Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI DATA

DIGITAL TRANSMISSION

Oleh:
Nama : Ariel Pratama ( 15441002 )
: Panggita Pragnyajati Saksono ( 15441013 )
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang
Konsentrasi : Instrumentasi dan Elektronika
Diploma : III ( Tiga)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL Akamigas
STEM Akamigas
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ 2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4

1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 5

1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5

II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Data ........................................................................................ 6

2.2 Komponen Dasar Komunikasi Data dan Tipe Jaringan .......................................... 7

2.2.1 Source ( Sumber ) ............................................................................................. 7

2.2.2 Transmitter ( Pengirim ) ................................................................................. 7

2.2.3 Sistem Transmisi .............................................................................................. 7

2.2.4 Receiver ( Penerima )....................................................................................... 7

2.2.5 Destination (Tujuan ) ....................................................................................... 7

2.3 Tipe Jaringan Komunikasi Data .................................................................................. 7

2.3.1 LAN ( Local Area Network ) .......................................................................... 8

2.3.2 MAN ( Metropolitan Area Network ) ........................................................... 8

2.3.3 WAN ( Wide Area Network ) ......................................................................... 8

2.3.4 GAN ( Global Area Network ) ....................................................................... 8

2.4 Jenis Komunikasi Data................................................................................................... 8

2.4.1 Infrakstruktur Terrestrial .............................................................................. 8

2.4.2 Melalui Satelit ................................................................................................... 9

2.5 Sistem Komunikasi Data ................................................................................................ 9

2.5.1 Sistem Komunikasi Offline ............................................................................. 9

2.5.2 Sistem Komunikasi Online ............................................................................. 9


2.6 Pengertian Transmisi Data .......................................................................................... 10

2.6.1 Pengertian Transmisi Data Sinyal Analog ................................................. 10

2.6.2 Pengertian Transmisi Data Sinyal Digital .................................................. 11

2.7 Digital to Digital Conversion ........................................................................................ 11

2.8 Signal Elemen dan Data Elemen................................................................................. 12

2.9 Data Rate dan Signal Rate ........................................................................................... 13

2.10 Baseline Wandering ...................................................................................................... 13

2.11 Komponen DC ............................................................................................................... 14

2.12 Self-synchronization ..................................................................................................... 14

2.13 Line Coding..................................................................................................................... 14

2.13.1 Skema Unipolar NRZ (Non-Return to Zero) ............................................. 15

2.13.2 Skema NRZ-L dan NRZ-I (Non-Return to Zero) ..................................... 16

2.13.3 Skema Polar RZ ( Return to Zero ) ............................................................. 17

2.13.4 Skema Polar Biphase Manchester dan Differential Manchester............ 18

2.13.5 Skema Bipolar AMI dan Pseudoternary ................................................... 18

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 20


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya, sebuah komputer hanya dapat dipergunakan secara individual (stand
alone) Namun perkembangan teknologi digital telah memungkinkan sebuah komputer untuk dapat
berkomunikasi dengan komputer lain. Secara sederhana, dengan menggunakan sebuah kabel dan
port komunikasi, dua buah komputer atau lebih dapat dihubungkan dan saling bekerjasama. Jika
dua buah komputer (A dan B) saling dihubungkan, maka hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
Komputer A dapat mengakses file-file yang ada di Komputer B, Komputer A dapat mengakses
disk drive dari Komputer B, Komputer A dapat mengirimkan data ke Komputer B, dan lain
sebagainya.
Dengan prinsip di atas, maka dapat dikembangkan suatu jaringan komputer dimana di
dalamnya terhubung lebih dari satu buah komputer sehingga antar komputer tersebut dapat saling
tukar menukar fasilitas data dan informasi.. Untuk dapat membuat beberapa komputer terhubung
dengan jaringan dan saling bekerjasama, dibutuhkan jalur transmisi baik dengan menggunakan
kabel (terstrial) maupun tanpa kabel (melalui satelit) Kabel transmisi digital (misalnya jenis UTP);
dan Perangkat lunak sistem operasi dan aplikasi yang memiliki fitur jaringan dan diinstalasi pada
masing-masing komputer. Komunikasi data antara komputer memungkinkan bagi user untuk
mengirim dan menerima data dari dan ke computer lain. Hal tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh
suatu perusahaan untuk mengomunikasikan data baik kepada perusahaan lain sebagai pemakai
informasi external maupun kepada karyawan sebagai pemakai internal. Prinsip-prinsip dan cara
pengkomunikasian data selanjutnya akan dibahas dalam bab selanjutnya dari makalah ini.

