Anda di halaman 1dari 16

KIMIA ANORGANIK II

UNSUR ARGENTUM (PERAK)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

1. Silvia Devi Eka Putri (F1C114004)


2. Shinta Putri Ayu (F1C114009)
3. Graha Prahandika (F1C114035)
4. Devi Fitria (F1C115001)
5. Mlahatul Ulfa (F1C115002)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas berkat rahmat-Nya lah dan hidayah-Nya jualah
penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Makalah Unsur Argentum (Perak) disusun secara khusus dan
sistemika untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik II.
Substansi yang terdapat dalam Makalah ini Unsur Argentum (Perak
berasal dari beberapa referensi dari literatur-literatur Dalam pembuatan
dan penyusunan Makalah Unsur Argentum (Perak ini tentu saja penulis
mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu penulis sangat terbantu bila pembaca memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun dan dapat menyempurnakan makalah ini dari
segi manapun.

Akhir kata penulis berharap semoga Makalah Unsur Argentum


(Perak ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik untuk hari ini dan
untuk masa yang akan datang.

Jambi, 12 April 2017


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1 Sifat Fisik ............................................................................................... 2
2.2 Sifat Kimia.............................................................................................. 2
2.3 Reaksi Kimia .......................................................................................... 3
2.4 Persenyawaan ......................................................................................... 5
2.5 Kegunaan ............................................................................................... 6
2.6 Sumber .................................................................................................. 7
2.7 Karakterisasi .......................................................................................... 8
BAB III........................................................................................................... 12
PENUTUP ...................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-


unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam
bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang
terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan
unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas
nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Bijih logam merupakan
campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan
pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat,
silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut
logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di
kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali
He) terdapat di lapisan atmosfer. Unsur-unsur logam umumnya diperoleh
sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber
mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya
menjadi logam yang dibutuhkan. Unsur Logam yang sudah akrab dengan
kehidupan sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata
unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan
unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.

Perak telah lama dinilai sebagai logam mulia. Lebih melimpah daripada
emas, logam perak telah berfungsi di banyak yang sistem moneter pramodern
sebagai spesi koin, kadang-kadang bahkan bersama emas. Perak adalah unsur
logam dengan nomor atom 47. Simbolnya adalah Ag, dari bahasa Latin
argentum, dari akar PIE yang direkonstruksi sebagai *h₂erǵ-, "abu-abu" atau
"bersinar". Sebuah logam transisi lunak, putih, dan berkilau, ia memiliki
konduktivitas listrik, konduktivitas termal, dan reflektivitas tertinggi di antara
semua logam.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui sifat fisik, sifat kimia dan reaksi dari perak


2. Mengetahui keberadan kelimpahan, persenyawaan dan fungsi dari
perak.
3. Mengetahui karakterisasi perak.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat Fisik

Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat. Memiliki rapatan
yang tinggi dan melebur pada temperatur 960,5°C. Sifat fisik dari perak (Ag)
yaitu sebagai berikut:

Fasa = Padat

= 1234,93 K (961,78 °C,


Titik lebur
1763,2 °F)

Titik didih = 2435 K (2162 °C, 3924 °F)

Kepadatan mendekati s.k. = 10.49 g/cm3

saat cair, pada t.l. = 9.320 g/cm3

Kalor peleburan = 11,28 kJ/mol

Kalor penguapan = 250,58 kJ/mol

Kapasitas kalor molar = 25,350 J/(mol·K)

Volume atom = 10,30 cm3/mol

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k


at T (K) 1283 1413 1575 1782 2055 2433

2.2 Sifat Kimia

Nomor atom = 47

Golongan = IB

Perode =5

Massa atom standar = 107,8682 g/mol

Konfigurasi elektron = [Kr]4d10 5s1

2
Elekronegativitas = 1,93

Jari – jari atom = 144 pm

Jari – jari kovalen = 145 ± 5 pm

Jari – jari Van der Waals = 172 pm

Potensial ionisasi = 7,576 volt

Konduktivitas listrik = 62,9 x 106 ohm-1 cm-1


Konduktivitas kalor = 429 W m-1 K-1
Entalpi pembentukan = 11,30 kJ mol-1
Entalpi penguapan = 250,63 kJ mol-1
Kapasitas kalor = 0,235 J g-1 K-1
Energi ionisasi: ke-1 = 731,0 kJ mol-1
ke-2 = 2070 kJ mol-1
ke-3 = 3361 kJ mol-1
Selain itu sifat kimia dari perak yaitu sebagai berikut:

