: SOP/HSE/02
Rev. : 01
JOB SAFETY ANALYSIS Tgl. Efektif : 01 Okt 2017
Hlm. : 1 dari 5
I. TUJUAN
Prosedur ini ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan pekerjaan yang belum pernah
dilaksanakan dan perlu penyelesaian segera dengan aman, dengan memperhatikan bahaya
potensial yang ada.
Hal ini termasuk juga Pekerjaan yang dikerjakan dimana kondisi yang disebutkan pada ijin kerja
aman mensyaratkan adanya JSA.
III. REFERENSI
1. SMK3, PP No.50/2012, sub elemen 1.2
2. ISO 14001:2015, klausul 6.1.1, 6.1.2, 6.1.3, 6.1.4, dan 8.1
3. ISO 9001:2015. Klausul 7.1.4
IV. ISTILAH
1) JSA : Job Safety Analysis (Analisa Kerja Aman).
2) Lingkungan: area sekeliling Perusahaan beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber
daya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan diantara mereka.
3) Aspek lingkungan: elemen kegiatan, produk, dan jasa perusahaan yang berinteraksi atau
dapat berinteraksi dengan lingkungan. Misalnya, emisi ke udara, pembuangan ke air,
pembuangan ke tanah, penggunaan bahan baku dan sumber daya alam, penggunaan
energi, pancaran energi (panas, radiasi, getaran, cahaya), limbah dan produk samping,
dan penggunaan lahan.
4) Aspek lingkungan signifikan: aspek lingkungan yang memiliki atau dapat berdampak
signifikan terhadap lingkungan.
5) Dampak lingkungan: perubahan ke lingkungan, apakah merugikan atau menguntungkan,
secara keseluruhan atau sebagian yang dihasilkan dari aspek lingkungan Perusahaan.
Contohnya pencemaran air, tanah, udara, suara, dan pengurangan sumber daya alam,
dsb.
VI. PROSEDUR
6.1 UMUM
1. Setiap aktivitas pekerjaan baru harus ditinjau terhadap bahaya potensial pekerjaan
bagi para pekerja dan lingkungan sekitarnya, serta diterapkan pengendalian yang
sesuai.
2. Tinjauan dan analisa dilakukan dengan menggunakan form Job Safety Analysis-
JSA, yang dilakukan oeh Supervisor terkait bersama dengan karyawan lain yang
ditunjuk.
3. JSA juga dibuat oleh Kontraktor atau Bagian lain, apabila dipersyaratkan pada Work
Permitt.
4. Urutan pelaksanan JSA adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi lingkup pekerjaan dan tujuannya
b. Identifikasi kegiatan yang memiliki potensi bahaya atau yang akan
diantisipasi.
c. Identifikasi dan review setiap fase / tahapan/urutan pekerjaan.
d. Identifikasi Bahaya Potensial yang ada disetiap tahapan
e. Identifikasi tindakan pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi atau
menghilangkan potensi bahaya.
Rujukan kepada Dokumen Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko (HIRARC) kalau-kalau bahaya sudah diidentifikasi sebelumnya dan
bagaimana bahaya itu telah dikelola (di-manage).
Atau merujuk ke JSA sebelumnya yang memiliki kemiripan bahaya potensial.
f. Kembangkan solusi untuk menghilangkan atau mengontrol bahaya yang
terkait dengan setiap langkah.
g. Tentukan perlengkapan yang terkait dengan safety, yang diperlukan di lokasi.
h. Tentukan Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
i. Identifikasi jika diperlukan Authority dari pihak terkait.
j. Tentukan bagaimana sisa material dan sampah dikelola.
k. Pada tahap dimana proses JSA telah selesai, JSA dikomunikasikan kepada
semua orang yang berpartisipasi dalam penyusunan JSA.
5. JSA ditinjau oleh HSE Supervisor dan disahkan oleh Manager Bagian terkait.
6. Supervisor/Pimpinan kontraktor akan menjelaskan JSA yang sudah selesai itu
kepada karyawan yang ditugaskan sebelum bekerja dan kemudian form JSA
ditandatangani oleh Pekerja terkait.
7. Salinan JSA disimpan di bagian terkait dan di Dept HSE.
STANDARD OPERATING PROCEDURES No. Dok. : SOP/HSE/02
Rev. : 01
JOB SAFETY ANALYSIS Tgl. Efektif : 01 Okt 2017
Hlm. : 3 dari 5
CATATAN REVISI
No. Rev Tanggal Alasan Revisi
01 01 Okt ‘17 Penyesuaian isi dengan penerapan persyaratan ISO 14001:2015
Tanda Tangan