Sistem Rem
Sistem Rem
Sistem Rem
FUNGSI REM :
Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.
PRINSIP REM
Prinsip rem adalah merubah energi gerak menjadi energipanas. Umumnya, rem bekerja disebabkan
oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking
effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek / benda.
TIPE REM
Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe
tergantung pada penggunaannya.
Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Rem parkir (parking brake) untuk memarkir kendaraan.
Rem tambahan (auxiliary brake) untuk membantu rem kaki dan digunakan pada kendaraan besar.
1
REM KAKI
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi dua tipe : rem hidrolis (hydraulic brake) dan rem
pneumatis (pneumatis brake).
Rem hidraulis mempunyai keuntungan lebih respon (lebih cepat) dan konstruksi lebih sederhana,
sedangkan rem pneumatis menggunakan kompresor yang menghasilkan udara bertekanan untuk
menambah daya pengereman.
F2 = F1 x A
B
F1 : Tenaga pedal (kg).
F2 : Output push rod (kg).
A1 : Jarak pedal ke fulcrum.
A2 : Jarak pushrod ke fulcrum.
2
Ada dua tipe master silinder, tunggal dan ganda
(tandem). Pada umumnya untuk sistem rem digunakan
master silinder tipe ganda (tandem), yang mempunyai
keuntungan bila salah satu sistem tidak bekerja , tetapi
sistem lain tetap berfungsi dengan baik. Pada sistem
penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan
dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan
penggerak roda depan, terdapat beban tambahan pada
roda depan,untuk mengatasi hal ini digunakan diagonal
splithydraulic system.
Cara Kerja
Saat pedal rem tidak diinjak :
3
Outlet Check Valve
KOMPONEN
Backing Plate
4
Backing plate terbuat dari baja press, karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya
pengereman tertumpu pada backing plate.
Silinder Roda
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila timbul tekanan
hidraulis pada master silinder maka akan menggerakkan piston cup, piston akan menekan ke arah
sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke
posisi semula karena kekuatan pegas pembalik sepatu rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem.
Sepatu Rem dan Kanvas Rem
Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara
dikeling atau dilem.
Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastik dan
sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan
harus dapat menahan panas dan aus.
Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron). Ketika
kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang
menimbulkan panas yang mencapai suhu 200 –
300°C.
5
Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing
memiliki satu piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe
sehingga daya pengereman baik.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe
sehingga daya pengereman kurang baik.
Tipe Uni-Servo
Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang
mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. Gaya pengereman
tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
6
IV. DAYA PENGEREMAN
Daya pengereman dipengaruhi oleh :
Temperatur kanvas. Gesekan akan berkurang dan gaya pengereman akan menurun ketika tromol
dan kanvas telah menjadi panas.
Posisi persinggungan antara tromol dan kanvas, walaupun luas daerah persinggungan mungkin
sama.
7
Cara Kerja
Bila pedal rem ditekan saat kendaraan mundur, sepatu rem no. 2 bergerak dari anchor pin, dan
menarik adjusting cable. Ini menyebabkan adjusting lever memutar adjusting screw dan menyetel
celah.
Cara Kerja
Bila pedal rem diinjak, maka piston dan link bergerak ke atas. Hal ini menyebabkan tuas penyetel
otomatisbergerak mengelilingi pin pada arah putaran kebalikan.
8
a. Celah Sepatu Rem Standar
Bila gerakan piston kecil, maka gerakan tuas penyetel otomatis juga kecil. Gerakan tuas penyetel
hanya maju-mundur diantara 2 gigi adjusting wheel, jadi adjusting wheel tidak berputar.
9
a. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar
Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut dari
adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibebaskan, adjusting lever akan turun dan memutar
adjusting screw sehingga menyetel celah.
10
pengereman dihasilkan karena gesekan antara disc pad dan disc rotor.
Keuntungan :
Radiasi panas baik.
Bila terkena air lebih cepat kering.
Konstruksi sederhana.
Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.
Kerugian :
Self energizing effect kecil.
Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
Pad lebih cepat aus.
II. KOMPONEN-KOMPONEN
Pad Rem
Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc
pad. Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan
(mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa pad terdapatanti-squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat
pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.
11
III. JENIS-JENIS CALIPER
Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi disc
Cara Kerja
Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston
(A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B)
menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman.
12
Cara Kerja
1. Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk elastis seperti pada gambar. Bila pedal rem
dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali. Besarnya
deformasi (amount of deformation) seal adalah celah pad.
