Anda di halaman 1dari 27

PERAN

APIP DALAM
PERCEPATAN PENCAPAIAN WTP

OLEH
Panijo, Ak, MM, CA, CfrA, QAI

KEPALA PERWAKILAN BPKP PROV. KEPRI


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif
Pada Seluruh Tahapan Proses Manajemen/Pengelolaan Keuangan Negara

Peru-
musan
Kebijakan
Moni-
toring Perenca- WILAYAH TERTIB
dan naan ADMINISTRASI WTA
AKUNTA-
Evaluasi
BILITAS
KEUANGAN WAJAR TANPA
PENGELOLAAN PENGECUALIAN WTP GOOD
GOVERNANCE
KEUANGAN NEGARA & CLEAN
Pelapo- (PENDAPATAN & PENGELUARAN) Pengang- WILAYAH GOVERNMENT
ran garan BEBAS DARI WBK
KORUPSI
AKUNTABILITAS
WILAYAH
KINERJA BIROKRASI BERSIH WBBM
Pelaksa- DAN MELAYANI
Panata-
naan
usahaan
Anggaran

Peran Aparat Pengawasan Internal yang Optimal (Consulting & Assurance)


2
Pemeriksaan BPK

— UU 15/2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara menyebutkan
bahwa jenis pemeriksaan yg dilaksanakan oleh BPK:
1) Pemeriksaan Keuangan à output: opini atas LK
2) Pemeriksaan Kinerja à output: kesimpulan dan
saran
3) Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (selain
Pemeriksaan Keuangan & Kinerja) à output:
kesimpulan
Lanjutan...

—Terdapat 4 (empat) jenis opini yg dapat diberikan


oleh pemeriksa, yakni:
(i) wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),
(ii) wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
(iii) tidak wajar (adversed opinion), dan
(iv) pernyataan menolak memberikan opini
(disclaimer of opinion)
Permasalahan dalam Pengelolaan Keuangan Negara
1. KELEMAHAN ADMINISTRASI KEUANGAN

• Ketidak patuhan terhadap peraturan per UU


• Kelemahan prosedur dan kesalahan pencatatan
• Kelemahan penyusunan & penyajian laporan keuangan
• Kelemahan pengelolaan kas (kas bon)
• Kebijakan akuntansi pemda belum sesuai SAP
• Pengelolaan pendapatan dan belanja tidak sesuai dengan
ketentuan
• Penyertaan dan penempatan modal belum akuntabel.
• Pemberian bantuan sosial dan hibah tdk didukung akuntabilitas
yang baik.

5
Permasalahan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
2. KELEMAHAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ASET TETAP

q Aset tetap tidak dapat diyakini kewajarannya, karena:


o Tidak dapat ditelusuri nilainya dan / keberadaan aset tetap yang
dilaporkan dalam neraca tidak jelas
o Pencatatan aset tetap tidak akurat
o Tidak didukung dengan bukti kepemilikan, dan/atau de facto dikuasai
pemda tetapi de jure tidak ada bukti kepemilikannya, atau sebaliknya
q Aset daerah masih banyak dikuasai oleh pihak yang tidak berhak
q Aset yang belum jelas kepemilikannya:
o Sebagai efek dari pemekaran/ belum adanya serah terima aset dari
daerah induk ke daerah pemekaran, akibatnya aset terbengkali tdk
dimanfaatkan/dipelihara
o Belum jelas dokumen kepemilikannya
q Kerjasama pemanfaatan aset daerah dgn pihak ketiga
6
Permasalahan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

3. KELEMAHAN PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA

• Pengadaan Fiktif, pengaturan tender dengan mengarah kepada rekanan


tertentu.
• Pengadaan tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak, mark-up
• Denda keterlambatan belum ditetapkan & belum disetor ke kas daerah.
• Terdapat kekurangan volume pekerjaan.
• Perubahan pelaksanaan kegiatan tidak didukung addendum kontrak
• Panitia pengadaan tidak memiliki HPS sesuai harga pasar
• Perbedaan kuantitas antara berita acara serah terima barang dengan dokumen
kontrak
• Dokumen lelang tidak lengkap
• Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan 7

• Nilai kontrak melampui Owner’s Estimate (OE)


• Harga kontrak pekerjaan dimark-up
• Pengadaan barang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak
• Spesifikasi teknis pengadaan barang telah menunjuk suatu merk tertentu

7
OPINI BPK RI ATAS LK
KEMENRISTEKDIKTI
TAHUN RISTEK DIKBUD
2010 WTP TMP
2011 WTP TMP
2012 WTP WDP
2013 WDP WTP
2014 WTP-DPP WTP
2015 WDP