Kita telah mempelajari bahwa dalam proses transmisi data selalu dikonversi menjadi sinyal
terlebih dahulu. Data tersebut bisa berbentuk data analog dan data digital. Sinyal juga dapat berupa
sinyal analog dan sinyal digital. Transmisi baseband adalah representasi data analog atau data digital
menjadi sinyal digital pada proses transmisi. Sedangkan transmisi passband adalah representasi data
analog atau data digital menjadi sinyal analog pada proses transmisi. Transmisi passband ditandai
dengan pergeseran frekuensi dari frekuensi data yang umumnya rendah menjadi frekuensi sinyal yang
tinggi sesuai dengan frekuensi gelombang pembawa (carrier frequency). Pada bagian ini hanya
membicarakan proses konversi dari data digital menjadi sinyal digital dan proses konversi dari data
analog menjadi sinyal digital. Proses konversi data menjadi sinyal seringkali juga disebut dengan
istilah pengkodean (encoding).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian komunikasi data


2. Mengetahui teknik transmisi data digital

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari komunikasi data


2. Bagaimana proses komunikasi data dapat dilakukan, serta jenis-jenis media yang
diperlukan dalam komunikasi data
3. Kelebihan dan kekurangan komunikasi data
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Data

Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau
lebih device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang terhubung dalam
sebuah jaringan melalui beberapa media. Media tersebut dapat berupa kabel coaksial, fiber optic
(serat optic), microware dan sebagainya. Baik lokal maupun yang luas, seperti internet.
Komunikasi data merupakan gabungan dari beberapa teknik pengolahan data. Dimana
telekomunikasi dapat diartikan segala kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran informasi
dari satu titik ke titik lain. Sedangkan pengolahan data adalah segala kegiatan yag berhubungan
dengan pengolahan data menjadi informasi yang berguna bagi user.
Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut
merupakan bahan yang akan diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna dan
lebih mempunyai arti. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data atau
hasil proses dari data tersebut
Adapun tujuan dari komunikasi data adalah sebagai berikut :
1. Memunkinkan pengiriman data dalam jumalh besar efisien, tanpa kesalahan dan ekomis
dari suatu tempat ketempat yang lain.
2. Memungkinkan penggunaan sistem komputer dan perlatan pendukung dari jarak jauh
(remote computer use).
3. Memungkinkan penggunaan komputer secara terpusat maupun secara tersebar sehingga
mendukung manajemen dalam hal kontrol, baik desentralisasi ataupu sentralisasi.
4. Mempermudah kemungkinan pengelolaan dan pengaturan data yang ada dalam berbagai
mcam sistem komputer.
5. Mengurangi waktu untuk pengelolaan data.
6. Mendapatkan da langsung dari sumbernya.
7. Mempercepat penyebarluasan informasi.
2.2 Komponen Dasar Komunikasi Data dan Tipe Jaringan

Gambar 2.1 Komponen Dasar Komunikasi

2.2.1 Source ( Sumber )

Menghasilkan data untuk ditransmisikan.

2.2.2 Transmitter ( Pengirim )

Mengkonversi data menjadi signal yang siap untuk ditransmisikan.

2.2.3 Sistem Transmisi

Berupa jalur transmisi yang menghubungkan antara sumber dengan tujuan.

2.2.4 Receiver ( Penerima )

Mengkonversi sinyal yang diterima menjadi data.

