Anda di halaman 1dari 69

BAB IV

PEMBAHASAN

Pelaksanaan pekerjaan meliputi :


 Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan,
pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan
sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung
termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan
menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.

Pembangunan yang dilaksanakan ialah :


Pekerjaan Pembangunan PUSGIWA, yang terdiri dari:

Gedung Dan Prasarana


Pekerjaan Struktur, Arsitektur yang dilaksanakan terdiri dari :
1) Pekerjaan pondasi struktur;
2) Pekerjaan beton bertulang lantai 1 s/d lantai 2;
3) Pekerjaan rangka kayu dan penutup atap genteng
keramik;
4) Pekerjaan finishing Arsitektur lantai 1 s/d lantai 2;
5) Pekerjaan cat dinding, plafond dan lain-lain;
6) Lain-lain sesuai dokumen lelang.
b. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal :
1) Pekerjaan Instalasi listrik lantai1 s/d lantai 2;
2) Pekerjaan Instalasi air bersih dan kotor;
3) Pekerjaan penangkal petir, dan kelengkapannya;
4) Lain-lain sesuai dokumen lelang.
c. Pekerjaan prasarana
Tahap Persiapan

 Pekerja membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri


sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini
berupa bilik penginapan.
 Pekerja membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan
pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran
ketinggian lantai dan bagianbagian bangunan yang lain.
 Pembuatan dinding pembatas proyek yang dibuat dari seng,
sebanyak 2 buah diujung ujung bangunan yang tempatnya
ditentukan kemudian oleh Pengawas lapangan dan dijaga serta
dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai
seluruhnya.

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan mempersiapkan lokasi
pembangunan. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur
dilaksanakan. Pekerjaan persiapan pada proyek ini meliputi: pekerjaan
pengukuran, pekerjaan tanah,
1.1 Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum
pembangunan dilaksanakan. Pekerjaan pengukuran dalam hal ini yaitu
menentukan titik As bangunan. As bangunan diperoleh dengan menentukan
terlebih dahulu hubungan garis sebagai titik pengambilan awal, di area site
yang menjadi acuan sesuai dengan gambar site plan yang telah
direncanakan. As bangunan yang pertama tersebut merupakan titik
koordinasi semua As kolom struktur bangunan.

Pekerjaan Galian Tanah


Pekerjaan galian tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang atau
saluran yang lebih rendah dari permukaan tanah awal.

Pekerjaan galian pada proyek pusgiwa di lakukan dengan manual yaitu


menggunakan alat cangkul untuk menggali tanah kemudian tanah tersebut di
gunakan untuk mengurug kembali setelah pengecoran.

Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi merupakan pekerjaan pembangunan suatu pondasi
dari bangunan yang telah direncanakan dan dituangkan dalam bentuk
gambar shop drawing. Pekerjaan pondasi ini dilakukan setelah pekerjaan
persiapan dan sebelum pekerjaan struktur lainnya dilakukan.
Pondasi yang digunakan pada proyek adalah pondasi beton. Pekerjaan
pondasi tersebut meliputi:

Pekerjaan Pemasangan Lantai Kerja dan Peletakan Beton Dacking


Pekerjaan pemasangan lantai kerja adalah pekerjaan pemasangan
bahan atau campuran bahan yang digunakan sebagai alas pekerjaan
pondasi sehingga tulangan pondasi tidak berinteraksi secara langsung
dengan tanah. Beton dacking atau beton tahu merupakan beton yang dibuat
dengan campuran air, semen dan pasir.

Pemasangan Tulangan Pondasi


Pemasangan tulangan pondasi ini dilakukan di atas lantai kerja yang
sudah dipasang beton decking. Teknik pemasangan pada pondasi ini
adalah rangkap, yaitu 2 lapisan untuk tulangan pokok bawah dan 2 lapisan
untuk tulangan pokok atas. Pada pemasangan tulangan ini dimulai dari
tulangan pokok bawah pada arah membujur dan dilanjutkan pada tulangan
pokok bawah arah memanjang, kemudian pemasangan tulangan penyangga
dan terakhir pemasangan tulangan pokok atas. Pada pekerjaan penulangan
ini juga terdapat overlapping penyambungan tulangan.

d. Pekerjaan Bekesting Pondasi


Pekerjaan bekesting adalah pekerjaan pemasangan bekesting/cetakan
untuk pondasi pilecap. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan penulangan
dan sebelum pekerjaan pengecoran. Bekesting ini terbuat dari bahan
tripleks, dan besi hollow yang dibuat menjadi panel-penel bekesting.
Pekerjaan bekesting dilakukan dengan cara memasang panel-panel
bekesting yang telah dilapisi dengan oli kemudian dipasang pada tepi
tulangan pondasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam pemasangan bekesting
yaitu: ketegakan bekesting, hal ini dapat mempengaruhi dari kualitas hasil
cetakan beton pondasi. Selanjutnya hal yang diperhatikan adalah kekuatan
bekesting. Bekesting yang terpasang dipastikan mampu menahan beban
tekanan akibat proses pengecoran, jangan sampai terjadi pembengkakan
pada beton pondasi. Hal ini dapat dihindari dengan penambahan perkuatan
berupa penyangga.
e. Pengecoran Pondasi Pilecap
Pekerjaan pengecoran pondasi dilakukan setelah bekesting semua
terpasang dan setelah dilakukan pengecekan elevasi pengecoran rencana
oleh unit surveyor. Dalam pekerjaan pengecoran jika dimensi pilecap terlalu
besar maka pengecoran dapat dilakukan secara bertahap.
Pengecoran pondasi pilecap pada proyek ini menggunakan bantuan
alat berat concrete pump truck, yaitu dengan cara memasukkan beton dari
mixer truck ke dalam concrete pump truck dan mengalirkannya ke titik
pengecoran dengan pipa-pipa penyalur. Teknik pengecorannya itu dengan
berpindah-pindah dari satu titik ke titik lain hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya penumpukan beton pada satu titik.
Pada setiap pekerjaan pengecoran beton baik itu pengecoran pondasi
pilecap, kolom, dinding geser, tie beam, balok dan plat lantai perlu dilakukan
pekerjaan pemadatan untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding.
Pemadatan dilakukan dengan proses penggetaran. Alat yang digunakan
untuk penggetaran yaitu vibrator atau alat getar. Teknik penggetaran ini yaitu
dengan memasukkan alat vibrator ke dalam adukan beton yang telah dituang
pada pondasi. Pemadatan dilakukan secara merata dan dilakukan dengan
interval waktu yang pendek.

