PENDAHULUAN
Pemungutan pajak merupakan suatu bentuk kewajiban warga Negara selaku Wajib
Pajak serta peran aktif untuk membiayai berbagai keperluan Negara yaitu berupa
untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan Negara.Sejalan dengan reformasi perpajakan (tax
reform) tahun 1983 yang menghasilkan perubahan yang mendasar pada sistem dan
mekanisme pemungutan pajak dari official assessment menjadi self assessment system,
dimana dalam hal ini Wajib Pajak lah yang harus aktif dalam melaksanakan kewajiban
Ini menjadikan tugas Direktorat Jenderal Pajak untuk menetapkan pajak setiap Wajib
yang disampaikan.Tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini khususnya yang
perpajakan dari Wajib Pajak, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Fungsi Pengawasan sebagai salah satu tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak pada
yang berkaitan satu sama lainnya, terutama dalam hubungannya dengan usaha penegakan
kepatuhan Wajib Pajak akan kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu Peranserta Wajib
Pajak dalam sistem pemungutan pajak sangat menentukan tercapainya rencana penerimaan
pajak. Penerimaan pajak yang optimal dapat dilihat dari berimbangnya tingkat penerimaan
pajak aktual dengan penerimaan pajak potensial atau tidak terjadi tax gap.
Menurut James yang dikutip oleh Gunadi (2005 : 4) menyatakan bahwa: “Besarnya
tax gap mencerminkan tingkat kepatuhan membayar pajak (tax compliance)”. Oleh
karena itu, kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor utama yang mempengaruhi realisasi
penerimaan pajak. Kepatuhan yang dimaksudkan merupakan istilah tingkat sampai dimana
Misal jika Wajib Pajak membayar dan melaporkan pajak terutangnya tepat waktu, Serta
adanya kesadaran dari wajib pajak itu sendiri untuk melakukan kewajiban nya, maka
Namun hal ini belum sepenuhnya diterapkan sehingga kepatuhan akan Self
Assesment System belum berjalan dengan baik. Dimana permasalahan ini pernah diteliti
oleh Tarjo dan Indra kusumawati yang berjudul Analisis Perilaku Wajib pajak orang
pribadi terhadap pelaksanaan Self Assesment system Suatu Studi di Bangkalan. Dari
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa self assesment system di bangkalan belum
terlaksana dengan baik. Karena wajib pajak masih banyak yang tidak menghitung sendiri
pajak terutangnya meskipun dalam fungsi membayar sudah baik karena wajib pajak telah
menyetorkan pajak terutangnya sebelum jatuh tempo, tetapi ada wajib pajak yang
terjadi yaitu dapat dilihat dari data statistik Kantor Pelayanan Pajak. Permasalahan terjadi
pada tahun 2004 sampai dengan 2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel I.1
Data Wajib Pajak Orang Pribadi pada tahun 2004 sampai dengan 2008
Tahun WPOP Terdaftar WPOP melapor SPT Persentase
2004 20.543 6.548 31,87%
2005 23.067 6.600 28,61%
2006 24.990 6.947 27,79%
2007 43.287 9.062 20,93%
2008 56.067 8.650 15,43%
Dari data tersebut dapat terlihat bahwa permasalahan muncul setiap tahunnya. Dari
tahun 2004 sampai tahun 2008, di tahun 2004 persentase sebesar 31,87% sedangkan pada
tahun 2005 sebesar 28,61%, dari tahun 2004 ke 2005 mengalami penurunan sebesar
3,26%. Dan pada tahun 2006 persentase nya sebesar 27,79% mengalami penurunan
sebesar 0,82%. Dan pada tahun 2007 persentase sebesar 20,93% mengalami penurunan
sebesar 6,86%. Dan pada tahun 2008 persentase sebesar 15,43% mengalami penurunan
sebesar 5,5%. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apa yang menyebabkan penurunan
setiap tahunnya.
Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Xxx.
B. Identifikasi Masalah
1. Jumlah wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama xxx beberapa tahun mengalami
2. Wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Xxx kesulitan dalam
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh Self Assesment
Assesment System terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP
Pratama Xxx.
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Definisi Pajak
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha
pajak merupakan prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum
yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Dalam bukunya Dasar-dasar Hukum
Dari definisi di atas terlihat ada beberapa hal pokok yang bisa disimpulkan, yaitu :
3. Tidak mendapatkan kontraprestasi, jadi rakyat yang membayar pajak tidak merasakan
pelayanan.
2. Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan
Pajak mempunyai fungi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber
pembangunan.
Pajak mempunyai fungsi regulerend artinya pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan
3. Jenis Pajak
Dalam resmi (2003:7), di Indonesia pajak dikelompokkan menurut beberapa kategori,
yaitu menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutannya.
1. Menurut Golongannya
a. Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh
WajibPajak dan tidak dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak
lain.
b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
2.Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang penggenaannya memperhatikan pada keadaan
pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya.
b. Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenaanya memperhatikan pada objeknya baik
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah baik Daerah
1. Asas-asas Pemungutan Pajak Dalam Waluyo (2007: 13) terdapat empat asas-asas
pemungutan pajak yang dikemukan oleh Adam Smith yaitu: Equality, Certainty,
a. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak
atau abilityto pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima.Adil dimaksudkan
b. Certainty
Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
c. Convenience
Kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-
saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak. Sistem pemungutan ini disebut Pay as
You Earn.
d. Economy
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
pajak.
Ciri-cirinya :
3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Ciri-cirinya :
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak
itu sendiri.
2. Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri
ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang memberi wewenang yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya :
1. Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga,
membayar sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku.Selain itu Wajib Pajak diwajibkan pula melaporkan secara teratur jumlah pajak
yang terutang dan telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam peraturan perpajakan.
Pembayaran pajak selama tahun berjalan pada dasarnya merupakan angsuran pajak
Sejak tahun 1984 Self Assesment System di bidang perpajakan di indonesia telah
Official Assesment. Didalam Self Assesment System tidak semua SPT Wajib pajak
dilakukan pemeriksaan pajak, hanya SPT dengan kriteria tertentu, misalnya SPT lebih
bayar yang dilakukan pemeriksaan pajak (ketentuan Undang Hukum dan Perpajakan).
Hakikat Self Assessment System adalah penetapan sendiri besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.Pada sistem ini, masyarakat Wajib Pajak diberikan kepercayaan dan
tidaknya pelaksanaan self assesment system dan merupakan kriteria self assesment
system.
Dari sisi wajib pajak terdapat dua faktor utama yang mendukung keberhasilan
tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan self assesment system, yaitu
Dari sisi DJP terdapat tiga faktor yang mendukung tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam memenuhi kewajiban pajak dengan self assesment system, yaitu
7. Kepatuhan
Adanya sanksi administrasi maupun sanksi hukum pidana bagi Wajib Pajak yang
perpajakan atau tax compliance.Kepatuhan adalah ketaatan atau berdisiplin, dalam hal
ini kepatuhan pajak diartikan secara bebas adalah ketaatan dalam menjalankan semua
peraturan perpajakan.
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan juga perilaku yang taat
pengawasan memegang peranan sangat penting dalam self assessment system, karena
tanpa pengawasan dalam kondisi tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah,
mengakibatkan sistem tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sehingga Wajib Pajak
pun akan melaksanakan kewajiban pajaknya dengan tidak benar dan pada akhirnya
a. Indoctrination
didoktrinir untuk berbuat demikian.Sejak kecil manusia telah dididik agar mematuhi
b. Habituation
Oleh karena sejak kecil mengalami proses sosialisasi, maka lama kelamaan
c. Utility
teratur, akan tetapi apa yang pantas dan teratur untuk seseorang, belum tentu pantas
dan teratur bagi orang lain. Karena itu diperlukan patokan tentang kepantasan dan
keteraturan tersebut, patokan tadi merupakan pedoman atau takaran tentang tingkah
laku dan dinamakan kaedah.Dengan demikian, maka salah satu faktor yang
menyebabkan orang taat pada kaidah adalah karena kegunaan dari pada kaidah
tersebut.
d. Group Identification
Dari satu sebab mengapa seseorang patuh pada kaidah adalah karena kepatuhan
kelompok lainnya, akan tetapi justru karena ingin mengadakan identifikasi dengan
1. Compliance
akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman yang
mungkin dijatuhkan. Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada suatu
keyakinan pada tujuan kaidah hukum yang bersangkutan dan lebih didasarkan
akan ada, apabila ada pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaidah-kaidah
hukum tersebut.
