Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“STROKE HEMORRAGIK”
Pembimbing :
dr. Luhu A. Tapiheru Sp.S
Disusun oleh :
Ninda Arlita Putri
15360447
Oghi Sulistiyono
15360449
SMF NEUROLOGI
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kepada dr. Luhu A. Tapiheru, Sp.S selaku pembimbing selama di stase Neurologi
RSU Haji Medan dan seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
khususnya bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan
keterbatasan pada laporan kasus ini. Untuk itu, penulis Saran dan kritik yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pribadi
Nama : Tianna Hasibua
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 Tahun
SukuBangsa : Mandailing
Agama : Islam
Alamat : Dusun IX gg. Langsat Deli Serdang
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal Masuk : 04-01-2018
Ruang : ICU
2. Anamnese
Keluhan Utama : penurunan Kesadaran
Telaah : Pasien datang ke RS Haji Medan dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak + 3 jam sebelum masuk ke rumah sakit,
sebelumnya pasien mengeluhkan adanya kelemahan pada kedua
kaki yang dirasakan sejak +1 hari sebelum masuk ke rumah
sakit, pasien juga mengeluh sakit kepala yang sangat hebat + 2
hari belakangan ini. Pasien juga mengeluh muntah menyembur
yang dialami pasien lebih dari 10 kali, muntah berisikan apa
yang dimakan dan diminum pasien, volume muntah +1 gelas
aqua setiap muntah. Pasien juga mengeluh sesak napas sejak +
3 hari yang lalu, sesak napas bersifat hilang timbul dan
memberat saat aktifitas. Demam (-), kejang (-), bicara pelo (-),
mulut mencong (-). BAK (+) normal, riwayat BAB (+) normal.
RPT : Hipertensi tidak terkontrol 8 tahun
RPO : Tidak ada
3. Anamnese Traktus
Traktus Sirkulatorius : Hipertensi (+)
Traktus Respiratorius : Sesak nafas (+), Batuk (-)
Traktus Digestivus : Mual (-) Muntah (+) Mencret (-)
Traktus Urogenitaslis : BAK (+) normal, BAB (+) Normal
Penyakit Terdahulu & Kecelakaan : Hipertensi (+), Kolesterol (-),
Asam Urat (-), Trauma (-)
Intoksikasi & Obat-obatan : Tidak ada
4. Anamnese Keluarga
Faktor Herediter : Tidak ada
Faktor Familier : Kedua kakak pasien sakit stroke (+)
Lain-lain : Tidak ada
5. Anamnese Sosial
Kelahiran dan Pertumbuhan : Normal
Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Perkawinan dan Anak : Menikah dan belum punya anak
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
- Tekanan Darah : 150/90 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Frekuensi Nafas : 24 x/menit
- Temperatur : 36,2 C
- Kulit dan Selaput Lendir : Dalam batas normal
- Kelenjar dan Getah Bening : Tidak Teraba
2
Kepala dan Leher
- Bentuk dan Posisi : Normocephali
- Pergerakan : Sulit di nilai
- Kelainan Panca Indera : Sulit di nilai
- Rongga Mulut dan Gigi : Dalam batas normal
- Kelenjar Parotis : Tidak dilakukan pemeriksaan
THORAX ABDOMEN
Genitalia
- Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Status Neurologi
SENSORIUM : Somnolen
KRANIUM
- Bentuk : Normochepali
- Fontanella : Tertutup, Keras
- Palpasi : TIdak dilakukan pemeriksaan
- Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Transiluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
3
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
- Muntah : Ya
- Sakit Kepala : Ya
- Kejang : Tidak ada
RANGSANGAN MENINGEAL
- Kaku Kuduk : Tidak ada
- Kernig Sign : Tidak ada
- Tanda Burdzinski I : Tidak ada
- Tanda Burdzinski II : Tidak ada
Gerak Bola Mata Doll eye phenomenon Doll eye phenomenon (+)
(+)
4
Pupil
- Lebar 3 mm 3 mm
N. V Kanan Kiri
Motorik
- Membuka & Menutup mulut Sulit di nilai Sulit di nilai
- Palpasi M. Maseter dan Sulit di nilai Sulit di nilai
M.Temporalis
- Kekuatan Gigitan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan
Sensorik
- Kulit Sulit di nilai Sulit di nilai
- Selaput Lendir Sulit di nilai Sulit di nilai
Motorik
- Mimik Sulit di nilai Sulit di nilai
- Kerut Kening Sulit di nilai Sulit di nilai
- Menutup mata Sulit di nilai Sulit di nilai
- Memperlihatkan gigi (+) dengan rangsangan (+) dengan rangsangan
nyeri os zigomaticum nyeri os zigomaticum
5
- Tertawa Sulit di nilai Sulit di nilai
Sensorik
- Pengecapan 2/3 Depan Lidah Sulit di nilai Sulit di nilai
- Produksi Kelenjar Ludah (+) (+)