8
OPINI BPK RI ATAS LK
KEMENRISTEKDIKTI
Audit Universe
14
5
11
PTN

Unit Utama

35
Program Nasional

134 Kegiatan Mandatori

Satker non PTN

Kopertis
38

9
LK Tahun 2015 Kemenristekdikti WDP

Penilaian SPI:
1. Kebijakan Akuntansi
berbasis Akrual belum
disusun Penilaian Kepatuhan:
2. SPI Kas dan Bank pada 1. Kelompok Pendapatan 3
BLU belum tertib Temuan
3. Pengendalian 2. Kelompok Belanja Pegawai 4
pengelolaan dana Temuan
beasiswa belum tertib 3. Kelompok Belanja Barang 36
4. Pengendalian Temuan
pengelolaan dana 4. Kelompok Belanja Modal 6
penelitian tidak Temuan
memadai
5. Pengelolaan asset tetap
belum tertib
10
STRATEGI PENCAPAIAN OPINI WTP

I • Identifikasi Masalah dan Akun Penyebab Kualifikasi

• Pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan


P masalah secara fokus dan terukur

R • Penyusunan Rencana Aksi dan Langkah Rinci Aksi

Membangun Komitmen
11
STRATEGI PENCAPAIAN OPINI WTP
(IDENTIFIKASI MASALAH DAN AKUN
PENYEBAB KUALIFIKASI)
§ Kelemahan Pengelolaan Kas di Bendahara Penerimaan
dan pengeluaran;
§ Masih terdapat kelemahan dalam Kebijakan Akuntansi;
§ Pencatatan Persediaan tidak rapih dan belum dilakukan
stock opname di Akhir Tahun;
§ Penatausahaan Piutang belum tertib dan ada piutang
yang belum bisa ditelusuri;
§ Kelemahan Penatausahaan Aset tetap/barang Daerah

12
STRATEGI PENCAPAIAN OPINI WTP
(PENDEKATAN DALAM PENYELESAIAN
MASALAH)

Pendekatan Yang Digunakan


(Approach)

Pendekatan Administrasi
Pendekatan Regulasi Pendekatan Personalia
(Administration
(Regulation Approach) (Personalia Approach) Approach)

13
STRATEGI PENCAPAIAN OPINI WTP
(PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAN
LANGKAH RINCI AKSI)
§ Pembuatan jadwal kerja penyusunan laporan
keuangan yang terstruktur disertai unit
penanggungjawab;
§ Pembentukan Tim Asistensi Penyusunan Laporan
Keuangan yang terdiri dari unsur Keuangan,
Pengelolaan Barang, dan Inspektorat;
§ Penyusunan dokumen Rencana Aksi yang terdiri
dari Daftar Inventaris Masalah (DIM), Rencana Aksi
dan Langkah Rinci Aksi;
§ Pelaksanaan Rencana Aksi pada masing-masing
Penanggungjawab.

14
ROADMAP PENCAPAIAN OPINI WTP

Opini BPK LANGKAH AKSI Opini BPK


WDP WTP

Stock Implementasi
Penatausahaan Piutang Opname, Sistem
Belum Tertib, Pencatatan
Saldo persediaan dan
Penelusuran Pengendalian
Persediaan Belum Piutang Intern Piutang wajar dan dapat
Memadai ditelusuri

Manajemen Aset Manajemen Aset


Belum Memadai Capacity Membaik
Penertiban Building
Aset SDM
Kompetensi SDM Kompetensi SDM
Lemah meningkat
Regulasi, Sistem dan
Prosedur Belum Penyusunan Penggu naan Regulasi, Sistem dan
Memadai Perangkat Sistem Prosedur yang memadai
Regulasi, Informasi
Sistem dan Keuangan dan
Sistem Informasi Prosedur Barang Sistem Informasi
Keuangan Belum Keuangan dan Barang
Terintegrasi Daerah yang Akuntabel
15
MEMBANGUN KOMITMEN MENCAPAI WTP

MENTERI
STRATEGI Rencana Aksi
Ø Sinergi Eksekusi/tindaklanjut
Ø Koordinasi
Ø Komunikasi Monev

Pengendalian
Peran APIP

16
PERAN APIP
Independens i
Pasal 11 PP 60/2008
Mandat formal yang c ukup
APIP Yang Ideal

Aks es yang Memadai


Memberikan keyakinan yang
memadai
T rans parans i

Memberikan pering atan dini dan


mening katkan efektivitas MR K ec ukupan ang g aran

K epemimpinan yang kompeten


Memelihara dan mening katkan
kualitas T ata K elola
P eg awai / Auditor yang
kompeten

Dukung an s eluruh pihak yang


berkepenting an

S tandar Audit dan K endali


Mutu

K ode E tik dan Aturan P erilaku


Pusbin JFA 18
PERAN, TANTANGAN & KOMPETENSI APIP
(Auditor & Manajemen)

Pengawasan
Intern
ASSURANCE

§ Audit
§ Evaluasi
§ Reviu
§ Pemantauan
Governance
Process § Pengawasan
PERAN Lain
Control
Risk APIP CONSULTANT
Management