 Sangat stabil di udara murni dan air sehingga tidak bereaksi dengan
udara dan air pada suhu normal
 Kurang reaktif daripada tembaga, kecuali terhadap ozon, sulfur dan
hydrogen sulfide, yang secara cepat menghitamkan permukaan perak
 Tidak dapat larut dalam larutan asam encer, tetapi dapat larut dalam
asam nitrat dan asam sulfat pekat
 Perak dan semua senyawa perak dapat larut dalam sianida logam alkali
sebagai ion Ag(CN)2- dalam udara bebas, yang kemudian perak
dibebaskan dengan menambahkan seng atau aluminium sebagai
reduktor
 Dapat mengendapkan anion karena kebanyakan anion membentuk
garam perak yang tidak larut. Contohnya penambahan OH- terhadap Ag+
akan mengendapkan perak (I) oksida
Ag+ (aq)+ 2 OH- (aq)  Ag2O (s) + H2O(l)

2.3 Reaksi Kimia

Perak dapat larut dalam asam klorida, asam sulfat encer 1M atau asam
nitrat encer 2 M. Perak bereaksi dengan asam nitrat pejat 8 M seperti reaksi (a)
dan perak juga dapat bereaksi denganasam pekat panas seperti reaksi (b)

3
berikut:

6Ag(s) + 8HNO3(aq) → 6Ag+(aq) + 2NO(g) +6NO3-(aq) +4H2O(l)

2Ag(s) + 8H2SO4(aq) → 2Ag+(aq) + SO2(g) +SO42-(aq) + 2H2O(l)

Perak mementuk ion monovalent dalam larutan yang tak berwarna.


Senyawa-senyawa perak (II) idak stabil, tetapi memainkan peranan penting
dalam proses-proses oksidasi – reduksi yang dikatalisasikan oleh perak. Perak
nitrat dapat ;arut dalam larut air; perak asetat, perak nitrit dan perak sulfat
kurang larut, sedang semua senyawa-senyawa perak lainnya praktis tidak larut.
Tetapi kompleks-kompleks perak larut. Halida-halida perak peka terhadap
cahaya; ciri khas ini digunakan dalam bidang fotografi.

1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut) bereaksi dengan ion
perak menhasilkan endapan putih perak klorida.
Ag+(ag) + Cl-(aq) → AgCl(s)
2. Ion perak dapat bereaksi dengan hidrogen sulfida (gas atau larutan air-
jenuh) dalam suasana netral atau asam membentuk endapan hitam perak
sulfida.

Ag+(ag) + H2S(g) → Ag2S(s) + 2H+(aq)

3. Ion perak dapat bereaksi dengan ammonia menghasilkan endapan coklat


perak oksida.

2Ag+(ag) + 2NH3(aq) → Ag2O(s) + 2NH4+(aq)

4. Ion perak dapat bereaksi dengan kalium iodida menghasilkan endapan


kuning perak iodida.

Ag+(ag) + I-(aq) → AgI(s)

5. Ion perak dapat bereaksi dengan natrium hidroksida menghasilkan


endapan coklat perak oksida.

2Ag+(ag) + 2OH-(aq) → Ag2O(s) + 2H2O(l)

6. Ion perak dapat bereaksi dengan kalium kromat dalam suasana


menghasilkan endapan merah perak kromat.

2Ag+(ag) + CrO4-(aq) → Ag2CrO4(s)

4
7. Kalium sianida jiak ditambahkan tetes demi tetes terhadap larutan netral
perak nitrat menghasil endapan putih perak sianida.

