Anda di halaman 1dari 3

Nama: Iryati Nidaurifqiya Irma

NIM: 13620849

SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

Kondisi klien
Data subjektive:
Ibu klien mengatakan anaknya kemarin marah – marah dan memebentak ibunya dengan alasan kesal
karena ibunya tidak memperhatikannya.
Ibu klien mengatakan anaknya memukul kaca lemari hingga tangannya berdarah.
Ibu klien mengatakan anaknya sering berkata kasar kepadanya.

Data objektif:
Klien tampak kooperatif saat berinteraksi.

Diagnosa keperawatan
Resiko perilaku kekerasan.

Tujuan
Melatih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual.

Tindakan keperawatan
Diskusikan hasil latihan mengontrol marah perilaku kekerasan secara fisik dan sosial serta verbal.
Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
Buat jadwal latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.
ORIENTASI
P: “Selamat pagi mbak”
Px: “Pagi suster”
P: “Masih ingat dengan saya, coba sebutkan nama saya”
Px: “Iya saya masih ingat, suster irma”
P: “Bagaimana mbak semalam apakah istirahatnya nyeyak?”
Px: “Iya suster”
P: “Sebelumnya kita sudah melakukan latihan untuk mencegah rasa marah dengan teknik
verbal, apakah mbak sudah melakukan latihan dengan teratur sesuai jadwal yang sudah
kita buat sebelumnya?(sambil melihat foam jadwal)”
Px: “Iya suster saya sudah melakukan latihan dengan rutin sesuai jadwal”
P: “Nah gimana kemarin cara melakukan latihan untuk mencegah rasa marah dengan
verbal?”
Px: “Caranya kalau sedang marah maka saya menyampaikan apa yang saya rasakan?”
P: “Bagus sekali mbak sudah melakukan latihan dengan baik dan teratur... Apa yang
mbak rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
Px: “Saya merasa lebih baik suster”
P: “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan cara spiritual sesuai agama yang mbak anut? Apakah mbak bersedia?”
Px: “Baik suster saya bersedia”
P: “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini?”
Px: “Iya suster di sini saja saya lebih senang”
P:“Mbak mau berapa lama kita berbincang - bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Px: “Iya suster”

KERJA
P: “Sesuai dengan kontrak yang sudah kita buat, bagaimana mbak siap untuk latihan
sekarang?”
Px: “Siap suster”
P: “Baiklah, jika mbak merasakan marah untuk cara yang pertama dengan mengucapkan
ta’awudz (a’udzu billahi minas syaithani rrajiim), jika mbak masih merasakan marah
untuk langkah selanjutnya mbak diam dulu dengan posisi rileks, dan jika rasa marah itu
masih maka mbak melakkukan langkah selanjutnya dengan mengambil air wudzu,
bagaimana mbak bisa melakukan wudzu?”
Px: “Iya bisa sus”
P: “Coba sekarang dipartikkan tadi yang sudah saya ajarkan!”
Px: “(px mempraktikkan/ mengulang apa yang sudah perawat ajarkan)”
P: “Bagus sekali mbak sudah bisa melakukan latihan ini”
TERMINASI
P: “Bagaimana setelah melakukan latihan hari ini mbak?”
Px: “Iya suster saya senang dan merasa lebih baik”
P: “Jadi berapa cara mengontrol marah yang sudah kita pelajari hari ini?”
Px: “3 suster”
P: “Iya coba sebutkan!”
Px: “(px menyebutkan apa yang sudah dipelajari sebelumnya)”
P: “Bagus sekali mbak sudah bisa melakukan dengan baik… bagaimana kalau sekarang
kita masukkan dalam jadwal harian… mbak mau melakukan latihan ini di jam berapa
saja?”
Px: “Jam 12 siang sama jam 3 sore suster”
P: “Baiklah, setelah ini mbak praktikkan ya sesuai dengan jadwal harian ini. Besok kita
bertemu lagi ya mbak kita latihan mengontrol marah dengan patuh minum obat, gimana
besedia? mbak besok mau berbincang – bincang di mana?
Px: “Saya bersedia, di sini saja suster”
P: “Baiklah, mbak mau jam berapa besok kita bertemu?”
Px: “Jam 10 sus”
P: “Sampai bertemu besok ya mbak, wassalamu’alaikum”
Px: “Wa’alaikum salam”

Anda mungkin juga menyukai