Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TEORI DASAR

2.2 Prinsip Kerja Mobil


Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau
lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar). Mobil
kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére'
(bergerak)

Skematik proses kerja mobil secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skematik Proses Kerja Mobil


Mobil merupakan suatu sistem yang mengubah energi kimia pada bahan bakar dan udara
menjadi energi gerak (mekanik) yang disalurkan untuk menggerakkan roda.
Sebagai suatu sistem, mobil memiliki bagian-bagian utama yang menyusunnya. Setiap
bagian mobil memiliki peran mereka sendiri. Bagian tersebut merupakan suatu sistem utuh
yang menyusun dan menyokong setiap fungsi dari kendaraan. Secara garis besar, terdapat
beberapa bagian-bagian mobil yaitu:
1. Unit Daya (Power unit; Engine)
2. Sistem Pemindahan Daya (Power Transfer Assembly; Drivetrain)
3. Sistem Suspensi (Suspension)
4. Bagian Pendukung & Penyangga (Vehicle Body)
5. Sistem Kelistrikan (Electrical System)

1. Unit Daya (Power unit; Engine)

Gambar 2.2 Unit Daya Pada Mobil


Mesin merupakan bagian utama pada kendaraan roda 4 yang berfungsi untuk
menghasilkan tenaga yang nantinya akan digunakan untuk menggerakkan
kendaraan. Fungsinya, mesin mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas
yang kemudian diubah menjadi energi gerak (mekanik) yang digunakan untuk menggerakkan
roda kendaraan melalui sistem pemindah daya. Mesin memiliki bagian-bagian tersendiri yang
cukup kompleks. Di dalam mesin kendaraan, terdapat beberapa sistem yang menyusunnya
diantaranya yaitu sistem bahan bakar, sistem pengapian, sistem pelumasan, sistem pendingin,
sistem gas buang (exhaust) dan sistem lain yang menyangkut engine management.
2. Sistem Pemindahan Daya (Power Transfer Assembly; Drivetrain)

Gambar 2.3 Sistem Pemindahan Daya Pada Mobil

Sistem pemindah tenaga juga dapat disebut sistem pemindah daya (powertrain),
merupakan sebuah mekanisme yang memindahkan tenaga dari mesin ke roda. Sistem
pemindah tenaga menurut letak mesinnya dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:
a. Mesin depan penggerak belakang (front engine rear drive)
b. Mesin depan penggerak depan (front engine front drive)
c. Mesin depan penggerak empat roda (front engine four wheel drive)
d. Mesin belakang penggerak belakang (rear engine rear drive)
e. Mesin belakang penggerak empat roda (rear engine four wheel drive)

Sistem pemindah tenaga yang terdapat dalam mesin terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Kopling (Clutch)
b. Transmisi (Transmission)
c. Propeller Shaft
d. Differential
3. Sistem Suspensi (Suspension)

Gambar 2.4 Sistem Suspensi Pada Mobil

Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam


kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang
dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Sistem suspensi
kendaraan terletak di antara bodi (kerangka) dengan roda. Ada dua jenis utama suspensi yaitu
a. Sistem suspensi dependen atau sistem suspensi poros kaku (rigid)
b. Sistem suspensi independen atau sistem suspensi bebas
Sistem suspensi terdiri dari beberapa bagian yaitu pegas, peredam kejut dan lengan suspensi.
4. Bagian Pendukung & Penyangga (Vehicle Body)

Gambar 2.5 Sistem Pemindahan Daya Pada Mobil

Bagian support dan penyangga kendaraan merupakan bagian pada kendaraan yang
digunakan untuk tempat menyangga semua bagian-bagian yang terdapat pada mobil. Chasis,
rangka dan body termasuk dalam kategori ini
Chasis digunakan sebagai tempat melekatnya sistem suspensi, roda, body, mesin, transmisi,
dan bagian-bagian penting lainnya pada kendaraan bermotor.
5. Sistem Kelistrikan (Electrical System)

