Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri kepribadian


yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,menyimpang secara jelas
dari norma-norma budaya dan maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk,
tidak fleksibel dan biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini
disebabkan pada usia ini masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan
komplek. Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat kepribadian
yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Akibatnya dia
akan mengalami “kerusakan” berat dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang
pekerjaannnya atau dirinya terasa sangat menderita.1

Menurut David & Neale, orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan
tidak adanya keinginan dan tidak menikmati hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman
dekat. Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan
terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang
kuat, tidak tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan. Mereka mungkin
menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan
orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat
sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar
ditoleransi oleh orang lain.2

Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan mereka
mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu. Mampu menanamkan
sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika dan
astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat
mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada kemungkinan orang tersebut mampu menyusun,
mengembangkan dan memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif.2

Sulit untuk secara akurat menilai prevalensi gangguan ini karena orang dengan
gangguan kepribadian skizoid jarang mencari pengobatan. Penderita gangguan kepribadian
2

skizoid pada umumnya terjadi pada laki-laki lebih daripada perempuan, dan lebih sering
terjadi lagi pada orang yang memiliki kerabat dengan penderita skizofrenia.6

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi, epidemiologi, gambaran klinis, diagnosis, diagnosis banding dan
terapi gangguan kepribadian skizoid.
2. Sebagai tugas makalah untuk melengkapi kepaniteraan klinik di Departemen Psikiatri.

1.3 Manfaat Pembuatan Makalah


Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan mengenai
gangguan kepribadian skizoid.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Pola perilaku berupa pelepasan diri dari hubungan sosial disertai kemampuan ekspresi
emosi yang terbatas dalam hubungan interpersonal pervasif, berawal sejak dewasa muda dan
nyata dalam berbagai konteks. 3 Gangguan keperibadian skizoid didiagnosis pada pasein yang
menunjukkan pola penarikan diri dari kehidupan sosial seumur hidup. Ketidaknyamanan
mereka dengan interaksi manusia, ketertutupan mereka, serta afek mereka yang menyempit
dan samar patut diperhatikan. Penderita gangguan kepribadian skizoid sering dilihat oleh
orang lain sebagai orang yang eksentrik, terisolasi atau kesepian. 2

2.2 Epidemiologi

Penderita keperibadian skizoid sangat jarang,yaitu hanya sekitar 0,4 hingga 1,7 persen
dari orang dewasa yang menunjukkan gangguan ini dalam beberapa waktu kehidupannya.
Jumlah laki-laki pengidap skizoid yang mencari bantuan klinis dibandingkan perempuan
yang sama adalah 3:1.4 Prevalensi gangguan kepribadian skizoid belum jelas, namun
gangguan kepribadian skizoid mempengaruhi 7,5% populasi umum. Rasio jenis kelamin juga
belum diketahui. Namun dari beberapa penelitian dikatakan bahwa rasio laki-laki dan
perempuan yaitu 2:1. Orang dengan gangguan tersebut cenderung tertarik ke arah pekerjaan
soliter yang melibatkan sedikit atau tidak ada kontak dengan orang lain. Lebih suka kerja
malam hari, sehingga mereka tidak perlu berurusan dengan banyak orang.2 Terdapat sedikit
peningkatan jumlah gangguan kepribadian schizoid di antara keluarga penderita skizofrenia,
tetapi hubungan antara kedua jenis gangguan ini tidak jelas.6

2.3 Gejala Klinis

Orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri


terhadap lingkungan sosial yang lama, rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar
sesama, sifat introversi, dan afek terbatas. Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin,
mengucilkan diri, menjauhkan diri, dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan
permasalahan dengan orang lain. Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri
dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan orang lain yang sangat kecil. Mereka adalah
yang terakhir menangkap perubahan gaya hidup popular.1
4

Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat sendirian dan keberhasilan


pada pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain.
Kehidupan seksual mereka mungkin semata-mata hanya dalam fantasi dan mereka mungkin
menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu. Pria mungkin tidak menikah karena
mereka tidak mampu untuk mendapatkan keintiman, wanita secara pasif setuju untuk
menikah dengan seorang laki-laki yang agresif dan menginginkan pernikahan. Biasanya
orang dengan gangguan kepribadian skizoid mengungkapkan ketidakmampuan seumur
hidupnya untuk mengekspresikan kemarahan secara langsung. Mereka mampu menanamkan
sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika,
astronomi. Walaupun orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak meresap ke dalam
diri sendiri dan terlibat mimpi di siang hari yang berlebihan, mereka tidak menunjukkan
kehilangan kapasitas untuk mengenali realitas. Tindakan agresif jarang termasuk dalam
kumpulan respon mereka. Sebagian besar ancaman, biasanya diatas dengan cara
kemahakuasaan khayalan dan kepasrahan. Mereka seringkali terlihat sebagai orang-orang
yang eksentrik, terisolasi, dan kesepian. Akan tetapi pada suatu waktu, orang-orang ini
mampu menyusun, mengembangkan, dan memberikan pada dunia suatu gagasan yang asli
dan kreatif.1