- Hiperakusis (-) (-)
- Refleks Stapedial (+) (+)
Vestibularis
- Nistagmus (-) (-)
- Vertigo Sulit di nilai Sulit di nilai
- Tinitus Sulit di nilai Sulit di nilai
N. IX, X
Pallatum Mole Sulit di nilai
Uvula Medial
Disfagia Sulit di nilai
Disatria Sulit di nilai
Disfonia Sulit di nilai
Refleks Muntah (-)
Pengecapan 1/3 Belakang Lidah Sulit di nilai
N. XI
Mengangkat Bahu Sulit di nilai
6
Fungsi M. Sternocleidomastoideus Sulit di nilai
N. XII
Lidah
- Tremor Sulit di nilai
- Atrofi (-)
- Fasikulasi (-)
Ujung Lidah Sewaktu Istirahat Medial
Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan Sulit di nilai
SISTEM MOTORIK
Trofi Normotrofi Normotrofi
Tonus Otot Normotonus Hipotonus
7
TEST SENSIBILITAS
- Eksteroseptif : Sulit di nilai
- Propioseptif : Posisi berbaring
- Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas
- Stereognosis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Pengenalan Dua Titik : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Grafestesia : Tidak dilakukan pemeriksaan
REFLEKS FISIOLOGIS
- Biceps (++/+)
- Triceps (++/+)
- Patella (++/+)
- Tendon Achiless (++/+)
REFLEKS PATOLOGIS
- Babinski : (-/-)
- Oppenheim : (-/-)
- Chaddock : (-/-)
- Gordon : (-/-)
- Schaeffer : (-/-)
- Hoffman – Trommer : (-/-)
- Klonus Lutut : (-/-)
- Klonus Kaki : (-/-)
KOORDINASI
Lenggang : Sulit dinilai
Bicara : Sulit di nilai
Menulis : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Telunjuk-Telunjuk : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Telunjuk-Hidung : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Disdiadokokinesis : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
8
Test Tumit-Lutut : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Romberg : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
VEGETATIF
Vasomotorik : (+) Normal
Sudomotorik : (-)
Pilo-Erektor : (-)
Miksi : (+) Normal
Defekasi : (+) Normal
Potensi dan Libido : Tidak dilakukan pemeriksaan
VERTEBRAE
Bentuk
- Normal : (+)
- Scoliosis : (-)
- Hiperlordosis : (-)
Pergerakan
- Leher : Sulit di nilai
- Pinggang : Sulit di nilai
9
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif
Ingatan Baru : Sulit di nilai
Ingatan Lama : Sulit di nilai
Orientasi
- Diri : Sulit di nilai
- Tempat : Sulit di nilai
- Waktu : Sulit di nilai
- Situasi : Sulit di nilai
Intelegensia : Sulit di nilai
Daya Pertimbangan : Sulit di nilai
Reaksi Emosi : Sulit di nilai
Afasia
- Ekspresif : Sulit di nilai
- Represif : Sulit di nilai
- Apraksia : Sulit di nilai
Agnosia
- Agnosia visual : Sulit di nilai
- Agnosia Jari-jari : Sulit di nilai
- Akalkulia : Sulit di nilai
- Disorientasi kanan-kiri : Sulit di nilai
8. Pemeriksaan Penunjang
- CT Scan
Infratentorial cerrebellum, pons, dan ventrikel 4 tidak tampak
kelainan.
Supratentorial tampak gambaran hyperdense lesion di parieto frotal
kanan dan mendorong mid lift shift kiri.
Cortical sulci dan ventriculer sistem baik.
Kesan : Right parieto frontal lobe huge haemorrhage + Peninggian
tekanan intracranial.
10
9. Diagnosa
Diagnosa Fungsional : Penurunan kesadaran + Hemiparese sinistra
Diagnosa Etiologi : Perdarahan otak
Diagnosa Anatomik : Intraserebral
Diagnosa Kerja : Stroke Hemorragik
10. Penatalaksanaan
Aktivitas : Tirah baring
Medikamentosa : IVFD RL 20 gtt/i
Furosemid 1 amp/ 8 jam (iv)
Ranitidin 1 amp / 12 jam (iv)
Amlodipine 1 x 10 mg
Valsartan 1x 160 mg 1x1
KSR 1 x 1
11
FOLLOW UP
Diagnosa Diagnosa
Terapi Terapi
12
Diagnosa Diagnosa
Koma + Hemiparese sinistra e.c Stoke Koma + Hemiparese sinistra e.c Stoke
Hemoragic Hemoragic
Terapi Terapi
Diagnosa Diagnosa
Terapi Terapi
13
Ranitidin 1 amp / 12 jam (iv) Ranitidin 1 amp / 12 jam (iv)
Amlodipine 1 x 10 mg Amlodipine 1 x 10 mg
Valsartan 1x 160 mg 1x1 Valsartan 1x 160 mg 1x1
KSR 1 x 1 KSR 1 x 1
14
BAB 1
PENDAHULUAN
15
Diagnosis dari lesi vaskular pada stroke bergantung secara esensial
pada pengenalan dari sindrom stroke, dimana tanpa adanya bukti yang
mendukungnya, diagnosis tidak akan pernah pasti. Riwayat yang tidak
adekuat adalah penyebab kesalahan diagnosis paling banyak. Bila data
tersebut tidak dapat dipenuhi, maka profil stroke masih harus ditentukan
dengan memperpanjang periode observasi selama beberapa hari atau
minggu.
