Anda di halaman 1dari 38

VISUM ET REPERTUM

Dosen Pengampu : dr. Ainurrofiq, Sp.KF,MH


Visum et
Repertum ???
LATAR BELAKANG
1. Apakah yang dimaksud dengan visum et
repertum?
2. Bagaimana dasar hukum visum et repertum?
3. Apa peranan visum et repertum dalam proses
peradilan?
4. Apakah perbedaan visum et repertum dengan
catatan medis?
5. Bagaimana prosedur permintaan visum et
repertum?
6. Apa saja jenis dan bentuk visum et repertum?
7. Bagaimana secara teknis pembuatan visum et
repertum beserta formatnya?
Tujuan Umum:
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi penjelasan mengenai
Visum et Repertum dan bagaimana peranan visum et repertum dalam
peradilan.

Tujuan Khusus:
- Mengetahui definisi dari visum et repertum.
- Mengetahui dasar hukum serta fungsi visum et repertum dalam peradilan.
- Mengetahui perbedaan visum et repertum dengan catatan medis.
- Mengetahui prosedur permintaan visum et repertum.
- Mengetahui jenis dan bentuk dari visum et repertum.
- Mengetahui cara membuat visum et repertum beserta formatnya.
SEJARAH VISUM ET REPERTUM

 Nama visum et repertum sendiri hanya disebut


di dalam Statsblad 350 tahun 1937 pasal 1
dan 2
 Pasal-pasal KUHAP yang mengatur tentang
produk dokter yang sepadan dengan visum et
repertum adalah pasal 186 dan 187.
DEFINISI VISUM ET REPERTUM
 Berasal dari kata “visual” yang berarti melihat dan
“repertum” yaitu melaporkan.
 Jadi, visum et repertum adalah :
“suatu keterangan tertulis dari dokter dalam
kapasitasnya sebagai saksi ahli atas permintaan
penegak hukum yang berwenang tentang apa
yang dilihat dan ditemukan dalam pemeriksaan
manusia ataupun bagian tubuh manusia, baik
dalam keadaan hidup maupun meninggal, sesuai
dengan sumpah jabatannya.”
PETUNJUK UMUM:
1. Bahasa yang mudah dimengerti oleh penegak
hukum.
2. Isinya harus relevan dengan maksud dan tujuan
dimintakannya keterangan tersebut, yaitu untuk
membuat terang perkara pidana.
3. Memenuhi persyaratan formal, yaitu dibuat
dengan sumpah atau janji yang diucapkan di
depan penegak hukum atau dengan mengingat
sumpah atau janji ketika menerima jabatan.
DASAR HUKUM
VISUM ET REPERTUM

 Lembaran Negara tahun 1973 No. 350


pasal 1 dan pasal 2
 Statsblad 350 tahun 1937 pasal 1 dan 2
 KUHAP Pasal 133
 KUHAP pasal 6 (1)
 Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1983
 pasal 179 KUHAP.
PERANAN VISUM DALAM PROSES PERADILAN

 Visum et repertum adalah salah satu alat bukti


yang sah sebagaimana tertulis dalam pasal 184
KUHAP.
 Visum et repertum turut berperan dalam proses
pembuktian suatu perkara pidana terhadap
kesehatan dan jiwa manusia  dapat dianggap
sebagai pengganti barang bukti.
 Visum et repertum juga memuat keterangan atau
pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan
medik tersebut yang tertuang di dalam bagian
kesimpulan.
 Dengan membaca visum et repertum, dapat
diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi
pada seseorang, dan para praktisi hukum
dapat menerapkan norma-norma hukum pada
perkara pidana yang menyangkut tubuh dan
jiwa manusia.
 Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer): berguna untuk
mengungkapkan perkara.

 Bagi Penuntut Umum (Jaksa): berguna untuk


menentukan pasal yang akan didakwakan.

 Bagi Hakim: sebagai alat bukti formal untuk


menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang
dari tuntutan hukum.
 “Untuk itu perlu dibuat suatu Standar Prosedur
Operasional (SPO) pada suatu Rumah Sakit
tentang tata laksana pengadaan visum et
repertum.”
PERBEDAAN VISUM DENGAN REKAM MEDIS

Catatan medis terikat  visum et repertum di buat


dengan sumpah dokter berdasarkan undang-
menurut peraturan undang yaitu pasal 120,
pemerintah No.10 tahun 179,133 ayat 1 KUHP ,
1996 tentang rahasia maka dokter tidak dapat di
kedokteran dengan tuntut karena membuka
sanksi hukum dalam rahasia pekerjaan
pasal 322 kitab undang- sebagaimana di atur
undang hukum pidana dalam pasal 322 KUHP
(KUHP). meskipun dokter membuat
nya tanpa seizin pasien.
PERMOHONAN VISUM
Permintaan
diajukan
kepada dokter
Harus
ahli atau ahli
diserahkan Bukan sesuatu
Tertulis oleh kedoteran
sendiri oleh peristiwa yang
penyidik kehakiman
petugas telah lampau
untuk korban
kepolisian
yang
meninggal
dunia.
JENIS DAN BENTUK VISUM
Visum et Repertum:
1. Visum et Repertum korban hidup
(1) Visum et Repertum perlukaan atau
kecederaan
(2) Visum et Repertum kejahatan seksual
(3) Visum et Repertum keracunan
2. Visum et Repertum jenazah
3. Visum et Repertum psikiatrik (kejiwaan)
CARA PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM
Setiap visum et repertum harus dibuat memenuhi
ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut :
 a. Diketik di atas kertas berkepala surat instansi
pemeriksa.
 b. Bernomor dan bertanggal.
 c. Mencantumkan kata "Pro justitia" di bagian atas
(kiri atau tengah)
 d. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar
 e. Tidak menggunakan singkatan - terutama
pada waktu mendeskripsikan temuan
pemeriksaan
 f. Tidak menggunakan istilah asing.

 g. Ditandatangani dan diberi nama jelas.

 h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut


 i. Diperlakukan sebagai surat yang harus
dirahasiakan

 j. Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et


repertum (instansi).

 k. Salinannya diarsipkan dengan mengikuti


ketentuan arsip pada umumnya, dan disimpan
sebaiknya hingga 30 tahun.
FORMAT VISUM ET REPERTUM
Instansi penyidik
Nama Penyidik
Instansi tempat dokter bekerja
Nama Dokter
Tempat & waktu pemeriksaan

Identitas korban
Identitas korban

Jenis Kekerasan

Jenis Luka
Identitas
Jenazah

Waktu
Kesimpulan Terjadinya
Bagian Kematian
Pemberitaan

Pemeriksaan Pemeriksaan
Tubuh Bagian Tubuh
Dalam Bagian Luar
IDENTITAS UMUM JENAZAH
IDENTITAS KHUSUS JENAZAH

Benda di
Tato Samping Jenazah Ciri Lain

Jaringan Parut Perhiasan

Cacat Fisik Pakaian


FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU
TERJADINYA KEMATIAN

LEBAM MAYAT KAKU MAYAT PEMBUSUKAN


PERMUKAAN
KULIT TUBUH

PEMERIKSAAN BAGIAN TUBUH


TERTENTU
LUAR

TULANG-TULANG
PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM
KEPALA LEHER BAGIAN DALAM
Kulit Kepala Kulit Leher Bagian Dalam
Tengkorak Tenggorokan
Selaput Keras Otak Kerongkongan
Selaput Lunak Otak Tulang pangkal lidah
Otak besar Tulang rawan gondok
Otak kecil Tulang rawan cincin
Batang otak
RONGGA PERUT
RONGGA DADA Jaringan dibawah kulit
Kulit bagian dalam RONGGA Tirai usus
Tulang dada, Ototnya PANGGUL Lambung
Rongga dada Usus
Kandung Jantung Kandung kemih Hati
Jantung kanan & kiri Prostat Kandung Empedu
Paru kanan & kiri Limpa
Ginjal kanan–ginjal kiri
Jenazah

Fisik Perlukaan

Korban hidup Kejahatan Seksual


Visum et Repertum

Keracunan

Psikiatrik
VISUM HIDUP
 PRO JUSTITIA
 PENDAHULUAN
 HASIL PEMERIKSAAN:
A. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PERTAMA KALI
-Keadaan Umum
-Kelainan-kelainan Fisik
B. FAKTA YANG DIALAMI SELAMA PERAWATAN
-Fakta berupa akibat
-Fakta berupa tindakan medik
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TERAKHIR
-Fakta yang berkaitan dengan kondisi jasmaniahnya
-Fakta yang berkaitan dengan pekerjaannya.
 KESIMPULAN
 PENUTUP
VISUM KEJAHATAN SEKSUAL
 Di atur dalam pasal 285  Pro Justitia
KUHP  Pendahuluan
 Memenuhi unsur  Fakta tentang pakaian
perkosaan  Fakta tentang kedewasaan
 Doketer memeriksa  Fakta tentang kejiwaan
korban dan pelaku
 Memcari tanda  Keadaan umum
persetubuhan  Kelainan fisik
 Kelainan organ seksual
 Fakta selama perawatan
 Fakta pemeriksaan
penunjang
VISUM PSIKIATRIK
 Di atur dalam pasal  Pro justitia
44(1)KUHP  Pendahulan
 Dokter memriksa  Fakta yang berkaitan
tersangka bukan korban dengan identitas
 Menguraikan sisi  Fakta berupa kelainan
kejiwaan organik
 Fakta tentang kondisi
jiwanya
 Fakta dari pemeriksaan
penunjang
KESIMPULAN
 Visum et repertum merupakan perangkat
penegak hukum yaitu penyidik guna
memperjelas suatu perkara pidana yang telah
terjadi, khususnya yang menyangkut tubuh,
kesehatan dan nyawa manusia.
 Laporan pemberitaan dari Visum et Repertum
itu harus yang sesungguh-sungguhnya dan
seobjektif-objektifnya tentang apa yang dilihat
dan ditemukan pada waktu pemeriksaan.
SARAN

 Dengan memperbaiki koordinasi antara


penyidik dan dokter  SPVR datang tepat
waktu, sehingga visum dapat dilakukan dengan
cepat.
 Menambah pengetahuan dan keterampilan
dalam membuat visum dengan cara membuat
SPO (standar prosedur operasional).

Anda mungkin juga menyukai