Ag+(ag) + CN-(aq) → AgCN(s)

8. Perak karbonat dihasilkan dari reaksi ion perak dengan natrium karbonat.
Endapan perak karbonat berwarna putih kekuningan.
2Ag+(ag) + CO32-(aq) → Ag2CO3(s)

9. Ion perak dapat bereaksi dengan dinatrium hidrogen fosfat menghasilkan


endapan kuning perak fosfat.
3Ag+(ag) + HPO42-(aq) → Ag3PO4(s) + H+(aq)

2.4 Persenyawaan

a. Perak oksida (Ag2O): merupakan suatu senyawa yang tidak stabil dan
terurai menjadi Ag dan O2 pada pemanasan lambat.

2 Ag2O  4 Ag + O2

b. Perak halida (AgF, AgCl, AgBr dan AgI): hanya AgF yang dapat larut dalam
H2O. AgCl tidak dapat larut dalam H2O tapi larut dalam larutan NH4OH,
Na2S2O3 dan KCN. AgBr sebagian larut sedangkan AgI sangat larut dalam
NH4OH. Kecuali AgF, semua halida perak peka terhadap cahaya.

AgCl + 2 NH4OH  [Ag(NH3)2]Cl + 2 H2O


Diamin perak (I) klorida
AgCl + 2 KCN  K[Ag(CN)2] + KCl
Pot.Dicyano argentate (I)
AgCl + 2 Na2S2O3 Na3[Ag(S2O3)2] + NaCl
Sod. Dithiosulphato argentate (I)
c. Perak nitrat (AgNO3): Perak nitrat (AgNO3) disebut lunar caustic yang pada
pemanasan di atas 485 K terurai menjadi perak nitrit tetapi pada
pemanasan terhadap api merah memberikan perak. Ketika direaksikan
dengan alkali, AgNO3membentuk oksida perak yang dalam hal dari NH4OH
larut untuk membentuk ion kompleks.
2 AgNO3 + 2 NaOH → Ag2O + 2 NaNO3 + H2O
2 AgNO3 + 2 NH4OH → Ag2O + 2 NH4NO3+ H2O
Ag2O + 4 NH4OH → 2 [Ag(NH3)2]OH + 3 H2O

5
AgNO 3 bereaksi dengan Iodium dengan dua cara
6 AgNO3 (berlebih) + 3 I2 + 3 H2O AgIO3 + 5 AgI + 6 HNO3
5 AgNO3 + 3 I2 (berlebih)+ 3 H2O HIO3 + 5 AgI + 5 HNO3
Dalam kontak dengan bahan organik (kulit, kain, kertas dll)
AgNO3 direduksi menjadi logam perak (hitam).
2 AgNO3 + H2O → 2 Ag + 2 HNO3 + [O] → mengoksidasi bahan organik
AgNO3 memberikan warna yang berbeda dengan berbagai anion. Karena itu,
AgNO3 digunakan dalam penyusunan tinta dan pewarna rambut.
d. Perak fulminat (AgONC), adalah bahan peledak yang kuat dan peka
sentuhan yang digunakan dalam topi perkusi, dan dibuat dengan
mereaksikan asam nitrat dengan asam nitrat dengan adanya etanol
(C2H5OH).
e. Perak azida (AgN3), dibuat dengan mereaksikan perak nitrat dengan natrium
azida (NaN3),[17] dan perak asetilida, terbentuk ketika perak bereaksi dengan
gas asetilena.
f. Perak karbonat (Ag2CO3) mengendap ketika perak nitrat diberi perlakuan
dengan asam karbonat (Na2CO3)

2.5 Kegunaan

Perak dan senyawanya memilki kegunaan yang beragam yaitu sebgai


berikut:

1. Dibuat untuk membuat perhiasan, aksesoris, uang logam (koin) dan


ornamen-ornamen
2. Digunakan sebagai pelapis kaca pada cermin
3. Digunakan sebagai bahan pembuatan komponen-komponen elektronika dan
rangkaian listrik
4. Koloid perak dan larutan perak nitrat (AgNO3) encer digunakan sebagai
campuran bahan obat antiseptik dan pembunuh bakteri
5. Argyrol (senyawa perak-protein) digunakan sebagai antiseptik lokal pada
mata, telinga, hidung dan tenggorokan
6. Garam-garam halida perak, perak bromida, perak klorida dan perak iodida
digunakan untuk mengemulsi pelat fotografi, film dan kertas foto
2 AgX + cahaya → 2 Ag (s) + X2 (X = Br atau I)
Endapan perak menghitamkan film sehingga menghasilkan film negatif