Tujuan dari penatalaksanaan stroke secara umum adalah
menurunkan morbiditas dan menurunkan tingkat kematian serta
menurunnya angka kecacatan. Salah satu upaya yang berperan penting
untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengenalan gejala-gejala stroke dan
penanganan stroke secara dini dimulai dari penanganan pra rumah sakit
yang cepat dan tepat. Dengan penanganan yang benar-benar pada jam-jam
pertama paling tidak akan mengurangi kecacatan sebesar 30% pada
penderita stroke.
Tidak bisa dihindarkan fakta bahwa kebanyakan pasien stroke
datang dan dilihat pertama kali oleh klinisi yang belum memiliki
pengalaman yang cukup di semua poin terpenting dalam penyakit
serebrovaskular. Keadaan semakin sulit dikarenakan keputusan kritis harus
segera dibuat mengenai indikasi pemberian antikoagulan, investigasi
laboratorium lebih lanjut, dan saran serta prognosa untuk diberikan kepada
keluarga.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang
16% kematian stroke diakibatkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh.
pola makan, terlalu banyak gula, garam dan lemak serta kurang beraktivtas
17
2.1.2 Faktor Resiko Stroke
sebagai berikut :1
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Keturunan / genetik
1. Merokok
3. Alkoholik
kontrasepsi
1. Penyakit hipertensi
2. Penyakit jantung
3. Diabetes mellitus
5. Gangguan ginjal
6. Kegemukan (obesitas)
18
8. Kelainan anatomi pembuluh darah
9. Dan lain-lain
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Diabetes mellitus
4. Kelainan jantung
5. Kolesterol
1. Stroke iskemik
b. Thrombosis serebri
c. Emboli serebri
2. Stroke Hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarachnoid
19
II. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu
2. Stroke in evolution
3. Completed stroke
kedalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan
adalah jenis stroke yang paling mematikan dan merupakan sebagian kecil
15% sampai 20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vascular
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi
20
2.2.2 Klasifikasi Stroke Hemoragik
interna, 20% terjadi di fosa posterior (batang otak dan serebelum) dan
10% di hemisfer (di luar kapsula interna). PIS terutama disebabkan oleh
yang jauh lebih buruk karena cepatnya timbul tekanan pada struktur–
daerah kepala seperti di selaput otak atau bagian bawah otak.6 PSA
(50%).
21
2.2.3 Epidemiologi Stroke Hemoragik
Menurut WHO, stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa
diseluruh dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada
tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.24 Berdasarkan penelitian
orang.
klinis :
kejang.
22
Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi dan takikardi,
pernafasan.
stroke, terdiri dari 80% hemisper otak dan sisanya di batang otak dan
epistaksis.
umum.
23
Tabel Perbedaan stroke hemoragik dan stroke iskemik dari gejala klinis.
Peringatan - +
Kejang + -
Muntah + -
Penurunan +++ +
Kesadaran
24
menghentikannya. Tindakan medis yang dilakukan pada penderita stroke
hemoragik meliputi :
a. Tindakan Operatif
b. Tindakan Konservatif
25
aksi beta dan alfa bloking (misalnya labetolol), diberikan secara
26
2.9. Pencegahan Stroke
Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah program
stroke bagi individu yang mempunyai faktor risiko tetapi belum menderita stroke
dengan cara melaksanakan gaya hidup sehat bebas stroke, antara lain:
berlemak, goreng-gorengan.
kalsium, ikan, serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan
suplemen (vit C, E, B6, B12 dan beta karoten), teh hijau dan teh hitam serta
27
d. Mengendalikan faktor risiko stroke, seperti hipertensi, diabetes mellitus,
teratur, minimal jalan kaki selama 30 menit, cukup istirahat dan check up
dianjurkan :
e. Berhenti merokok
g. Polisitemia
tahan asetosal.
28
2.9 Pencegahan Tertier
program rehabilitasi stroke dan jumlah spesialis yang terlibat tergantung pada
29
BAB III
Kesimpulan
30
DAFTAR PUSTAKA
7. Misbach, Jusuf, dkk. 2006. Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur
Operasional Neurologi. Jakarta : Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia
(PERDOSSI).
9. Mardjono, Mahar. 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat. Hal:323-
324.
31