2. Celah Terlalu Besar (Pad Aus)
Saat pad aus, bila rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh, tetapi besarnya deformasi
seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama besar dengan
deformasi seal, dan celah sepatu rem telah distel.
REM PARKIR
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan
untuk memarkir kendaraan.
Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake. Kendaraan
penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe
center brake.
13
CARA KERJA
Mekanisme kerja (operating mechanism) pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir roda belakang
dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi.
Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever,
pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa tipe tuas yang
digunakan tergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem
kerja yang dikehendaki.
Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada
beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem untuk memudahkan
penyetelan.
Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda
belakang,dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan
kanan
Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.
14
Tipe Rem Parkir Sharing
Tipe rem ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya dilakukan secara mekanik dengan sepatu
rem atau pad rem.
15
Pada rem parkir tipe ini daya pengeremannya terjadi saat sepatu rem yang diam menekan bagian
dalam tromol yang berputar bersama out put shaft transmisi.
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.
BOOSTER REM
Booster berfungsi untuk melipat gandakan (2 sampai 4 kali) daya penekanan pedal, sehingga daya
pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.
Contoh :
Bila pedal rem ditekan dengan gaya 40 kg, gaya ini diperbesaroleh tuas pedal menjadi 200 kg untuk
menekan booster. Misalkan besarnya vakum pada booster adalah 500 mm.Hg, gaya output yang
dihasilkan adalah 410 kg.
PRINSIP KERJA
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke kanan oleh pegas. Bila
tekanan atmosfirmasuk ke ruang A, maka piston bergerak ke kiri menekan pegas karena adanya
perbedaan tekanan, menyebabkan batang piston menekan piston master silinder.
KONSTRUKSI
16
Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum (diesel) atau intake manifold (bensin)
melalui check valve.
Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya memungkinkan udara mengalir dari
booster ke vacuum pump.
Ruang booster terbagi menjadi dua bagian oleh diapragm yaitu constant pressure chamber dan
variable pressure chamber.
Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vacum valve.
Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem.
CARA KERJA :
air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring bertemu
dengan control valve sehingga tertutup, dan udara luar tidak
bisa masuk ke variable pressure chamber.
Vacum valve terbuka menyebabkan terjadinya kevakuman
pada constant dan variable pressure chamber. Piston
terdorong ke kanan oleh pegas diapragma.
17
Ketika Pedal Rem Ditekan
valve operating rod mendorong air valve dan control valve, menyebabkan vacum valve tertutup dan
air valve terbuka. Hal ini menyebabkan udara luar
masuk ke variable pressure chamber.
Perbedaan tekanan antara variable dan constant
pressure chamber menyebabkan piston bergerak
ke kiri.
KATUP PENYEIMBANG
Kendaraan yang mesinnya terletak di depan, bagian
depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian
belakangnya. Bila kendaraan direm, akan
menyebabkan beban ban depan bertambah
dan beban ban belakang berkurang.
Dengan alasan tersebut, diperlukan proportioning valve yang berfungsi untuk mengurangi tekanan
hidraulis untuk wheel cylinder roda belakang, sehingga mencegah terjadinya ngepot. Proportioning
valve ditempatkan pada brake pipe belakang.
18
JENIS-JENIS PROPORTIONING VALVE
PRINSIP KERJA
Tekanan Master Cylinder Tidak Ada
Piston terdorong ke kanan oleh pegas, katup C terbuka.
19
Tekanan Master Cylinder Rendah
Tekanan hidraulis dari master silinderditeruskan dari ruang A
ke ruang B melalui katup C. Tekanan di ruang A dan B
menjadi sama. Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih
besar dari pada ruang A, menyebabkan piston bergerak ke
kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas yang mendorong
piston dan menyetop gerakan piston bila mencapai titik
dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis.
20
Tekanan Master Silinder Rendah
Piston terdorong ke kanan oleh pegas. Minyak rem mengalir dari master silinder melalui celah
antara cylinder cup dan piston ke wheel cylinder belakang.
Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak langsung mengunci (rem
tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
22
Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masingmasing roda depan.
Switch Lampu Rem : mendeteksitanda pengereman dan mengirimkansignal ke ABS
computer.
Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa padaABS ada yang tidak
berfungsi.
ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masingwheel cylinder dengan
signaldari ABS computer.
ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensorkomputer
menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim signal ke ABS actuator.
23