2.2.5 Destination (Tujuan )

Menangkap atau menerima data yang dihasilkan receiver

2.3 Tipe Jaringan Komunikasi Data

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi data :


2.3.1 LAN ( Local Area Network )

LAN digunakan untuk menghubungkan komputer yang berada di dalam suatu area yang
kecil, misalnya di dalam suatu gedung perkantoran atau kampus. Jarak antar komputer yang
dihubungkan bias mencapai 5 sampai 10 km. Suatu LAN biasnya bekerja pada kecepatan mulai
10 Mbps sampi 100 Mbps. LAN menjadi populer karena memungkinkan banyak pengguna untuk
memakai sumber daya yang dapat digunakan itu misalnya suatu mainframe, file server, printer,
dan sebagainya.

2.3.2 MAN ( Metropolitan Area Network )

MAN merupakan suatu jaringan yang cakupannya meliputi suatu kota. MAN
menghubungkan LAN-LAN yang lokasinya berjauhan. Jangkauan MAN mencapai 10 km sampai
beberapa ratus km. Suatu MAN biasanya bekerja pada kecepatan 1,5 sampai 150 Mbps.

2.3.3 WAN ( Wide Area Network )

WAN dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer yang terletak pada suatu


cakupan geografis yang luas,seperti hubungan dari suatu kota ke kota yang lain didalm suatu
Negara. Cakupan WAN bias meliputi 100 km sampai 1.000 km, dan kecepatan antar kota bias
bervariasi antara 1,5 Mbps sampai 2,4 Gbps. Dalam WAN, biaya untuk peralatan untuk transmisi
sangat tinggi,dan biasanya jaringan WAN dimiliki dan dioperasikan sebagai suatu jaringan public.

2.3.4 GAN ( Global Area Network )

GAN merupakan suatau jarinagn yang menghubungkan Negara-negara diseluruh dunia.


Kecepatan GAN bervariasi mulai dari 1,5 Mbps sampai dengan 100 Gbps dan cakupannya
mencakupi ribuan kilometer.

2.4 Jenis Komunikasi Data

Secara umum jenis-jenis komunikasi data dibagi atau digolongkan menjadi dua macam
yaitu:

2.4.1 Infrakstruktur Terrestrial

Aksesnya dengan menggunakan media kabel dan nirkabel. Untuk membangun


infrakstuktur terrestrial ini membutuhkan biaya yang tinggi, kapasitas bandwitch yang terbatas,
biaya yang tinggi dikarenakan dengan menggunakan kabel tidak dipengaruhi oleh factor cuaca jadi
sinyal yang diguakan cukup kuat.

2.4.2 Melalui Satelit

Menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya wilayah yang dicakup akses satelit lebih
luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak memungkinkan dibangunnya infrastruktur
terestrial namun membutuhkan waktu yang lama untuk melangsungnkan proses komunikasi.
Kelemahan lain dari komunikasi via satelit adalah adanya gangguan yang disebabkan oleh radiasi
gelombang matahari.

2.5 Sistem Komunikasi Data

Sistem komunikasi data terdiri dari :

2.5.1 Sistem Komunikasi Offline

Sistem komunikasi offline adalah proses pengiriman data dengan menggunakan


telekomunikasi ke pusat pengolahan data tetapi akan diproses dulu oleh terminal kemudian dengan
menggunakan modem dikirim melalui telekomunikasi dan langsung dip roses oleh CPU data
disimpan pada disket, magnetik tape dn lain-lain. Peralatan yang diperlukan:
1. Terminal
Merupakan suatu I/O device untuk mengirim data dan menerima data jarak jauh
dengan fasilitas telekomunikasi. Peralatan terminal adalah magnetic tape unit, disk drive paper
tape.
2. Jalur komunikasi
Jalurnya merupakan fasilitas komunikasi seperti telepon, telegraf, telex dll.
3. Modem
Suatu alat yang mengalihkan data dari system kode digital kedalam system kode
analog.