2.4 Diagnosis

Pada pemeriksaan psikiatrik awal, pasien dengan gangguan kepribadian skizoid dapat
tampak tidak nyaman. Mereka jarang menoleransi kontak mata, dan pewawancara dapat
menyangka bahwa pasien tersebut ingin wawancara berakhir. Afek mereka mungkin terbatas
, terasing atau serius berlebihan, tetapi di balik pengasingan diri mereka, klinisi yang sensitif
dapat mengenali adanya rasa takut. Pasein ini merasa sulit untuk menjadi periang. Upaya
mereka untuk bercanda tampak tidak matang dan gagal. Pembicaraan mereka bertujuan,
tetapi mereka cenderung memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan dan menghindari
pembicaraan spontan. Mereka kadang-kadang menggunakan bentuk bicara yang tidak biasa,
seperti metafora yang aneh dan dapat terpaku pada benda mati atau benda metafisis. Isi jiwa
mereka dapat mengungkapkan rasa keintiman yang tidak beralasan dengan orang yang tidak
mereka kenal dengan baik atau lama tidak mereka temui. Sensorium mereka baik, fungsi
daya ingat baik, dan interpretasi peribahasa abstrak.2
5

Kriteria diagnostik DSM_IV:2


A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi yang
terbatas dalam lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan
ditemukan empat (atau lebih) gejala berikut :
(1) Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi
bagian dari keluarga.
(2) Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.
(3) Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalaman seksual
dengan orang lain.
(4) Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.
(5) Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara
derajat pertama.
(6) Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
(7) Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood


dengan ciri psikotik , gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan
pervasif , dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.

Diagnosis menurut PPDGJ III, untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari
deskripsi berikut:5
(1) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
(2) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
(3) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau kemarahan
terhadap orang lain
(4) Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman
(5) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang
lain(perhitungkan usia penderita)
(6) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
(7) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
(8) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada
hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu
(9) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
6

2.5 Diagnosis Banding

Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dengan skizofrenia, gangguan waham, dan


gangguan mood dengan gejala psikotik. Gangguan kepribadian skizoid juga dibedakan
dengan gangguan autistik dan sindrom Asperger, dimana gangguan autistik dan sindrom
Asperger akan terjadi gangguan dalam interaksi sosial yang lebih berat dan adanya perilaku
dan minat yang stereotipik.2

Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dengan gangguan kepribadian lainnya, yaitu:1

- Skizotipal (adanya kepercayaan yang aneh atau berpikir magis, perilaku atau penampakan
aneh, afek tak wajar, persepsi panca indra yang luar biasa)
- Avoidance (adanya perasaan tegang dan takut yang menetap, menarik diri dari lingkungan
karena takut dikritik atau ditolak)
- Obsesif kompulsif (adanya kemampuan cukup untuk membangun suatu keakraban, tetapi
terkadang secara berlebihan mengisolasi diri karena perfeksionis dan sifat
pekerja keras / workalcoholic)
- Paranoid (adanya kecurigaan, pikiran referensi, dan merasa seperti diintai)

2.6 Perjalanan Gangguan


Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-anak awal. Gangguan
kepribadian skizoid adalah berlangsung lama tetapi tidak selalu seumur hidup. Proporsi
pasien yang menjadi skizofrenia adalah tidak diketahui.2

2.7 Terapi

1. Psikoterapi
Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip dengan terapi pasien gangguan
kepribadian paranoid. Tetapi, kecenderungan pasien skizoid ke arah introspeksi adalah
konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien skizoid mungin menjadi pasien yang
tekun. Saat kepercayan berkembang, pasien skizoid mungkin dengan keragu-raguan yang
kuat mengungkapkan suatu fantasi yang berlebihan, teman-teman khayalan dan ketakutan
ketergantungan yang tidak dapat ditangggung walaupun bersama dengan ahli terapi. Dalam
lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian skizoid mungkin diam untuk
7

jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien harus
dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka
akan ketenagan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien
skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya dalam keberadaan mereka yang
terisolasi

2. Farmakologi terapi:
Farmakologi terapi dengan anti psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan telah
efektif pada beberapa pasien.
8

BAB 3
KESIMPULAN

Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat
terjadi pada hampir semua keadaan menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya dan
maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk, tidak fleksibel dan bias any
terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Gangguan kepribadian ini bisa
disebabkan oleh faktor genetik, temperamental, biologis hormon dan psikoanalitik.

Menurut PPDGJ III gangguan kepribadian khas salah satunya yaitu gangguan
kepribadian skizoid. Prevalensi gangguan ini secara jelas belum diketahui, namun dikatakan
bisa mempengaruhi 7,5% populasi umum dan menurut suatu penelitian rasio laki-laki dan
perempuan gangguan kepribadian skizoid yaitu 2:1. Orang-orang dengan gangguan
kepribadian skizoid ditandai dengan penarikan diri terhadap lingkungan sosial yang lama,
rasa tidak nyaman yang dialami dalam interaksi antar sesama, sifat introversi, dan afek
terbatas. Orang-orang ini akan memberikan kesan dingin, mengucilkan diri, menjauhkan diri,
dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan permasalahan dengan orang lain.
Gangguan kepribadian skizoid ini berlangsung lama. Terapinya yaitu dengan psikoterapi dan
farmakoterapi yaitu dengan anti psikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan.
9

DAFTAR PUSTAKA

1. Wijayanti, Dian., Aristika G, Ellen., Loway, Cynthia., Gangguan Kepribadian Skizoid.


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara, Rumah Sakit Khusus Jiwa Dharma Graha Bumi Serpong Damai, 2012.
2. Sadock B., Sadock V. Gangguan Keperbadiani: Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri
Klinis.Edisi 2. Jakarta: EGC, 2012.hal 370-372.
3. Buku Ajar Maya
4. Nolen-Hoeksema, Susan., Personality Disorder:Abnormal Psychology. Edisi 4. New
York: 2007. hal 431-432.
5. Maslim, Rusdi ., Diagnosis Gangguan Jiwa: PPDGJ-IIl, 2001. hal 102 – 103.
6. Wiramihardja, Sutardjo A., Pengantar Psikologi Abnormal,2007.hal 119-120.

Anda mungkin juga menyukai