§ Sosialisasi
§ Bimtek

ANTI CORRUPTION
ACTIVITIES

KOMPETENSI MINIMAL
(JENJANG JABATAN DAN PERAN, TEKNIS SUBSTANSI)
Tantangan Bagi Internal Auditor (APIP)
1. Internal auditor mendorong manajemen lebih transparan dan terbuka
untuk mewujudkan public trust organisasi/pemerintahan.
2. Harus memahami perubahan dunia yang mempengaruhi capaian
tujuan dan misi organisasi (should understand the changing of the
world).
3. Harus mampu mengikuti perkembangan teknologi à semakin canggih
TI semakin canggih pula potensi kerawanan—mengerti perkembangan
teknologi.
4. Fokus pada internal control, risk management, dan governance
process. Auditor intern harus mampu memberikan saran perbaikan
kepada manajemen agar tidak terjadi fraud, risiko bisa terdeteksi
dengan baik.
5. Penguatan fungsi assurance dan consulting untuk membantu
manajemen organisasi/pemerintahan dalam mencapai tujuan dan
misinya.
20
Nota Kesepahaman Itjen Kemenristekdikti -
BPKP
Ruang Lingkup:
1. Pendampingan dari BPKP dalam hal:
• pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP);
• peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan;
• pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah.
2. Kerjasama dalam pelaksanaan pengawasan intern;
3. Peningkatan kompetensi dan kapabilitas Sumber Daya
Manusia di bidang pengawasan; dan
4. Kegiatan lainnya yang disepakati

2
1
FOKUS PENGAWASAN BPKP TAHUN 2017 DENGAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PP No 60/2008 tentang SPIP
Perpres No 192/2014 tentang BPKP
Inpres No 1/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional

KAWAL AKUNTABILITAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

1 2 3 4

Pengawalan Peningkatan Pengamanan Peningkatan


Akuntabilitas Ruang Aset Negara Tata Kelola
Pembanguna Fiskal (Governance
n Nasional System)
KEGIATAN PENGAWASAN BERSAMA TAHUN
2017
Surat Inspektur Jenderal Kemristekdikti Nomor 80/5/WS/2017 tanggal 24
Januari 2017 Tentang Permohonan Pengawasan Bersama Itjen
Kemenristekdikti -BPKP Tahun 2017

PENGAWALAN AUDIT TUJUAN TERTENTU BOPTN/BPPTN BH


AKUNTABILITAS AUDIT TUJUAN TERTENTU BEASISWA MAHASISWA
PEMBANGUNAN
NASIONAL EVALUASI PENGELOLAAN PNBP/PENDAPATAN PTN
BLU
AUDIT TUJUAN TERTENTU TUNJANGAN
FUNGSIONAL DOSEN DAN GURU BESAR

PENGAWASAN AKSESIBILITAS PENDIDIKAN


TINGGI
PENINGKATAN
TATA KELOLA PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN
(GOVERNANC
PENYUSUNAN PEDOMAN SPIP
E SYSTEM)
Strategi Peningkatan Kualitas LK Kemenristekdikti:
Langkah Yang Perlu Dilakukan
1. Membangun komitmen dari seluruh jajaran di lingkungan
Kemenristekdikti, mulai dari staf sampai dengan
pimpinan;
2. Penerapan SPIP secara bertahap dan berkesinambungan
sesuai PP No.60 Tahun 2008;
3. Pelaksanaan anggaran secara akuntabel dan
bertanggungjawab serta didukung dengan standar dan
sistem akuntansi yang berlaku;
4. Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola
keuangan dan auditor.
5. Audit reguler oleh Itjen yang fokus pada
Pertanggungjawaban Keuangan;
6. Pendampingan penyusunan laporan keuangan baik di
pusat maupun di daerah oleh Setjen, Itjen dan BPKP (jika
KEMENTERIAN RISTEK DAN
diperlukan)
7. RiviuPENDIDIKAN TINGGI
Laporan Keuangan oleh Inspektorat Jenderal
24
Strategi Peningkatan Kualitas LK Kemenristekdikti:
Langkah Yang Perlu Dilakukan (lanjutan)
8. Melaksanakan tindak lanjut atas seluruh rekomendasi hasil Pemeriksaan:

No Rekomendasi Tindak Lanjut


a Rekomendasi atas Temuan Kerugian Setor ke Kas negara
Negara
b Rekomendasi atas Temuan Potensi Perbaikan atas hal-hal yang dapat
Kerugian Negara menyebabkan kerugian negara
c Rekomendasi atas Pelanggaran Pengenaan sanksi adminitrasi sesuai
administrasi ketentuan.
d Rekomendasi atas Temuan Sistem Perbaikan sistem pengendalian intern
Pengendalian Intern
e Rekomendasi yang tidak dapat kita diskusikan dengan pemberi
ditindaklanjuti rekomendasi

KEMENTERIAN RISTEK DAN


PENDIDIKAN TINGGI
25
KUNCI

ØKOMITMEN

ØKONSISTEN

ØAKSI YANG JELAS

ØMONEV BERKELANJUTAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai