01 GDL Riskajulia 237 1 Riskaju 2 PDF
01 GDL Riskajulia 237 1 Riskaju 2 PDF
DISUSUN OLEH :
Diajukan
Untuk Menempuh Ujian Karya Tulis Ilmiah
DISUSUN OLEH :
NIM : P.09042
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
NIM. P.09042
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.09042
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
NIK . 200179001
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Ditetapkan di :
Hari/Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Diyah Ekarini,S.Kep.,Ns (..................................)
NIK . 200179001
Penguji II : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, (..................................)
NIK. 201187065
Penguji III : Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, (..................................)
NIK. 221183063
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.Ns
NIK.201084050
iv
KATA PENGANTAR
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu
Kusuma Husada.
v
inspirasi, perasaan nyaman dalam membimbing serta menfasilitasi demi
5. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns, selaku dosen sekaligus sebagai penguji III yang
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
Penulis
P.09042
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan......................................................................... 4
B. Pengkajian....................................................................................... 7
D. Perencanaan Keperawatan.............................................................. 9
E. Implementasi Keperawatan............................................................. 9
vii
F. Evaluasi Keperawatan..................................................................... 10
A. Pembahasan..................................................................................... 12
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Askep
2. Logbook
3. Pendelegasian
5. Lembar konsultasi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanpa disertai tanda inpartu dalam setelah 1 jam tetap tidak diikuti dengan
oleh persalinan dalam 5 sampai 6 jam, sekitar 95% diikuti oleh persalinan
pecah dini yang dihadapi, yaitu jika terjadi pada prematuritas sehingga
1
2
indikasi janin antara lain : janin besar, gawat janin, dan letak lintang
dapat vertikal keduanya, transversal dua-duanya atau satu vertikal dan satu
horisontal. Sayatan di perut dan rahim akan dijahit dengan benang yang
dapat diserap tubuh. Jika mendapatkan bius spinal atau epidural, ada
resiko nyeri kepala spinalis yang sangat kecil. Rasa nyeri di sayatan
maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi
3
cesarea dapat berpengaruh kepada ibu baik secara fisik maupun secara
selama hamil dan melahirkan. Stres pada situasi ini menstimulasi sistem
dan adrenalin. Nyeri dan kecemasan bekerja secara sinergis dan silindris
yang saling memperburuk (Mary Billington, 2009: hal 300). Pada fisik
P.T, 2007: hal.278). Beberapa hari setelah bedah caesar adalah saat-saat
yang sangat sulit, bahkan hal-hal kecil seperti tertawa, mengambil nafas
hal.286). Pada kasus yang penulis ambil terdapat data nyeri pada pasien
tusuk pada bagian abdomen atau tempat sayatan setelah operasi dengan
membuat klien merasa tidak nyaman dan membuat ruang gerak klien
terbatas. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat kasus “NYERI AKUT
pengaruh persalinan sectio caesaria pada ibu post partum dengan indikasi
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
sectio caesaria.
caesaria
caesaria.
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
sectio cesaria dan merupakan suatu pengalaman baru bagi penulis atas
5
b. Bagi Institusi
d. Bagi Masyarakat
sectio caesaria.
BAB II
TINJAUAN KASUS
pada Ny. Y dengan nyeri akut, dilaksanakan pada tanggal 6 April 2012.
Pengkajian pada tanggal 6 April 2012 jam 13.15 WIB, pada kasus
ini diperoleh dengan cara auto anamnosa dan allo anamnosa, mengadakan
medis dan catatan perawat dari data pengkajian tersebut didapat hasil
berencana sebelumnya. Berat badan bayi 2800 gram, saat lahir bayi
dari Puskesmas Juwiring yang mengalami ketuban pecah dini dengan usia
6
7
140/100 mmHg, nadi : 68 kali per menit, pernapasan : 24 kali per menit,
dan suhu : 36,5° C, yang bertanggung jawab kepada klien adalah Tn. A,
umur 26 tahun, alamat Klaten dan hubungan dengan klien sebagai suami.
dikaji yaitu nyeri, penyebabnya adalah bekas sayatan luka operasi caesar
mandiri dan normal tanpa bantuan orang lain. Setelah melahirkan klien
bekas luka operasi, aktivitas klien dibantu oleh keluarga (tingkat aktifitas
dirasakan klien akibat luka sayatan bekas operasi yang dirasakan seperti
8
klien bergerak.
pula data pengukuran tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 72 kali per
menit, respirasi 24 kali per menit, suhu 370C. Pada pemeriksaan dada
disemua lapang paru. Dada (jantung), inspeksi : ictus cordis tidak tampak,
tidak ada bising. Pada payudara terlihat membesar tetapi ASI keluar
5 kali per menit, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Pada genetalia
hari pertama. Pada kulit turgor kulit baik, warna cokelat sawo matang.
didapatkan pada tanggal 6 April 2012 yaitu hemoglobin 11.4 g/dl, protein
urine negative. Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas penulis
9
klien tampak meringis, terdapat luka post sectio cesaria pada abdomen ±
17–18 cm dan tertutup kassa, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 72 kali
dapat berkurang dengan kriteria hasil : ekspresi wajah rileks, skala nyeri
darah : 120/80 mmHg, nadi: 60-100 kali per menit, pernapasan : 16-24 kali
per menit, suhu: 36-37°C. Intervensi atau rencana tindakan yang akan
antalgin.
2012 jam 13.20 WIB, yaitu mengkaji karakteristik nyeri klien dengan hasil
nyeri disebabkan karena luka post sectio cesaria yang dirasakan seperti
tanda vital dengan hasil tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 72 kali per
10
menit, respirasi 24 kali per menit, suhu 370C. Pada tanggal 7 April
secara drip. Klien diajarkan tehnik relaksasi pada pukul 16.05 WIB.
Kemudian pada tanggal 8 April 2012 pukul 08.00 WIB, dilakukan kembali
post sectio cesarea yang dirasakan seperti tergores benda tajam pada
abdomen bawah dengan skala nyeri 6 dan dirasakan pada saat pasien
bergerak.
pada hari jumat, 6 April 2012 jam 14.00 WIB, dengan menggunakan
yang dirasakannya yaitu nyeri akibat luka post sectio cesarea dirasakan
klien bergerak, dari hasil pengamatan klien ditemukan data adanya luka
wajah klien tampak meringis. Masalah nyeri klien belum teratasi, sehingga
melalui intravena, antalgin 1cc yang diberikan secara drip. Masalah klien
11
saat nyeri terjadi. Pada saat diajarkan tehnik relaksasi pasien bersedia
dan ekspresi wajah klien tampak rileks. Masalah klien teratasi sebagian,
masih merasakan nyeri post sectio cesarea nyeri dirasakan seperti tergores
benda tajam di bagian perut bawah pasien dengan skala nyeri 6 dan
dirasakan pada saat klien bergerak. Dengan hasil obyektif yang ditemukan
klien tampak meringis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 64 kali per
menit, respirasi 24 kali per menit, suhu 360C. Masalah teratasi sebagian,
BAB III
A. Pembahasan
dini akan memiliki resiko baik pada ibu maupun janin untuk terkena
infeksi dan salah satu jalan yang dipilih untuk pertolongan persalinan
melalui insisi abdomen. Selama bedah caesar dokter akan membuat dua
sayatan melalui dinding perut dan lainnya melalui rahim. Sectio caesarea
1. Pengkajian
12
ϭϯ
pengkajian pada tanggal 6 April 2012 pada pukul 13.15 WIB, dari data
pengkajian tersebut didapat hasil identitas klien, bahwa klien Ny. Y, umur
caesarea dengan indikasi ketuban pecah dini dan belum pernah melakukan
keluarga berencana sebelumnya. Berat badan bayi 2800 gram, saat lahir
darah : 140/100 mmHg, tinggi fundus uteri : 33cm, his lemah. Dengan
kesenjangan antara teori dengan data yang ditemukan penulis pada saat
pengkajian.
ϭϰ
merasakan nyeri pada bagian perut bekas sayatan operasi caesar. Dimana
sayatan dilakukan melalui dinding perut (kulit, lemak dan jaringan ikat)
dan lainnya melalui rahim (Penny Simkin dkk, 2008). Secara patologis
nyeri yang terjadi akibat kerusakan jaringan misalnya pada pasca bedah,
Dalam beberapa detik, nyeri menjadi lebih difusi dan menyebar sampai
seluruh bagian perut terasa sakit. Klien mengeluh nyeri pada perutnya
dan beraktifitas (Potter & Perry, Edisi 4, hal 1509). Di dalam kasus, ketika
ϭϱ
rasa tidak nyaman dan nyeri pada pasien (Brunner & Suddart, vol 1, hal
antara teori dengan keadaan pasien. Pada teori tertulis bahwa pasien yang
memerlukan bantuan orang lain, begitu pula gambaran yang terlihat pada
kondisi klien.
kepada pasien mengenai nyeri yang dirasakan klien dan meminta untuk
nyeri 0 = tidak ada nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 =
nyeri berat, 10= nyeri paling hebat. Individu dapat diminta untuk membuat
tingkatan nyeri dengan skala verbal (Brunner & Suddart, vol 1, hal 217).
Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pasca bedah,
ϭϲ
visual dan motorik. Skala verbal yang digunakan dapat berupa tidak ada
nyeri, sedang, parah. Hilang redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama
sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik atau nyeri
hilang sama sekali. Skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak
wajah klien yang meringis menahan sakit. Dalam pola persepsi ini penulis
ditemukan data tekanan darah klien 140/100 mmHg. Disini penulis akan
distress (Stuart, 1998). Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan dan
ϭϳ
teori dengan keadaan pasien. Dalam teori dituliskan bahwa nyeri dapat
2. Diagnosa
satu diagnosa yang menjadi prioritas utama yang dirasakan pasien yaitu
nyeri yaitu melaporkan nyeri secara verbal atau non verbal, menunjukkan
(Maslow).Diagnosa ini ini ditegakkan atas data yang didapat dari klien yang
dirasakan pada perut klien dengan skala 7 dan dirasakan ketika klien
ϭϴ
karena nyeri yang dirasakan pasien dapat mempengaruhi aktifitas klien dan
menimbulkan masalah lain yaitu gangguan mobilitas fisik akibat nyeri yang
menangis, dan menjerit (Alimul hidayat, hal :131 Ϳ͘ Kemajuan fisik atau
psikologis tidak dapat terjadi selama nyeri akut masih dirasakan karena klien
Setelah nyeri teratasi, maka klien dan tim perawat kesehatan dapat
Potter, 2006).
3. Intervensi
dilakukan dalam waktu 3x24 jam, di dalam kasus dituliskan bahwa klien
berada dalam skala 7, dimana skala 7 adalah nyeri berat. Nyeri berat yang
ϭϵ
dirasakan klien disebabkan karena luka insisi bedah yang telah dilakukan
dengan menjelaskan tentang jenis nyeri yang akan dialami dan metode yang
mengurangi nyeri tersebut. Maka dari itu diperlukan waktu yang lama juga
untuk mengurangi skala nyeri klien. Dalam kasus dituliskan bahwa klien
pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Konsep ini merupakan salah
nyeri, seperti tehnik relaksasi (Potter & Perry, Edisi 4, hal 1514). Klien juga
memberi informasi sensori (penjelasan tentang rasa tidak nyaman yang akan
ada masalah nyeri tidak dapat diatasi dalam waktu singkat dan perlu
ϮϬ
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (insisi pembedahan) yaitu
intensitas skala nyeri, skala nyeri 0 = tidak ada nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6
waktu terjadinya nyeri (Brunner and Suddarth, 2002). Kedua, monitor tanda-
tanda vital untuk menentukan status kesehatan atau untuk menilai respon
nyeri dan tujuan dari teknik ini akan melancarkan peredaran darah sehingga
Implementasi
menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri terjadi di rentang
Ϯϭ
sedang, nyeri berat, dan nyeri paling hebat (Brunner and Suddarth, 2002).
Dari tindakan yang dilakukan didapatkan hasil skala nyeri 7. Klien juga
perut dengan skala 7 dan dirasakan ketika klien bergerak. Kedua, memonitor
tekanan darah, dan frekuensi pernafasan. Hal ini sebagai indikator status
ini diberikan lewat infus (drip), cefotaxime 500 mg melalui intravena. Saat
ϮϮ
dengan teori. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen
memejamkan mata dan bernapas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang
bersama setiap inhalasi menghirup satu, dua, tiga, dan ekshalasi dengan
post sectio caesarea yang dirasakan seperti tergores benda tajam pada
abdomen bawah dengan skala nyeri 6 dan dirasakan pada saat pasien
bergerak.
Evaluasi
tergores benda tajam (Q), di perut bawah (R), skala nyeri 6 (S), nyeri
dirasakan saat bergerak (T). Data obyektif pasien tampak kesakitan. Analisa
data yaitu masalah nyeri belum teratasi karena skala nyeri pasien masih
berada pada tingkat skala nyeri sedang yaitu skala nyeri 6. Sehingga
Ϯϯ
intervensi masih dilanjutkan yaitu pertama pantau tingkat skala nyeri dengan
data hari terakhir saja. Alasannya karena untuk mengetahui berhasil atau
1. Simpulan
nyeri.
Ϯϰ
belum teratasi karena pasien masih berada pada tingkat skala nyeri
2. Saran
a. Institusi Pendidikan
b. Rumah Sakit
mencapai hasil evaluasi yang maksimal tentu perlu adanya kerja sama
dengan tim kesehatan lain seperti dokter, fisioterapi, ahli gizi dan yang
Ϯϱ
c. Peneliti Selanjutnya
nyaman : nyeri pada pasien post sectio caesarea untuk dapat lebih
saran baik yang diberikan dari dokter, perawat, maupun dari tim
kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Medika, Yogyakarta.
April 2012.
EGC, Jakarta.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1210149153.pdf͕ diakses tanggal 12
April 2012.
Jakarta.