Gambar 2.6 Sistem Kelistrikan Pada Mobil

Sistem kelistrikan mobil adalah bagian yang penting karena pada sistem inilah sumber
penggerak berasal. Arus listrik dari sistem kelistrikan akan menimbulkan bunga api pada busi
di mana bunga api tersebut merupakan syarat utama yang harus ada pada motor bensin.
Penerangan pada mobil pun berasal dari kelistrikan. Masih banyak komponen lain yang
digerakkan oleh listrik, seperti pompa bensin, motor starter, motor penghapus kaca dan
sebagainya. Secara umum sistem kelistrikan pada mobil dapat dibedakan menjadi:
a. Sistem kelistrikan bahan bakar
b. Sistem pengapapian
c. Sistem pengukuran
d. Sistem lampu dan alat bantu
e. Sistem pengisian
2.2 Komponen Mesin Mobil
Mesin mobil merupakan salah satu bagian di dalam kendaraan mobil yang menjadi
penggerak kendaraan. Dengan fungsinya tersebut, dapat dikatakan bahwa mesin menjadi salah
satu bagian yang cukup penting di dalam sebuah mobil.
Secara garis besar, mesin mobil terdiri dari 2 bagian yaitu komponen yang tidak dapat bergerak
serta komponen yang dapat bergerak. Berikut ini bagian-bagian dari kedua komponen tersebut.
Untuk komponen mesin yang tidak dapat bergerak antara lain adalah:
1. Blok silinder atau cylinder block
Salah satu komponen utama ini merupakan dasar dari sebuah mesin kendaraan. Pada
bagian blok silinder ini terdapat beberapa buah silinder mesin dan di setiap silinder mesin ini
memiliki satu buah piston yang berada di salah satu ujung dari batang piston. Sedangkan untuk
ujung batang lainnya dihubungkan dengan poros engkol, sehingga naik turunnya dari piston
ini lah yang dapat menggerakkan bagian engkol.

Gambar 2.7 Cylinder Block


2. Kepala silinder atau cylinder head
Komponen ini dipasang kan pada blok silinder bagian atas dengan cara di baut dan
diberikan gasket. Biasanya kepala silinder ini terbuat dari campuran besi tuang dengan
almunium yang dapat membatasi pemuaian. Selain itu, juga terdapat tambahan mantel
pendingin yang dihubungkan dengan blok silinder agar memberikan pendinginan pada bagian
busi dan katup yang ada di dalamnya.

Gambar 2.8 Cylinder Head


3. Bak oli atau carter
Komponen mesin mobil ini terletak di bagian bawah blok silinder. Fungsi dari karter
adalah sebagai penampung oli mesin. Di dalam karter juga terdapat ventilasi yang
menghubungkannya dengan udara luar. Karter dibaut dan diberikan tambahan gasket diantara
bak engkol dengan karter yang nantinya dapat berfungsi untuk menghindari kebocoran pada
mesin kendaraan.

Gambar 2.9 Bak oli atau carter


Sedangkan untuk komponen mesin yang dapat bergerak antara lain adalah:
1. Poros engkol atau crank shaft
2. Torak ( piston)
3. Poros hubungan atau cam shaft
4. Gigi timing atau timing gear
5. Mekanisme katup atau valve mechanisme
6. Roda penerus atau fly wheel
7. Penekan Rantai Keteng atau Timing Chain Tensioner

2.3 Penekan Rantai Keteng atau Timing Chain Tensioner


Tensioner mobil adalah alat spare part berupa bearing kendaraan yang mengatur
ketegangan pada rantai keteng / rantai kamrat / rantai api / rantai mesin / timing chain. Pada
dasarnya rantai keteng punya ukuran dan panjang masing-masing sama seperti onderdil rantai
roda, dan untuk memastikan tegangan yang dihasilkan benar, maka digunakan spare part
tensioner sebagai pengaturnya. Jika rantai keteng kendur, akan timbul suara yang mengganggu
berisik di sekitar boring, bahayanya adalah ketika gigi top loncat sehingga bisa menyebabkan
piston bertabrakan dengan klep.
A. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah per penekan akan mendorong batang penegang apabila timing
chain mulai kendor. Tetapi plunger tensioner dibuat cuma bisa maju tidak bisa mundur. Chain
tensioner berfungsi menjaga kekencangan rantai sentrik. Kekencangan rantai yang selalu
berubah-ubah (kendor-kencang) akan berpengaruh pada kondisi putaran mesin, valve timing
saat pengapian dan akan menimbulkan noise (suara berisik). Untuk itu chain tensioner
sangatlah penting untuk mengatur kekencangan rantai dengan tepat.

Gambar 2.10 Prinsip Kerja Penekan Rantai Keteng atau Timing Chain Tensioner
B. Komponen dari Timing Chain Tensioner

Gambar 2.11 Komponen dari Penekan Rantai Keteng atau Timing Chain Tensioner

Penekan Rantai Keteng atau Timing Chain Tensioner memiliki bagian-bagian diantaranya :
1. Housing
Housing berfungsi sebagai penahan dorongan dari per penekan (terdapat pin berukuran
kecil) dan plunger. Proses pembuatan housing pada tensioner adalah proses pengecoran
sand casting,

Gambar 2.12 Housing Timing Chain Tensioner


2. Spring
Spring berfungsi sebagai per penekan komponen plunger, prinsipnya spring akan
tegang/menyusut dan longgar apabila rantai kendor. Proses manufakturnya melalui
tahap Coiling (proses pengerolan), Quenching, Tempering, dan Stress Shot Peening
(proses menghilangkan tegangan sisa).

Gambar 2.13 Spring Timing Chain Tensioner


3. Plunger
Plunger merupakan komponen berbentuk silinder, komponen ini mengalami beban
dinamis karena prinsip kerjanya naik atau turun dengan bantuan per penekan (spring)
untuk menstabilkan kekencangan rantai. Proses manufakturnya melalui tahap seamless
tube manufacturing process. Prinsip seamless tube adalah dengan membentuk raw
material biasanya semula berupa billet menjadi pipa yang berbentuk tubular dalam
kondisi temperatur kerja yang tinggi (dipanaskan).

Gambar 2.14 Plunger Timing Chain Tensioner

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Bab Iv
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 Anoda Korban
    Bab 5 Anoda Korban
    Dokumen16 halaman
    Bab 5 Anoda Korban
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Coating
    Tugas Coating
    Dokumen3 halaman
    Tugas Coating
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 SCC
    Bab 3 SCC
    Dokumen14 halaman
    Bab 3 SCC
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab II Landasan Teori
    Bab II Landasan Teori
    Dokumen28 halaman
    Bab II Landasan Teori
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab V Data Dan Analisa Fix
    Bab V Data Dan Analisa Fix
    Dokumen13 halaman
    Bab V Data Dan Analisa Fix
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab II Tinjauan Umum
    Bab II Tinjauan Umum
    Dokumen5 halaman
    Bab II Tinjauan Umum
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • LARUTAN
    LARUTAN
    Dokumen36 halaman
    LARUTAN
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • DT Bab 3
    DT Bab 3
    Dokumen13 halaman
    DT Bab 3
    WahyouEkaSaputra
    Belum ada peringkat
  • Embuh Kiee
    Embuh Kiee
    Dokumen20 halaman
    Embuh Kiee
    Faishal Lukmana
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen15 halaman
    Bab Iv
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • LARUTAN
    LARUTAN
    Dokumen36 halaman
    LARUTAN
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Galvanic Corrosion
    BAB 4 Galvanic Corrosion
    Dokumen16 halaman
    BAB 4 Galvanic Corrosion
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab III Wire Drawing
    Bab III Wire Drawing
    Dokumen13 halaman
    Bab III Wire Drawing
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Mengendalikan Korosi Alami
    Mengendalikan Korosi Alami
    Dokumen20 halaman
    Mengendalikan Korosi Alami
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • SMAW Proses
    SMAW Proses
    Dokumen20 halaman
    SMAW Proses
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Oxy-Acetylene Welding
    Oxy-Acetylene Welding
    Dokumen18 halaman
    Oxy-Acetylene Welding
    Jamal Nurdiansyah
    100% (1)
  • Bab II Pengelasan Smaw
    Bab II Pengelasan Smaw
    Dokumen23 halaman
    Bab II Pengelasan Smaw
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pengujian
    BAB I Pengujian
    Dokumen4 halaman
    BAB I Pengujian
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • BAB V Pengujian
    BAB V Pengujian
    Dokumen12 halaman
    BAB V Pengujian
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Galvanic Corrosion
    BAB 4 Galvanic Corrosion
    Dokumen14 halaman
    BAB 4 Galvanic Corrosion
    Jamal Nurdiansyah
    Belum ada peringkat