PEKERJAAN TANAH

Lingkup Pekerjaan di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi,


dan sloof, sesuai dengan gambar rencana. Kemudian Pengadaan material
bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya
di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup

pekerjaan tersebut meliputi :


a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang
mungkin menghalangi jalannya pekerjaan.

b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan


dan benda- benda berfaedah lainnya.
c. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah
urug).
d. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-
puing.
e. Menyediakan material-material pengisi yang baik.
f. Anti rayap pada dasar galian pondasi, urugan kembali serta
urugan tanah.

PEKERJAAN PONDASI DANGKAL


a. pekerjaan pondasi meliputi:
Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi
talud, saluran, jembatan dan lain-lain.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan
dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan RKS dan Gambar- gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek
ini.

2. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai
kedalaman dasar lapis pasir
b. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar
pondasi ditambah 2x10 cm.
c. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan
keadaan tanah,
dengan menghindari Kelongsoran.
d. Tanah dasar pondasi dipadatkan dengan stamper
atau vibro roller hingga mencapai kepadatan 95%
Standar Proctor.
e. Setelah galian pondasi selesai segera dilakukan anti rayap.

3. Pengurugan Kembali
a. Semua bekas-bekas sumur diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan sirtu di bawah pondasi dipadatkan dengan
vibro Roller/Stemper hingga mencapai kepadatan
minimal 95%.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :
1. Menyingkirkan semua bahan-bahan organis,
sisa-sisa bongkaran bekisting, puing-puing,
sampah-sampah
2. Bongkaran-bongkaran tanah dipecahkan
menjadi komponen-komponen yang
kecil
3. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis (max
20 cm lapis jadi) dengan vibro/stemper
dengan memperhatikan kadar air tanah
sehingga memperoleh kepadatan minimal
95%.
4. Setelah urugan kembali selesai dilakukan/diberi anti
rayap.

4. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan pondasi dalam keadaan lobang pondasi kering.
b. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-
sparing terpasang bersamaan dengan pekerjaan
pondasi.

5. Pondasi Pasangan Batu Kali


a. Bahanbahan yang digunakan :
1. Batu kali dan pasir
1. Semen
2. Air

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH


1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan
bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS
dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.
2. Galian tanah pondasi
3. Lantai kerja
4. Pekerjaan Pondasi Plat
a. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Besi beton yang digunakan adalah dengan U24 untuk
diameter <
12 mm dengan tegangan leleh minimum
2.400 kg/cm2 dan dengan U32 untuk
diameter 16 mm dengan tegangan leleh
minimum 3.200 kg/cm2.

b. Pengecoran Beton
5. Pondasi mesin-mesin
Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Kontraktor Sipil,
dengan petunjuk- petunjuk dari Pengawas dan kerja
sama dengan Kontraktor/Sub Kontraktor lainnya. Semua
mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.
6. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof menggunakan
beton dengan mutu K = 250 kg/cm2 dan besi beton U24
untuk dia < 12 mm dan U 32 untuk dia 16 mm keatas.
Selesai pekerjaan sloof, tanahnya ditimbun dan
dipadatkan sampai peil yang diperlukan.
7. Pekerjaan Stek Kolom
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :

 Besi stek kolom memenuhi syarat spesifikasi.

 Besi beton dicor pada waktu sloof dicor


 Besi stek dijaga letaknya dan tetap lurus setelah
selesai pekerjaan sloof.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS

1. Lingkup Pekerjaan
.
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan beton
2. Bahan-bahan Yang Digunakan
a. Semen
b. Aggregates
c. Admixture
3. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada
dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen.
1. Semen didatangkan & disimpan dalam
kantung/zak yang utuh. Berat semen sama
dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen disimpan dalam gudang yang kering,
terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
c. Penyimpanan Besi Beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu sehingga bebas dari
tanah (20 cm).
2. Beton disimpan bebas dari lumpur, minyak
atau zat asing lainnya.

d. Aggregates ditempatkan dalam bak-bak yang


cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
4. Bekisiting dan Perancah Yang Digunakan
a. Bekisting dibuat dari papan kayu Kalimantan
dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah
berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja.
Untuk perancah/penguat digunakan scafolding besi
dengan bentuk & konstruksi yang sesuai.
b. Bekisting dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
ada perubahan bentuk yang nyata dan dapat
menampung bahan-bahan sementara sesuai
dengan jalannya kecepatan pembetonan.
c. Semua bekesting diberi penguat datar dan
silangan sehingga kemungkinan bergeraknya
bekesting selama dalam pelaksanaan dapat
dihindarkan, juga cukup rapat untuk
menghindarkan keluarnya adukan (mortar
leakage).
d. Kayu bekesting dibasahi air terlebih dahulu
sebelum pengecoran.
e. Pembongkaran Bekesting:
 Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton
mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 x beban sendiri.
 Bila akibat pembongkaran cetakan, pada
bagian konstruksi akan bekerja beban-beban
yang lebih tinggi dari pada beban rencana,
maka cetakan tidak boleh dibongkar selama
keadaan tersebut berlangsung.
 Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas
keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Pemborong, dan perhatian
Kontraktor mengenai pembongkaran cetakan
ditujukan ke SK SNI T15199103 dalam Pasal
yang bersangkutan.
 Pembongkaran memberi tahu Pemberi
Tugas/Arsitek bila mana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian- bagian
konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya
persetujuan itu tidak berarti Kontraktor
terlepas dari tanggung jawabnya.

5. Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan
konstruksi.
a. Beton dilindungi dari pengaruh panas hingga tidak
terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan diperhatikan.
c. Beton dibasahi terus menerus selama 10 hari
sesudah pengecoran.
PEKERJAAN WATER PROOFING
Lapisan kedap air dipasang pada tempat tempat :
Lantai ruang toilet, plat beton atap, plat beton kanopi,
talang beton, talang , leufel beton, serta tempat-tempat
lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan
air dan tanah.
1. Bahan Kedap Air Yang Digunakan
a. FOSROC.