2.5.2 Sistem Komunikasi Online

Data yang dikirim melalui terminal computer bisa langsung diperoleh dan diproses oleh
computer.Sitem komunikasi on line ini memungkinkan untuk mengirimkan data ke pusat
computer, diproses satu pusat computer. Perusahaan yang pertama mempelopori yaitu American
Airlines berlaku komunikasi dua arah. Merupakan komunikasi data degan kecepatan tinggi. Sistm
ini memerlukan suatu teknik dalam hal system disain dan pemrograman karena pusat computer
dibutuhkan suatu bank data atau database. Terdapat beberapa teknik sistem komunikasi Online
yaitu:
1. Time Sharing System
Teknik online system oleh beberapa pemakai secara bergantian menurut waktu yang
diperlukan pemakai karena perkembangan proses CPU lebihcepat sedangkan input dan output
tidak dapat mengimbangi.
2. Distributed data processing system
Merupakan system yang sering digunakan sekarang sebagai perkembangan dari time
sharing system. Sebagai system dapat didefinisikan sebagai system computer interaktf secara
geogrfis dan dengan jalur komunikasi dan mampu memproses data dengan computer lain dalam
suatu system.

2.6 Pengertian Transmisi Data

Transmisi Data adalah proses pengangkutan informasi dari satu titik ke titik lain di
dalamsuatu jaringan. Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan
data/informasidari dua atau lebih device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi
lain) yang terhubung dalam sebuah jaringan. Transmisi data dapat dibagi menjadi:
a. Transmisi Data Sinyal Digital
b. Transmisi Data Sinyal Analog

2.6.1 Pengertian Transmisi Data Sinyal Analog

Transmisi Data Sinyal Analog adalah suatu upaya mentransmisi sinyal analog tanpa
memperhatikan muatannya; sinyal-sinyalnya dapat mewakili data analog atau data digital. Untuk
jarak yang jauh dipakai amplifier yang akan menambah kekuatan sinyal sehingga menghasilkan
distorsi yang terbatas.
Transmisi analog merupakan proses pemindahan sinyal analog tanpa mengurangi
kontennya sama sekali. Sinyal dapat berupa data analog (data suara) atau data digital (data luaran
modem). Untuk pengiriman jarak jauh, transmisi analog membutuhkan alat penguat (amplifier)
untuk meningkatkan energi dalam sinyal. Dampak buruknya adalah amplifier juga meningkatkan
noise yang terdapat pada sinyal. Dengan demikian, sinyal yang dikirimkan menjadi lebih kotor.

2.6.2 Pengertian Transmisi Data Sinyal Digital

Transmisi Data Sinyal Digital adalah sinyal yang sifatnya pulsa, terputus-putus dan
terjadi perubahan tiba-tiba di antara bagian-bagiannya. Sinyal ini merupakan serangkaian pulsa
tegangan yang ditransmisikan melalui suatu media kawat. System komputer bekerja dengan sinyal
ini.
Transmisi digital merupakan proses pemindahan sinyal digital. Sinyal digital
mengandung data – data dalam bentuk biner. Untuk pengiriman jarak jauh, transmisi digital
memerlukan alat pengulang (repeater). Alat pengulang menerima sinyal digital, memulihkan
kembali pola jajaran byte, dan metransmisi ulang sinyal yang baru. Oleh karena itu, redaman dapat
diatasi.

2.7 Digital to Digital Conversion

Terdapat tiga teknik untuk menggambarkan data digital : Line Coding, Block Coding dan
Scrambling. Teknik line coding selalu dibutuhkan sedang block coding dan scrambling belum
tentu dibutuhkan. Namun sebelum membicarakan ketiga macam teknik konversi tersebut mari kita
bahas terlebih dahulu hubungan antara kecepatan data (data rate) dan kecepatan sinyal (signal rate)
dan syarat-syarat agar transmisi sinyal digital dapat berlangsung dengan baik.
Kecepatan pengiriman sinyal diwakili oleh beberapa istilah, antara lain: baud rate,
modulation rate atau pulse rate. Dalam makalah ini akan menggunakan istilah baud rate dengan
satuan baud untuk menyatakan kecepatan pengiriman sinyal digital. Secara logis kita tahu bahwa
dalam komunikasi data diharapkan agar kecepatan data dapat dicapai setinggi-tingginya
sedangkan kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai serendah-rendahnya.
Kecepatan data tinggi dalam proses transmisi berarti bahwa sejumlah besar data dapat
dikirimkan dalam satu satuan waktu. Karena itu semakin tinggi data rate berarti semakin besar
jumlah data yang dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Sedangkan kecepatan pengiriman
sinyal diharapkan menjadi rendah karena berkaitan dengan bandwidth dari sinyal. Semakin rendah
baud rate, berarti semakin kecil pula jumlah bandwidth yang dibutuhkan untuk mentransmisikan
sinyal.
2.8 Signal Elemen dan Data Elemen

Data Elemen adalah bagian yang paling kecil yang dapat menggambarkan sebagian
informasi. Data elemen disebut bit. Data elemen adalah Hal yang dibutuhkan untuk mengirim.
Signal elemen adalah bagian terkecil dari sebuah sinyal digital. Signal elemen adalah sesuatu yang
dapat dikirim.

Gambar 2.2 Hubungan Signal Elemen dan Data Elemen

Pada gambar 2.2, pada bagian a dapat dilihat bahwa terdapat satu data elemen dalam satu
signal elemen dimana r sama dengan 1. Pada bagian b terdapat dua signal elemen yang berisi satu
data elemen dimana r sama dengan ½. Pada bagian c terdapat dua data dalam satu signal elemen
dimana r sama dengan 2. Pada bagian d terdapat empat data dalam satu signal elemen dimana r
sama dengan 4/3.
Sinyal dengan level tegangan konstan tidak disukai dalam transmisi sinyal digital,
misalnya pengiriman data dengan jumlah bit 1 berderet panjang akan dikonversi menjadi tegangan
konstan (komponen DC) sebesar -1 Volt sampai seluruh bit selesai dikirimkan. Pertama, tegangan
konstan seperti ini tidak diharapkan karena penurunan energi sinyal (atenuasi) di sisi penerima
dapat menyebabkan kesulitan deteksi. Kedua, di samping atenuasi, tegangan konstan seperti itu
memiliki frekuensi nol, padahal frekuensi nol tidak dapat dilewatkan melalui saluran komunikasi.
Sebagai contoh saluran-saluran telepon kabel tidak dapat melewatkan sinyal dengan frekuensi di
bawah 200 Hz. Ketiga, tegangan konstan juga dapat menyebabkan pergeseran daya rata-rata dari
sinyal. Padahal proses deteksi pada sisi penerima sangat mendasarkan pada perhitungan daya rata-
rata dari sinyal. Pergeseran daya rata-rata sinyal seperti ini seringkali disebut dengan istilah
baseline wandering.
Faktor -faktor lain yang harus dimiliki oleh sinyal digital adalah: memiliki kemampuan untuk
mendeteksi kesalahan dalam proses transmisi, memiliki ketahanan terhadap gangguan-gangguan
transmisi seperti derau dan interferensi, memiliki kompleksitas rendah pada saat diimplementasikan.

2.9 Data Rate dan Signal Rate

Data Rate adalah jumlah dari data element yang dikirimkan dalam 1 sekon. Satuan dari
data rate adalah bit per second (bps). Signal Rate adalah jumlah dari signal element yang
dikirimkan dalam 1 sekon. Satuan dari signal rate adalah baud. Signal rate disebut juga pulse rate
atau modulation rate atau baud rate. Hubungan antara data rate dan signal rate :
1
𝑆 = 𝑐 𝑥 𝑁 𝑥 baud ........................................................................................................................ (2.1)
𝑟
Dimana :
S = Jumlah signal element
C = Case factor
N = Data rate (bps)
r = Data element per signal element

2.10 Baseline Wandering

Dalam decoding sebuah signal digital, receiver menghitung sebuah rata – rata daya signal
yang diterima saat itu. Rata – rata ini disebut dengan baseline. Daya signal yang masuk dievaluasi
terhadap baseline untuk menentukan nilai dari data element. Serangkaian dari 0s atau 1s
mengakibatkan sebuah simpangan dalam baseline (baseline wandering) dan membuat receiver
untuk mendekodekan dengan benar. Sebuah skema line decoding yang baik membutuhkan prevent
baseline wandering.

