-macam corak, tergantung dari berat ringannya reaksi yang diberikan dalam memberikan Universitas Sumatera Utara penilaian. Jenis -jenis ketentuan itu berbeda dalam berbagai hal dan akan kelihatan nyata jika suatu ketentuan dilanggar oleh manusia. Jikalau suatu ketentuan kesopanan atau kesusilaan tidak diindahkan oleh seseorang, maka sanksinya hanya dikenakan oleh orang yang ada hubungan langsung dengan pelanggarnya dan sifat sanksi itu ringan. Berlainan halnya dengan ketentuan hukum. Setiap ketentuan hukum fungsinya mencapai tata tertib antar hubungan manusia didalam hubungan sosial. Hukum sebagai suatu sistem hukum m empunyai bentuk -bentuk sistematikanya sendiri berdasarkan hasil pemikiran dalam pembentukan sistem itu. Hukum berasal dari kata bahasa belanda “recht orde” , ialah susunan hukum, artinya memberikan tempat yang sebenarnya kepada hukum 4 Terdapat dua fungsi dari hukum, yaitu perlindungan dan kepastian bagi mereka yang melaksanakan kewajibannya dalam dengan pihak lain. Hukum kegunaannya adalah untuk menciptakan dan memelihara kedamaian, dan juga untuk mencegah dan menindak ketidakdamaian hi dup antar pribadi serta lingkungan sekitarnya. . Yang dimaksud dengan peraturan hukum, adalah peraturan yang berisi tentang kumpulan kaidah -kaidah hukum. Dan yang dimaksud dengan peraturan non hukum adalah peraturan yang berisi tentang kumpulan kaidah -kaidah non hukum. Hukum positif sebagai aturan hukum yang ketentuan -keten tuannya berlaku disuatu saat, waktu, dan tempat tertentu, ditaati oleh manusia dalam pergaulan hidup selama timbulnya ketentuan itu berdasarkan kesadaran hukum masyarakat disamping cara yang digunakan oleh pergaulan hidup itu untuk mencapai keadilan. 4 R. Abdoel Djamali,S.H , Pengantar Hukum Indonesia , Jakarta, Penerbit:PT. Rajagrafindo Persada, 2001, hlm.5. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan tujuan dan fungsinya untuk mencapai tata tertib demi keadilan serta kepastian hukum, maka aturan -aturan hukum akan berkembang sejalan dengan perkembangan pergaulan hidup manusia. Dalam bidang Hukum Kedokteran yang sangat terkait dengan fungsi hukum, yaitu perlindungan dan kepastian hukum. Hukum Kedokteran akan membahas hubungan dokter dengan pasien, dimana dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien, sedangkan pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter 5 1. Berdasarkan persetujuan . Dalam upaya pelayanan medis, timbulnya suatu hubungan hukum antara dokter dan pasien. Dengan timbulnya suatu perikatan medis tersebut dapat terjadi melalui dua bentuk, yaitu: Hu bungan hukum antara dokter -pasien berdasarkan perjanjian timbul pada saat si pasien tersebut datang ketempat praktek dokter atau ke rumah sakit, lalu meminta pelayanan medis, kemudian sang dokter langsung melakukan pemeriksaan . Pada saat itulah sang dokter harus berupaya untuk dapat menyembuhkan pasiennya.Tetapi seorang dokter juga tidak akan menjamin 100% bahwa pasien tersebut aka n sembuh total, sebab banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil usaha dokter tersebut. 2. Berdasarkan Undang -Undang Berdasarkan Undang -Undang, apabila ada pasien gawat membutuhkan pertolongan dokter sesegera mungkin yang jika tidak diberi pertolongan 5 Danny Wiradharma, Penuntun Kuliah Kedokteran da n Hukum Kesehatan , Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999, hlm. 3-4. Universitas Sumatera Utara nyawanya akan melayang. Dalam keadaan ini, Undang -Undang mewajibkan seorang dokter untuk segera melakukan pertolongan baik dengan mau pun tanpa persetujuan pasiennya. Selain dari segi hubungan hukum antara dokter -pasien, manusia juga dibatasi o leh norma -norma sosial yang mengatur sikap dan tingkah laku mereka, yang bertujuan agar terjadi keseimbangan antara masing -masing kepentingan di dalam masyarakat. Norma ini merupakan aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai sesuatu. Ada tiga macam norma sosial yang dapat dijadikan pedoman untuk berperilaku dalam masyarakat, yaitu: 1. Norma Kesopanan, merupakan aturan yang membe rikan pedoman terhadap perilaku manusia tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam berinteraksi antar sesama dalam bentuk perilaku sopan santun. 2. Norma hukum, merupakan peraturan yang dibuat secara resmi oleh Negara yang me ngikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat Negara sehingga kaidah hukum dapat selalu dipertahankan berlakunya. 3. Norma moral atau etika, lebih mengatur tentang cara suatu perbuatan harus dilakukan, sedang etika mengatur perbuatannya send iri dan berlaku secara umum, kapanpun dan dimanapun. Dari norma -norma sosial diatas dapat dikatakan dokter sebagai seseorang yang professional dibidangnya berkewajiban menyarankan kepada pasien untuk memilih tindakan medis yang dilakukan kepada dirinya. Universitas Sumatera Utara B. Definisi Hukum Kesehatan Dan Hukum Kedokteran Sejak berdirinya republik ini, pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan dan ketentuan hukum dalam bidang kesehatan agar pelayanan dan pemeliharaan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Pemerintah menyada ri rakyat yang sehat merupakan aset dan tujuan utama dalam mencapai masyarakat adil dan makmur. Peraturan dan ketentuan hukum ini tidak saja di bidang kedokteran, tetapi mencakup seluruh bidang kesehatan seperti farmasi, obat -obatan, rumah sakit, kesehatan jiwa, kesehatan masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan. Sampai sekarang sudah ada puluhan peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan yang diterbitkan pemerintah. Kumpulan peraturan -peraturan dan ketentuan hukum inilah yang dimaksud dengan Hukum Kesehatan. Indonesia telah memiliki Undang -Undang No mor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Undang -Undang ini merupakan salah satu usaha pemerintah dalam mencapai derajat kesehatan yang lebih baik bagi seluruh anggota masyarakat. Seperti disebutkan dala m Pasal 1 U ndang -U ndang Kesehatan, bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dilihat dari kacamata hukum, hubungan antara dokter -pasien termasuk dalam ruang lingkup hukum perjanjian. Dikatakan sebagai perjanjian karena adanya kesanggupan dari dokter untuk menyembuhkan pasiennya. Dilihat dari sudut hukum pidana, persoalan yang menjadi benang merah antara hukum kesehatan dengan hukum Pidana adalah adanya kesalahan. Universitas Sumatera Utara PERHUKI organisasi yang menghimpun mereka yang mempunyai kaitan dengan hubungan kesehatan, semula pada waktu berdirinya bernama PERHIMPUNAN untuk HUKUM KEDOKTERAN INDONESIA. Dengan berbagai pertimbangan, nama yang sekarang adalah Perhimpunan Hu kum Kesehatan Indonesia. Anggaran Dasar PERHUKI menyebutkan: “Yang dimaksud dengan Hukum Kesehatan adalah semua yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban sebagai penerima pelayanan maup un dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi, sarana, pedoman -pedoman medis nasional/internasional,hukum di bidang kesehatan, jurisprudensi serta ilmu pengetahuan bidang kesehatan -kedokteran”. 6 “ Hukum Kesehatan adalah ketentuan -ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu atau masyarakat yang menerima upaya kese hatan tersebut dalam segala aspeknya yaitu aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan diperhatikan pula aspek organisasi dan sarana.Pedoman -pedoman medis international, hukum kebiasaan dan hukum otonom di bidang kesehatan, ilmu pengetahuan dan literature medis merupakan pula sumber hukum kesehatan”. Rumusan Tim Pengkajian Huk um Kesehatan BPHN Depkeh RI menyebutkan: 7 Hukum Kedokteran, sebagai bagian dari hukum kesehatan yang terpenting, meliputi ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan medis. Hukum Kedokteran disebut juga hukum kesehatan dalam arti se mpit. Apabila objek hukum Kesehatan adalah pelayanan kesehatan maka objek hukum kedokteran adalah pelayanan medis. Hukum Kedokteran dianggap bagian 6 Dr. Danny Wiradharma, S.H., M.S. Jm., Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran , Jakarta, Binarupa Aksara, 1996, hlm.33. 7 Husein Kerbala, SH, Segi Etis dan Yuridis Informed Consent , Op.cit.,hlm.25. Universitas Sumatera Utara terpenting dari hukum kesehatan karena hampir selalu terdapat persinggungan atau daerah -daerah kelabu antara hukum kedokteran dengan bidang-bidang hukum lainnya.
Hukum Kedokteran sendiri, dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: 1. Hukum Kedokteran dalam arti luas yaitu medical law yaitu ketentuan -ketentuan hukum yang menyangkut bidang medis baik profesi medis dokter maupun tenaga medis dan para medis lainnya. 2.Hukum Kedokteran dalam arti sempit yaitu artzrecht yaitu ketentuan- ketentuan hukum yang hanya berkaitan dengan perofesi dokter saja, dan biasa disebut dengan Hukum Profesi Dokter.
Hukum Kedokteran sebagai suatu bentuk spesialisasi dari ilmu
hukum mempunyai ruang lingkup yang sebenarnya belum mempunyai bentuk yang baku