6
7. Perak nitrat atau lunar caustik, yang merupakan senyawa perak yang
penting banyak digunakan di bidang fotografi
8. Garam-garam perak dalam larutannya dengan natrium tiosulfat digunakan
pada proses fotografi
9. Ag2S digunakan untuk memisahkan ion perak dari ion positif lainnya
10. Digunakan sebagai campuran logam pengganti gigi, solder, kotak listrik,
dan baterai perak-timah dan perak-cadmium
11. Cat perak digunakan untuk membuat sirkuit cetak
12. Silver fulminate, bahan peledak yang kuat, kadang-kadang terbentuk saat
pembentukan perak
13. Perak iodida (AgI) (cloud seeding) digunakan untuk membuat hujan buatan
14.Digunakan sebagai bahan kimia yang dapat mengendapkan anion karena
kebanyakan anion membentuk garam perak yang tidak larut.

2.6 Sumber

Di alam, perak terdapat dalam bentuk unsur-unsur bebas yang banyak


terdapat dalam lapisan-lapisan batuan dan terdapat bersama-sama dengan
logam-logam lain, misalnya bijih-bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas dan
perunggu-nikel. Selain itu juga terdapat dalam bentuk persenyawaan dengan
unsur-unsur lain mineral dan bijih logam seperti light ruby silver (Ag 3AsS3),
dark ruby silver (Ag3SbS3), horn silver (AgCl) dan brittle silver , argentit (Ag2S)
dan tanduk perak (AgCl) Beberapa mineral perak yang penting antara lain
cerargyrite, pyrargyrite, sylvanite dan argentite. Kebanyakan perak diperoleh
sebagai hasil samping penambangan logam lainnya, seperti timbel dan tembaga.
Perak diekstraksi dari tembaga menggunakan zink. Ekstraksi perak dari
bijihnya tergantung pada pembentukan ion kompleks Ag(CN)2.
Dalam industri, perak dapat dibuat melalui proses metalurgi bijih perak
atau dalam campurannya dengan bijih logam lain. Di dunia belahan barat,
Meksiko, Kanada, Peru dan Amerika Serikat merupakan negara-negara
penghasil perak.

Ekstraksi perak biasanya dilakukan dengan melarutkan bijih perak


dalam CN-, diikuti dengan pemindahan perak.
Ag2S (s) + 4 CN- (aq) →2 [Ag(CN)2]- (aq) + S2- (aq)

Ag2S sangat tidak larut dan untuk menekan kebalikan dari reaksi di atas, maka
udara dihembuskan ke dalam campuran untuk mengoksidasi S 2- menjadi SO42-.

7
Pada umumnya untuk memperolah perak, dilakukan bersama-sama
dengan emas. Produksi perak pada umumnya diperoleh sebagai hasil
sampingan pada pengolahan logam lain. Perak terdapat pada lumpur anode
yang dihasilkan pada pengilangan elektrolitik Cu ,dan Ag diperoleh pada proses
Parkes.Pengolahan perak dari bijihnya sering dilakukan dengan proses yang
disebut hidrometallurgi, yaitu pemisahan suatu logam dari campurannya
dengan melarutkannya dalam air sebagai senyawa kompleks kemudian
mengendapkannya sebagai unsur bebas dengan suatu reduktor.
Dengan adanya udara, perak dan semua senyawa perak dapat larut
dalam sianida logam alkali sebagai ion Ag(CN) 2- : disianoargetat (I)
Contoh:
AgCl (s) + 2 CN-(aq) → Ag(CN)2- (aq)+ Cl- (aq)

4 Ag (s) +8 CN- (aq) + O2 (g)+ 2 H2O (l) → 4 Ag(CN)2- (aq)+ 4 OH- (aq)

Perak kemudian dibebaskan dengan menambahkan seng atau aluminium


sebagai reduktor
2 Ag(CN)2-(aq) + Zn (s) →2 Ag (s) + Zn(CN)4- (aq)

