http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/akibat-efek-rumah-kaca.html
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C.
Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan
dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan bumi.
Sehingga terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut
yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm
(4-10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit diprakirakan.
Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang berpotensi memicu
terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain bisa mengalami musim
kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan turunnya kelembaban. Selanjutnya
Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir, kekeringan,
pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat. Perubahan iklim juga akan
mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman. Peningkatan suhu 100C diperkirakan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan gangguan pada
warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati karena suhu tinggi. Para peneliti
memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies dapat menjadi punah di enam wilayah
bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari mewakili 20% muka bumi (Jhamtani, 2007).
Terutama yang termasuk kedalam kelompok stenotermal yang memiliki daya toleransi atau
kisaran suhu yang sempit. Berbeda dengan hewan eurytermal yang memiliki kisaran toleransi
Terumbu karang memiliki peranan penting bagi keanekaragaman organisme laut. Masalah secara
global terjadi akibat semakin meningkatnya kandungan karbon dioksida dan efek rumah kaca
pada atmosfer dan mendorong naiknya suhu permukaan laut (yang diduga juga menyebabkan
pemutihan dan kematian karang) serta meningkatkan derajat keasaman air laut.
Air laut yang semakin asam akan membuat ion karbonat berkurang sehingga menurunkan
kemampuan karang untuk membangun kerangka. Jika terumbu karang tidak dapat beradaptasi
maka akan mempengaruhi fungsi ekosistem terumbu karang dan struktur geologi terumbu karang
serta mempengaruhi fungsi pesisir dan juga akan mempengaruhi masayarakat sekitar yang
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa memunculkan
penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan suhu dan curah hujan
akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa setiap tahun. Penyakit seperti
malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan meningkat di negara tropis seperti
Indonesia.
4). Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah tropik kering.
Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim kemarau
5). Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan, bencana, dan risiko
kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern, penasehat perdana menteri
Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang perubahan iklim akan berdampak
Stern mengatakan bahwa dunia harus berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara
miskin untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk
mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan iklim.
Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia. Namun beberapa
1). Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.
2). Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih intensif sehingga
meningkatkan risiko banjir. Pada 2080 diperkirakan sebagian Sumatera dan Kalimantan menjadi
10-30% lebih basah pada musim hujan; sedangkan Jawa dan Bali 15% lebih kering.
3). Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan,
4). Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak pada sektor
pertanian dan ketahanan pangan. Perubahan iklim akan menurunkan kesuburan tanah sekitar 2%
sampai dengan 8%, diperkirakan akan mengurangi panen padi sekitar 4% per tahun, kacang
5). Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir. Sebagai
contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160 km2 dari kota
jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan Ancol (Susandi,
7). Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar 430 km. Laju
kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan erosi ke daratan 50-100 meter
per tahun (Bali Membangun, 2004). Kerusakan ini ditambah potensi dampak dari perubahan
iklim diduga akan menyebabkan muka air laut naik 6 meter pada 2030, sehingga Kuta dan Sanur
Hal ini mengancam keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan kekayaan
dan keindahan pantai dan laut di Bali. Daerah yang lebih ‘aman’ adalah pantai berkarang yang
bersifat terjal, seperti Uluwatu dan Nusa Penida serta daerah perbukitan dan pegunungan yang
8). Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko kehilangan banyak
pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat kenaikan permukaan air laut. Wilayah
9). Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan perikanan yang pada
akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata masyarakat petani dan nelayan.
Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait dengan hal itu akan mengurangi pendapatan negara
Sementara itu, negara harus menaikkan anggaran untuk menanggulangi bencana yang
meningkat, mengelola dampak kesehatan, dan menyediakan sarana bagi pengungsi yang
meningkat akibat bencana. Industri di kawasan pesisir juga kemungkinan besar akan menghadapi
dampak ekonomi akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan beban
Rujukan :
DOWNLOAD materi lengkap terkait Efek Rumah Kaca dalam bentuk Microsoft Word disini.