Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714
Telepon / Fax : (0511) 4772254
Email: faperta_unlambjb@yahoo.com

MODUL TANAMAN BAWANG MERAH


Oleh: Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Fakultas Pertanian UNLAM 2017

Syarat Tumbuh Bawang Merah:

- Tumbuh baik pada dataran rendah dan dataran tinggi pada ketinggian 0-1200

m dpl. Ketinggian optimal pada 10-250 m dpl.


- Tekstur tanah lempung berpasir, konsistensi gembur, tidak tergenang air dan

drainase baik.
- Lama penyinaran matahari rata-rata 12 jam per hari.
- Curah hujan rendah & tidak berawan, oleh karena itu baik ditanam pada

iklim kering.

Ciri-ciri Umbi Bawang Merah yang Baik:

- Berwarna cerah.
- Tidak lunak saat dipegang.
- Tidak terserang hama dan penyakit (jamur).
- Ukuran sedang : 1 siung 2 umbi (2 x 2½ cm) dengan bentuk relative bulat.
Varietas Unggul Bawang Merah :
 Maja Cipanas :umur 60 hr, produktivitas 10,3 ton/ha
 Bima Brebes : umur 60 hr, produktivitas 10 ton/ha
 Keling : umur 70 hr, produktivitas 8 ton/ha
 Sumenep : umur 69 hr, produktivitas 10,3 ton/ha
 Timor : umur 58 hr, produktivitas 10,1 ton/ha
 Bangkok : umur 65 hr, produktivitas 17,6 ton/ha
 Filipina : umur hr, produktivitas 21 ton/ha
 Kuning Sidapurna : 66 hr, produktivitas 14 ton/ha

Jarak tanam : 15 x 15 cm

20 x 20 cm

20 x 15 cm

20 x 10 cm

Persiapan Lahan:

- Lahan pertanaman setelah tanaman padi (lahan sawah beririgasi).


KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714
Telepon / Fax : (0511) 4772254
Email: faperta_unlambjb@yahoo.com

- Setelah tanah dicangkul, dibuat bedengan-bedengan (lebar 1- 1,5 m ; panjang

sepanjang lahan), saluran air antar bedengan (lebar 30 – 35 cm, dalam 30 – 40

cm), saluran pemotong/ pembuang (dalam lebih kurang 50 cm).

Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk kandang yang sudah matang atau

yang sudah dingin, diberikan 7 sampai 15 hari sebelum penanaman di lahan

sawah dan diperlukan pupuk kendang sebanyak 20 ton per hektar lahan tanaman

bawang merah.

Pemupukan dengan pupuk buatan (N, P, K) dapat dilakukan Nitrogen(N)

diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan pada umur 3 – 4 minggu setelah

tanam (karena mudah menguap dan tercuci). P dan K atau NPK diberikan

sekaligus satu hari sebelum tanam atau pada saat tanam.

Apabila pH tanah rendah (keasaman tinggi) perlu diberi kapur. pH 5,0 – 5,5

diberi kapur dosis: 1 – 2 ton/ha. Pemberian kapur pada saat pengolahan

bedengan (½ bulan sebelum tanam).

 Dosis per hektar :

N = 90 – 180 kg (Urea 200 – 400 kg/ha)

– Urea (45 % N) = 100/45 x 90 kg = 200 kg/ha

P₂0₅ = 90 – 150 kg (TSP 200 – 300 kg/ha)

– TSP (46 % P₂0₅) = 100/46 x 90 kg = 195,6 kg/ha

K₂0 = 50 – 100 kg (KCl 100 – 200 kg/ha)

– KCl (60% K₂0) = 100/60 x 50 kg = 83,3 kg/ha

NPK majemuk = 675 – 900 kg/ha atau 300 – 400 kg/ha.


Penyiraman :
Dimulai setelah umbi ditanam (cukup 1x sehari) sampai daun pertama

muncul. Selesai dipupuk disiram 2 x sehari. Tanah yang terlalu padat akibat
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714
Telepon / Fax : (0511) 4772254
Email: faperta_unlambjb@yahoo.com

penyiraman supaya digemburkan, lebih-lebih setelah umbi mulai tampak,

sekaligus membasmi rumput.

