urin, tes fungsi hati, dan foto thorax
11. Melakukan konseling, VCT dan test HIV
12. Mengisi formulir pendaftaran, lembar pernyataan orang
tua/wali residen dan lembar pernyataan kesediaan
mengikuti program.

Catatan:

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan


proses penerimaan perlu dilakukan hal berikut:
3. Wawancara dalam penerimaan hendaknya menggunakan
pendekatan motivasional untuk meningkatkan motivasi
klien dalam mengikuti program
4. Ketahui secara pasti level tahapan perubahan klien pada
saat proses penerimaan. Pengetahuan tentang tahap
perubahan dapat membantu petugas melakukan
pendekatan wawancara yang lebih tepat

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui

Dr. Sari Sa’adatul Aulia Ellie Hasan Andi Muhammad Aslam


Pelaksana Klinik LARAS Manajer Program (PM) Direktur
Tanggal Tanggal Tanggal

Dibuat oleh:

Ellie Hasan (PM)

Yayasan Laras
Disetujui oleh:

A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:

Revisi: Sept. 2013


SPO

KLIEN KEMBALI MASUK Tanggal Berlaku: Sept. 2013


PROGRAM
Halaman:

Tujuan a. Panduan tata laksana klien yang kembali menjalankan program


b. Agar klien dapat belajar dari kegagalannya
c. Agar klien dapat menyelesaikan program seutuhnya

Ruang lingkup a. Klien


b. Konselor
c. Manajer Program (PM) / Koordinator Lapangan
Definisi operasional Klien kembali masuk program adalah klien lama (second admission)
yang pernah menjalani program dan keluar karena terminasi, kabur
atau pulang paksa, kemudian kembali masuk dalam program karena
kambuh atau sebab-sebab lain

Tanggungjawab Manajer Program (atau Korlap) bersama Konselor membuat


kesepakatan bersama Klien untuk menentukan terapi dan durasi
waktu rawatan sesuai hasil asesmen

Prosedur: 1. Konselor/petugas melakukan skrining melalui tes urin


dan berbagai pemeriksaan penunjang lainnya
2. Konselor/ petugas melakukan pemeriksaan awal
untuk melihat masalah gangguan kejiwaan klien
3. Konselor/ petugas dapat menerima kembali klien jika
tidak terdapat gangguan jiwa yang bermakna
4. Dilakukan asesmen dan wawancara motivasional atas
apa yang dialami klien (mengapa kambuh, apa yang
dilakukan selama berada di luar program)
5. Apabila klien kembali masuk karena dirujuk oleh
instansi pemerintah maka perlu dipertimbangkan
untuk durasi rawatan yang dibutuhkan klien
6. Penyusunan program rawatan dilihat dari hasil
asesmen, dan durasi dalam program rawat inap
tergantung pada:
a. Permintaan rujukan
b. Status pekerjaan / sekolah
c. Status dalam keluarga (apakah sebagai pencari
nafkah /sumber penghasilan utama dalam
keluarga
7. Meminta komitmen / perjanjian klien dalam
menjalankan program yang telah disepakati
8. Menyusun program rawatan lanjutan baik dilakukan
oleh lembaga sendiri atau berupa rujukan

Dibuat oleh Menyetujui Mengetahui


Ellie Hasan (PM) A.M. Aslam (Direktur) Mukti Ali Aziz (Dewan Pendiri)

Tanggal 30 Agustus 2013 Tanggal 2 September 2013 Tanggal 2 September 2013


Dibuat oleh:
Mirawai Ismail (PL)

Lembaga Advokasi & Disetujui oleh:


Rehabilitasi Sosial A.M. Aslam (Direktur)

No. Dokumen:
SPO Revisi: Sept.2013
RUJUKAN KLIEN PENDAMPINGAN Tanggal Berlaku: Sept. 2013
Halaman:

Tujuan 7. Memberikan layanan yang dibutuhkan klien yang tidak ada dalam
fasilitas yang diberikan oleh ORC;
8. Meningkatkan layanan rujukan bagi klien yang membutuhkan;
9. Klien mendapatkan fasilitas pelayanan dari lembaga/profesi yang
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan.

Ruang Lingkup 28. Fasilitas/lembaga LARAS


29. Pihak/Instansi layanan terkait dengan rujukan

Definisi Mekanisme yang mengatur tatacara melakukan rujukan dari fasilitas ORC
Operasional ke pihak/instansi yang terkait rujukan atau sebaliknya.

Tanggung Jawab 9. Pimpinan/Direktur Lembaga


10. PM / Koordinator Lapangan
11. Konselor
12. Petugas Penjangkau

Prosedur 30. Konselor atau Petugas Penjangkau melaporkan kepada


PM/Koordinator tentang hasil asesmen/pemeriksaan oleh
terapis/dokter/konselor, bahwa klien membutuhkan jenis layanan
terapi yang tidak tersedia di lembaga, sehingga perlu dirujuk ke
layanan terkait rujukan;
31. Konselor membuat Surat Rujukan* yang ditandatangani
PM/Koordinator; Commented [N3]: Cek dgn klinik

32. Konselor atau Petugas Penjangkau mendampingi klien ke tempat


layanan rujukan dengan membawa Surat Rujukan;
33. PM/Koordinator melakukan koordinasi dengan instansi rujukan untuk
pemantauan proses dan hasil rujukan;
34. Konselor menindak lanjuti proses pasca rujukan, apakah kembali ke
fasilitas atau terminasi program (selesai/belum selesainya klien
menjalankan program);
35. Konselor melaporkan hasil rujukan kepada PM/Koordinator.
Dibuat oleh Menyetujui

El Andi Muhammad Aslam


(Program Manajer) (Direktur)

Tanggal Tanggal

Anda mungkin juga menyukai