PEKERJAAN RANGKA KAYU

a. Pekerjaan meliputi pengukuran bentang ring


balok tumpuan di lapangan (sebelum fabrikasi
kuda-kuda), desain kuda-kuda, pembuatan kuda-
kuda (fabrikasi) di workshop dengan alat
sambung pen dan nagel, pengangkutan
(delivery) kuda-kuda dan kebutuhan bahan di
lapangan, dan pemasangan seluruh rangka
kuda-kuda sampai siap dipasangi bahan penutup
atap sesuai dengan Surat Kontrak Kerja, serta
pemasangan struktur pengaku yang terdiri dari:

1). Ikatan angin

b. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop.

c. Pekerjaan pemasangan rangka atap meliputi


struktur rangka kuda- kuda (truss), balok tembok
(top plate/murplat) dan angkur ke ring balok
berupa dynabolt, connector antara kuda-kuda
dengan top plate, pekerjaan struktur pengaku
(bracing) dan pekerjaan reng sesuai kebutuhan
jenis penutup atap rencana.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk rangka kuda-kuda,
struktur pengaku dan reng adalah kayu.
b. Bentuk kuda-kuda kayu, terdiri dari :
1). Tiang kuda-kuda menggunakan kayu
dengan dimensi 8/12. 2). Balok tarik
menggunakan kayu dengan dimensi 8/15.
3). Kaki kuda-kuda menggunakan kayu
dengan dimensi 8/12. 4). Balok kunci
menggunakan kayu dengan dimensi 8/12.
5). Balok sokong menggunakan kayu
dengan dimensi 8/12. 6). Balok jepit
menggunakan kayu dengan dimensi
2x6/12.
c. Alat sambung kuda-kuda kayu berupa pen dan nagel.
e. Alat sambung (connector) kuda-kuda kayu ke
struktur pendukung top plate menggunakan
angkur, yang berfungsi untuk menahan beban
vertikal dan horisontal.
f. Pemasangan angkur top plate/murplat ke ring
balok beton menggunakan dynabolt, yang
dipasang setiap jarak tertentu sesuai kebutuhan.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANK
a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, listplank,
bangunan.
2. Penutup Atap
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup
atap, bubungan nok, gording dan lain-lain
pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini : Pekerjaan konstruksi, atap,
pekerjaan kerangka kayu, lisplank kayu.
b. Bahan-bahan
1. Bahan rangka kayu bengkirai.
2. Penutup menggunakan genteng keramik
3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu
produksi Bubungan atap/pertemuan-
pertemuan lainnya, khusus dari produksi
yang sama dengan atapnya, begitupun
warnanya. Bentuknya teratur menurut fungsi
penempatannya, dipasang pada
kedudukannya memakai baut/paku pewarna
khusus yang dikeluarkan pabrik pembuatnya
agar sesuai dengan warna atapnya

3. Penutup Listplank Dengan Kayu


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup listplank
dari kayu kualitas cat yang dilapis dengan cat-
catan.
b. Bahan penutup listplank
1. Permukaan terdiri dari permukaan halus dan
bagian lainnya kasar serta tidak boleh
terdapat retak atau cacat bawaan lainnya.
2. menggunakan mutu bahan yang baik dan
teliti cara pelaksanaan biar tidak keropos.
c. Pemasangan Listplank
1. Dipasang tegak (vertikal) pada rangka
penyangga listplank sesuai di dalam jumlah
yang cukup untuk menyangga berat, sisi
permukaan yang halus diletakkan di bagian
luar.
2. Bidang permukaan listplank tampak lurus dan rata.
3. Pertemuan antara dua sudut siku tidak boleh
terdapat celah dan retak dengan bahan
grounting.
4. Pekerjaan Talang
a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga,
alat & bahan untuk pekerjaan ini
2. Pekerjaan meliputi pemasangan saluran
talang mendatar, saringan-saringan saluran
cucuran ke bawah, kerangka dan
penggantung talang berikut pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
3. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini :
Pekerjaan konstruksi atap, pekerjaan listplank
dan pekerjaan langit-langit.
b. Bahan-bahan
1. Bahan untuk saluran talang digunakan plat
beton dilapis water proofing ukuran sesuai
gambar / talang seng BJLS 60 dengan
landasan papan kayu / sesuai detail untuk itu.
2. Bahan untuk saluran talang tegak digunakan
pipa PVC 2" jenis AW ex Wavin.
3. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan
konstruksi beton bertulang tebal sesuai
gambar tidak boleh keropos.
c. Pemasangan Talang
Semua pekerjaan dari plat beton yang
diwaterproofing dibuat & dipasang menurut
standar yang paling baik.
Pinggiran dan gulungan lurus dan tidak ada
lekukan, betul-betul kedap air, tidak ada lubang
yang tercecer atau berlimpah.
Saringan talang dapat dibuat dari 4" di lubang dan
pipa PVC dipasang tegak (setinggi
15 cm).
PEKERJAAN PASANGAN
1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya
a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedangkan
pasangan bata merah dan bagian lain seperti yang
ada dalam gambar pelaksanaan.
b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar
dinding yang ada dalam bangunan ini seperti yang
ada dalam gambar pelaksanaan.
Pasangan bata merah trasram untuk dinding-
dinding ruang toilet, dinding-dinding luar bangunan
dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam
gambar pelaksanaan.
2. Jenis Adukan Yang Digunakan
a. Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5Pasir.
Digunakan untuk seluruh pasangan pondasi batu kali, dan
bata merah.
b. Adukan trasram dengan campuran 1Pc : 3 Pasir.
Digunakan untuk dinding ruang toilet, seluruh
dinding luar bangunan dan bagianbagian lain
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
c. Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 2Ps.
Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari
ujung atas balok pondasi beton (sloof) sampai 30
cm di atas lantai dasar, serta digunakan dalam
pemasangan keramik.

