Lapsus Rozzaq
Lapsus Rozzaq
Oleh:
Abdurrozzaq
NIM 122011101086
Dokter Pembimbing:
LAPORAN KASUS
Oleh:
Abdurrozzaq
NIM 122011101086
Dokter Pembimbing:
LAPORAN KASUS
Nama : Abdurrozzaq
NIM : 122011101086
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 26 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Perkawinan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Rambipuji, Jember
No. Rekam Medis : 196511
4
Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama:
Pasien merasa berdebar-debar
Autoanamnesis :
Pasien datang sendiri ke Poli Psikiatri , berpakaian rapi sesuai gender dan
usianya. Pasien adalah seorang guru honorer di suatu madrasah aliyah (MA).
Ketika pemeriksa mempersilahkan pasien,pasien senyum dan memperkenalkan
diri. Selanjutnya Pasien mengeluh sering berdebar-debar hilang timbul sejak
masa SMA yaitu 7 tahun lalu dan pasien menghiraukan keluhan tersebut karena
keluhan sangat jarang muncul dan . Keluhan jantung berdebar tersebut dirasa
memberat sekitar 3 bulan ini sehingga pasien berobat ke dokter umum dan
memperoleh penjelasan yang menunjukan bukan gejala penyakit jantung . Akan
tetapi pasien masih merasa cemas dan kurang puas dengan jawaban dokter
sehingga pasien berobat ke poli jantung untuk diperiksa dokter Spesialis jantung
dan dilakukan pemeriksaan EKG dll. Pada pemeriksaan tersebut menunjukan
hasil yang normal.
Pemeriksa selanjutnya menanyakan , apakah ada masalah akhir-akhir ini
,pasien merasa gugup. Pasien selanjutnya bercerita kalau dia akan melakukan
pernikahan pada tahun ini dan masih belum menentukan tanggal tepatnya. Pasien
5
merasa takut kalau dia hanya seorang guru honorer apakah bisa cukup gajinya
yang sedikit untuk kesehariannya keluarga dia kelak dan meneruskan untuk biaya
rencana kuliah S2 nya. Selanjutnya pasien bercerita kalau dia merasa tenang kalau
di lingkungan pondok pesantren nya,karena dapat nasihat dari bpk Kyai. Meski
merasa tenang dapat pencerahan bapak kyai,kadang pada waktu tidak menentu
pasien menjadi gelisah tanpa sebab jelas dan merasa kadang makin berdebar .
Pasien merasa keluhannya seperti penyakit jantung aritmia yang dia baca pada
internet, sehingga pasien menjadi mikir dan akhirnya lemas. Ketika ditanya
apakah nyeri ketika berdebar-debar,pasien menyangkal dan juga mengatakan
hanya berdebar-debar saja tanpa disertai keluhan fisik lain.
Ketika pasien ditanyai apakah sedang menggunakan obat-obatan terlarang
,medikasi atau mengalami riwayat keracunan ,pasien menyangkal. Pasien tidak
menggunakan obat-obatan terlarang apapun ataupun obat medikasi karena
menurut pasien, dokter menjelaskan ke dia bahwa tidak ada indikasi pemberian
obat untuk keluhannya berdebar-debar. Menurut pasien sejak 3 bulan ini keluhan
berdebar -debar semakin sering, sehingga pasien merasa kuatir dan tidak dapat
santai . Meskipun muncul gejala tersebut pasien masih bisa tidur nyenyak dan
tidak ada kesulitan untuk memulai tidur,nafsu makan baik dan beraktivitas seperti
biasa seperti mengajar di madrasah aliyah(sederajat SMA). Ketika ditanyai
tentang teman terdekat pasien,pasien masih menjalin hubungan baik terutama
dengan teman-teman yang di suatu pondok pesantren dan masih sering mengikuti
pengajian di pondok pesantren bersama teman-teman akrabnya.
d. Riwayat Pengobatan:
Disangkal
f. Riwayat Sosial
III. Pemeriksaan
Keadaan Umum
Nadi : 94x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,6°C
Pemeriksaan Fisik
e/g/m = -/-/-
2. Status Psikiatri
Afek/emosi : Cemas
Arus: Koheren
Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama:
Autoanamnesis:
Pasien merasa ada seorang teman SMA cewek yang tidak suka
dengannya dan membicarakan dirinya. Teman wanita itu suka mempengaruhi
teman2 nya lain untuk tidak berteman dengannya. Pasien pun lama-lama
mencari tahu apakah ada sesuatu yang bermasalah dengan dirinya ke
teman2nya dan ternyata dia memiliki masalah bau badan sehingga banyak
temannya tidak menjalin hubungan akrab dengannya. Pasien sudah mandi dan
memakai parfum,tapi kadang masih minder. Setelah kejadian itu pasien
kadang merasa berdebar-debar.
Heteroanamnesis
1. Status Psikiatri
Afek/emosi : Normal
Arus: Koheren
Isi: preokupasi
Tilikan : Derajat 6
VI. Diagnosis
a. Diagnosis Multiaxial
Axis I : F41.1 Gangguan cemas penyesuaian
Axis II : Tidak ditemukan
Axis III : Tidak ada
Axis IV : Masalah berkaitan dengan faktor ekonomi dan
lingkungan sosial
11
Diagnosis Banding
F45.2 Gangguan cemas menyeluruh
F41.0 Gangguan Panik
VII. Terapi
A. Somatoterapi
Farmakoterapi
Clobazam 2 x 10 mg
Fluoksetin 20 mg pagi
B. Psikoterapi
Suportif
Katarsis atau Ventilasi dengan membiarkan pasien bercerita
mengeluarkan isi hati sesukannya, agar pasien lega dan kecemasannya
berkurang. Dokter melakukan dengan sikap penuh pengertian (empati)
dan dengan anjuran, tidak terlalu banyak memotong.
VIII. Prognosis
Dubia ad bonam