Gambar 2.3 Efek lack of synchronization


2.11 Komponen DC

Di dalam komponen DC ketika level tegangan dalam sebuah signal digital konstan
seketika, spectrum membuat frekuensi yang paling rendah (hasil dari analisis fourier). Frekuensi
– frekuensi ini kira – kira sama dengan nol, disebut komponen DC, menggambarkan permasalahan
untuk sebuah sistem yang tidak dapat melewati frekuensi rendah atau sebuah sistem yang
menggunakan kopling elektrik (via transformer). Sebagai contoh, sebuah jalur telepon tidak dapat
melewati frekuensi dibawah 200 Hz.

2.12 Self-synchronization

Untuk mengartikan signal kiriman yang benar dari pengirim, interval bit penerima harus
sesuai/cocok dengan tepat ke interval bit pengirim. Jika clock penerima lebih cepat atau lebih
lambat, interval bit tidak cocok dan penerima mungkin salah mengartikan signal. Self-
synchronization. Signal digital terdiri informasi pengambilan waktu dalam data yang dikirimkan.
Hal ini dapat dicapai jika terdapat perpindahan signal yang memberitahukan penerima untuk
permulaan, pertengahan atau akhir dari pulsa.

2.13 Line Coding

Pada line coding selalu diasumsikan bahwa data yang berupa teks, gambar, suara, video
telah tersimpan dalam memori komputer sebagai deretan bit. Line coding akan mengkonversi
deretan bit tersebut menjadi sinyal digital untuk ditransmisikan. Pada sisi penerima, harus
dilakukan proses sebaliknya yaitu konversi dari sinyal digital menjadi data digital. Pengkodean
data digital menjadi sinyal digital yang paling sederhana adalah non-return-to-zero (NRZ). NRZ
juga disebut sebagai pengkodean digital unipolar karena sinyal yang dibangkitkan hanya
menggunakan tegangan positif atau negatif saja.
Pada modulasi NRZ, bit 0 direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan 0 volt,
sedangkan bit 1 direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan +V volt. Karena 1 elemen sinyal
hanya membawa 1 elemen data, maka r=1. Berdasarkan persamaan 5.1 kita dapati bahwa
kecepatan sinyal rata-rata adalah S=R/2 baud. Pengkodean ini disebut dengan NRZ karena sinyal
tidak kembali ke 0 volt di tengah-tengah bit (bandingkan dengan modulasi manchester).
Pengkodean NRZ dalam aplikasi nyata tidak digunakan karena jumlah daya yang dibutuhkan
untuk membangkitkan 1 buah sinyal pada NRZ lebih besar daripada jenis pengkodean NRZ-L atau
NRZ-I yang akan segera kita bahas.

Gambar 2.4 Skema Line Coding

2.13.1 Skema Unipolar NRZ (Non-Return to Zero)

Gambar 2.5 Pengkodean digital NRZ

1 2 1 1
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝑉 + (0)2 = 𝑉 2
2 2 2
Pengkodean data digital menjadi sinyal digital yang paling sederhana adalah non-return-
to-zero (NRZ). NRZ juga disebut sebagai pengkodean digital unipolar karena sinyal yang
dibangkitkan hanya menggunakan tegangan positif atau negatif saja. disebut NRZ karena signal
tidak kembali ke nol pada pertengahan bit.
Pada modulasi NRZ, bit 0 direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan 0 volt,
sedangkan bit 1 direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan +V volt. Karena 1 elemen sinyal
hanya membawa 1 elemen data, maka r=1. Berdasarkan persamaan 2.1 kita dapati bahwa
kecepatan sinyal rata-rata adalah S=R/2 baud. Pengkodean ini disebut dengan NRZ karena sinyal
tidak kembali ke 0 volt di tengah-tengah bit (bandingkan dengan modulasi manchester).
Pengkodean NRZ dalam aplikasi nyata tidak digunakan karena jumlah daya yang dibutuhkan
untuk membangkitkan 1 buah sinyal pada NRZ lebih besar daripada jenis pengkodean NRZ-L atau
NRZ-I.