3. Jenis Plesteran Yang Digunakan


a. Plesteran biasa dengan campuran 1Pc : 5 Ps :
Digunakan untuk permukaan-permukaan dinding
pasangan bata merah.
b. Plesteran trasram dengan campuran 1Pc:3Ps.
Digunakan untuk permukaan beton dinding ruang-
ruang toilet, seluruh permukaan dinding pasangan
di bagian luar bangunan dan seluruh dinding lantai
dasar sampai setinggi + 40 cm dari permukaan
lantai (kurang lebih 0,00).
4. Kualitas Bahan Yang Digunakan
a. Batu Kali
Batu kali yang digunakan dari jenis yang keras,
kuat tidak mudah pecah, permukaannya halus
tidak berlubang-lubang (porous).
b. Bata Merah
Batu bata yang digunakan memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Batu bata baru, dan terbuat dari campuran
tanah liat yang dibakar dan mencapai
kematangan sesuai standar dan disetujui
Pengawas.
2. Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat
sesuai Standar tersebut di atas maka Direksi
dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada di
pasaran lokal dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukan.
3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi
suara dan penetrasi air yang rendah.
4. Seluruh permukaan datar / rata tidak
melengkung, tanpa cacat/berlubang ataupun
mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak
tumpul.
5. Ukuran seragam dengan standar nominal.
6. Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan
Direksi.
c. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang
digunakan untuk adukan memenuhi ketentuan
seperti untuk bahan campuran beton dalam buku
RKS ini ataupun dalam SK SNI T15199103.
d. Pemasangan batu kali untuk pondasi.
1. Pondasi batu kali dimulai dan didirikan
menurut bentuk, ukuran dan ketinggian yang
diminta sesuai dengan gambar rencana.
2. Pasangan Bata merah.

 Dinding dipasang/didirikan dengan


ketebalan dan ketinggian sesuai gambar
rencana.
 Masing-masing bata merah dipasang
dengan nat/jarak : 1 cm, diberi dasar
adukan pengikat dengan baik.
 Pemasangan dinding tidak boleh
diteruskan di satu bagian setinggi lebih
dari 1 meter.
 Tidak diperbolehkan memakai potongan
bata merah untuk bagian-bagian dinding
kecuali untuk bagian dinding yang
terpaksa menggunakan potongan,
potongan yang diperbolehkan untuk
maksud tersebut tidak boleh lebih kecil
dari 1/2 bata merah.
e. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang
sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada
waktu hujan lebat diberi perlindungan dengan
penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang
memadai.
f. Perawatan
Dinding pasangan batu bata dan pasangan batu
kali dibasahi terus menerus selama paling sedikit
7 hari setelah didirikan.
g. Angkur dan pengikat
Setiap hubungan antara dinding bata merah
dengan permukaan beton, diberi angkur yang
dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan
diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan
beton yang berhubungan dengan dinding bata
dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan
dinding dapat melekat.
h. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh
plesteran dan acian benar-benar verikal, datar,
rata, tidak melengkung atau begelombang.
i. Kolom Beton/Tulangan Praktis
Untuk dinding dengan luasan 10 m2 di kan
pelaksanaan dengan perkuatan kolom beton
praktis dengan tulangan pokok 4 diameter 12 dan
begel diameter 8 jarak 15 cm.

PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan
dan semua pekerja yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian lantai
b. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1 Pekerjaan Lantai Keramik
a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang
tamu, teras, kamar mandi dan lain-lain.
b. Data-data Teknis Bahan

Bahan : Keramik Platinum.

Ukuran : 20/20, 30/30, 40/40


dengan ketebalan 7 mm, Toleransi ukuran
<1% & penyerapan air tidak lebih dari 1%.
Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY.

Warna : sesuai dengan


petunjuk Direksi
Lapangan atau Pemilik
Proyek.
c. Keramik dan yang akan dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
gompal, retak maupun cacat.
d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai
dan dilaksanakan apabila Pemborong telah
membawa contoh-contoh keramik yang telah
disetujui.
e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai
dasar), terlebih dahulu dipasang pasir urug, setebal
5 cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat
lantai kerja tebal 5 cm campuran 1:3:5.dan di lapisi
pasir lagi setebal 5 cm.
f. Pemotongan keramik dilakukan dengan
menggunakan mesin potong, bekas potongan
digerinda dan diampelas sampai halus dan rata.
Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x
lebar/panjang ukuran standar.
g. Bahan keramik sebelum dipasang direndam
dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali)
sampai jenuh.
h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran
1Pc:3Ps.
i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang
sesuai dengan warna keramik yang digunakan.
j. Apabila hasil pemasangan keramik tidak rapi, tidak
membentuk garis lurus, retak dan hasil
bergelombang, Pemborong
mengganti/mengulangi pekerjaan dengan biaya
ditanggung sendiri oleh Pemborong.
k. Keramik yang sudah terpasang dibersihkan dari
segala macam noda pada permukaan keramik,
hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi
dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

3. Pekerjaan Beton Rabat Motif.


a. Pada carport dan garasi dipasang beton rabat motif
sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk
Pengawas.
b. Persyaratan Pelaksanaan
1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan
tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan
rencana gambar/sesuai petunjuk Pengawas
lapangan.
Pekerjaan urugan pasir betul-betul padat
dengan direndam air hingga jenuh.
2. Pekerjaan beton rabat untuk lantai carport
dan garasi boleh diilakukan setelah dapat ijin
dari Pengawas lapangan. Pemasangan
dengan mengunakan pola-pola tertentu
sesuai
rencana gambar dan petunjuk Pengawas.
c. Bahanbahan yang digunakan
1. Semen porland
2. Pasir pasang ex lokal.
3. Split/kricak(agregat kasar).

PEKERJAAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan
semua pekerja yang berhubungan dengan
pekerjaan penyelesaian dinding
b. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan
(interior) meliputi pekerjaan dinding dilapis keramik
dan dinding dicat.
Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior)
meliputi pekerjaan dinding plesteran cat.
2. Pekerjaan Dinding Keramik
1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis
dinding pada ruang toilet lantai dasar dan
lantai 2 adalah bahan keramik produksi Asia
Tile atau setara dengan ukuran 20 x 25 cm,
jenis single firing heavy duty.
Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh
pemilik proyek atau oleh Direksi lapangan.

b. Pelaksanaan
1. Pada permukaan dinding beton/bata merah
yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan perekat spesi 1Pc
:3Ps, diaduk baik memakai larutan
supercement, jumlah pemakaian adalah 10%
dari berat semen yang dipakai dengan tebal
adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan
perekat khusus, dengan memperhatikan
sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada gambar.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, warna, motif tiap
keramik sama tidak boleh retak, gempal atau
cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik menggunakan alat
potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik pembuat.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih
dahulu direndam air sampai jenuh.
5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik
disesuaikan dengan gambar.
6. Bidang dinding keramik benar-benar rata,
garis-garis siar benar-benar lurus, siar arah
horisontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya merupakan garis
lurus.
7. Keramik disusun menurut garis-garis lurus
dengan siar sebesar 35 mm setiap
perpotongan siar membentuk dua garis
tegak lurus.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi
siar sehingga membentuk setengah lingkaran
seperti yang disebutkan dalam persyaratan
bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
8. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa
adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk
keramik seperti "Gol Getter" buatan Johnson
Wax.
9. Naad-naad pada pemasangan keramik diisi
dengan bahan supergrout.

Pasal 14.
PEKERJAAN PLAFOND/LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan plafond/langit-
langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pemasangan langit-langit, yang tertera
sesuai menurut Gambar Kerja & RKS.
b. Pekerjaan langit-langit meliputi :
Pekerjaan langit-langit gypsum dengan rangka kayu dan list
gypsum.

2. Pekerjaan Plafond Gypsumboard


a. Bahan Gypsumboard ukuran 210 x 240 cm, jenis
dan warna ditentukan kemudian, sedangkan
rangka digunakan kayu kualitas baik.
b. Pemasangan langit-langit dikerjakan oleh tenaga
yang benar- benar ahli untuk pemasangan langit-
langit.
c. Sebelum pelaksanaan, Pemborong wajib membuat
dan menyerahkan gambar pelaksanaan (shop
drawing) kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Rangka yang terpasang benar-benar lurus dan
datar sehingga saat pemasangan panel tidak
bergelombang, gridnya lurus dan datar, garis
vertikal dan horisontal saling tegak lurus sesuai
dengan desain, rangka plafond digunakan kayu
kualitas baik.
e. Untuk lubang-lubang penempatan lampu
disesuaikan dengan pekerjaan elektrikal (M.E).
f. Untuk bagian samping tembok, dipasang list ( Profil
Gypsum) seluruh keliling plafon, termasik pada
beton expose.
g. Untuk menjaga mutu/kualitas, pemasangan langit-
langit sebaiknya dilaksanakan oleh tenaga ahli/Sub
Kontraktor yang ditunjuk resmi oleh pabrik dan
dibuktikan dengan surat dari pabrik.
h. Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi
lendutan-lendutan atau kekurangan-kekurangan
lain, Pemborong mengganti dan memperbaiki bila
diminta pembongkaran oleh Direksi Lapangan,
biaya perbaikan ditanggung sendiri oleh
Pemborong.

PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah
penyediaan tenaga, peralatan, bahan untuk
pemasangan semua fixtures pada ruang dan toilet.
b. Bahanbahan :
 Floor drain : SAN EI

 Wastafel : TOTO.

 Kran : SAN EI

 Kloset duduk : CE 6 / CE 7
c. Pemasangan
1. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam
keadaan kokoh pada tempat-tempat yang
sesuai gambar, dengan perkuatan besi
angkur dan mur baut yang sesuai.
2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair
mengikuti metode pelaksanaan yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan
gambar kerja.
3. Pada saat pemasangan, hendaknya semua
fixture dihindari dari benturan-benturan,
serta dalam keadaan terpasang benar-benar
bersih dari goresan-goresan maupun kotoran-
kotoran.
4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan
finishing plesteran dan tiles dilaksanakan.
d. Pekerjaan Pasangan antara lain :
1. Bak air mandi

 Untuk pekerjaan pemasangan bak air


mandi keseluruhan yang ditentukan dari
pasangan, digunakan pasangan batu
merah 1Pc : 3Ps dilapis ubin keramik
20/25 Asia Tile, bentuk ukuran,
penempatan sesuai dengan rencana
gambar.
Persyaratan pemasangan :
 Untuk pemasangan batu merah sesuai
dengan persyaratan seperti uraian
terdahulu juga pemasangan ubin
keramik dengan persyaratan yang
sama.
 Penggunaan bak air mandi di luar
ketentuan-ketentuan dalam bab ini akan
diatur/dijelaskan kemudian.
2. Pekerjaan Zink put / Septictank
 Pekerjaan pembuatan dengan bentuk
ukuran dan cara pelaksanaan sesuai
dengan rencana gambar.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :


a. Semua bahan cat diperoleh dari leveransir yang
telah disetujui Perencana melalui Pengawas
Lapangan. Semua cat yang digunakan ICI.
b. Semua cat dipergunakan dan betul-betul sesuai
dengan instruksi pabriknya.
Juga dempul plamour dan cat dasarnya
dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-
masing lapisan pemakaian. Tidak boleh
mencampurkan bahan-bahan pengering atau
bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan
oleh pabrik cat yang bersangkutan.
c. Sebelum dipakai diaduk sampai semua yang
mengendap larut. Bila perlu diencerkan dengan
bahan pengencer dengan bahan dan proporsi
sesuai dengan rekomendasi pabrik yang
bersangkutan.

2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :


a. Cat pekerjaan kayu (EMCO)
b. Cat pekerjaan baja/besi (EMCO)
Lapisan cat dasar yang mengandung oxid merah.
Lapisan penyelesaian (finish) yang mengandung
syntetic resins, yang khusus untuk disesuaikan
untuk pekerjaan tersebut.
c. Cat dinding tembok :
Cat untuk dinding luar (eksterior) dipakai cat jenis
Weatershield dan dalam (interior), kolom, langit-
langit dan sebagainya memakai cat emulsi,
berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya
yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.
d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat
selesai diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas.
2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah
atau kotoran-kotoran dibersihkan.
3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat
ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
4. Sebelumnya didahului membuat percobaan
pengecatan pada dinding atau bagian-bagian
yang akan dicat.
3. Daftar bahan-bahan :
Setelah kontrak ditanda tangani, Pemborong
secepatnya, tapi tidak kurang dari 1 (satu) bulan
sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan
daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk
pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi
Tugas. Semua bahan- bahan disetujui oleh Pemberi
Tugas.
4. Pemilihan Warna :
Semua warna dipilih Arsitek Perencana, Owner dan Pemborong
mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.
5. Persiapan Umum :
a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan
plituran dan lain-lain dicuci dan dijaga agar tidak
ada debu beterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat dipersiapkan
sesuai dengan cara yang telah disetujui dan
diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini disediakan banyak lap-
lap bersih.