2. Identification
karena nilai intrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan kelompok tetap terjaga
serta ada hubungan baik dengan mereka yang diberi wewenang untuk
3. Internalization
adalah sesuai dengan nilai-nilainya sejak semula pengaruh terjadi, atau oleh
karena dia merubah pola-pola yang semula dianutnya. Hasil dari proses tersebut
adalah suatu konformitas yang didasarkan pada motivasi secara intrinsik. Pusat
kekuatan proses ini adalah kepercayaan orang terhadap tujuan dari kaidah-kaidah
Wajib Pajak dalam menentukan besarnya penerimaan negara dari sektor pajak yang
bahwa kepatuhan pajak merupakan pelaksanaan atas kewajiban untuk menyetor dan
peraturan dan prosedur perpajakan serta pelayanan yang baik dan cepat dari Wajib
Pajak.
kewajibannya dalam melaksanakan kewajiban pajaknya. Kepatuhan pajak ada dua jenis
yaitu:
1. Kepatuhan Formal yaitu suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhikewajiban
2. Kepatuhan Material yaitu suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantif
hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa
UU perpajakan.
8. Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemungut pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak sebagai Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu yang dapat diberikan
Menurut Undang- undang Pajak, Wajib Pajak patuh adalah mereka yang
2. Wajib pajak memiliki pengetahuan yang luas terhadap sistem perpajakan yang
berlaku.
3. Wajib Pajak tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana
4. Wajib Pajak harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak apabila memiliki
c. Mengisi dengan lengkap, jelas dan benar dan menandatangani sendiri SPT dan
dengan lampiran-lampiran.
Undang-Undang.
tahun yang sedang berjalan, sesuai dengan pajak dari tahun terakhir atau sesuai
yangditentukan.
Surat Pemberitaan.
kekeliruan yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak (SKP) dalam penerapan
kewajiban perpajakannya.
9. Pengertian orang Pribadi
perusahaan.
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
perundang-undangan perpajakan.
Fungsi SPT
b. Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan atau melalui pemotongan pajak atau pemungutan pajak lain dalam satu tahun
atau pemungutan pajak orang pribadi dalam satu masa pajak, yang ditentukan
a. Wajib pajak harus mengambil sendiri blangko SPT pada kantor Pelayanan Pajak
diberikan. Pengisian formulir SPT yang tidak benar mengakibatkan pajak yang
c. SPT diserahkan kembali ke Kantor Pelayanan Pajak yang bsangkutan dalam batas
waktu yang ditentukan, dan akan diberikan tanda terima tertanggal. Apabila SPT
dikirim melalui Kantor Pos harus dilakukan secara teratur, dan tanda bukti serta
Jenis SPT
a. SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau
b. SPT Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan pembayaran pajak yang terutatang dalam suatu tahun pajak.
a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
b. Wajib Pajak Orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang jumlahnya telah melebihi PTKP.
f. WNI yang bekerja pada perwakilan Asing dan perwakilan organisasi Internasional.
g. Orang asing yang berada di indonesia lebih.
B. KERANGKA KONSEPTUAL
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar
ke kas negara. Dengan system ini diharapkan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
meningkat.
Menurut Siti Resmi (2007 : 20) dalam buku perpajakan Teori dan kasus bahwa sistem
pemungutan pajak (Self assesment system) mempunyai arti bahwa penentuan besarnya
pajak yang terutang dipercayakan kepada wajib pajak sendiri dan melaporkan secara
teratur jumlah wajib pajak yang terutang dan yang telah dibayar sesuai dengan ketentuan
Dalam ketentuan ini digariskan bahwa self assesment system mempunyai pengaruh
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak itu sendiri, sehingga pembinaan masyarakat wajib
pajak dapat dilakukan melalui berbagai upaya antara lain peberian penyuluhan
pengetahuan perpajakan, baik melalui media massa maupun penerangan langsung kepada
masyarakat. Dengan berpegang teguh pada prinsip tersebut, maka arah dan tujuan system
self assesment system terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak itu sendiri akan berjalan
dengan efektif.
dua menyatakan dalam self assesment system wajib pajak harus aktif memenuhi
kewajiban perpajakannya mulai dari mendaftarkan diri, mengisi SPT dengan jujur, baik
dan benar sampai dengan melunasi pajak terutang tepat pada waktunya.
Dalam hal ini, walaupun sudah tersedia ancaman hukuman pidana bagi wajib pajak
yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya, akan tetapi kenyataannya masih banyak
wajib pajak yang tidak atau belum sepenuhnya memenuhi kewajibannnya. Hal ini terkait
GAMBAR
KERANGKA KONSEPTUAL
C. HIPOTESIS
berikut:
Ha : Adanya Pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap self
Ho :Tidak Adanya Pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap self