Tugas IKM (Buk Ety)
Tugas IKM (Buk Ety)
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah penulisan ilmiah yang membahas tentang “Pelayanan Kesehatan
Pada Bayi dan balita”. Makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama
mahasiswa Kebidanan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah kami, baik dalam segi bahasa dan
pengolahan maupun dalam penyusunan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang
sifatnya membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
Padang,April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………3
B. Rumusan masalah ………………………………………………………………...4
C. Tujuan……………………………………………………………………………..4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi ………………………………………………... 6
B. Pelayanan Kesehatan Pada Anak Balita …………………………………………10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………19
B. Saran ……………………………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-
PENDAHULUAN
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak
PENDAHULUAN
untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan
diskriminasi. Selain itu, Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak
memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.
Untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang , dan terlindung dari
diskriminasi,kekerasan seperti penculikan dan perdagangan bayi baru lahir, maka
pemenuhan Hak bayi mendapat kebutuhan dasar harus diberikan , seperti Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), ASI Eksklusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru
lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi. Program kesehatan anak merupakan
salah satu kegiatan dari penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang
dimulai sejak bayi berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja.
Program tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir,
memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya pembangunan bangsa di
masa mendatang.
Ibu dan anak terutama bayi baru lahir merupakan kelompok masyarakat yang rentan
dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat, karena masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Serta balita.
Selain itu masalah kesehatan anak di Indonesia masih didominasi oleh tingginya angka
kematian bayi dan balita serta prevalensi balita gizi kurang. Oleh karena itu, telah
ditetapkan indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010 –
2014 sekaligus disesuaikan dengan target pencapaian MDGs, yaitu menurunkan Angka
Kematian Bayi (AKB) dari 34/1000 menjadi 23/1000 Kelahiran Hidup dan menurunkan
prevalensi gizi kurang balita menjadi 15 % pada tahun 2015, termasuk tidak terjadi lagi
kasus penculikan dan perdagangan bayi baru lahir ( zero toleran ) di Puskesmas dan Rumah
Sakit.
Selain itu, kita juga menghadapi permasalahan lain yaitu: meningkatnya ibu dengan
HIV / AIDS, pembunuhan bayi/anak sendiri (infanticide), rendahnya kondisi sosio-ekonomi
yang memicu terjadinya kekerasan dan penelantaran anak termasuk perdagangan atau
penculikan bayi/anak, menjadi tantangan yang harus kita hadapi dalam mewujudkan,
pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak.
Gambaran situasi tersebut diatas menunjukkan bahwa masalah kesehatan ibu dan anak
sangat kompleks. Selama ini pelayanan kesehatan yang dilakukan lebih terfokus pada upaya agar
bayi dapat lahir dengan selamat dan kelangsungan hidup anak (child survival), tetapi belum
terintegrasi secara penuh untuk mencapai tumbuh kembang anak secara optimal, termasuk
perlindungan dari penculikan dan perdagangan bayi. Kasus penculikan bayi menujukkan
peningkatan dari 72 kasus di tahun 2008 menjadi 102 di tahun 2009, diantaranya 25% terjadi di
rumah sakit, rumah bersalin, dan puskesmas.(komnas perlindungan anak, 2009).
Kementerian Kesehatan telah menetapkan berbagai Peraturan Menteri Kesehatan dan
menyusun Pedoman Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan
jaringannya. Pedoman tersebut dipergunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan, diantaranya Pedoman Asuhan Persalinan Normal (APN), Pedoman
Asuhan Bayi Baru Lahir, Pedoman Asuhan Keperawatan bagi Ibu dan Bayi, dan Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (Buku KIA), yang hanya mengatur standar pelayanan yang bersifat teknis medis, dan
belum sepenuhnya berorientasi pada perlindungan anak. Untuk mencegah terjadinya kasus
penculikan dan perdagangan bayi baru lahir dan meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan
di Puskesmas dan jaringannya tentang perlindungan anak, maka perlu disusun suatu Panduan
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak.
B. Rumusan masalah
1. Apa-apa saja pelayanan kesehatan yang di
berikan pada bayi?
2. Apa saja pelayanan kesehatan yang
diberikan pada balita?
C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan balita
berbasis perlindungan anak, di Puskesmas dan jaringannya.
2. Tujuan khusus :
1) Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan tentang upaya
perlindungan bagi ibu bersalin dan bayi baru lahir serta balita
2) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang komprehensif
bagi bayi baru lahir berbasis perlindungan anak dan balita
3) Tersedianya buku panduan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir berbasis perlindungan anak dan balita
Sumber bacaan:
Soal esay:
1.Sebut kan apa saja jenis pelaksanaan pelayanan pada anak?
1.Apa saja jenis pelayanan yang di beri kan pada bayi kecuali?
a.imunisasi
b.pemberian vitamin A
c.kunjungan akhir
d.kunjungan rumah
3.Imunisasi apa saja yang di dapat pada bayi baru lahir atau imunisasi dasar?
a.campak
c.DPT
d.Vitamin A
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya
diselimuti dan bayi diberi topi.
Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari
puting susu ibu.
5) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu.
6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam, bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam
7) Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih
dekat dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama
30 menit.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi
salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian diberikan imunisasi
Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan.
1.) Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan vitamin K1, salep mata dan imunisasi Hepatitis B
(HB 0).
2.) Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3
jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.
3.) Semua BBL harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di
paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh
sebagian BBL.
4.) Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%).
5.) Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin K1 yang
bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat
menimbulkan kerusakan hati.
3. Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi baru lahir
atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu. Hindari pembungkusan tali
pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan longgar, agar tetap terkena
udara dan akan lebih mudah kering.
5. Kunjungan Neonatal
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1.) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
2.) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3.) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari
Bentuk pelaksanaan tumbuh kembng anak di lapangan dilakukan dengan mengacu pada
pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti dokter, bidan perawat,
ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesejahteraan suatu negara.
Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan tegnologi sederhana
ditingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya adalah dengan menerapkan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), ditingkat pelayanan kesehatan dasar. Bank dunia, 1993
melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah
kematian balita yang disebabkan oleh infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria,
kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.
Sabagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departeman Kesehatan
RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) yang mulai dikembangkan di indonesia sejak tahun 1996 dan
implementasinya dimulai 1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :
Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku
KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap
bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan
berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana
pelayanan kesehatan.
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali
dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar,
motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6
bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan)
maupun di luar gedung.
Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2. Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang
bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai
beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase
pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi
pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit
misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin
A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI,
2007). Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu
kali dalam satu tahun.
4. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1.) Penimbangan berat badan
2.) Penentuan status pertumbuhan
3.) Penyuluhan
4.) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke
Puskesmas.
Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien
asalkan sudah dilatih).
7. Pelayanan Immunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi
penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan),Polio,Campak
dan Hepatitis B. Dengan imunisasi,anak akan terhindar dari penyakit-penyakit,terhindar dari
cacat,misalnya lumpuh karena Polio,bahkan dapat terhindar dari kematian.
Vaksin yang di gunakan adalah :
1.BCG : Untuk mencegah penyakit tuberculosis
Imunisasi BCG (Bacicile Calmette Guerin) untuk mencegah terjadinya penyakit TBC
yang berat sebab TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG. Contohnya: TBC pada selaput otak, TBC milier pada lapang paru ,TBC tulang . Vaksin
BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang dilemahkan, diberikan melalui
intradermal dengan dosis 0,05 ml
Efek samping imunisasi BCG yaitu terjadinya ulkus pada daerah suntikan,reaksi panas. .
Rekomendasi :
1. Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bulan
2. Jangan melakukan imunisasi pd bayi dg imunodefisiensi (HIV,gizi buruk)
3. Pada bayi yg kontak erat dg penderita TB,diberi INH profilaksis,jika kontak sdh tenang
dapat diberi BCG.
A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan
setelah lahir.
Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat.
Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif
dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi
sedini mungkin dan atau mencegah gangguan ke arah yang lebih berat.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :
Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku
KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap
bulan yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan
berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana
pelayanan kesehatan.
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali
dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar,
motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6
bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan)
maupun di luar gedung.
Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
tentang pelayanan kesehatan pada bayi dan balita.
Dan harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi
semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang sempurna penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari