Anda di halaman 1dari 2

3.

3 Gejala Klinis Blastomikosis Pada Manusia

Penularan terjadi secara inhalasi dengan reservoir kemungkinan adalah tanah.


Masa inkubasi antara 2-4 minggu. Pada manusia yang terinfeksi blastomikosis akan
menunjukkan gejala klinis diantaranya yaitu demam, anoreksia, berat badan turun, keluar
cairan dari mata dan hidung, batuk kronis, abses dan luka-luka di kulit. Bila spora
blastomyces terhirup dapat menimbulkan gejala sesak nafas. Pada kasus kronis dapat
menimbulkan rasa nyeri di dada dan jika tidak diobati dapat menyebar ke kulit dengan
manifestasi berupa ulserasi, papula/nodula subkutan. Bila menyerang tulang akan terasa nyeri
dan terjadi osteomyelitis. Bila menyerang traktus genitoutinaria dapat menimbulkan dysuria,
pyuria, hematuria. Infeksi kulit dimulai dengan benjolan kecil (papul) dan mungkin saja
berisi nanah (papulopustula). Kemudian akan timbul kutil yang
dikelilingi abses (penimbunan nanah) yang tidak terasa nyeri. Pada tulang bisa timbul
pembengkakan disertai nyeri. Pada laki-laki terjadi pembengkakan epididimis disertai nyeri
atau prostatitis. Adakalanya, jamur menyebar ke jaringan yang melapisi otak dan medula
spinalis (meninges), menyebabkan terjadinya meningitis jamur. Gejala infeksi ini dapat
berupa sakit kepala dan kebingungan. Blastomikosis paru-paru dimulai secara bertahap
dengan timbulnya demam, menggigil dan berkeringat banyak. Kemudian bisa terjadi nyeri
dada, kesulitan untuk bernafas, dan batuk. Meskipun infeksi paru biasanya memburuk secara
perlahan, tapi kadang-kadang akan membaik tanpa pengobatan. Lesi paru terdiri dari tiga
jenis yaitu pneumonia eksudatif yang sering merupakan pneumonitis leucocytic tanpa
pembentukan granuloma. Kerusakan alveolar sering terjadi namun supurasi besar jarang
terjadi, nekrosis fokal atau lebih luas terjadi, namun tidak begitu besar seperti pada
tuberculosis. Lesi granulomatosa yang terdiri dari tuberkul histiosit biasanya menunjukkan
banyak sel raksasa. Parasit ini terlihat lebih jarang terjadi daripada lesi eksudatif. Tipe
eksudatif dan granulomatosa campuran, lesi bronkial umum terjadi dan sering menyebabkan
lisisnya sebagian besar mukosa bronkiolus dan bronkius yang lebih kecil. Eksudat purulen
atau mucopurulen, di mana sel jamur dapat terlihat, biasanya ada. Pleuritis kronis sering
ditemukan Lesi kulit disebabkan oleh penyebaran hematogen dari fokus infeksi yang lebih
dalam. Berbeda dengan lesi kulit yang timbul dari infeksi dermal primer, lesi ini tidak
menunjukkan adanya lymphangitis mycotic terkait atau keterlibatan kelenjar getah bening
regional.
Dapus :
American Journal of Clinical Pathology 1951 Vol.21 No.11 pp.999-1029 ref.20 figs., 84
http://apotekonlines.blogspot.co.id/2014/04/blastomikosis-penyakit-gilchrist.html
Waltzek T.B. et al.Marine Mammal Zoonoses: A Review of Disease Manifestations.2011.
Department of Environmental and Global Health, College of Public Health and Health
Professions, University of Florida, Gainesville, FL, USA.

Anda mungkin juga menyukai