6. Pengecatan tembok :
Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun
dalam.
a. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin,
jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan
dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan
biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi
cara diatas sampai proses pengkristalan/
pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan
persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki
retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
b. Pelaksanaan
Semua pengecatan tembok sesuai dengan cara
dan prosedur dari pabrik pembuat.
7. Pengecatan Kayu :
a. Persiapan :
Biarkan kayu mengering sebaik mungkin bersihkan
permukaan dari debu, kotoran dan sebagainya.
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin,
jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan
dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan
biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi
cara diatas sampai proses
pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan
persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki
retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
b. Pelaksanaan
Semua pengecatan kayu sesuai dengan cara dan
prosedur dari pabrik pembuat.
8. Keahlian :
a. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan
oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang mandor yang benar-benar cakap
mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan
dilaksanakan.
c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hasil
pengecatan yang baik dan mengatur waktu
sedemikian rupa sehingga terdapat urutan- urutan
yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (Under
coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing
coats).
d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan
oleh tenaga-tenaga dari mana cat tersebut
diproduksi atau ke painting khusus.
e. Semua pekerjaan pengecatan mengikuti petunjuk
dari Pengawas dan pabrik pembuat cat
tersebut serta mendapat persetujuan
Pengawas.
9. Bahan yang disediakan untuk masa pemeriharaan :
a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Pemborong
menyimpan sejumlah cat yang terpilih untuk
persediaan jika ada perbaikan- perbaikan yang
dikehendaki selama masa pemeliharaan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya
(final), Pemborong menyerahkan kepada Pemberi
Tugas cat-cat untuk finishing menurut jumlah-
jumlah sesuai daftar berikut ini.
b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai

Cat tembok Cat untuk kayu


Cat untuk logam 5 liter 2
kg 1 kg
atau sesuai dengan persetujuan / pengaturan dalam
aanwijzing.

PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DAN LAIN-LAIN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan- bahan yang diperlukan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan
pengangkutan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Meliputi Pekerjaan :
1. Kosen pintu dan jendela kayu dan jendela kaca.
2. Pintu kayu dan pintu kaca.
2. Pekerjaan daun Pintu Panil Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi semua pekerjaan seperti memasak,
memahat, menyetel, membuat lidah-lidah,
spony dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan
untuk menyambung kayu dengan baik.
2. Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup,
paku-paku dan lain-lain untuk keperluan
pelaksanaan.
a. Bahanbahan
1. Bahan kayu Kamper kualitas cat.
2. Pintu panil dengan rangka tepi kayu Kamper, finish cat.
3. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dan
lain-lain digalvanisir sesuai dengan NI5 Bab.
VI.
b. Pelaksanaan
1. dilakukan pengukuran di tempat
pemasangan.
2. Di atas kosen pintu dan jendela, dipasang
balok beton bertulang (latei).

3. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu
/ daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci
dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu, dan daun jendela kayu
seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam
detail gambar.

a. Bahan-bahan
Semua pintu menggunakan peralatan kunci merk
Fino, untuk komponen sebagai berikut :

Lockcase Cylinder Handle Back Plate


Engsel (Butt Hinges)

Handle pengunci daun jendela kaca interlock


c. Bahan
1. Semua "hardware" yang digunakan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan
atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merk, Pemborong wajib
melaporkan hal tersebut kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
2. Seluruh perangkat kunci bekerja dengan
baik, untuk itu dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
3. Tanda pengenal anak kunci dipasang sesuai
dengan pintunya.
4. Pemborong wajib membuat shop drawing
(gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing jelas dicantumkan
semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Dokumen
Kontrak sesuai dengan standar spesifikasi
pabrik.
d. Pekerjaan Engsel
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya
menggunakan engsel pintu merk lokal, warna
standar, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah
untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel, jumlah engsel yang dipasang
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,
tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
e. Pelaksanaan

 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan


atas pintu.
 Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari
permukaan bawah pintu. Engsel tengah
dipasang di tengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah
dipasang + 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
 Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm
(as) dari permukaan lantai.
 Pemasangan lockcase, handle dan backplate
serta door closer rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan
oleh Pengawas, Pekerjaan Kaca
b. Penggunaan :
Seluruh penggunaan kaca eksterior kecuali ada
ketentuan lain menggunakan jenis Ryben 5 mm ex
Asahi Mas / setara, dengan pemasangan sesuai
dengan kebutuhan atau rencana gambar. Khusus
pada pintu utama digunakan kaca tebal 8 mm,
sedang kaca lain- lainnya dengan ketebalan 5 mm,
sedangkan pada kaca jendela dalam
menggunakan kaca ryben 5 mm.
c. Bahan :
Kaca standar dari pabrik yang disetujui dan yang
tebalnya seperti disebutkan dalam gambar, kaca
plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik-bintik /
noda-noda lainnya.
d. Membersihkan dan memperbaiki :
1. Semua kaca yang selesai dipasang diberi
tanda silang dengan kertas ditempel dengan
lem. Hal tersebut dimaksud untuk
menghindari benturan-benturan akibat salah
masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan
diserahkan yang ke I, kaca dibersihkan,
yang retak/pecah atau gores-gores diganti
dengan yang baru.

4. Railling tangga
1. Dikerjakan untuk seluruh railling tangga sesuai
dengan rencana gambar, sedang bentuk, ukuran
dan cara pelaksanannya sesuai dengan spesifikasi
teknis.
2. Persyaratan pelaksanaan betul-betul kuat, rapi .
3. Bahan yang dipergunakan adalah stainless steel sesuai
gambar.