Penyiangan, Pendangiran, Pembumbunan :

Penyiangan untuk membuang rumput pengganggu. Sebaiknya dicabut saja,

karena akar masih dangkal. Setelah disiang dilakukan pendangiran, setelah itu

dipupuk susulan Nitrogen (N), kemudian dilakukan pembumbunan (umur 2 -4

minggu setelah tanam). Semua kegiatan di atas dihentikan 1 bulan sebelum

panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama
1. Cacing/namatoda, keluarga Ditylenchus

Gejala serangan :

Perubahan pada batang dan daun, batang pendek (tidak normal) dan

membengkak, daun mengerut dengan ukuran pendek, Umbi secara keseluruhan

membusuk. Serangan dimulai dari akar kemudian ke umbi dan batang, mudah

berkembang biak pada tanah pasir (dataran tinggi).

2. Ulat Tanah (Agrotis interjectionis)

– Gejala serangan :

 Tanaman muda dibagian pucuk (titik tumbuh) dan tangkainya.


 Pertumbuhan terhambat,
 Menyerang setelah matahari terbenam.
 Pada siang hari ulat berada dalam tanah, tidak jauh dari tanaman

yang diserang.

– Pengendalian :
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714
Telepon / Fax : (0511) 4772254
Email: faperta_unlambjb@yahoo.com

 Cara mekanis : mengumpulkan ulat pada senja atau malam hari.


 Cara kultur teknis : menjaga kebersihan (sanitasi).
 Cara kimiawi : disemprot dengan pestisida

3. Ulat Grayak (Spodoptera exiqua)

– Gejala serangan:

• Koloni ulat kecil-kecil membuat lubang pada daun sambil

memangsa daging daun.

• Daun nampak bercak putih memanjang kemudian layu.

• Serangan berat menghilangkan hasil hingga 60 %.

– Pengendalian :

• Non kimia : pergiliran tanaman, waktu tanam serempak.

• Kimiawi : Semprot dengan insektisida

Penyakit

1. Bercak Ungu atau Trotol (Alternaria porri)

– Gejala Serangan :
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714
Telepon / Fax : (0511) 4772254
Email: faperta_unlambjb@yahoo.com

• Terjadi bercak kecil, melekuk, berwarna putih sampai

kelabu Bercak membesar berbentuk cincin, warna ungu dengan tepi

kuning dan ujung daun mengering.

• Infeksi pada umbi selepas panen, membusuk berwarna

kuning sampai merah kecoklatan dan berair.

• Pada serangan berat mengakibatkan kehilangan hasil

sampai 40 %.

– Pengendalian :

• Non kimiawi : Pergiliran tanaman

• Kimiawi : Disemprot dengan fungisida (Antracol,


Dithane)

2. Embun Bulu atau Busuk Daun (Peronospora destructor)

– Gejala Serangan :

• Menyerang saat mulai berumbi,

• Adanya bercak hijau pucat pada ujung daun kemudian

berubah menguning dan akhirnya mengering,

• Daun yang mati berwarna putih yang diliputi jamur hitam.

– Pengendalian :

• Non Kimiawi : Penggunaan bibit sehat dan pergiliran


tanaman.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERTANIAN
Jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 36 Kotak Pos 1028 Banjarbaru 70714
Telepon / Fax : (0511) 4772254
Email: faperta_unlambjb@yahoo.com

• Kimiawi : Disemprot dengan fungisida

3. Antraknose (Colletotrichum gloesporioides)

– Gejala Serangan :

• Bercak putih pada daun, membentuk lekukan akhirnya


patah.

• Kerusakan berat sampai 100 %.

– Pengendalian :

• Non Kimiawi : Pergiliran tanaman.

• Kimiawi : Disemprot dengan fungisida

Panen (Pemungutan Hasil) :


• Umur panen antara 60 – 90 hari

• Ciri-ciri panen :

1. 60 – 70 % daun menguning, hampir 60 – 90 % leher batangnya lemas.

2. Umbi lapis sudah kelihatan penuh, tersembul sebagian di atas tanah.

3. Warna kulit mengkilap atau memerah, tergantung varietas.


4. Umbi yang dipanen terlalu muda akan cepat susut dan kropos swaktu
penyimpanan.

6. Panen supaya dilakukan pada saat tanah kering, untuk mencegah busuk
umbi.

7. Cara panen dengan mencabut rumpun tanaman beserta batangnya.

8. Pada pertanaman yang baik menghasilkan 10 – 21 ton umbi basah / hektar.

Anda mungkin juga menyukai