Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERMEABILITAS TANAH
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menghitung dan menentukan tingkat permeabilitas tanah
2. Mahasiswa mampu menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat
permeailitas tanah
3. Mahasiswa mampu menganalisis pengaruh dari tingkat permeabilitas
terhadap erosi
Perhitungan permeabilitas
VI. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan dengan mengambil contoh tanah di Desa
Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu. Lokasi ini penggunaan lahannya
yaitu hutan berupa hutan pinus. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan
dengan 2 cara, yaitu dengan cara pengambilan tanah agregat utuh yaitu
dengan menggunakan ring dan pengambilan conhtoh tanah bebas yaitu
dengan mengambil contoh tanah langsung. Selanjutnya, contoh tanah ini akan
diukur tingkat permeabilitasnya di laboratorium.
Pengukuran tingkat permeabilitas tanah dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan tanah untuk meloloskan air
dalam luasan permukaan tertentu dengan waktu tertentu yang dibutuhkan.
Pengukuran ini dilakukan dengan cara merendam dulu contoh tanah dalam
ring dengan 2 cm air dengan tujuan untuk menjenunhkan air dalam tanan yang
telah dikering anginkan. Selanjutnya, melakukan penetesan air secara konstan
dengan pipet secara memutar seperti halnya terjadi hujan, dengan demikian air
yang telah jenuh dan ditambah lagi maka air yang jenuh tersebut akan
diloloskan dan menetes ke beaker glass di bawah kaki tiga yang diumpakan
seperti bagian bawah tanah. Waktu yang dibutuhkah untuk meloloskan air
dihitung dengan stopwatch pada awal contoh tanah ini meneteskan air hingga
berhenti atu tidak menetes lagi airnya. Air yang diteteskan dalam contoh tanah
1 ring itu sebanyak 100 ml. Tetapi, tidak semua air tersebut dapat diloloskan,
tergantung beberapa factor seperti tekstur tanah, kandungan bahan organik, dll
Contoh tanah utuh dari daerah penelitian ini memiliki nilai tingkat
permeabilitas 16,8 cm/jam. Dalam klasifikai tingkat permeabilitas menurut
Uhland dan O’neal, 1951 termasuk dalam kategori cepat yaitu dalam
rentangan 12,500 cm/jam - 25,500 cm/jam.volume air yang dapat diloloskan
oleh contoh tanah ini adalah 96 cm3 dari jumlah air yang diteteskan
seluruhnya 100 ml. Jadi, sisanya masih terikat di tanah oleh kandungan bahan
organik. Sedangkan waktu yang dibutunkan untuk meloloskan air adalah
48,017 menit. Perhitungan rumus tingkat permeabilitas tanah (k) dilakukan
dengan mengalikan volume air yang diloloskan dengan tebal tanah, kemudian
dibagi dengan luas permukaan tanah dikali dengan tinggi muka air tanah saat
direndam dan waktu yang dibutuhkan untuk meloloskan air. Sehingga
didapatkan angka tingkat permeabilitas tanah.
Faktor yang mempengaruhi cepatnya tingkat permeabilitas tanah ini
disebabkan karena tekstur tanahnya didominasi oleh fraksi pasir, dimana
fraksi pasir merupakan penyusun pori makro yang juga disebut pori drainase.
Fraksi ini lebih mudah meloloskan air daripada pori mikro yang terdiri dari
fraksi pengikat air seperti lempung. Selain itu, karena contoh tanah ini diambil
pada daerah hutan, dimana banyak pohon besar (pohon pinus), maka terdapat
banyak perakaran dan aktivitas organik seperti cacing dll yang sangat
berperan dalam pembentukan saluran untuk pergerakan air dan udara. Saluran
yang terbentuk umumnya berbentuk pipa yang kontinu dengan panjang yang
dapat mencapai satu meter (Brady dan Weil, 2008). Faktor lainnya adalah
susunan pori yang terisi udara dan airnya atau disebut tingkat porositasnya
rendah. Aliran air yang masuk ke dalam tanah sangat dipengaruhi oleh jumlah
rongga atau lebih sering disebut pori-pori yang ada di dalam tanah. Semakin
banyak pori yang ada, maka jalan masuknya air ke dalam tanah akan semakin
banyak.
Tingkat permeabilitas contoh tanah ini berhungan degan tingkat
infiltrasi tanah. Dimana apabila tingkat permeabilitas cepat, artinya air yang
diloloskan ke bawah tanah semakin besar dan infiltrasinya tinggi. Apabila
infiltrasi tinggi, maka air yang dialirkan ke permukaan (Runh of) tanah
tersebut rendah. Apabila aliran permukaannya tinggi dan tingkat
permeabilitasnya lambat, maka tanah akan lebih peka terhadap erosi daripada
tanah yang permeabilitasnya cepat (Permeable). Jadi, contoh tanah di Desa
Songgokerto ini tingkat permeabilitasnya cepat dan kurang peka teradap erosi.
VII. KESIMPULAN
1. Tingkat permeabilitas di Desa Songgokerto, Kec. Batu, Kota Batu ini
dapat diuji di laboratorium dan dihitung dengan menggunakan rumus (k)
yang hasilnya adalah 16,8 cm/jam. Menurut klasifikasi tingkat
permeabilitas menurut Uhland dan O’neal, 1951 termasuk dalam kategori
cepat yaitu dalam rentangan 12,500 cm/jam - 25,500 cm/jam
2. Faktor yang mempengaruhi cepatnya tingkat permeabilitas di Desa
Songgokerto, Kec. Batu, Kota Batu ini adalah Tekstur tanahnya
didominasi fraksi pasir dengan pori makro atau pori drainase, porositasnya
rendah, dan adanya aktivitas organik dan banyak perakaran karena di
daerah hutan. Sehingga banyak pori yang terbentuk sebagai lubang untuk
meloloskan air
3. Tingkat permeabilitas yang cepat ini menyebabkan air yang mampu
terloloskan ke bawah tanah tinggi dan infiltrasinya tinggi. Sehingga, air
yang teralirkan ke permukaan tanah rendah. Jadi, kepekaan tanah
ternhadap erosinya rendah