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan
Instalasi Mekanikal dan Elektrikal memenuhi syarat-
syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1. mempunyai izin-izin kerja yang masih
berlaku, antara lain : Instalasi listrik dan
penangkal petir.
• TDR dari Jateng
• SIKA/SPI
dari PLN Jateng
Instalasi
Air/Plumbing.
• TDR dari Jateng
• Ijin Kerja dari PDAM Jateng
2. Pemborong atau sub Pemborong melaksanakan
pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
berdasarkan dan sesuai dengan :

Ketentuan Umum ini

Uraian dan
Ketentuan
teknis
Gambar-
gambar
bestek
Ketentuan
administrasi
Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan
baik tertulis maupun lisan.

2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan


dan persyaratan untuk pemasangan instalasi adalah
:
a. Untuk Instalasi Listrik :

Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000


(PUIL 2000). Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU
dan T No. 023PRT1978).
Syaratsyarat penyambungan listrik (Menteri
PU & T No. 024PRT/1978).
Pedoman Pengawasan instalasi listrik,
Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen
atau Lembaga Pemerintah yang berwenang
dan telah diakui penggunaannya, diataranya
dari Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
• Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA,
JIS.
• Standar penerangan buatan di dalam
gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan.
• Penerangan alami siang hari dari
bangunan 1981, Dit. jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan.
b. Untuk Instalasi Plumbing
Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)

Peraturan Pokok Teknik Penyehatan


Mengenai Air Minum dan Air Buangan :
Rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Direktorat Teknik Penyehatan).
Ketentuan dari PAM Setempat.
f. Untuk Instalasi Penangkal Petir

PUIL 1987

Pedoman Instalasi Penyalur Petir Departemen Tenaga


Kerja dan Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.
Pedoman Perencanaan penangkal petir
SKB1.5.53.1987/UDC 699.887.2.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan
Ketetuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.

Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang


diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk
instalasi mekanikal dan elektrikal PLN, Jawatan
Keselamatan Kerja.
Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan
yang terpasang.

Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas


hingga mengenai betul seluruh instalasi.
Penyambungan PLN.
b. Penjelasan Umum Pekerjaan :

Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang


berlaku umum dimana tidak ditentukan lain adalah tetap
mengikat. Pemborong dianggap mengetahui ketentuan-
ketentuan ini.
Jika di dalam melaksanakan ternyata salah satu bagian
instalasi yang sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal
tersebut segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah
dilaksanakan, Pemborong diwajibkan membuat laporan
tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang
dan dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas.
Syarat mengenai bahan :
Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.

Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu


memenuhi syarat dan diserahkan contoh untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan
Pengawas tidak memenuhi syarat, maka Pihak Pemborong
segera menyingkirkan bahan- bahan tersebut dan
menggantikannya dengan yang baru.
d. Syarat Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan diperhatikan adanya alat-0alat keselamatan
kerja yang memenuhi syarat-syarat / peraturan perburuhan, di
samping syarat-syarat indikator yang dapat mengukur /
menunjukkan adanya tegangan / arus listrik.
e. Serah terima pekerjaan
Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila
dalam penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah
dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas.
Pada waktu serah terima pekerjaan, Pemborong
menghadiri dan memberikan penjelasan-penjelasan
sehingga memungkinkan penerimaan oleh pihak Pemberi
Tugas.
f. Gambar Revisi :
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi
instalasi yang dipasang/as built drawing untuk :

Arsip Pemberi
Tugas Keperluan
pengurusan izin-
izin.

Pasal 19.
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan
termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-
bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :

 Panel.

 Panel pembagi utama

 Sub panel

 Panel-panel cabang sesuai single line diagram.

 Kabel.

 Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.

 Kabel pembagi dari MDP ke panel.

 Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.


 Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning).

 Pentanahan.
b. Testing dan Commissioning.

2. Elektrode Konduktor Pengetanahan


Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan
dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti
pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan
pengetanahan max. 1 ohm.
Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton,
pengetanahan untuk pengaman terpisah dengan pengetanahan netral
trafo, generator maupun penangkal petir.
3. Persyaratan teknis sistem distribusi listrik Tegangan Rendah
Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi
utama tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai
gambar one line diagram.
4. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik
 Panel dibuat dari besi plat dengan tebal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
 Panel mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam
jenis master key.
 Panel dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir
dengan jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan
setempat.
 Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.

 Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering


NH Fuse Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker,
buatan Merlin Gerin.
b. Kabel

Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

System Jenis kabel


• MDP NYY
• MDPSub Panel NYY
• Kabel untuk kotakkontak khusus NYY
• Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
• Kabel lampu luar bangunan NYY

Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat


dari LMK/SPLN. Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex
egatype AW. diatas kabel duct.
c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)
Merk dan jenis yang dipergunakan
adalah sbb : Lampu TL
• Lampu tabung merk Philips type cool day light.
• Ballast Elektronik merk Philips.
• Body lampu dibuat dari flat baja dengan ketebalan 0,7
mm dan dicat dengan cat bakar, warna putih merk
LOMM.
• Lampu holder (fitting lampu)
buatan Philips. Lampu Pijar
Philips.
Lampu langit-langit buatan Simplex.

d. Saklar dan Kotak-kontak :


Merk yang dipergunakan adalah Nasional/ Panasonik.
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel rapi kuat
terpasang, aman dan mudah diperbaiki.
Tiap-tiap panel ditanahkan dengan tahanan pentanahan
maksimal 5 Ohm diukur setelah tidak hujan selama dua hari.
b. Kabel
Kabel Utama

• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik


kabel dan persyatan umum yang berlaku.
• Semua penarikan kabel menggunakan sistem roll
untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak
karena tekukan dan puntiran.
• Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong
menunjukkan kepada Direksi pekerjaan alat roll
tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan
tidak boleh ada sambungan.
• Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di
panel menggunakan kabel schoen dengan sistem
press dan dipatri.
• Pemasangan kabel rapi, lurus dan kuat terpasang
pada bagian bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x
diameter kabel.
Kabel dalam bangunan

• Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar


menggunakan konduit PVC Ega.
• Tiap-tiap penyambungan kabel berada dalam terminal
box metal ex LICO dan lilitan penyambungan kabel
tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
• Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur
berada di atas rak kabel yang dibuat dari besi siku, besi
plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar
kabel.
• Kotak kontak dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk
pada lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
Kapisitas kotak kontak 10 cmp, dan untuk kotak kontak
khusus 16 amp.
• Sakelar model tanam, dipasang 130 cm di atas lantai,
kapasitas 6 amp, dan 10 amp.
• Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12
titik nyala.
• Semua instalasi di dalam ruangan merupakan
pemasangan tanah (inbow).
c. Lampu-lampu

Lampu-lampu terpasang kuat pada bangunan tetapi


mudah dibuka. dipasang dengan ketinggian yang sama.
dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan
pada arah vertikal maupun horisontal.
6. Commissioning dan testing
 Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan diukur
tahanan isolasinya.
 Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah
dimasukkan, maka jaringan instalasi ditest terhadap group-group
yang telah dipasang apakah telah
sesuai dengan gambar.

 Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase.


Semua bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan
selama testing, balancing commision dan perbaikan, atas
kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.
7. Dokumentasi Instalasi

 Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong


kepada Pemberi Tugas, Pemborong diwajibkan untuk
menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut:

 Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah


diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
 Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-
peralatan.

 Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN.

 Berita Acara hasil Testing.

Pasal 20.
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-
peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain
sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama & siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a. Alat-alat Sanitair :

Closet
Meja cuci
tangan
(washtafel)
Floor Drain
Floor Clean Out (type lantai)
b. Sistem Air Bersih

Pemipaan air bersih dari saluran PDAM langsung di


distribusikan ke lantai dasar dan lantai 2.
c. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, sampai ke
septicktank dan resapan. Dan zink, (bak cuci piring) dan floor
drain sampai ke saluran primer / saluran air kota (sungai).
d. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
e. Pipa Air Hujan :
Pemipaan dari atap gedung sampai
selokan air hujan. Selokan air hujan.
0 Sistem air bersih dan kotor:

Siste
m

a
i
r

b
e
r
s
i
h

P
i
p
a
 Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe
BS 1387 class
medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.
 Fitting T6
o Untuk fitting pipa galvanized digunakan
galvanized maleable iron 150 spi, screw
type.
 Valve.

o Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2"


dipergunakan bronze 150 spi, screw end,
untuk valve 3 keatas dipergunakan
sekualitas cast iron 150 spi, flanged and ex
KITAZAWA.

Sistem air kotor dan air bekas

Pemipaan air kotor/air bekas dan vent di sini dipergunakan


bahan-bahan sebagai berikut :
• Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Wavin
Klas AW, dengan sambungan lem.
• Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding
sesuai dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama
menggunakan long radius bend.
• Jenis lem yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
• Semua Junction menggunakan 45 TY dan 45 bend
kecuali untuk vent.
Talang air hujan & Saringan

Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :


• Untuk pipa dipergunakan pipa PVC klas AW Wavin atau
setara
• untuk fitting digunakan PVC klas AW Wavin atau setara.
Saringan talang dapat dipesan dengan bahan besi cor atau
dibuat dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.

c. Persyaratan pemasangan

 Semua pipa dipasang lurus dan sejajar dengan


dinding/bagian dari bangunan pada arah horisontal maupun
vertikal.
 Semua pemasangan rapi dan baik.

 Semua pipa digantung/ditumpu dengan menggunakan


penggantung dan penumpu yang kuat dari metal sesuai
dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak melentur.
 Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan.
Pemborong minta persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pemborong menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang
menembus bangunan.
 Pipa besi yang ditanam dalam tanah dilapis asphalt dan kain
goni.

 Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah ± 2 % ke arah zink


put.

 Pipa PVC dalam tanah bebas dari benda-benda keras/di


atas pasir sehingga kemiringan dapat rata.
 Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada
lubang galian yang sama.

d. Pengujian

Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu


diadakan pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi
sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik, memenuhi
persyaratan sbb. :
.

T
e
k
a
n
a
n
u
j
i

W
a
k
t
u

P
e
n
.
b
a
h
a
n

m
a
x
.

u
j
i
• Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 %
air
• Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air

Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka


diadakan pengujian terhadap sistem dengan cara
menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus
menerus tanpa mengalami kerusakan.
Semua pengujian dilaporkan tertulis dan ditanda tangani
Konsultan Pengawas.
Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan
dibebankan kepada Pemborong Plumbing.

e. Disinfeksi

Pemborong melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari


seluruh instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada
Pemilik.
Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine
kepada sistem pipa dengan metode yang disetujui pemilik.
Dosis chlorine ialah 50 ppm.
Setelah 16 jam sistem tersebut dibilas dengan air bersih
sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.

f. Pembersihan

Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar dibersihkan


dari kotoran- kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated
digosok sehingga bersih dan mengkilap.
Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium
dicat
dengan warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan
yang lainnya. Untuk ini Pemborong berkonsultasi dengan
Pemilik.

PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG DIGUNAKAN

Peraturan Umum yang digunakan :


1. A.V. (Algemene Voor Waarden Voor de Uit Voering by Aaneming Van
Openbare Werken in Indonesia tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571.
2. Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI) NI2 / 1971.
3. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI3 / 1970.
4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Ni5 / 1961.
5. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) NI6 / 1977.
6. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.
7. Peraturan Semen Portland Indonesia NI18 / 1970.
8. Peraturan Cat Indonesia NI4 tahun 1961.
9. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.
10. Undangundang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
11. Peraturan Muatan Indonesia NI18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan
Indonesia tahun 1981.
12. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 tahun 1964.
13. Dan lainlain peraturanperaturan yang berlaku dan dipersyaratkan
berdasarkan normalisasi di Indonesia.

Pasal 22.
PEKERJAAN LAIN-LAIN :
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau
dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan diperiksa dan
diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Pemborong.
3. Dokumen pelaksanaan, Gambar, RKS, BQ, Berita acara aanwijzing
merupakan dokumen yang saling melengkapi.
4. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan
gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap
mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
5. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS
tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut dikerjakan /
dilaksanakan.
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal
RKS ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.

Anda mungkin juga menyukai