2.7 Karakterisasi

Perak (I) nitrit dapat disintesis dan dikarakterisasi dengan ligan


campuran trifenilfosfina dan tiourea. Salah satu ion logam transisi golongan 11
yang dapat digunakan sebagai ion pusat Ag+ . Garam dari ion logam Ag(I) dapat
membentuk senyawa kompleks dengan ligan dari golongan 15 yaitu
trifenilfosfina (PPh3) dan 16 seperti ligan tu {SC(NH2)2}. Perak(I) nitrit (AgNO2)
merupakan garam yang lain dari Ag+ . Senyawa kompleks dari AgNO 2 dengan
ligan PPh3 telah banyak dilaporkan. Dari senyawa kompleks yg telah dilaporkan
diperoleh bahwa ion nitrit cenderung berlaku sebagai ligan dari pada menjadi
anion pengimbang. Ion nitrit merupakan ligan ambidentat atau dapat berikatan
di dua tempat yaitu atom O dan N. Ion nitrit dapat berlaku sebagai ligan melalui
atom donor O (ONO atau O2N - ) maupun N (NO2 - ). Senyawa kompleks dengan
ligan ion nitrit yang telah dilaporkan menunjukkan bahwa ion nitrit cenderung
berikatan melalui atom donor O daripada atom N, seperti yang ditemukan pada
kompleks [Ag(O2N)(PPh3)]∞І∞, [Ag(O2N)(PPh3)2] dan [{Ag(PPh3)(Him)(µ-ONO)}2].

8
Uji titik lebur digunakan untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya
senyawa baru. Jenis senyawa baru, ionik atau molekuler, diidentifikasi dengan
membandingkan DHL senyawa kompleks yang diperoleh terhadap DHL pelarut
dan AgNO2 dalam pelarut 10mL asetonitril. Uji kualitatif ion nitrit dilakukan
untuk mendukung hasil analisis DHL. Rumus empiris senyawa kompleks
didasarkan pada perbandingan terkecil persentase atom dan massa unsur
penyusun senyawa hasil analisis SEM-EDX (Scanning Electron microscopy
Energy Dispersive X-Ray). Kemungkinan struktur yang diperoleh berdasarkan
hasil DHL dan rumus empiris dihitung energi bebas menggunakan program
HyperChem versi 8.0. Struktur senyawa yg dipilih adalah yang memiliki energi
bebas terendah.
Kompleks hasil sintesis dari AgNO2 dengan ligan PPh3 dan tu
menghasilkan kristal tidak berwarna berbentuk prisma seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Senyawa Kompleks dari AgNO 2 dengan
ligan PPh3 dan tu Hasil Analisis SEM Uji titik lebur bertujuan untuk
mengetahui kristal senyawa kompleks merupakan senyawa baru dan murni.
Titik Lebur Perak(I) Nitrit, AgNO2 tu, 140 (Sigma-Aldrich) SC(NH2) 174-179
(Merck Index), Trifenilfosfina, 78,5-81,5 PPh3 Senyawa Kompleks AgNO2: PPh3
(Merck Index) 209-211.
Berdasarkan hasil uji titik lebur diketahui bahwa kristal yang diperoleh
mempunyai rentang titik lebur kristal lebih kecil atau sama dengan 2 C,
sehingga kristal yang diperoleh adalah senyawa murni. Selain itu, titik lebur
kompleks yang dihasilkan berbeda dari titik lebur garam dan ligannya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kristal hasil sintesis merupakan senyawa baru.
Hasil pengukuran daya hantar listrik digunakan untuk mengetahui jenis
senyawa kompleks yang dihasilkan yakni kompleks molekuler atau ionik. Data
pengukuran daya hantar listrik dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil daya hantar listrik tersebut menunjukkan bahwa daya hantar


kompleks hasil sintesis dari AgNO2 dengan ligan PPh3 dan tu mendekati daya
hantar pelarutnya yakni asetonitril, sehingga kompleks hasil síntesis
merupakan senyawa molekuler. Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui
adanya ion nitrit sebagai anion pengimbang pada kompleks yang didapatkan.
Uji kualitatif dilakukan dengan cara menambahkan reagen asam sulfanilat-α-