2.13.2 Skema NRZ-L dan NRZ-I (Non-Return to Zero)

NRZ(Non-Return to Zero) dibedakan lagi menjadi NRZ-L (NRZ-Level) dan NRZ-I


(NRZ-Invert). NRZ-Level (NRZ-L) dan NRZ-Invert (NRZ-I) merupakan pengkodean digital
polar. Disebut demikian karena keduanya menggunakan baik tegangan positif maupun tegangan
negatif untuk membangkitkan sinyal digital. Pada NRZ-L bit 1 dan bit 0 direpresentasikan dengan
level tegangan dari sinyal, sedangkan pada NRZ-I bit 1 dan bit 0 dibedakan oleh ada atau tidaknya
perubahan level tegangan dari sinyal.

Gambar 2.6 Pengkodean digital dengan NRZ-L dan NRZ-I

Pada NRZ-L level dari tegangan menentukan nilai dari bit, pada NRZ-I inversion atau
lack of inversion menentukan nilai dari bit NRZ-L dan NRZ-I keduanya mempunyai signal rate
rata – rata N/2Bd NRZ-L dan NRZ-I keduanya mempunya sebuah permasalahan komponen DC.
Pada NRZ-I tegangan dari sinyal akan berubah (berinversi) apabila bit berikutnya adalah bit 1.
Sedangkan apabila bit berikutnya adalah bit 0, tidak ada perubahan sinyal. Dengan mengamati
bentuk sinyal NRZ-L dan NRZ-I kita dapat melihat bahwa kedua modulasi polar ini masih akan
mengalami apa yang disebut dengan baseline wandering. Pada NRZ-L baseline wandering akan
terjadi apabila terdapat deretan panjang bit 1 atau bit 0, sedangkan pada NRZ-I baseline wandering
hanya terjadi pada deretan panjang bit 0 saja.
Variabel P pada sumbu vertikal dari gambar adalah densitas dari daya (Power density),
yaitu jumlah daya pada setiap 1 Hz dari bandwidth. Terlihat bahwa sebagian besar daya berada di
sekitar frekuensi 0 Hz. Hal ini berarti terdapat komponen DC yang membawa energi besar sekali.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa energi yang dibawa oleh NRZ-L dan NRZ-I tidak tersebar
merata di kedua tegangan positif dan tegangan negatif. Dengan kata lain, masalah baseline
wandering tak terhindarkan oleh kedua jenis modulasi digital ini.

2.13.3 Skema Polar RZ ( Return to Zero )

Gambar 2.6 Pengkodean digital dengan RZ

Pengkodean RZ selalu mengembalikan sinyal ke tegangan nol pada saat sinyal telah
mencapai separo dari durasi sinyal. Tetapi karena RZ menggunakan 2 sinyal elemen untuk
merepresentasikan sebuah elemen data, hal ini berakibat pada kenaikan bandwidth sebanyak dua
kali lipat dibandingkan dengan bandwidth yang digunakan oleh NRZ. Perhatikan bahwa nilai
r=1/2 dan kecepatan sinyal rata-rata adalah S=N baud.
Selain itu, karena RZ membutuhkan tiga level tegangan maka perangkat dengan
kompleksitas tinggi dibutuhkan untuk membangkitkan sinyal RZ. Kelemahan-kelemahan sinyal
RZ tersebut di atas menjadi alasan sehingga dalam praktek komunikasi data RZ tidak digunakan.
Modulasi digital yang cukup efisien saat ini adalah manchester dan differential mancheseter.
2.13.4 Skema Polar Biphase Manchester dan Differential Manchester

Gambar 2.6 Pengkodean digital dengan Manchester and Differential Manchester

Pengkodean Manchester membagi durasi bit menjadi dua bagian. Level tegangan akan
berubah saat setengah dari durasi bit terlampaui. Sinyal yang merepresentasi bit 0 berubah dari
tegangan positif (+V) menjadi tegangan negatif (-V), sedangkan bit 1 direpresentasikan dengan
perubahan sinyal dari tegangan negatif (-V) menjadi tegangan positif (+V).