9
naftalamina atau biasa disebut pereagen nitrit (0,2 gram) ke dalam larutan
senyawa kompleks hasil sintesis. Dari hasil uji kualitatif terhadap larutan
senyawa kompleks tidak menghasilkan larutan berwarna merah yang
mengindikasikan bahwa tidak terdapat ion nitrit pada larutan sehingga
kompleks bersifat meolekuler. Analisis menggunakan EDX (Energy Dispersive X-
Ray) dimaksudkan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur senyawa
kompleks hasil sintesis (Gambar 2). Prediksi struktur senyawa kompleks hasil
sintesis dapat diketahui melalui perbandingan persen komposisi atom-atom
penyusun senyawa kompleks hasil analisis EDX yang dinyatakan dengan
persentase massa (%Wt) dan persentase atom (%At) (Tabel 3).

Pada analisis EDX ini atom H tidak terdeteksi karena EDX hanya mampu
mendeteksi atom dengan nomor atom lebih dari 12 g/mol Oleh karena itu,
terjadi perbedaan presentase atom dan massa unsur-unsur penyusun kompleks
hasil analisis dengan hasil perhitungan teori. Berdasarkan rumus empiris yang
diperoleh yaitu C36H68AgN3O2P2S1 terdiri dari AgNO2, dua ligan PPh3 dan satu
ligan tu. Dari rumus empiris didapatkan empat prediksi struktur yaitu (I)
monomer dengan struktur trigonal bipiramida, (II) dimer dengan struktur
trigonal bipiramida terdistorsi, (III) dimer dengan struktur trigonal bipiramida
terdistorsi, (IV) dimer dengan struktur oktahedral terdistorsi.yang berturutturut
ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4. Data hasil simulasi HyperChem8.0.3 yang
diberikan pada Tabel 3.6 menunjukkan bahwa energi bebas kemungkinan
struktur dengan geometri trigonal bipiramida terdistorsi dengan nitrit sebagai
ligan jembatan melalui atom donor O adalah paling rendah

10
Analisis EDX memberikan prediksi rumus empiris C 36H34AgN3O2P2S1. Dari
rumus empiris tersebut diketahui isi dan kemungkinan rumus kimia senyawa,
terdapat empat kemungkinan struktur senyawa kompleks hasil sintesis.
Program HyperChem 8.0.3 dipilih untuk menentukan struktur yang paling
stabil atau yang memiliki energi bebas paling rendah diantara keempat
kemungkinan struktur. Berdasarkan hasil simulasi program HyperChem 8.0.3,
kemungkinan struktur senyawa kompleks hasil sintesis adalah
[Ag(PPh3)2(SC(NH2)2)(µ-ONO)]2 dengan trigonal bipiramida terdistorsi dengan
nitrit berlaku sebagai ligan jembatan melalui atom donor O.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berukut:

1. Perak adalah unsur yang berada pada golongan transisi berupa logam
putih, liat yang dapat ditempa. Perak dapat larut asam pekat. Perak
kurang reaktif terhadap tembaga. Perak tidak breaksi dengan uadara
dan air pada suhu kamar.
2. Perak dialam ditemukan dalam bnetuk mineral, dapat ditemukan dalam
mineral cerargyrite, pyrargyrite, sylvanite dan argentite. Perak dan
persenyawaannya memiliki banyak fungsi dinataranya sebagai
perhiasan, pelapisan logam, peralatan elektronik, bidang fotografi dan
berbagai fungsi lainnya.
3. Karakteristik unsur atau pun senyawa dapat dilakukan menggunakan
instrument. Contohnya karakteristik menggunakan SEM-EDX (Scanning
Electron microscopy Energy Dispersive X-Ray).

12
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2017. Perak. https://id.wikipedia.org/wiki/Perak#Karakteristik.


Diakses 29 Januari 2017.

Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Cotton, F. A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.

Sunardi. 2006. 116 Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung:


Yrama Widya.

Zahro,K., Effendy dan Fariati. 2002. “Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa


Kompleks Dari Perak(I) Nitrit Dengan Ligan Campuran Trifenilfosfina
Dan Tiourea”. Jurnal Bonatura. Vol. 4. No. 2.

Hidayat, S. 2013. Perak. http://rifnotes.blogspot.co.id/2013/05/perak.html.


Daikses 4 Juni 2016.

13

Anda mungkin juga menyukai