Pada pengkodean differential manchester selain terdapat perubahan sinyal pada separo
dari durasi bit, juga terdapat inversi sinyal pada saat bit berikut adalah bit 0. Apabila bit berikut
adalah bit 1, maka tidak ada inversi sinyal.
Pada Manchester and Differential Manchester encoding, transisi pada pertengahan bit
digunakan untuk synchronization. Bandwidth minimum dari Manchester and Differential
Manchester adalah 2 times (2 kali) dari NRZ.

2.13.5 Skema Bipolar AMI dan Pseudoternary

Pengkodean bipolar dibuat untuk mengeliminasi kekurangan-kekurangan yang ada pada


NRZ. Pada pengkodean AMI, elemen data dengan bit 1 direpresentasikan oleh sinyal yang
beriversi bolak balik dari tegangan positif ke tegangan negatif atau sebaliknya dari tegangan
negatif ke tegangan positif. Sedangkan elemen data dengan bit 0 direpresentasikan oleh tegangan
0 volt.
Kedua jenis pengkodean bipolar ini direpresentasikan dalam Gambar 5.8. Seperti terlihat
dalam gambar, pada pengkodean bipolar ini 1 elemen data direpresentasikan oleh 1 elemen sinyal,
sehingga didapatkan nilai m=1. Dengan menggunakan persamaan 5.1 didapatkan bahwa kecepatan
sinyal rata-rata adalah S=R/2 baud. Dengan memperhatikan pada Gambar 5.9, kita tahu bahwa
konsentrasi sebagian energi dari pengkodean bipolar berada pada frekuensi R/2.

Gambar 2.7 Pengkodean digital dengan AMI and Pseudoternary

Bipolar Encoding (Multilevel binary) mempunyai tiga level tegangan yaitu positif, negatif
dan nol. Dua variasi dari bipolar encoding yaitu:
 AMI (Alternate Mark Inversion)
0 : neutral zero voltage
1 : alternating positive and negative voltage
Kerja dari mark berasal dari telegraphy dan berarti 1. AMI berarti alternate 1 inversion.
Neutral zero voltage menggambarkan binary 0 sedangkan binary 1s digambarkan oleh alternating
positive dan negative voltage
 Pseudoternary
1 : neutral zero voltage
0 : alternating positive and negative voltage
Skema bipolar tidak mempunyai permasalahan komponen DC. Seperti AMI, tetapi 1 bit
dienkodekan sebagai zero voltage dan 0 bit diencodekan sebagai alternating positive dan negative
voltage. Pada bipolar encoding kita menggunakan tiga level yaitu positif, negatif, dan nol.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua
atau lebih device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang
terhubung dalam sebuah jaringan melalui beberapa media.
2. Dalam transmisi data digital,terdapat tiga macam cara untuk melakukan proses
konversi dari data digital menjadi sinyal digital, yaitu line coding, block coding dan
scrambling. Dalam komunikasi data juga diharapkan agar kecepatan data dapat
dicapai setinggi-tingginya sedangkan kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai
serendah-rendahnya. Pada NRZ-L bit 1 dan bit 0 direpresentasikan dengan level
tegangan dari sinyal, sedangkan pada NRZ-I bit 1 dan bit 0 dibedakan oleh ada atau
tidaknya perubahan level tegangan dari sinyal. Level tegangan pengkodean
Manchester akan berubah saat setengah dari durasi bit terlampaui. Pada differential
manchester terdapat perubahan sinyal pada separo dari durasi bit dan inversi sinyal
bila bit berikut bit 0. Apabila bit berikut adalah bit 1, maka tidak ada inversi sinyal.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://wahyudinrempas.blogspot.co.id/2013/06/makalah-komunikasi-data.html
2.

Anda mungkin juga menyukai